Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK

TUGAS PERENCANAAN 5 DAN GIZI


PROGRAM
IDENTIFIKASI MASALAH GIZI DI PAPUA
ADE AYU ELSANDI (1805025183)
ADINDA FITRI AMIR (1805025027)
IMEL ALIYAH RAHAYU (1805025067)
MUHAMAD ABID RIDO S (1805025128)
ROHMAH YULIA ANDINI (1805025214)
SYAHIDAHFATMARDOTILLAH (1805025100)
A. Gambaran Umum Wilayah
Provinsi Papua merupakan provinsi terluas di Indonesia. Provinsi Papua terletak pada
Samudra Pasifik dan Laut Arafura. Provinsi Papua memiliki luas wilayah mencapai
316.552,6 km2.
Pada tahun 2018 jumlah penduduk di Provinsi Papua sebanyak 3.322.526 dengan rasio
jenis kelamin di Provinsi Papua tahun 2018 adalah 110,85, yang artinya dari 100
penduduk perempuan, terdapat 111 penduduk laki-laki.
Lanjutan
1. Administrasi
Pada tahun 2018 Provinsi Papua tercatat memiliki 576 distrik/kecamatan dengan 158
kelurahan dan 5.380 kampung.
2. Batasan wilayah
Bagian Utara : Samudra pasifik
Bagian Barat : Provinsi Irian Jaya Barat
Bagian Selatan : Laut Arafura
Bagian Timur : Negara Papua Nugini
Lanjutan
3. Geografi
Curah Hujan : 1.800 – 3.000 mm
Suhu Udara : 19-28°C
Kelembapan 80%
4. Tata Guna Lahan
Sebagai salah satu Provinsi dengan luas wilayah terbesar di Indonesia, Papua memiliki
potensi dalam halnya pengembangan wilayah dan tata guna lahan yang ada. Papua
memiliki dataran yang luas serta pegunungan dan lauran yang memiliki potensi ekonomi
yang sangat tinggi sebgai pijakan dalam pengembangan wilayah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Lanjutan
5. Infrasturktur Wilayah
Fokus utama dalam pembangunan infrastruktur di Papua yaitu meningkatkan konektivitas
wilayah, peningkatan kualitas hidup melalui penyediaan infrastruktur dasar dan
peningkatan ketahanan pangan melalui infrastruktur sumber daya air. Pada pengelolaan
sumber daya air di Papua dilaksanakan berdasarkan batasan wilayah sungai.
B. Analisis Derajat Kesehatan

Morbiditas
Morbiditas (penyakit/kesakitan) adalah kondisi penyimpangan dari keadaan yang normal,
yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental.
Angka morbiditas Provinsi Papua terjadi penurunan pada tahun 2019 dibandingkan pada
tahun 2016, 2017, dan 2018. Pola penyakit di Provinsi Papua sampai saat ini didominasi
penyait menular seperti malaria, TB Paru, HIV/AIDS dan lainnya. Disamping itu pola
penyakittidak menular juga telah muncul seperti DM, hipertensi, stroke, jantung coroner, dan
lainnya.
Mortalitas
Mortalitas atau kematian dapat digunakan sebagai tolak ukur pembangunan manusianya.
Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada
berbagai macam faktor keadaan.
Faktor Pengaruh dalam Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
- Umur
- Jenis kelamin
- Penyakit
- Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa variabel
yaitu:
- Tekanan, baik psikis maupun fisik
- Kedudukan dalam perkawinan
- Kedudukan sosial-ekonomi
- Tingkat pendidikan
- Pekerjaan.
Mortalitas di Provinsi Papua
Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi dari data rutin pada tahun 2017 sebanyak 257 yang mengalami
peningkatan disbanding tahun 2016 sebanyak 236 bayi. Hasil ini belum bias dijadikan
acuan perhitungan angka kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) karena beberapa Kabupaten tidak melaporkan jumlah kematian bayi anak
balita.
Angka Kematian Ibu
Jumlah kematian ibu dari data rutin pada tahun 2017 yang diperoleh yaitu sebanyak 111
orang, terlihat mengalami penurunan dari tahun 2012 dengan angka 573. Hasil ini belum
bisa dijadikan acuan perhitungan Angka Kematian Ibu (AKI).
C. Analisis Lingkungan Kesehatan
A. Sosial
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Kriminalitas
B. Air bersih
C. Sanitasi
D. Analisis Perilaku Kesehatan
A. Kepercayaan
Pada tahun 2017 Provinsi Papua didominasi oleh penganut agama kristenprotestan yaitu sebanyak
2.128.233 orang.
B. Perilaku dan Kebiasaan
Masyarakat Papua dikenal memiliki kerekatan yang kuat terhadap budaya dan suku yang mereka
tinggali .
E. Analisis Faktor Keturunan / Analisis Kependudukan
1. Persentasi penduduk

Pada tahun 2019 persentasi penduduk yaitu 100,00 jiwa, pada 2018 yaitu 100,00 jiwa, pada 2017 yaitu 100,00 jiwa

2. Pertumbuhan penduduk

Pada tahun 2019 pertumbuhan penduduk yaitu 1,71 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 1,89 jiwa, pada 2017 yaitu 1,80 jiwa

3. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan

Pada tahun 2018 jumlah penduduk laki-laki yaitu 1.746.771 jiwa, dan pada tahun 2017 yaitu 1.718.513 jiwa

Pada tahun 2018 jumlah penduduk perempuanx yaitu 1.575.755 jiwa, dan pada tahun 2017 yaitu 1.546.689 jiwa

4. Kepadatan penduduk/km

Pada tahun 2019 kepadatan penduduk yaitu 10,7 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 10,5 jiwa, pada tahun 2017 yaitu 10,3 jiwa

5. Rasio jenis kelamin

Rasio jenis kelamin pada tahun 2020 yaitu 110.35 jiwa, pada tahun 2019 110.60 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 110.85 jiwa

 
F. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Lingkungan Gizi Pada Ibu Hamil Kesehatan Balita

Penanganan tinja balita Pemberian tablet Pemberian Buku Kesehatan Anak


tambah darah (TTD)
Pembuangan air limbah dari kamar mandi pada ibu hamil Pemeriksaan bayi baru lahir

/cucian dapur Pemberian makanan Imunisasi dan Vitamin A


tambahan ibu hamil
Penanganan sampah rumah tangga Praktik pemberian makanan pada bayi dan
Ibu hamil anak
Pengelolaan sampah rumah tangga mendapatkan pmt
program Pemberian Makanan/minuman Prelakteal
Perilaku menguras bak mandi, ember,
Pemberian Makanan Tambahan balita
dan drum
Status Gizi Remaja Putri
Kesehatan Ibu
TTD Program dan TTD yang diperoleh
Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas secara mandiri, TTD yang ditanyakan adalah
TTD dalam bentuk tablet/ kaplet/ kapsul.
Penggunaan KB setelah melahirkan
Mengedukasi remaja agar makan makanan
Kepemilikan buku KIA pada ibu hamil tinggi zat besi.
G. Daftar Masalah
Apa Masalah Berapa (Prevalensi) Siapa Terkena Perkiraan Penyebab
Stunting  29.4% Provinsi Papua Balita  Kurangnya Asupan energi
SSGBI 2019 dan protein
 30.8% Riskesdas 2018  Penyakit infeksi
   Pola makan yang kurang
  baik
 Frekuensi pemberian
makan dan Jenis makanan
yang diberikan
 Higiene dan sanitasi
lingkungan
 Pekerjaan orang tua
 Kurangnya Pengetahuan
Orang tua
 

Overweight  85.2 % Profil Kesehatan Balita  Konsumsi pangan yang


Provinsi Papua 2015 kurang beragam hanya
 13.2 % Riskesdas 2018 mengandalkan pangan
sumber karbohidrat
 Pengetahuan Orang tua
 
Gizi Buruk  Status gizi balita umur 0- Balita umur 0-59 Bulan dan Lingkungan yang penting
59 bulan menurut indeks terutama menyangkut
BB/U gizi buruk pada Anak dibawah usia dua tahun. ketersediaan air bersih,
tahun 2016 sebesar fasilitas sanitasi dan keadaan
15,1% meningkat pemukiman, pengelolaan
menjadi 19,8% pada makanan sehat.
tahun 2017. Selain lingkungan faktor sosial
 Untuk BADUTA (Bawah ekonomi, kurangnya
dua tahun) pada tahun pengetahuan orang tua
2016 sebesar 14,7% tentang pemberian makanan
meningkat menjadi gizi seimbang. Tidak semua
18,3% pada tahun 2017. orang tua menyadari bahwa
pentingnya kunjungan anak ke
posyandu.

Anemia  57.10 %1 Profil Kesehatan  Remaja putri usia 10-14  Kurang Zat besi
Provinsi Papua 2015 tahun1  Kekurangan asam folat
 39.50 %2 Profil Kesehatan  Wanita Usia Subur2  Genetik
Provinsi Papua 2015    Status ekonomi
 Jumlah asupan Protein
 Jumlah Asupan Vit. C
 Jumlah Asupan Besi
 
Variabel Data yang ditampilkan Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
Stunting Prevalensi balita Cut off point (WHO) Menurut WHO termasuk
stunting dengan Zscore < 20%: Low prevalence kategori High Prevalence
>3SD s.d <-2SD dan <- 20-29%: Medium prevalence
3SD adalah sebesar 30-39%: High prevalence
30.8% ≥ 40%: Very high prevalence
   
Berdasarkan Cut off point diatas prevalensi
stunting 30.8% termasuk kategori High
Prevalence.
Asupan Makan Asupan makanan Proporsi asupan makan beragam pada anak Kurang Beragam
beragam pada anak umur 6-23 bulan di Provinsi Papua yaitu 25%
umur 6-23 bulan 25% merupakan provinsi terendah ke lima. Dibanding
  dengan proporsi nasional yaitu 46.6%. Maka
dapat dikatakan keberagaman asupan pada anak
6-23 bulan di Papua masih kurang beragam, hal
ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
dan kesehatan anak dalam pertahanan system
imun.
Variabel Data yang Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
ditampilkan
Pengetahuan Proporsi inisiasi IMD berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku ibu dalam  Rendah
Ibu menyusui dini (IMD) merawat dan menangani anak. Proporsi di Papua yaitu 40%
40% merupakan provinsi terendah ke lima di Indonesia. Dibanding
Cakupan imunisasi dengan proporsi nasional yang sudah mencapai 58.2%. Hal ini
dasar lengkap anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang serta system imun anak.
umur 12-23 bulan 25% Imunisasi dasar lengkap anak berhubungan dengan pengetahuan
  dan perilaku ibu dalam merawat dan menangani kesehatan anak.
  Proporsi di Papua yaitu 25% merupakan provinsi terendah kedua
setelah Aceh di Indonesia. Disbanding dengan proporsi nasional
yang sudah mencapai 57.9%. Hal ini dapat mempengaruhi tumbuh
kembang serta system imun anak.
Penyakit Diare 14% Angka prevalensi penyakit Diare di Provinsi Papua merupakah Tinggi
Infeksi Malaria 12% provinsi tertinggi dengan prevalensi 14%. Dibandingkan dengan Tinggi
ISPA 10% prevalensi nasionalnya yaitu 11%. Tinggi
  Angka prevalensi penyakit malaria di Provinsi Papua merupakah
provinsi tertinggi dengan prevalensi 12%. Dibandingkan dengan
prevalensi nasionalnya yaitu hanya 0.4%. dapat disimpulkan
bahwa penyakit malaria hanya ditemukan pada provinsi-provinsi di
bagian Indonesia timur.
Angka prevalensi ISPA di Provinsi Papua merupakan provinsi
tertinggi di Indonesia. Dibandingkan dengan prevalensi
nasionalnya yaitu 4.4%.
Variabel Data yang Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
ditampilkan
Ketersediaan Sanitas dan air bersih Sanitasi dan penggunaan air bersih berhubungan erat dengan  rendah
air bersih. 27.55% pada anak tingkat risiko mengalami gangguan kesehatan. Semakin rendah
Sanitasi dan pendek 5-18 tahun pemakaian air, semakin tinggi risiko kesehatan
hygiene   Proporsi air bersih pada anak 5-18 tahun yaitu 27.55% dibanding
  dengan proporsi pemakaian air bersih nasional yaitu 46.5% dalam
  kategori akses air bersih optimal. Maka sanitasi dan eir bersih di
Provinsi Papua masih jauh dengan kategori optimal nasional.
Tingkat Prevalensi penduduk Indeks pendapatan keluarga di Provinsi Papua termasuk rendah Rendah
pendapatan miskin di papua th dengan penghasilan perbulan perorang hanya 500.000. Jumlah
2018 27.24% tersebut tentunya sangat memperihatinkan, karen atingkat pendapat
  yang minim disertai dengan tingginya harga jual produk bahan
Provinsi Papua dalam makanan di Papua.
angka 2019
 
Pengetahuan 20% mudah Indeks pengetahuan terkait kemudahan akses kesehatan di Provinsi Sangat sulit (Riskesdas 2018)
terkait 20% sulit Papua yaitu 60% sanagt sulit merupakan Provinsi Tertinggi di
Kemudahan 60% sangat sulit Indonesia. Dibanding dengan indeksi nasional yaitu hanya 26%
Akses yang kategori sangat suli. Maka akses kesehatan di Papua masih
Kesehatan sangat sulit untuk dijangkau dan sangat tidak merata
keberadaanya.hal ini dapat mempengaruhi masyarakat dalam
penanganan penyakit maupun informasi – informasi terkait
kesehatan snagat minim untuk dijangkau.
ANALISIS PARTISIPASI
Person/Group Category Characteristic Interest, Motives, Potentials (Strength & Implications For
Attitude Weakness) Project

Ibu balita Benficiaries Menurut pada  Ingin Strength Menjadi sasaran


memberikan  Motivasi ibu untuk utama dengan
suami dan ibu asuhan terbaik memberikan yang terbaik
menyertakan
kepada anak. untuk anaknya.
balita keluarga
 Pemberian  Mudah menerima
Ibu muda MPASI sesuai pengetahuan atau
gizi seimbang informasi
(anak
 Dipantau tenaga Weakness
pertama) usia kesahatan atau  Kurangnya edukasi
kader di daerah  Tidak memiliki
> 20 tahun
setempat pengalaman mengasuh
anak
 Keterbatasan dukungan
lingkungan dan dana
Produsen Benficiaries Bertanggung jawab,  Ingin menanam Strength Menjadi Sasaern
pekerja keras, bersifat aneka ragam  Motivasi untuk utama dalam
terbuka. bahan makanan menanam aneka penyediaan bahan
 Mendapat ragam bahan pangan
bantuan usaha makanan
oleh Weakness
pemerintah  Keadaan geografis
 Biaya pupuk yang kurang
terjangkau mendukung.
 Kurang
pengetahuan

Kader Pendukung Ramah, terampil,  Membantu Strength Koordinasi dan


kerjasama
bertanggung mendampin  Terlatih dan
jawab. gi jalannya berpengalaman
program.  Berwawasan
  luas
Weakness
 Aktivitas yang
padat
 Sulit membagi
waktu
Kepala Desa Pendukung Bertanggung jawab,  Membantu Strength Menjadi Sasaean
Memiliki pengaruh mendampingi  Berpengalaman pendukung dalam
jalannya  Berwawasan luas program
program.  Memiliki Pengaruh
 Keinginan Weakness
membawa  Aktivitas yang padat
masyarakat  Kurang-nya
desa-nya lebih Komunikasi dan
baik Koordinasi antar
Stakholder

