Anda di halaman 1dari 25

PENJAMINAN MUTU FASYANKES DALAM

PENYELAMATAN IBU & BAYI BARU LAHIR


Direktur Mutu dan Akreditasi Yankes
drg. Farichah Hanum, M.Kes
Disampaikan pada :
FGD STRATEGI PENURUNAN AKI DAN AKN

Jakarta, 1 Februari 2019


DEFINISI
 Tingkat layanan kesehatan bagi individu dan populasi yang konsisten dengan perkemban
gan ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan hasil kesehatan sesuai yang diinginkan
(IOM, 2001)
 Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan pelayanan kesehatan yang dilaksanak
an sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit sebagai bagian dari tata kelola klinis y
ang baik (Permenkes No. 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiba
n Pasien, pada Bab II Kewajiban Rumah Sakit Pasal 17 ayat 4).
 Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikan rasa puas sebagai perny
ataan subjektif pelanggan, dan menghasilkan outcome sebagai bukti objektif dari mutu la
yanan yang diterima pelanggan (Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manaj
emen Puskesmas)
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Effectivene
ss

INTEGRATED
Efficien • mengurangi cedera pada pasien
Safety
cy
• meningkatkan efektivitas klinis layanan kesehatan
DIMENSI
MUTU • melibatkan dan memberdayakan pasien, keluarga da
Patient n masyarakat
Equity Centere • membangun kapasitas sistemik terhadap upaya peni
dness ngkatan mutu yang sedang berjalan
Acces • memperkuat pemerintahan dan akuntabilitas
sible

Sumber: Handbook For National Quality Policy


and Strategy; WHO 2017

Definisi kerja untuk mutu pelayanan menggambarkan ciri mutu dalam pelayanan dan sistem kesehatan,
QUALITY INTERVENTION

Changing Clinical
Practice at yhe
front line

Legislation and
Setting Standard
Regulation

QUALITY
Establishing
performance- INTERVENTIOMN Engaging and
Empowering
based incentives
patients, family
(financial and non
and communities
financial)

Use of Continous Information &


quality education for
improvement health workers,
programmes and managers and
methods policy makers
Quality Interventions
NATIONAL QUALITY POLICY & STRATEGY (WHO, 2018)

WHO, 2018
UHC Without Quality
Will Not Get Us To Health

Utilization Health

Utilization x Quality = Health


Upaya Peningkatan
Mutu Layanan
Kesehatan Melalui CQI
Akreditasi
DEFINISI AKREDITASI
DEFINISI AKREDITASI RUMAH SAKIT
Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter dan praktik dokte
r gigi yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yan
g ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat per
tama itu
memenuhi standar akreditasi.
Memenuhi standar pelayanan yang berlaku

Meningkatkan mutu pelayanan


secara berkesinambungan

Bentuk perlindungan terhadap konsumen (masyarakat) dan


pemberi pelayanan (manajemen, karyawan dan
organisasi) atas pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar
KONSEP PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
MELALUI AKREDITASI DI FASYANKES

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME DAMPAK

1. PERIJINAN
2. LOKASI INTERVENSI TINGKAT
3. BANGUNAN PROGRAM KEPATUHAN
4. PRASARANA TERHADAP
5. PERALATAN TEKNIS KUALITAS
6. KETENAGAAN
STANDAR PELAYANAN
7. KEBIJAKAN/ REGULASI
KESEHATAN
8. SOP
9. ANGGARAN
10. SISTEM INFORMASI PENGUKURAN QUALITY
TINGKAT MEMENUHI INDIKATOR
KEPATUHAN STANDAR 1. KESAKITAN
. OF
TERHADAP
STANDAR 2. KEMATIAN LIFE

INSTRUMEN INDIKATOR
SURVEI AKREDITASI KINERJA
PENGUKURAN
1. Manajemen PERSENTASI
STANDAR AKREDITASI 2. Ukm & UKP PUSKESMAS
3. Penunjang
TERAKREDITASI

MONITORING DAN EVALUASI


AKREDITASI SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN SISTEM TATA KELOLA
DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU YANKES DI FKTP

