Anda di halaman 1dari 23

STUDI TENTANG HUBUNGAN PENGETAHUAN

DAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA > 6 BULAN
PERIODE JUNI – JULI 2020
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TWANO
Disusun Oleh
dr. Monita Dwi Mahayu Pangestika
Pada prevalensi Gizi Kurang
(underweigth) perbaikan terjadi
berturut-turut dari tahun 2013 sebesar
19,6% naik menjadi 17,7% pada tahun
2018. Prevalensi stunting dari 37,2%
turun menjadi 30,8%, dan prevalensi
kurus (wasting) dari 12,1% turun
menjadi 10,2%.
Situasi gizi balita di
(Riskesdas 2018)
dunia saat ini sebanyak
155 juta balita pendek
(stunting), 52 juta balita
Latar Belakang kurus (wasting), dan 41
juta balita gemuk Untuk Provinsi Papua, sebesar 10,2%
(overweight). (kurus dan sangat kurus), 13,2%
(gemuk). Angka ini mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun
2010 yaitu masalah balita kurus dan
sangat kurus sebesar 12,1%,
sedangkan balita gemuk sebesar 15%.
Indikator yang digunakan adalah berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB).
(Riskesdas 2018)
 Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi pada pemberian ASI
pada bayi umur 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI
Pemberian ASI pada bayi eksklusif, 9,3% ASI parsial, dan 3,3% ASI predominan.
erat hubungannya dengan
kondisi gizi kurang dan gizi  Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar
61,33%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif
lebih (gemuk) pada anak . terdapat pada Nusa Tenggara Barat (87,35%), sedangkan
persentase terendah terdapat pada Papua (15,32%).
 Bagaimana gambaran status gizi bayi umur ≥ 6 bulan
berdasarkan BB/U, TB/U, dan BB/TB di wilayah Puskesmas
Twano
 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif di wilayah Puskesmas Twano
 Bagaimana gambaran perilaku ibu dalam pemberian ASI
Rumusan Masalah eksklusif di wilayah Puskesmas Twano
 Bagaimana hubungan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi bayi ≥ 6 bulan di wilayah
Puskesmas Twano.
 Bagaimana hubungan perilaku ibu dalam pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi bayi ≥ 6 bulan di wilayah
Puskesmas Twano
 Untuk mengetahui gambaran status gizi bayi umur ≥ 6 bulan
berdasarkan BB/U, TB/U, dan BB/TB di wilayah Puskesmas
Twano.
 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Twano.
 Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu dalam pemberian
Tujuan Penelitian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Twano.
 Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi ≥ 6 bulan di
wilayah Puskesmas Twano.
 Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dalam pemberian
ASI eksklusif dengan status gizi bayi ≥ 6 bulan di wilayah
Puskesmas Twano.
 Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan perilaku pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi bayi,
Ruang Lingkup dipilih subjek penelitian adalah bayi usia ≥ 6 bulan karena
Penelitian masa pemberian ASI eksklusif adalah selama 6 bulan, dengan
menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara
wawancara dengan alat bantu kuesioner, dilakukan pada bulan
Juni-Juli 2020 di wilayah kerja Puskesmas Twano.
 Status Gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.

Tinjauan Pustaka  Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan
Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U),
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Batasan untuk kategori status gizi balita menurut
indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO
 ASI adalah cairan yang mengandung sel-sel darah putih,
immunoglobulin, enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan
zat-zat gizi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak (Menteri Kesehatan, 2010).

Pemberian ASI
Eksklusif
 Rekomendasi WHO, ASI eksklusif adalah pemberian hanya
ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali
vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai
usia 6 bulan.
 Sebagai makan tunggal untuk memenuhi seluruh kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
 Meningkatkan daya tahan tubuh
Manfaat ASI bagi  ASI membuat berat badan bayi lebih ideal
bayi  Membuat perkembangan motorik dan kognitif bayi lebih cepat.
 Meningkatkan jalinan kasih sayang
DESAIN PENELITIAN
 Desain penelitian cross sectional, untuk melihat hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan
tujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku ibu
dalam pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi.