Ketua Adat Pendukung Bertanggung jawab,  Membantu Strength Menjadi Sasaean


memilki pengaruh mendampingi  Berpengalaman pendukung dalam
jalannya  Berwawasan luas program
program.  Memiliki Pengaruh
  Weakness
 Pengetahuan yang
kurang
 Keterbatasan
mengenai bahasa
Tenaga Pendukung Bertanggung  Membantu Strength Menjadi Sasaean
Kesehatan jawab, memilki mendampin  Berpengalaman pendukung
pengaruh, gi jalannya  Berwawasan luas dalam program
memiliki sifat program. Weakness
terbuka  Tumpang tindih-
nya program

Dinas Kesehatan Pendukung Bertanggung  Membantu Strength Menjadi Sasaean


jawab, memilki mendamping  Berpengalaman pendukung
pengaruh, i jalannya  Berwawasan luas dalam program
memiliki sifat program. Weakness
terbuka Tumpang tindih-nya
program

Dinas Sosial Pendukung Bertanggung  Membantu Strength Menjadi Sasaean


jawab, memilki mendamping  Berpengalaman pendukung
pengaruh, i jalannya  Berwawasan luas dalam program
memiliki sifat program. Weakness
terbuka Tumpang tindih-nya
program
Dinas Pendukung Bertanggung  Membantu Strength Menjadi
Ketenagakerjaan jawab, mendampingi  Berpengalam Sasaean
memilki jalannya an pendukung
pengaruh, program.  Berwawasan dalam program
memiliki sifat luas
terbuka Weakness
Tumpang tindih-
nya program

Dinas Pertanian Pendukung Bertanggung  Membantu Strength Menjadi Sasaean


jawab, memilki mendampingi  Berpengalam pendukung
pengaruh, jalannya program. an dalam program
memiliki sifat  Berwawasan
terbuka luas
Weakness
Tumpang tindih-
nya program
Masalah Magnitude Severity Vulnerability Political Affordability Final
Concern Score

Stunting 4 5 5 3 3 900

P. Infeksi 3 4 3 3 3 324

Overweight 4 3 3 3 3 324
(0-59 bln) nlis  
tinggi

Anemia 4 4 3 3 3 432

Gizi Buruk 4 4 4 4 3 768


Penjelesan Penentuan Masalah
STUNTIN
 BesarG
Masalah : Menurut cut off prevalensi WHO, prevalensi balita stunting sebesar 30.8% masuk
ke dalam kategori High Prevalence (30-39%)
 Dampak yang dapat terjadi : Menurut World Health Organization (WHO) dampak dari stunting
terbagi menjadi dua, yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Untuk dampak
jangka pendek seperti peningkatan kejadian kesakitan dan kematian, perkembangan kognitif,
motorik dan verbal pada anak yang tidak optimal dan meningkatnya biaya kesehatan. Sementara,
untuk jangka panjang antara lain postur tubuh tidak optimal pada saat dewasa (lebih pendek
dibandingkan pada umunya), meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya, menurunkan
kesehatan reproduksi, kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah dan
produktivitas serta kapasitas kerja yang tidak optimal.
 Ketersediaan alat, tenaga atau akses : Kontur geografi papua yang berada di daerah pegunungan
dan kultur masyarakat-nya yang masih banyak tinggal daerah yang sulit dijangkau membuat akses
fasilitas kesehatan pun minim. Hal ini berimplikasi kepada kunjungan masyarakat untuk
memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan kurang.
 Dukungan Pemerintah serta Masyarakat setempat : Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah atau RPJMN yang disusun oleh pemerintah pusat. Stunting menjadi prioritas masalah
yang harus ditekan dengan target penurunan angka Stunting hingga tahun 2024 sebesar 14% di
Indonesia.
 Dana: Provinsi papua merupakan Provinsi yang cukup menjadi fokus dalam pembangunan
pemerintah saat ini. Baik dari sektor pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sumber
daya manusia. Untuk dana Stunting di papua sendiri cukup besar diangka 7.8 Triliun rupiah. Pada
tahun 2019, BKKBN menyiapkan dana Rp 1,3 miliar untuk pendukung upaya pencegahan stunting.
Perkabupaten/Kota diberikan Rp60 juta
P. Infeksi
 Besar Masalah : Terdapat tiga penyakit infeksi yang memiliki prevalensi cukup tinggi.
Antara lain adalah diare dengan 14%, Malaria yang merupakan salah satu penyakit endemik
di Papua menduduki prevelensi 12% dan ISPA sebesar 10% dari total populasi. Ketiga
penyakit diatas jika dibandingkan dengan rata-rata nasional masuk kedalam prevalensi yang
tinggi.
 Dampak yang dapat terjadi : Penyakit infeksi terjadi pada balita dapat menyebabkan
kurangnya nafsu makan pada anak yang dapat mengakitakan kurangnya atau gagalnya
pertumbuhan pada anak dan berpengaruh pada status gizi anak. Penyakit infeksi seperti diare
dan muntah dapat mengalangi penyerapan makanan. Penyakit infeksi umumnya terjadi pada
anak atau balita yaitu, diare, ispa, malaria dan lain-lain.
 Ketersediaan alat, tenaga atau akses :Terdapat 1.146 puskesma pembantu di Provinsi Papua,
dan 41 rumah sakit.
 Dukungan Pemerintah serta masyarakat setempat : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, menyediakan tenaga kesehatan pada
tempat-tempat pelayanan kesehatan, mengalokasikan dana yang bersumber dari APBD
Provinsi dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat bagi pelayanan kesehatan masyarakat.
 Dana : Mengalokasikan dana bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebesar 15% (lima
belas persen) dari penerimaan khusus yang diperuntukan bagi Provinsi
Gizi
Lebih/Overweight
 Besar Masalah : Menurut cut off prevalensi WHO, prevalensi balita stunting sebesar
13.2% masuk ke dalam kategori High Prevalence (5-<10%)
 Dampak yang akan terjadi : Obesitas pada balita (0-59 bulan) dapat berdampak buruk
kepada taraf kesehatan. Dampak jangka pendek kegemukan dapat menyebabkan balita
cenderung tidak aktif dan mudah lelah. Sementara dampak jangka panjang Obesitas
menjadi salah satu faktor resiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi hingga stroke.
 Ketersediaan alat, tenaga dan akses : Terdapat 1.146 puskesma pembantu di Provinsi
Papua, dan 41 rumah sakit.
 Dukungan Pemerintah dan masyarakat setempat : -
 Dana : -
Anemia
 Besar Masalah : 39.50 % Profil Kesehatan Provinsi Papua 2015 39.50 % pada Wanita Usia
Subur. Menurut WHO termasuk kategori Moderate Public Health Problem (20% - 39%).
57.10 % Profil Kesehatan Provinsi Papua 2015 pada Remaja putri usia 10 – 14 tahun
menurut WHO termasuk kategori Severe Public Helath Problem (≥ 40%).
 Dampak yang akan terjadi :
 Dampak anemia pada ibu hamil : Abortus, Terjadi kematian intra uteri, Persalinan
prematuritas tinggi, Berat badan lahir rendah, Kelahiran dengan anemia, Dapat terjadi
cacat bawaan, Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinata, Syok,
Kehilangansejumlah besar darah
 Dampak anemia pada remaja : Penurunan imunitas, Sulit konsentrasi, Penurunan
prestasi belajar, Kebugaran dan produktivitas berkurang, Beresiko untuk menjadi ibu
hamil yang anemia
 Ketersediaan alat, tenaga dan akses : Terdapat 1.146 puskesma pembantu di Provinsi
Papua, dan 41 rumah sakit.
 Dukungan Pemerintah dan masyarakat setempat : Dengn memperikan tablet besi yang
dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisir dampak buruk akibat
kekurangan Fe khususnya untuk ibu hamil (bidang kesehatan masyarakat)
 Dana : -
Gizi
Kurang
 Besar Masalah : Berdasarkan data dari hasil riskesdas 2018 prevalensi masalah gizi buruk balita 0-23
bulan di Provinsi Sulawesi Selatan termasuk ke dalam medium prevalence yaitu sebesar 19.8% jika
dibandingkan dengan ambang batas WHO 1995 (10-19%) adalah medium prevalence.
 Dampak yang dapat terjadi : Kekurangan gizi dapat mengakibatkan gagal tumbuh kembang,
meningkatkan angka kematian dan kesakitan serta penyakit terutama pada kelompok usia rawan gizi
yaitu Balita (Menurut Zulfita, 2013). Umur 0 - 23 bulan lebih gawat daripada pada umur 0 - 59 bulan
karena pada usia 0 - 23 bulan harus lebih diatasi agar didapatkan hasil yang lebih baik, karena di usia 0 -
59 bulan akan lebih sulit untuk mengatasi masalah ini.
 Ketersediaan alat, tenaga atau akses : Terdapat 1.146 puskesma pembantu di Provinsi Papua, dan 41
rumah sakit.
 Dukungan Pemerintah serta masyarakat setempat : Pemerintah Papua telah melakukan program dengan
merencanakan KLB dan memberikan pangan kepada masyarakat
 Dana : Pasalnya dalam APBN 2018 dana yang dikeluarkan pemerintah sebesar 5,6 T untuk
permasalahan gizi buruk di Papua
P
R
O
B
L
E
M

T
R
E
E
O
B
J
E
C
T
I
V
E

T
R
E
E
ANALISIS ALTERNATIF
GOAL MENURUNKAN ANGKA STUNTING
Kriteria ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
Meningkatkan Asupan Menurunkan Prevelensi
Makan : ASI, MPASI, dan Penyakit Infeksi
lainnya.

