Anda di halaman 1dari 22

“ Pemeliharaan Tulang Dan Sendi Untuk Mencapai

Lansia Yang Mandiri Dan Sejahtera “

PERAWATAN SEHARI-HARI LANSIA


DENGAN PATAH TULANG

Murtaqib, M. Kep.
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Perkembangan tulang di usia senja/lansia
• Penuaan adalah proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-
lahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur,
serta fungsi normalnya yang mengakibatkan tubuh tidak dapat bertahan
terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut (Pangkahila, 2007).
• Semakin bertambahnya usia, kepadatan tulang akan semakin berkurang sehingga
tulang menjadi keropos atau yang dikenal dengan istilah osteoporosis. Umumnya
osteoporosis disebabkan karena kekurangan asupan kalsium yang terjadi akibat
menurunnya jumlah kalsium yang diproduksi tubuh seiring bertambahnya usia.
• Osteoporosis disebabkan oleh penurunan kepadatan tulang. Hal ini dipengaruhi
oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang, yaitu proses
penggantian sel-sel tulang yang lama dan rapuh menjadi sel-sel tulang yang baru
(Sankaran, 2007).
Apa akibat dari perkembangan tulang?
Kepadatan tulang Mudah mengalami
menurun osteoporosis

Gejala yang paling umum pada osteoporosis :


• Retak /patah tulang
• Tubuh bungkuk
• Tinggi badan menurun
• Sakit punggung
Masalah tulang pada lansia

Keseleo / terkilir

Osteoporosis (pengeroposan tulang)

Osteoarthritis (peradangan sendi)

Patah tulang
Keseleo

Patah tulang
Faktor-faktor penyebab / kebiasaan yang
dapat mempercepat osteoporosis
Faktor yang tidak dapat dirubah
Usia (usia > 35 tahun beresiko osteoporosis)

Jenis kelamin (Wanita lebih beresiko, terutama


sudah menopause)

Keturunan
Faktor yang dapat dirubah
• Gaya hidup tidak aktif dan kurang bergerak
• Kurang konsumsi makanan/minuman tinggi kalsium (meliputi: susu,
sayuran hijau, seperti bayam, lobak, sawi hijau, dan brokoli. Makanan
laut, seperti ikan sarden, tongkol, dan salmon. Kacang-kacangan dan biji-
bijian, seperti kacang tanah, lentil, kedelai, almond, dan biji wijen
• Banyak Mengonsumsi Daging
• Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
• Kurang Mendapatkan Cahaya Matahari
• Sering mengangkat beban berat dengan posisi yang salah
• Posisi duduk yang salah
Posisi Duduk
Bagaimana lansia harus menjaga
kesehatan tulang agar tidak osteoporosis ?
Jalan kaki selama 30 menit sejauh ± 8 km

Tidur berkualitas (7-8


Perbanyak asupan vitamin D : Berjemur, jam dalam sehari)
makan kuning telur, ikan salmon dan tuna

Konsumsi makanan/minuman tinggi kalsium (meliputi: susu,


sayuran hijau, seperti bayam, lobak, sawi hijau, dan brokoli.
Makanan laut, seperti ikan sarden, tongkol, dan salmon. Mengurangi konsumsi
minuman bersoda
Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang tanah, lentil,
kedelai, almond, dan biji wijen
Data perilaku lansia yang sering terjadi
yang meningkatkan lansia osteoporosis
dan patah tulang

• Kiaonarn dkk (2012) mengatakan perilaku lansia yang sering terjadi yang
meningkatkan lansia osteoporosis Menopause dini sebesar 75%,
kurangnya aktifitas sebanyak 67%, kurang asupan kalsium sebesar 46%,
dan pecandu kopi sebesar 29%.
• Menurut data Riskesdas 2013 penyebab lansia cedera terbanyak yaitu
jatuh atau terpeleset (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%),
selanjutnya penyebab cedera karena terkena benda tajam atau tumpul
(7,3%), transportasi darat lain (7,1%), kejatuhan (2,5%), mengangkat
beban berat dengan posisi yang salah dan posisi duduk yang salah
(5,8%).
Bagaimana perawatan lansia dengan
masalah tulang di rumah ?
Hindari
lantai licin Usahakan penerangan di ruangan cukup
(tidak gelap/remang-remang),
menambah pencahayaan ruangan
Memasang pegangan di sisi
dinding untuk pegangan lansia,
Usahakan kamar lansia di
terutama di kamar mandi
lantai 1, untuk mengurangi
resiko terjatuh saat menaiki
tangga