BAB I, II, III

PERBAIKAN TATA KELOLA


(MANAJEMEN) INSTITUSI
BAB III, VI, IX

PERBAIKAN TATA KELOLA AKREDITASI PERBAIKAN TATA KELOLA


(MANAJEMEN) MUTU FKTP (MANAJEMEN) PROGRAM
BAB IV, V, VII, VIII
MEMBANGUN SISTEM TATA KELOLA YANG LEBIH
BAIK SECARA BERTAHAP & BERKESINAMBUNGAN

PMK 11/2017 REGULASI dan


PMK 27/2017
PERBAIKAN TATA KELOLA
PEDOMAN
(MANAJEMEN) RISIKO PROGRAM TEKNIS
TERDISTRIBUSI
DI SELURUH STANDAR AKREDITASI
BAGAIMANA PASCA AKREDITASI ?
SERTIFIKASI
AKREDITASI BUKAN AKREDITASI SIKLUS
AKHIR TUJUAN YANG TIDAK AKAN

02 PERNAH BERHENTI

Penguatan Bimbingan
PEMANGKU
Pasca Akreditasi
KEBIJAKAN
PENYELENGGA Minimal 1 Tahun Sekali
PENGUATAN
RA PROGRAM DI PEDOMAN DAN oleh Dinkes Provinsi*
PUSKESMAS IMPLEMENTASI
(DITJEN PROGRAM DI
KESMAS, PUSKESMAS
DITJEN P2P, Penguatan
BADAN PPSDM) Bimbingan Pasca Penilaian Kembali
Akreditasi
Minimal 6 Bulan
Setelah 3 Tahun
Sekali oleh
Dinkes Kab/Kota*

01 03
TUJUAN UTAMA AKREDITASI YAITU PENINGKATAN
MUTU YANG BERKESINAMBUNGAN (CQI)
Tugas dan fungsi PKM terkait Pelayanan KIA
sesuai Permenkes 75 tahun 2014

NO PASAL DESKRIPSI
1. Pasal 5 Puskesmas memiliki fungsi:
1. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Pasal 7 Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP, Puskesmas berwenang untuk:
1. menyelenggarakan yankesdas secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu;
2. menyelenggarakan yankes yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;
3. menyelenggarakan yankes yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
4. menyelenggarakan yankes yang mengutamakan keamanan, keselamatan, dan kesehatan pasien, petugas,
dan pengunjung;
5. menyelenggarakan yankes dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
6. melaksanakan rekam medis;
7. melaksanakan catpor dan evaluasi terhadap mutu dan akses yankes;
8. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi SDM PKM;
9. mengoordinasikan FKTP di wilayah kerjanya;
10. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
Tugas dan fungsi PKM terkait KIA
sesuai Permenkes 75 tahun 2014
NO PASAL DESKRIPSI

3. Pasal 28 Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menjadi:


1. Puskesmas nonrawat inap; dan
2. Puskesmas rawat inap
Puskesmas nonrawat inap merupakan Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
kecuali pertolongan persalinan normal.
Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap.
4. Pasal 51 UKP tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
1. Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun sakit
2. Pelayanan gadar
3. Perawatan di rumah (home care)
4. Kunjungan rumah (home visit)
5. Rawat inap
6. Pelayanan persalinan, kebidanan, dan neonatal sesuai dengan standar
7. Pelayanan kasus medis rujuk balik
Kepatuhan petugas dalam pelayanan ANC, dinilai dalam Standar Akreditasi
Puskesmas BAB VII, dengan prinsip asuhan berkesinambungan

BAB VII : Layanan Klinis Berorientasi Pasien

Standar 7.1 Pendaftaran


Standar 7.2 Pengkajian
Standar 7.3 Keputusan Layanan Klinis
Standar 7.4 Rencana Layanan Klinis
Standar 7.5 Rencana Rujukan
Standar 7.6 Pelaksanaan Pelayanan
Standar 7.8 Penyuluhan / KIE – Konseling
Standar 7.9 Makanan dan Terapi Nutrisi
Standar 7.10 Pemulangan dan Tindak Lanjut
7.2. PENGKAJIAN
7.1. PENDAFTARAN
7.3. KEPUTUSAN LAYANAN KLINIS
• Pengkajian secara Paripurna,
• Kebutuhan dan harapan pasien,
• Medis, Keperawatan, kajian lain,
• Dicatat dalam rekam medis,
• Pemberian prioritas pada kedaruratan,
• Dengan peralatan dan sarana memadai,
• Keputusan oleh tenaga yang kompeten.