1. Sumber Daya    
Manusia 3 2
Dana 4 3
Sarana-Prasarana 2 2
Waktu 4 1
1. Dukungan Kebijakan 4 4

1. Dukungan 3 3
Masyarakat
1. Keberlangsungan 4 3
Total Skor 24 18
PPM (Ptoject Planning Matrix)
SUMMARY OF OBJECTIVES INDICATOR OF OBJECTIVES MEANS OF VERIFICATION IMPORTANT ASSUMTION

OVERALL GOAL : Menurunkan angka stunting WHO 1996 - Harga makanan yang lebih
hingga <20% mahal
Menurunkan angka stunting Riskesdas - Akses dan kertersediaan
pangan terbatas
- Kurang beragamannya
konsumsi bahan makanan
 

PROJECT PURPOSE : - Peningkatan pengetahuan ibu - Recall materi tentang  

- Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya dan produsen sebanyak 70% penyuluhan dengan Pada saat kegiatan terjadi
ketersediaan dan keberagaman pangan (Edukasi - Adanya kesepakatan mengenai tanya jawab. distraksi dengan lingkungan
Orang tua , edukasi produsen) penyelesaian masalah dari sehingga tidak memperhatikan
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pola asuh berbagai sektoral. pada saat kegiatan
(Edukasi orang tua)
- Melakukan musyawarah untuk mendapatkan
potensi penyelesaian masalah dari lintas sektoral
- Meningkatkan pengetahuan terkait potensi pangan
lokal.
RESULT :    

- Meningkatnya pengetahuan Peningkatan pengetahuan Recall dalam proses


tentang pentingnya ketersediaan produsen sebanyak 70% Tanya jawab
dan keberagaman pangan
 

- Meningkatnya pengetahuan ibu Peningkatan pengetahuan ibu Recall materi


tentang pola asuh sebanyak 70% penyuluhan dengan
tanya jawab. Pada saat kegiatan terjadi
distraksi dengan lingkungan
sehingga tidak
- Terjalin-nya kesepakatan Adanya kesepakatan mengenai Mendapatkan jalan memperhatikan pada saat
mengenai penyelesaian masalah penyelesaian masalah dari keluar terkait kegiatan
dari berbagai sektoral berbagai sektoral. permasalahan yang
terjadi

- Meningkat-nya pengetahuan Peningkatan pengetahuan dan Praktek langsung dan


terkait pengolahan potensi dapat mempraktekan yang Recall materi
pangan lokal diperagakan penyuluhan dengan
tanya jawab
ACTIVITIES : INPUT OUTPUT - Kondisi Geografis yang sulit

Penyuluhan : Ibu / - Man : Tim Penyuluhan (Mahasiswa), Masyarakat ( - Peningkatan - Keterbatasan sarana dan
Pengasuh Wanita Ibu, Pengasuh, suami, nenek, ketua adat) dan
Pengetahuan prasarana kurang memadai
Perangkat desa atau Stakeholder terkait.
Penyuluhan pada ibu
- Money :
- Peningkatan Sikap - Distraksi saat pelaksanaan
tentang Pentingnya
penyuluhan.
Pola makan bergizi Perlengkapan, Konsumsi, Transport - Peningkatan Prilaku
seimbang serta - Method : Edukasi Gizi, Ceramah Interaktif.
penerapan pola asuh
yang baik pada balita - Machinary :
0-59 bulan. Aula, Infocus, Proyektor, Powerpoint, Leaflet,
Microphone, Sound System, Bangku, Meja.
Workshop - Man : Tim Penyuluhan (Mahasiswa), Produsen / - Peningkatan - Distraksi saat pelaksanaan
Produsen : Petani dan Perangkat desa atau Stakeholder terkait Pengetahuan penyuluhan
(Dinas Pertanian).
- Peningkatan Produksi
Penyuluhan dan - Keterbatasan sarana dan
- Money : berbagai macam bahan
Workshop tentang pangan
prasarana
Perlengkapan, Konsumsi, Transport
potensi
- Peningkatan Konsumsi - Motivasi Petani atau
pemberdayaan - Method : Edukasi Gizi, Ceramah Interaktif.
Keberanekaragaman produsen yang kurang
berbagai macam - Machinary : Pangan
bahan pangan
Aula, Infocus, Proyektor, Powerpoint, Leaflet,
Microphone, Sound System, Video Edukasi, Bangku,
Meja.
Musyarawah - Man : Mahasiswa, Masyarakat yang berpengaruh, - Tercipta-nya - kebiasaan dan kepercayaan
Masyarakat Desa : Ketua RT, RW, Ketua Adat, Kepala Desa, Kepala kesepakatan terkait masyarakat yang sulit
Musyawarah terkait Puskesmas, Ahli Kesmas Puskesmas, Ahli Gizi kebijakan penanganan dirubah
potensi-potensi Puskesmas, Dokter, Perwakilan dinas tenaga kerja masalah yang akan
dan dinas social. dilakukan - birokrasi yang panjang
penanganan
permasalahan Stunting - Money : Perlengkapan, Konsumsi, Transport - Meningkatkan - distraksi dari banyak
berbasis kebijakan - Method : Fotim Group Discussion partisipasi masyarakat
kebijakan lain-nya
yang sesuai dengan dan pihak terkait untuk
pendekatan, kebiasaan - Machinary : Aula, Infocus, Proyektor, penanganan masalah - partisipasi masyarakat yang
Microphone, Sound System, Bangku, Meja, stunting
dan kepercayaan minim
AlatTulis Kantor, Kertas HVS.
masyarakat sekitar.
Teknologi Tepat Guna : - Man : Mahasiswa, Masyarakat yang berpengaruh, Ketua - Peningkatan - kebiasaan dan kepercayaan
Pemanfaatan bahan RT, RW, Ketua Adat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, Ahli Pengetahuan dan masyarakat yang sulit dirubah
Kesmas Puskesmas, Ahli Gizi Puskesmas, Dokter. perilaku terhadap
pangan lokal yaitu
buah pisang - Money : Perlengkapan, Konsumsi, Transport pemanfaatan pangan - birokrasi yang panjang
lokal yang banyak
- Method : Mempraktikn Teknologi tepat guna - partisipasi masyarakat yang
manfaatnya seperti
pemanfaatan pangan lokal yaitu pisang
pisang minim
- Machinary : Aula, Infocus, Proyektor, Microphone,
Sound System, Bangku, Meja, AlatTulis Kantor, Kertas  
HVS, kompor, baskom, sendok, wajan, spatula, piring
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan: Share Is Care
Topik : Gizi Seimbang

Deskripsi Pokok Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi


Kegiatan Bahasan Target Bantu/Media

Serangkaian  gizi Sasaran : Ceramah dan 19-20 Januari Posyandu Infocus, Kehadiran
kegiatan seimban seluruh ibu FGD Proyektor, peserta,
penyuluhan g untuk yang memiliki Powerpoint, peningkata
dengan anak anak balita Leaflet, n
metode balita   Microphone, pemahama
ceramah,  makanan Target : 2 ibu Sound System, n dan
FGD, serta sumber untuk Video Edukasi, pengetahua
games energy, menjadi duta Bangku, Meja. n ibu yang
dengan zat gizi ibu terbaik. memiliki
mengenal gizi makro balita
seimbang dan (keaktifan
kepada ibu mikro dalam
yang sudah untuk menjawab
mempunyai anak pertanyaan)
anak. balita
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Penyuluhan Gizi Seimbang
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
 Personil langsung :Mahasiswa Persiapan :  70% peserta hadir  praktik pola gizi seimbang
 Personil pendukung : kader  70% peningkatan pengetahuan diterapkan dikehidupan sehari-
 Koordinasi ke posyandu.
posyandu dan ketua adat. peserta hari
 Mengundang seluruh masyarakat
 Leaflet (25 x Rp 2.500) = Rp  perbaikan pola asuh terkait gizi
yang akan dilibatkan melalui
62.500 (pemberian MP-ASI, ASI Ekslusif,
kader di Posyandu.
 Air mineral (2 x Rp 50.000) = Rp melakukan imunisasi)
 Menyiapkan sarana dan pra-
100.000
sarana serta alat yang akan di
 Snack box (40 x Rp 5.000) = Rp
gunakan termasuk materi yang
200.000
akan disampaikan.
 Dana = Rp 362.500
Pelaksanaan :
 sumber : Mahasiswa
   Mengumpulkan partisipan yang
diundang
Lokasi : Balai Desa
 pembukaan serta pemberian
materi.
 Melakukan Tanya jawab sekaligus
games.
Monev :

 kehadiran peserta
 peningkatan pengetahuan ibu
(keaktifan dalam menjawab
pertanyaan).
SATUAN PELAKSAN
Nama Kegiatan: Musyawarah Mufakat Desa
Topik : Solusi Menangani Permasalahan

Deskripsi Pokok Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi


Kegiatan Bahasan Target Bantu/Media

Serangkaian  penurun Sasaran : FGD 9-10 Februari Balai Desa Infocus,  kehadira
kegiatan an angka Desa - Desa Proyektor, n peserta
diskusi stunting yang memiliki Powerpoint,  mendapa
dengan  kebereag prevalensi Leaflet, tkan
metode FGD, aman stunting yang Microphone, solusi
mencari bahan tinggi dan Sound System, terkait
solusi atau pangan. permasalaha Video Edukasi, permasal
jalan keluar  tingkat n kesehatan Bangku, Meja ahayang
dari pendapa lain-nya yg didiskusi
permasalaha tan mendukung. kan.
n yang terjadi masyara Target : 1
di Papua. kat desa dengan
meningk prevelensi
at stunting nya
menurun.
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Musyawarah Masyarakat Desa
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
 Personil langsung Persiapan :  80% peserta hadir  Mendapatkan potensi-
:Mahasiswa potensi penanganan
 Koordinasi ke perangkat desa dan
 Personil pendukung : permasalahan Stunting
puskesmas
perangkat desa, Ketua Adat, berbasis kebijakan yang
 Mengundang seluruh masyarakat
Tenaga Kesehatan, Dinas sesuai dengan pendekatan,
yang akan dilibatkan melalui
Ketenagakerjaan dan Dinas kebiasaan dan kepercayaan
perangkat desa.
Sosial. masyarakat sekitar.
 Menyiapkan sarana dan pra-sarana
 Air mineral (2 x Rp 50.000) =
serta alat yang akan di gunakan
Rp 100.000
termasuk bahan diskusiyang akan
 Snack box (40 x Rp 5.000) =
disampaikan.
Rp 200.000
Pelaksanaan :
 ATK = Rp 50.000
 Dana = Rp 350.000  Mengumpulkan partisipan yang
 sumber : Mahasiswa dan diundang
Desa  pembukaan serta memulai forum
  discussion.
Monev :
Lokasi : Balai Desa
 kehadiran peserta
 adanya solusi terkait masalah yang
di diskusikan.
SATUAN PELAKSANA
Nama Kegiatan: Workshop Produsen
Topik : Potensi Pemberdayaan Pangan
Deskripsi Pokok Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Kegiatan Bahasan Target Bantu/Media