Metodologi
Penelitian TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
 Penelitian dilaksanakan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Twano, pada bulan Juni sampai Juli 2020.
 Populasi dan Sampel Penelitian
 Populasi penelitian adalah seluruh ibu-ibu yang bersedia
mengisi kuesioner di Posyandu wilayah kerja Puskesmas

Metodologi Twano pada bulan Juni sampai Juli 2020 yang berjumlah 81
orang. Namun yang diambil sebagai sampel penelitian adalah
Penelitian 62 orang, dengan kriteria inklusi yaitu bayi dengan usia ≥ 6
bulan yang tidak mempunyai kelainan kongenital sedangkan
kriteria eklusi yang tidak dimasukkan sebagai sampel yaitu
bayi dengan usia < 6 bulan.
1. ANALISIS UNIVARIAT

 Dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Dalam


analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari
tiap variabel yaitu pemberian ASI eksklusif dan status gizi
bayi.

2. ANALISIS BIVARIAT
Analisis Data
(SPSS)  Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi .
 Digunakan uji Chi square karena kedua variabel dependen dan
independen merupakan variabel kategorik dengan
perbandingan nilai P = 0,05.
 Apabila nilai P < 0,05  berhubungan
 Apabila nilai P > 0,05  tidak berhubungan
HASIL
ANALISIS
UNIVARIAT
Faktor yg
mempengaruhi
status gizi
HASIL
ANALISIS
BIVARIAT
HASIL ANALISIS UNIVARIAT

 Desain ini hanya bersifat menggambarkan adanya suatu


hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, namun tidak dapat melihat arah sebab akibat
sehingga tidak dapat dipastikan variabel yang menjadi
PEMBAHASA penyebab dengan variabel yang menjadi akibat.

N  Penelitian ini mempunyai kelemahan kemungkinan terjadinya


keterbatasan responden untuk mengemukakan pendapat,
adanya faktor subjektifitas dan kejujuran responden yang sulit
dikendalikan dan ini berpengaruh pada informasi yang
diperoleh.
HASIL ANALISIS BIVARIAT
 Hanya terdapat 1 faktor yang berhubungan dengan status gizi
bayi ≥ 6 bulan yaitu pengetahuan ASI eksklusif dengan status
gizi bayi jika ditinjau dari PB/U.

 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

PEMBAHASA oleh Wahyuni (2015) yang menyatakan bahwa tingkat


pengetahuan ibu menjadi kunci dalam pengelolaan rumah
N tangga, sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu dalam
pemilihan makanan yang dikonsumsi. Ibu dengan pengetahuan
gizi baik dapat mengerti dan memahami pentingnya status gizi
bagi kesehatan dan kesejahteraan.
• Dari hasil uji chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dalam
memberikan ASI eksklusif dengan status gizi bayi berdasarkan indeks BB/U, PB/U dan BB/PB.
• Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Novania (2016) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi. Balita yang mendapatkan ASI eksklusif
dibandingkan dengan balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif ternyata memiliki resiko yang sama
untuk kemungkinan memiliki status gizi kurang pada saat usia balita.
• Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi mempunyai anak dengan status gizi normal dapat
dilihat dari faktor lain seperti pemberian susu formula dan pemberian makanan tambahan yang terlalu dini
atau bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dan memiliki status gizi yang tidak normal dapat disebabkan
karena pemberian susu formula yang tidak sesuai dengan petunjuk penggunaan, selain itu juga bisa
disebabkan karena pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini.
• Protein yang ada pada susu formula lebih tinggi dari ASI sehingga bila terus diberikan pada bayi pada
akhirnya dapat menyebabkan kegemukan, akan tetapi status gizi bayi tersebut belum tentu baik jika dilihat
berdasarkan standar indeks antropometri.
1. Status gizi normal berdasarkan indeks BB/U sebesar 93,6%,
dengan indeks PB/U sebesar 95,2% serta indeks BB/PB sebesar
95,2%
2. Presentase ibu yang mempunyai pengetahuan baik lebih tinggi
dibandingkan yang mempunyai pengetahuan kurang baik yaitu
sebesar 83,9%.

3. Persentase perilaku ibu yang memberikan ASI Eksklusif lebih


KESIMPULA tinggi dibandingkan yang tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu

N sebesar 64,5%
4. Pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif mempunyai hubungan
yang bermakna dengan indeks PB/U, sedangkan dengan indeks
BB/U dan BB/PB tidak mempunyai hubungan yang bermakna.
5. Perilaku ibu mengenai ASI eksklusif tidak mempunyai hubungan
yang bermakna dengan indeks BB/U, indeks PB/U, dan indeks
BB/PB.

Anda mungkin juga menyukai