Menggunakan kruk apabila terdapat Dekatkan barang-barang


masalah pada tulang yang dibutuhkan lansia

Berikan lansia makanan yang


mengandung banyak kalsium
Perawatan lansia dengan keseleo di rumah
a. Keseleo tingkat ringan
• Gejala : ketidaknyamanan pada kaki, pembengakakan ringan, sedikit atau tanpa adanya
memar
1) Berhenti dari aktivitas
2) Pengompresan dengan es selama 20 sampai 30 menit
3) Kaki yang keseleo harus tetap terangkat (dinaikkan ke atas) sedapat mungkin
4) Jika terjadi pembengkakan, pengomperasan dengan es harus terus menerus diulang
dalam satu hari. Buatlah popsicle dengan es dengan jalan membekukan air dalam
kantong plastik atau cangkir kertas kemudian merobek bagian sisinya untuk
mengeluarkan es.
•Perawatan yang digunakan tersebut dinamakan metode RICE, yaitu rest (istirahat),
ice (pemakain es), compression (pengomperasan), dan elevation (elevasi). Pemakaian
metode RICe untuk mengatasi keseleo ringan, biasanya berlanjut selama 2 sampai 3
hari, kemudian dapat diikuti dengan melakukan aktivitas ringan kembali secara
bertahap.
Video Metode RICE
Tingkatan keseleo yang tidak dapat
dilakukan perawatan di rumah
b. Keseleo tingkat sedang
• Cedera ini dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada sekitar pada bagian luar pergelangan
kaki dibanding pada keseleo ringan, seperti timbulnya pembengkakan dan memar selama 12 sampai
24 jam. Perawatan pada kasus ini harus dilakukan di rumah sakit karena membutuhkan penyinaran
rontgen, pemakaian pembalut untuk melindungi kaki, dan metode RICE.

c. Keseleo tingkat parah


• Merupakan jenis cedera yang serius, ditandai terjadinya suara robekan atau pecah pada daerah yang
mengalami keseleo seringkali kita rasakan atau kita dengar, akan terjadi rasa sakit secaa cepat dan
asa nyeri selama 5 menit. Meskipun dimungkinkan untuk dapat berjalan secara cepat setelah terjadi
keseleo, namun rasa sakit dan nyeri akan meningkat selama 30 menit, kemudian berlanjut dengan
tidak dapat atau sulit untuk bejalan. Akan terjadi memar pada bagian luar pergelangan kaki, telapak
kaki dan kaki bagian bawah. Perawatan pada kasus ini harus dilakukan di rumah sakit, dikarenakan
memerlukan tindakan pembedahan dan penyinaran rontgen
Perawatan lansia dengan
patah tulang di rumah
a. Membantu pemberian perawatan ADL (Activities Daily Living) apabila lansia
masih belum mampu bergerak, ADL meliputi : BAB BAK, makan, berpakaian
(berdandan), mandi, dan berpindah tempat
b. Motivasi lansia untuk mobilisasi miring kanan dan kiri 2 jam dan beragnti posisi
sekali untuk mengurangi tekanan pada salah satu sisi tubuh
c. Ajarkan lansia cara berjalan memakai kruk, apabila terdapat kesulitan berjalan
d. Mendekatkan barang-barang yang diperlukan lansia
e. Lakukan penggantian balutan luka secara rutin
f. Bantu lansia untuk melakukan latihan rentang gerak lansia
SOP Perawatan Luka dan Mengganti Balutan
Luka Patah Tulang
1. Cuci tangan dengan sabun
2. Pasang perlak dan pengalasnya di bawah area luka. Letakan bengkok di atas perlak. Letakkan
kantong sampah pada area yang mudah dijangkau.
3. Buka korentang dari pembungkusnya. Buka set balutan steril. Kasa, gunting dan pinset harus tetap
pada area steril
4. Tuangkan cairan NaCl 0,9% pada kom steril. Tuangkan cairan desinfektan jika diperlukan
5. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai
6. Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik dengan perlahan, sejajar dengan kulit
dan ke arah balutan. Observasi kulit untuk reaksi terhadap plester. Kapas alkohol dapat digunakan
untuk membantu melepas plester
7. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan angkat balutan secara hati-hati. Jaga kotoran-kotoran
pada luka atau balutan agar tidak terlihat
8. Gunakan salin normal jika kasa menempel pada luka
dan sulit diangkat.
9. Observasi perdarahan pada balutan. Buang balutan yang kotor ke dalam bengkok atau kantong
sampah
10.Kaji kondisi luka. Perhatikan kondisinya, proses penyembuhan luka, integritas jahitan atau
penutupan kulit, karakter drainase, tanda-tanda infeksi. Lakukan palpasi jika diperlukan
11.Lepaskan sarung tangan, buang pada tempat yang tepat
12.Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
13.Bersihkan luka dengan salin normal atau larutan antiseptik yang diprogramkan. Gunakan
bagian kasa yang berlainan untuk tiap usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi
ke area yang paling terkontaminasi.
14.Gunakan kasa kering untuk mengeringkan luka atau garisinsisi.
15.Oleskan salep antiseptik/antibiotik jika diprogramkan.
16.Berikan balutan kasa steril kering pada luka. Pasang plester.
Latihan Rentang Gerak Lansia
TERIMAKASIH

Ayah ibumu merawatmu sejak anak-anaknya belum bisa memegang sendok


Satu-satunya kesempatan kita merawat orang tua adalah saat usia senja,
sayangi dan kasihi orang tuamu
Karena sesungguhnya waktu tidak bisa kembali.....

Anda mungkin juga menyukai