Serangkaian  pemanfa Sasaran : 2 Ceramah dan 3-5 Februari Balai Desa Infocus,  Kehadiran
kegiatan atan wilayan yang FGD Proyektor, peserta
penyuluhan lahan memiliki Powerpoint,  peningkata
kepada dengan lahan Leaflet, n
produsen menana Produktif Microphone, pengetahu
pangan m bahan   Sound System, an terkait
dengan pangan Target : Video Edukasi, potensi
metode yang Produsen Bangku, Meja aneka
ceramah dan beragam Pangan ragam
FGD tentang . bahan
potensi    pangan
pemberdayaa
n berbagai
macam
bahan
pangan
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Workshop Potensi Pemberdayaan pangan
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
 Personil langsung :Mahasiswa Persiapan :  70% peserta hadir  Beragmnya bahan pangan yang
 Personil pendukung : perangkat  70% peningkatan pengetahuan ditanam
 Mengundang seluruh masyarakat
desa dan Ketua Adat peserta  ketersediaan keanekaragaman
yang akan dilibatkan melalui
 Leaflet (25 x Rp 2.500) = Rp 62.500 bahan pangan.
perangkat desa.
 Air mineral (2 x Rp 50.000) = Rp  meningkatnya potensi
 Menyiapkan sarana dan pra-sarana
100.000 diversifikasikan bahan pangan
serta alat yang akan di gunakan
 Snack box (40 x Rp 5.000) = Rp
termasuk materi yang akan
200.000
disampaikan.
 Dana = Rp 362.500
Pelaksanaan :
 sumber : Mahasiswa
   Mengumpulkan partisipan yang
diundang
Lokasi : Balai Desa
 pembukaan serta pemberian materi
tentang potensi pemberdayaan
berbagai macam bahan pangan.
 Melakukan Tanya jawab sekaligus
games.
 Melakukan FGD untuk mengetahui
kendala dll. Serta memberikan
motivasi kepadan produsen
Monev :

 kehadiran peserta
 peningkatan pengetahuan terkait
potensi aneka ragam bahan pangan
SATUAN PELAKSANA
Nama Kegiatan: Teknologi Tepat Guna
Topik : Pemanfaat Buah Pisang

Deskripsi Pokok Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi


Kegiatan Bahasan Target Bantu/Media
Serangkaian  pemanfa Sasaran : TTG 17-18 Balai Desa Infocus,  kehadira
kegiatan atan seluruh ibu Februari Proyektor, n
dengan buah yang memiliki Powerpoint, peserta.
mempraktekk pisang balita. Leaflet,  peningka
an langsung  mempra   Microphone, tan
kepada ibu ktekkan Target : 3 ibu Sound System, pengetah
balita langsung balita yang Video Edukasi, uan
bagaimana di depan mempraktekk Bangku, Meja terkait
cara ibu an langsung. pemanfa
pemanfaatan balita atan
buah pisang. buah
pisang
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Teknologi Tepat Guna Pemanfaatan Pangan Lokal yaitu Pisang
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
 Personil langsung :Mahasiswa Persiapan :  20 peserta hadir  Mengetahui dan menerapkan di
 Personil pendukung : perangkat
 Koordinasi ke perangkat desa dan  20 Peserta mempraktikan kehidupan sehari hari tentang
desa, Ketua Adat, dan Tenaga puskesmas pengolahan dan pemnfaatan
Kesehatan  Mengundang seluruh masyarakat buah pisang untuk balita.
yang akan dilibatkan melalui
 Air mineral (2 x Rp 50.000) = Rp
kader di Posyandu.
100.000
 Menyiapkan sarana dan pra-
 Snack box (40 x Rp 5.000) = Rp
sarana serta alat dan bahan yang
200.000
akan di gunakan.
 Pisang (1 sisir x Rp 15.000) = Rp.
 
15.000
Pelaksanaan :
 Tepung terigu (1/4 x Rp. 3.000) =
Rp. 3.000  Mengumpulkan partisipan yang
diundang
 Telur 1 butir (1 x Rp 1.500) =Rp.  pembukaan acara,serta
1.500 pemberian materi tentang
pemanfaatan pangan lokal yaitu
 Tepung panir 500 gram Rp.
pada buah pisang
10.000
 kader posyandu mempraktikan
 Minyak 1 L x Rp. 15.000 = Rp.
cara mengelola buah pisang
sumber : Mahasiswa dan Desa
untuk balita
 
Monev :
Lokasi : Balai Desa
 kehadiran peserta
 peningkatan pengetahuan terkait
pemanfaatan pangan lokal seperti
pisang

Anda mungkin juga menyukai