Morbiditas
Morbiditas (penyakit/kesakitan) adalah kondisi penyimpangan dari keadaan yang normal,
yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental.
Angka morbiditas Provinsi Papua terjadi penurunan pada tahun 2019 dibandingkan pada
tahun 2016, 2017, dan 2018. Pola penyakit di Provinsi Papua sampai saat ini didominasi
penyait menular seperti malaria, TB Paru, HIV/AIDS dan lainnya. Disamping itu pola
penyakittidak menular juga telah muncul seperti DM, hipertensi, stroke, jantung coroner, dan
lainnya.
Mortalitas
Mortalitas atau kematian dapat digunakan sebagai tolak ukur pembangunan manusianya.
Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada
berbagai macam faktor keadaan.
Faktor Pengaruh dalam Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
- Umur
- Jenis kelamin
- Penyakit
- Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa variabel
yaitu:
- Tekanan, baik psikis maupun fisik
- Kedudukan dalam perkawinan
- Kedudukan sosial-ekonomi
- Tingkat pendidikan
- Pekerjaan.
Mortalitas di Provinsi Papua
Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi dari data rutin pada tahun 2017 sebanyak 257 yang mengalami
peningkatan disbanding tahun 2016 sebanyak 236 bayi. Hasil ini belum bias dijadikan
acuan perhitungan angka kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) karena beberapa Kabupaten tidak melaporkan jumlah kematian bayi anak
balita.
Angka Kematian Ibu
Jumlah kematian ibu dari data rutin pada tahun 2017 yang diperoleh yaitu sebanyak 111
orang, terlihat mengalami penurunan dari tahun 2012 dengan angka 573. Hasil ini belum
bisa dijadikan acuan perhitungan Angka Kematian Ibu (AKI).
C. Analisis Lingkungan Kesehatan
A. Sosial
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Kriminalitas
B. Air bersih
C. Sanitasi
D. Analisis Perilaku Kesehatan
A. Kepercayaan
Pada tahun 2017 Provinsi Papua didominasi oleh penganut agama kristenprotestan yaitu sebanyak
2.128.233 orang.
B. Perilaku dan Kebiasaan
Masyarakat Papua dikenal memiliki kerekatan yang kuat terhadap budaya dan suku yang mereka
tinggali .
E. Analisis Faktor Keturunan / Analisis Kependudukan
1. Persentasi penduduk
Pada tahun 2019 persentasi penduduk yaitu 100,00 jiwa, pada 2018 yaitu 100,00 jiwa, pada 2017 yaitu 100,00 jiwa
2. Pertumbuhan penduduk
Pada tahun 2019 pertumbuhan penduduk yaitu 1,71 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 1,89 jiwa, pada 2017 yaitu 1,80 jiwa
Pada tahun 2018 jumlah penduduk laki-laki yaitu 1.746.771 jiwa, dan pada tahun 2017 yaitu 1.718.513 jiwa
Pada tahun 2018 jumlah penduduk perempuanx yaitu 1.575.755 jiwa, dan pada tahun 2017 yaitu 1.546.689 jiwa
4. Kepadatan penduduk/km
Pada tahun 2019 kepadatan penduduk yaitu 10,7 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 10,5 jiwa, pada tahun 2017 yaitu 10,3 jiwa
Rasio jenis kelamin pada tahun 2020 yaitu 110.35 jiwa, pada tahun 2019 110.60 jiwa, pada tahun 2018 yaitu 110.85 jiwa
F. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Lingkungan Gizi Pada Ibu Hamil Kesehatan Balita
Anemia 57.10 %1 Profil Kesehatan Remaja putri usia 10-14 Kurang Zat besi
Provinsi Papua 2015 tahun1 Kekurangan asam folat
39.50 %2 Profil Kesehatan Wanita Usia Subur2 Genetik
Provinsi Papua 2015 Status ekonomi
Jumlah asupan Protein
Jumlah Asupan Vit. C
Jumlah Asupan Besi
Variabel Data yang ditampilkan Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
Stunting Prevalensi balita Cut off point (WHO) Menurut WHO termasuk
stunting dengan Zscore < 20%: Low prevalence kategori High Prevalence
>3SD s.d <-2SD dan <- 20-29%: Medium prevalence
3SD adalah sebesar 30-39%: High prevalence
30.8% ≥ 40%: Very high prevalence
Berdasarkan Cut off point diatas prevalensi
stunting 30.8% termasuk kategori High
Prevalence.
Asupan Makan Asupan makanan Proporsi asupan makan beragam pada anak Kurang Beragam
beragam pada anak umur 6-23 bulan di Provinsi Papua yaitu 25%
umur 6-23 bulan 25% merupakan provinsi terendah ke lima. Dibanding
dengan proporsi nasional yaitu 46.6%. Maka
dapat dikatakan keberagaman asupan pada anak
6-23 bulan di Papua masih kurang beragam, hal
ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
dan kesehatan anak dalam pertahanan system
imun.
Variabel Data yang Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
ditampilkan
Pengetahuan Proporsi inisiasi IMD berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku ibu dalam Rendah
Ibu menyusui dini (IMD) merawat dan menangani anak. Proporsi di Papua yaitu 40%
40% merupakan provinsi terendah ke lima di Indonesia. Dibanding
Cakupan imunisasi dengan proporsi nasional yang sudah mencapai 58.2%. Hal ini
dasar lengkap anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang serta system imun anak.
umur 12-23 bulan 25% Imunisasi dasar lengkap anak berhubungan dengan pengetahuan
dan perilaku ibu dalam merawat dan menangani kesehatan anak.
Proporsi di Papua yaitu 25% merupakan provinsi terendah kedua
setelah Aceh di Indonesia. Disbanding dengan proporsi nasional
yang sudah mencapai 57.9%. Hal ini dapat mempengaruhi tumbuh
kembang serta system imun anak.
Penyakit Diare 14% Angka prevalensi penyakit Diare di Provinsi Papua merupakah Tinggi
Infeksi Malaria 12% provinsi tertinggi dengan prevalensi 14%. Dibandingkan dengan Tinggi
ISPA 10% prevalensi nasionalnya yaitu 11%. Tinggi
Angka prevalensi penyakit malaria di Provinsi Papua merupakah
provinsi tertinggi dengan prevalensi 12%. Dibandingkan dengan
prevalensi nasionalnya yaitu hanya 0.4%. dapat disimpulkan
bahwa penyakit malaria hanya ditemukan pada provinsi-provinsi di
bagian Indonesia timur.
Angka prevalensi ISPA di Provinsi Papua merupakan provinsi
tertinggi di Indonesia. Dibandingkan dengan prevalensi
nasionalnya yaitu 4.4%.
Variabel Data yang Analisa dan Interpretasi Sintesa Data
ditampilkan
Ketersediaan Sanitas dan air bersih Sanitasi dan penggunaan air bersih berhubungan erat dengan rendah
air bersih. 27.55% pada anak tingkat risiko mengalami gangguan kesehatan. Semakin rendah
Sanitasi dan pendek 5-18 tahun pemakaian air, semakin tinggi risiko kesehatan
hygiene Proporsi air bersih pada anak 5-18 tahun yaitu 27.55% dibanding
dengan proporsi pemakaian air bersih nasional yaitu 46.5% dalam
kategori akses air bersih optimal. Maka sanitasi dan eir bersih di
Provinsi Papua masih jauh dengan kategori optimal nasional.
Tingkat Prevalensi penduduk Indeks pendapatan keluarga di Provinsi Papua termasuk rendah Rendah
pendapatan miskin di papua th dengan penghasilan perbulan perorang hanya 500.000. Jumlah
2018 27.24% tersebut tentunya sangat memperihatinkan, karen atingkat pendapat
yang minim disertai dengan tingginya harga jual produk bahan
Provinsi Papua dalam makanan di Papua.
angka 2019
Pengetahuan 20% mudah Indeks pengetahuan terkait kemudahan akses kesehatan di Provinsi Sangat sulit (Riskesdas 2018)
terkait 20% sulit Papua yaitu 60% sanagt sulit merupakan Provinsi Tertinggi di
Kemudahan 60% sangat sulit Indonesia. Dibanding dengan indeksi nasional yaitu hanya 26%
Akses yang kategori sangat suli. Maka akses kesehatan di Papua masih
Kesehatan sangat sulit untuk dijangkau dan sangat tidak merata
keberadaanya.hal ini dapat mempengaruhi masyarakat dalam
penanganan penyakit maupun informasi – informasi terkait
kesehatan snagat minim untuk dijangkau.
ANALISIS PARTISIPASI
Person/Group Category Characteristic Interest, Motives, Potentials (Strength & Implications For
Attitude Weakness) Project
Stunting 4 5 5 3 3 900
P. Infeksi 3 4 3 3 3 324
Overweight 4 3 3 3 3 324
(0-59 bln) nlis
tinggi
Anemia 4 4 3 3 3 432
T
R
E
E
O
B
J
E
C
T
I
V
E
T
R
E
E
ANALISIS ALTERNATIF
GOAL MENURUNKAN ANGKA STUNTING
Kriteria ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
Meningkatkan Asupan Menurunkan Prevelensi
Makan : ASI, MPASI, dan Penyakit Infeksi
lainnya.
1. Sumber Daya
Manusia 3 2
Dana 4 3
Sarana-Prasarana 2 2
Waktu 4 1
1. Dukungan Kebijakan 4 4
1. Dukungan 3 3
Masyarakat
1. Keberlangsungan 4 3
Total Skor 24 18
PPM (Ptoject Planning Matrix)
SUMMARY OF OBJECTIVES INDICATOR OF OBJECTIVES MEANS OF VERIFICATION IMPORTANT ASSUMTION
OVERALL GOAL : Menurunkan angka stunting WHO 1996 - Harga makanan yang lebih
hingga <20% mahal
Menurunkan angka stunting Riskesdas - Akses dan kertersediaan
pangan terbatas
- Kurang beragamannya
konsumsi bahan makanan
- Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya dan produsen sebanyak 70% penyuluhan dengan Pada saat kegiatan terjadi
ketersediaan dan keberagaman pangan (Edukasi - Adanya kesepakatan mengenai tanya jawab. distraksi dengan lingkungan
Orang tua , edukasi produsen) penyelesaian masalah dari sehingga tidak memperhatikan
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pola asuh berbagai sektoral. pada saat kegiatan
(Edukasi orang tua)
- Melakukan musyawarah untuk mendapatkan
potensi penyelesaian masalah dari lintas sektoral
- Meningkatkan pengetahuan terkait potensi pangan
lokal.
RESULT :
Penyuluhan : Ibu / - Man : Tim Penyuluhan (Mahasiswa), Masyarakat ( - Peningkatan - Keterbatasan sarana dan
Pengasuh Wanita Ibu, Pengasuh, suami, nenek, ketua adat) dan
Pengetahuan prasarana kurang memadai
Perangkat desa atau Stakeholder terkait.
Penyuluhan pada ibu
- Money :
- Peningkatan Sikap - Distraksi saat pelaksanaan
tentang Pentingnya
penyuluhan.
Pola makan bergizi Perlengkapan, Konsumsi, Transport - Peningkatan Prilaku
seimbang serta - Method : Edukasi Gizi, Ceramah Interaktif.
penerapan pola asuh
yang baik pada balita - Machinary :
0-59 bulan. Aula, Infocus, Proyektor, Powerpoint, Leaflet,
Microphone, Sound System, Bangku, Meja.
Workshop - Man : Tim Penyuluhan (Mahasiswa), Produsen / - Peningkatan - Distraksi saat pelaksanaan
Produsen : Petani dan Perangkat desa atau Stakeholder terkait Pengetahuan penyuluhan
(Dinas Pertanian).
- Peningkatan Produksi
Penyuluhan dan - Keterbatasan sarana dan
- Money : berbagai macam bahan
Workshop tentang pangan
prasarana
Perlengkapan, Konsumsi, Transport
potensi
- Peningkatan Konsumsi - Motivasi Petani atau
pemberdayaan - Method : Edukasi Gizi, Ceramah Interaktif.
Keberanekaragaman produsen yang kurang
berbagai macam - Machinary : Pangan
bahan pangan
Aula, Infocus, Proyektor, Powerpoint, Leaflet,
Microphone, Sound System, Video Edukasi, Bangku,
Meja.
Musyarawah - Man : Mahasiswa, Masyarakat yang berpengaruh, - Tercipta-nya - kebiasaan dan kepercayaan
Masyarakat Desa : Ketua RT, RW, Ketua Adat, Kepala Desa, Kepala kesepakatan terkait masyarakat yang sulit
Musyawarah terkait Puskesmas, Ahli Kesmas Puskesmas, Ahli Gizi kebijakan penanganan dirubah
potensi-potensi Puskesmas, Dokter, Perwakilan dinas tenaga kerja masalah yang akan
dan dinas social. dilakukan - birokrasi yang panjang
penanganan
permasalahan Stunting - Money : Perlengkapan, Konsumsi, Transport - Meningkatkan - distraksi dari banyak
berbasis kebijakan - Method : Fotim Group Discussion partisipasi masyarakat
kebijakan lain-nya
yang sesuai dengan dan pihak terkait untuk
pendekatan, kebiasaan - Machinary : Aula, Infocus, Proyektor, penanganan masalah - partisipasi masyarakat yang
Microphone, Sound System, Bangku, Meja, stunting
dan kepercayaan minim
AlatTulis Kantor, Kertas HVS.
masyarakat sekitar.
Teknologi Tepat Guna : - Man : Mahasiswa, Masyarakat yang berpengaruh, Ketua - Peningkatan - kebiasaan dan kepercayaan
Pemanfaatan bahan RT, RW, Ketua Adat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, Ahli Pengetahuan dan masyarakat yang sulit dirubah
Kesmas Puskesmas, Ahli Gizi Puskesmas, Dokter. perilaku terhadap
pangan lokal yaitu
buah pisang - Money : Perlengkapan, Konsumsi, Transport pemanfaatan pangan - birokrasi yang panjang
lokal yang banyak
- Method : Mempraktikn Teknologi tepat guna - partisipasi masyarakat yang
manfaatnya seperti
pemanfaatan pangan lokal yaitu pisang
pisang minim
- Machinary : Aula, Infocus, Proyektor, Microphone,
Sound System, Bangku, Meja, AlatTulis Kantor, Kertas
HVS, kompor, baskom, sendok, wajan, spatula, piring
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan: Share Is Care
Topik : Gizi Seimbang
Serangkaian gizi Sasaran : Ceramah dan 19-20 Januari Posyandu Infocus, Kehadiran
kegiatan seimban seluruh ibu FGD Proyektor, peserta,
penyuluhan g untuk yang memiliki Powerpoint, peningkata
dengan anak anak balita Leaflet, n
metode balita Microphone, pemahama
ceramah, makanan Target : 2 ibu Sound System, n dan
FGD, serta sumber untuk Video Edukasi, pengetahua
games energy, menjadi duta Bangku, Meja. n ibu yang
dengan zat gizi ibu terbaik. memiliki
mengenal gizi makro balita
seimbang dan (keaktifan
kepada ibu mikro dalam
yang sudah untuk menjawab
mempunyai anak pertanyaan)
anak. balita
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Penyuluhan Gizi Seimbang
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
Personil langsung :Mahasiswa Persiapan : 70% peserta hadir praktik pola gizi seimbang
Personil pendukung : kader 70% peningkatan pengetahuan diterapkan dikehidupan sehari-
Koordinasi ke posyandu.
posyandu dan ketua adat. peserta hari
Mengundang seluruh masyarakat
Leaflet (25 x Rp 2.500) = Rp perbaikan pola asuh terkait gizi
yang akan dilibatkan melalui
62.500 (pemberian MP-ASI, ASI Ekslusif,
kader di Posyandu.
Air mineral (2 x Rp 50.000) = Rp melakukan imunisasi)
Menyiapkan sarana dan pra-
100.000
sarana serta alat yang akan di
Snack box (40 x Rp 5.000) = Rp
gunakan termasuk materi yang
200.000
akan disampaikan.
Dana = Rp 362.500
Pelaksanaan :
sumber : Mahasiswa
Mengumpulkan partisipan yang
diundang
Lokasi : Balai Desa
pembukaan serta pemberian
materi.
Melakukan Tanya jawab sekaligus
games.
Monev :
kehadiran peserta
peningkatan pengetahuan ibu
(keaktifan dalam menjawab
pertanyaan).
