Anda di halaman 1dari 23

Patologi Telinga Luar

dr. Rosmini, SpTHT-KL


Terbagi menjadi:
 Kelainan kongenital
 Kelainan daun telinga
 Kelainan liang telinga
Kelainan kongenital
 Atresia liang telinga dan mikrotia.
 Fistula preaurikular
 Lop ear (bat’s ear)
Atresia liang telinga dan mikrotia
 Disertai kelainan tulang pendengaran
 Jarang dengan kelainan telinga dalam
 Penyebab belum jelas (diduga genetik, virus,

atau bahan kimia)


 Unilateral atau bilateral
 Terapi: operasi rekonstruksi (memperbaiki

fungsi pendengaran dan kosmetik)


 bilateral: ABD setelah dx ditegakkan, operasi

pada usia 5-7 tahun


 Unilateral: operasi pada usia 15-17 tahun
Fistula preaurikular
 Gangguan embrional arkus brakial 1 dan 2
 >> Asia dan Afrika
 Herediter dominan
 Di depan tragus atau di sekitarnya, sering

terinfeksi
 Biasanya pasien berobat jika terjadi obstruksi

dan infeksi (pioderma atau selulitis fasial)


 Bila tidak ada keluhan tidak perlu operasi.

Bila abses berulang dan pembentukan sekret


kronis, diperlukan pengangkatan fistel total
Lop ear (bat’s ear)
 Daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri
 Tidak ada gangguan pendengaran
 Gangguan psikis karena estetik
Kelainan daun telinga
 Hematoma
 Perikondritis
 Pseudokista
Hematoma
 Disebabkan trauma
 Penumpukan bekuan darah diantara

perikondrium dan tulang rawan.


 Bila tidak dikeluarkan bisa terjadi organisasi

dari hematoma sehingga menjadi padat dan


permanen
 Terapi insisi untuk mengeluarkan bekuan

darah
 Komplikasi insisi yg tidak steril: perikondritis
Perikondritis
 Disebabkan trauma, pasca-operasi telinga
(mastoiditis) dan komplikasi pseudokista
 Pengobatan antibiotik sering gagal
 Komplikasi: tulang rawan hancur dan menciut

serta keriput, terjadi telinga lisut (cauliflower


ear)
Pseudokista
 Terdapat cairan kekuningan diantara tulang
rawan daun telinga dan perikondrium
 Nyeri (-), keluhan benjolan pada daun telinga
 Terapi pungsi steril, balut tekan atau dengan

gips selama seminggu agar perikondrium


melekat pada tulang rawan
 Kekambuhan terjadi akibat perlekatan yang

tidak sempurna
 Pungsi yang tidak steril menyebabkan

perikondritis dan telinga lisut


Kelainan liang telinga
 Serumen
 Benda asing liang telinga
 Otitis eksterna akut
otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul)
otitis eksterna difus
otitis eksterna maligna
 Otomikosis
 Infeksi kronis liang telinga
 Keratosis obliterans dan kolesteatom eksterna
Serumen
 Hasil produksi kel. Sebasea dan kel. Serumen
pada kulit sepertiga luar liang telinga.
 Konsistensi dipengaruhi faktor keturunan,
iklim dan usia
 Efek proteksi
 Keluar sendiri saat mengunyah, menguap oleh
panas setelah barada diluar liang telinga
 Penumpukan pada liang telinga menyebabkan
gangguan pendengaran, bila telinga
kemasukan air serumen akan mengembang
dan menyebabkan rasa tertekan di liang telinga
Serumen cont…
 cair: dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas
 Keras: dikeluarkan dengan pengait atau