Proses: Sesuai kebutuhan dan keselamatan


Informasi: Fasilitas, Tahapan, Hak & Kewajiban Pasie
n
Kendala: Fisik, Bahasa, kendala lain
7.4. RENCANA LAYANAN 7.5. RENCANA RUJUKAN
Dipandu kebijakan & prosedur efektif SOP Rujukan
Disusun bersama pasien
Informasi rujukan
Kebutuhan biopsikososiospiritual, & tata nilai budaya
Komprehensif oleh tim kesehatan jika perlu
Kerjasama dengan fasilitas rujukan
Mempertimbangkan risiko Resume medis
Memuat pendidikan pasien
Didampingi staf kompeten
Didokumtasikan: rekam medis
Persetujuan tindakan medis
7.6 - 7.9. PELAKSANAAN LAYANAN
7.6. Pelaksanaan layanan:
• Dipandu pedoman pelayanan klinis
• Kebijakan & Prosedur khusus : gawat darurat dan berisik
o tinggi
• Kebijakan & prosedur : pemberian obat/cairan intravena 7.10. Pemulangan,
• Sesuai rencana layanan rujukan dan tindak lanjut
• Hak pasien • SOP Pemulangan
• Hindari pengulangan tidak perlu • Kriteria pemulangan
• Hak pasien menolak/tidak melanjutkan pengobatan • SOP tindak lanjut
• Tindak lanjut terhadap umpan balik
7.7. Pelayanan anestesi local dan pembedahan dari sarana rujukan
• Jika melakukan anestesi, sedasi, dan pembedahan: dipa • SOP : perlu rujukan tetapi tidak
ndu oleh standar yang baku mungkin dilakukan
• Rujukan sesuai kebutuhan dan
7.8. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarg
pilihan pasien
a
7.9. Pengelolaan nutrisi sesuai standar pada pasien rawat inap
RERATA CAPAIAN BAB 1 - 9 PARIPURNA

≥ 80%
3,23% 2,95%
7,14%
7,73%
10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77%
34,65% 72,86% BAB 1
35,86%
72,27% BAB 2
69,59% BAB 5
69,08% BAB 4 TATA KELOLA
46,15% BAB 7 MANAJEMEN SEBAGAI
INSTITUSI
45,35% BAB 8 TATA KELOLA
44,14% BAB 3 MANAJEMEN
BAB 6 PROGRAM UKM

BAB 9 TATA KELOLA


MANAJEMEN
TATA KELOLA PROGRAM UKP
MANAJEMEN MUTU DAN
RISIKO
Sumber Data, Komisi Akreditasi FKTP, Des 2018
STANDAR AKREDITASI RS : PROGRAM NASIONAL (1)
SASARAN I:
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN
KESEHATAN IBU DAN BAYI

Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan
evaluasinya.

Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK.

Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif,
melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR).
STANDAR AKREDITASI RS : PROGRAM NASIONAL (2)
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan
evaluasinya.

Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan PONEK 24 jam di rumah sakit dan ada
PN.1 1 rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan rumah sakit.

2 Ada bukti keterlibatan pimpinan rumah sakit di dalam menyusun kegiatan PONEK.

Ada bukti upaya peningkatan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
3 obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam).

4 Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam rangka PONEK (lihat juga ARK 5).
Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program rumah sakit sayang ibu
5 dan bayi (RSSIB).

6 Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi 1) sampai dengan 4).
STANDAR AKREDITASI RS : PROGRAM NASIONAL (3)

Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK.

PN.1.1 1 Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan program kerjanya.

2 Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK.

3 Ada bukti pelaksanaan program tim PONEK.


Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk
4 PONEK.
STANDAR AKREDITASI RS : PROGRAM NASIONAL (4)

Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif,
melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR).

PN.1.2 1 Terlaksananya rawat gabung.


Ada bukti RS melaksanakan IMD dan mendorong
2 pemberian ASI Ekslusif.

3 Ada bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode


kangguru (PMK) pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR).
Accreditation does not guarantee success,
it is only one step along the quality journey

QUALITY
MANAGEMENT
CUSTOMER
SATISFACTION

ERROR
REDUCTION

CONTINUAL
IMPROVEMENT

ACCREDITATION

Anda mungkin juga menyukai