SATUAN PELAKSAN
Nama Kegiatan: Musyawarah Mufakat Desa
Topik : Solusi Menangani Permasalahan
Serangkaian penurun Sasaran : FGD 9-10 Februari Balai Desa Infocus, kehadira
kegiatan an angka Desa - Desa Proyektor, n peserta
diskusi stunting yang memiliki Powerpoint, mendapa
dengan kebereag prevalensi Leaflet, tkan
metode FGD, aman stunting yang Microphone, solusi
mencari bahan tinggi dan Sound System, terkait
solusi atau pangan. permasalaha Video Edukasi, permasal
jalan keluar tingkat n kesehatan Bangku, Meja ahayang
dari pendapa lain-nya yg didiskusi
permasalaha tan mendukung. kan.
n yang terjadi masyara Target : 1
di Papua. kat desa dengan
meningk prevelensi
at stunting nya
menurun.
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Musyawarah Masyarakat Desa
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
Personil langsung Persiapan : 80% peserta hadir Mendapatkan potensi-
:Mahasiswa potensi penanganan
Koordinasi ke perangkat desa dan
Personil pendukung : permasalahan Stunting
puskesmas
perangkat desa, Ketua Adat, berbasis kebijakan yang
Mengundang seluruh masyarakat
Tenaga Kesehatan, Dinas sesuai dengan pendekatan,
yang akan dilibatkan melalui
Ketenagakerjaan dan Dinas kebiasaan dan kepercayaan
perangkat desa.
Sosial. masyarakat sekitar.
Menyiapkan sarana dan pra-sarana
Air mineral (2 x Rp 50.000) =
serta alat yang akan di gunakan
Rp 100.000
termasuk bahan diskusiyang akan
Snack box (40 x Rp 5.000) =
disampaikan.
Rp 200.000
Pelaksanaan :
ATK = Rp 50.000
Dana = Rp 350.000 Mengumpulkan partisipan yang
sumber : Mahasiswa dan diundang
Desa pembukaan serta memulai forum
discussion.
Monev :
Lokasi : Balai Desa
kehadiran peserta
adanya solusi terkait masalah yang
di diskusikan.
SATUAN PELAKSANA
Nama Kegiatan: Workshop Produsen
Topik : Potensi Pemberdayaan Pangan
Deskripsi Pokok Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Kegiatan Bahasan Target Bantu/Media
Serangkaian pemanfa Sasaran : 2 Ceramah dan 3-5 Februari Balai Desa Infocus, Kehadiran
kegiatan atan wilayan yang FGD Proyektor, peserta
penyuluhan lahan memiliki Powerpoint, peningkata
kepada dengan lahan Leaflet, n
produsen menana Produktif Microphone, pengetahu
pangan m bahan Sound System, an terkait
dengan pangan Target : Video Edukasi, potensi
metode yang Produsen Bangku, Meja aneka
ceramah dan beragam Pangan ragam
FGD tentang . bahan
potensi pangan
pemberdayaa
n berbagai
macam
bahan
pangan
HIPOPOC
Nama Kegiatan: Workshop Potensi Pemberdayaan pangan
Wilayah : Papua
Input Proses Output Outcome
Personil langsung :Mahasiswa Persiapan : 70% peserta hadir Beragmnya bahan pangan yang
Personil pendukung : perangkat 70% peningkatan pengetahuan ditanam
Mengundang seluruh masyarakat
desa dan Ketua Adat peserta ketersediaan keanekaragaman
yang akan dilibatkan melalui
Leaflet (25 x Rp 2.500) = Rp 62.500 bahan pangan.
perangkat desa.
Air mineral (2 x Rp 50.000) = Rp meningkatnya potensi
Menyiapkan sarana dan pra-sarana
100.000 diversifikasikan bahan pangan
serta alat yang akan di gunakan
Snack box (40 x Rp 5.000) = Rp
termasuk materi yang akan
200.000
disampaikan.
Dana = Rp 362.500
Pelaksanaan :
sumber : Mahasiswa
Mengumpulkan partisipan yang
diundang
Lokasi : Balai Desa
pembukaan serta pemberian materi
tentang potensi pemberdayaan
berbagai macam bahan pangan.
Melakukan Tanya jawab sekaligus
games.
Melakukan FGD untuk mengetahui
kendala dll. Serta memberikan
motivasi kepadan produsen
Monev :
kehadiran peserta
peningkatan pengetahuan terkait
potensi aneka ragam bahan pangan
SATUAN PELAKSANA
Nama Kegiatan: Teknologi Tepat Guna
Topik : Pemanfaat Buah Pisang