kuret, apabila sulit, bisa diberikan


karbogliserin 10% dulu selama 3 hari untk
melunakkan, atau dilakukan irigasi telinga
dengan air yang suhunya sama dengan tubuh
Benda asing liang telinga
 Bisa benda hidup atau mati
 Usaha mengeluarkan seringkali lebih
mendorong masuk menyebabkan trauma dan
edema sehingga menyulitkan dalam
pengeluaran benda asing
 Benda asing organik akan mengembung bila
didiamkan lama
 Pengeluaran harus dilakukan dengan hati-hati,
bila pasien tidak kooperatif dan ada resiko
merusak gendang telinga atau struktur telinga
tengah, sebaiknya dilakukan dengan anestesi
umum
Otitis eksterna sirkumskripta
 Infeksi pada folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar serumen sehingga terjadi furunkel
 Kuman: Staphylococcus aureus atau
Staphylococcus albus
 Nyeri hebat, gangguan pendengaran
 Bila terjadi abses: diaspirasi secara steril,
antibiotik lokal (polimiksin B atau basitrasin)
atau antiseptik (asam asetat 2-5% dlm alkohol
2%)
 Bila dinding tebal: insisi, drain
 Simtomatik: analgetik dan penenang
Otitis eksterna difus
 Mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam
 Kulit hiperemis dan edema dengan batas

tidak jelas, tidak ada furunkel


 Bisa terjadi sekunder pada otitis media

supuratif kronis
 Kuman: Pseudomonas, S.albus, E.coli
 Gejala sama dengan otitis eksterna

sirkumskripta
 Pengobatan dengn tampon yang

mengandung antibiotik, kadang diperlukan


antibiotik sistemik
Otitis eksterna maligna
 Biasanya pada orang tua dengan DM
 Peradangan meluas secara progresif ke

lapisan subkutis dan organ sekitar (kondritis,


osteitis dan osteomielitis)
 Gejala: gatal di liang telinga diikuti nyeri

hebat dan sekret yang banyak dan


pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri akan
semakin menghebat dan liang telinga
tertutup jaringan granulasi. paralisis fasial
 Kuman: P.aeruginosa
Otitis eksterna maligna cont…
 Terapi: debridement dan antibiotik dosis
tinggi terhadap P. aeruginosa yang
dikombinasi dengan aminoglikosida,
diberikan parenteral selama 4-6 minggu
(carbecillin, ticarcillin atau pipercillin dengan
gentamicin, tobramicin, colistimethate atau
amikacin)
Otomikosis
 Infeksi jamur, tersering Aspergillus
 Dipengaruhi faktor kelembaban udara
 Gejala: rasa gatal dan rasa penuh di liang

telinga, sering pula tanpa keluhan


 Pengobatan: membersihkan liang telinga,

pemberian larutan asam asetat 2-5% dalam


alkohol yang diteteskan ke liang telinga,
kadang diperlukan obat anti jamur topikal
Infeksi kronis liang telinga
 Disebabkan infeksi bakteri dan jamur yang
tidak diobati dengan baik, trauma berulang,
benda asing, penggunaan cetakan pada alat
bantu dengar.
 Terjadi penyempitan liang telinga oleh

pembentukan jaringan parut (sikatriks)


 Terapi:operasi rekonstruksi liang telinga
Keratosis obliterans dan kolesteatom
ekstena
 Jarang terjadi
 Gejala: rasa penuh di telinga
 Terdapat penumpukan deskuamasi epidermis

di liang telinga membentuk gumpalan dan


mnimbulkan rasa penuh serta kurang dengar
 Bila tidak tertangani dengan baik dapat

terjadi erosi kulit dan bagian tulang liang


telinga (kolesteatom eksterna) disertai nyeri
hebat. Sering pada pasien dengan kelainan
paru kronik (bronkiektasis) juga sinusitis
Keratosis obliterans dan kolesteatom
ekstena cont…
 Dikontrol dengan pembersihan telinga secara
periodik, pemberian obat tetes telinga dari
campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid
3% 3 kali seminggu.
 Pada pasien dengan erosi tulang liang telinga

sering diperlukan tindakan bedah dengan


melakukan tandur jaringan ke bawah kulit untuk
menghilangkan gaung di dinding liang telinga.
 Yang penting adalah membuat agar liang telinga

berbentuk seperti corong agar pembersihan liang


telinga spontan lebih terjamin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai