Anda di halaman 1dari 16

Uji Cemaran Mikroba Bakteri Salmonella sp.

terhadap Bahan
Pangan Asal Ternak
Di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET)
 
Oleh: Risnah Tjeba
Pendahuluan
Latar Belakang
 Jaminan keamanan pangan atau bahan pangan telah menjadi tuntutan seiring
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
 Jaminan kemananan pangan pun dapat diartikan sebagai jaminan bahwa
pangan atau bahan pangan tersebut bila dipersiapkan dan dikonsumsi secara
benar tidak akan membahayakan kesehatan manusia.
 Dalam penyediaan bahan pangan asal hewan untuk konsumsi, harus
memenuhi kriteria aman (safety), sehat (sound), utuh (wholesomeness) dan
halal, baik dari proses produksi hingga ke konsumen (from farm to table).
Lingkaran tersebut merupakan sirkulasi lalu lintas produk peternakan yang
mutlak harus dibina dan diawasi.
 Sehingga diperlukan adanya kegiatan untuk menjamin kualitas Bahan Pangan
Asal Ternak , salah satunya adalah melalui proses pengujian cemaran mikroba
bakteri Salmonella sp.
Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat cemaran mikroba pada pangan asal
hewan yang ada di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner?

Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah untuk
mengetahui tingkat cemaran mikroba pada pangan asal
hewan yang ada di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner.
TINJAUAN PUSTAKA
Cemaran Mikroba

Bahan Pangan Asal Hewan

Salmonella sp.

Patogenesis

Pengujian Mikrobiologi
Menurut Standar Nasional Indonesia (2009) SNI 01-7388-2009 batas maksimum
cemaran mikroba adalah jumlah jasad renik/mikroba maksimum (CFU/gr) yang
diijinkan atau direkomendasikan dapat diterima dalam bahan makanan asal
hewan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM)
Jenis Cemaran Daging Segar/ beku Daging Tanpa Tulang
Mikroba

a) Jumlah Total Kuman 1 x10⁴ 1 x10⁴


(Total Plate)
b) Coliform 1 x10² 1 x10²
c) Escherichia coli(*) 1 x10¹ 1 x10¹
d) Enterococci 1 x10² 1 x10²
e) Staphylococcus aerus 1 x10² 1 x10²
f) Clostridium sp 0 0
g) Salmonella sp(**) Negatif Negatif
h) Camphylobacter sp 0 0
i) Listeria sp 0 0

Keterangan Tabel
Keterangan :
(*) dalam satuan MPN/gram
(**) dalam satuan kualitatif
 MPN : Most Probable Number/angka paling
memungkinkan/ paling mendekati
CFU : Coloni Forming Unit.
Pengujian Mikrobiologi
Pada pengujian mikrobiologi salmonella terdapat media-media yang umum
digunakan yaitu:
1) Media difensial salmonella(Media lactose broth)

Gambar 1. Media lactose broth

2) XLD (Xylose Lysine Desoxycholate)

Gambar 2. Media Agar XLD


Pertumbuhan salmonella pada XLD
3) BSA (Bismuth Sulfite Agar)

Gambar 3. Media BSA sebelum dan


sesudah ditumbuhi koloni salmonella

4) HE (Hectoen Enteric)

Gambar 4. Media Hectoen enterec agar


sebelum dan sesudah ditumbuhi salmonella
METODE KERJA
Waktu dan Tempat
Hari/tgl : Senin/-Kamis/ 2018
Waktu: 08.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kesmavet Balai Besar
Veteriner Maros
Alat dan Bahan
1. Alat
 Cawan petri • Gelas ukur
 Pipet • Erlenmeyer
 Inkubator • Hot plate stirer
 Stomacher • Magnet stirer
 Ose • Sendok
 Timbangan
• Timbangan analitik
• Mikropipet
 Rak tabung
• Autoklaf
 Pinset
 bunsen

2. bahan
• Sampel Daging • Medium Bismuth Sulfit Agar (BSA)
• Medium Ravvaport vasilidiasis (RV) • Plastik Stomacher
• Lactose Broth (LB) • Aluminium Foil
• Medium Xylose Lysine Deoxycholate (XLD)• Aquades
• Medium Hektoen Enteric (HE) • Alkohol 70%
Metode Kerja
Persiapan sampel

Pembuatan Media

Pengkayaan • Media RV

Seleksi pada Media • XLD, HE, BSA


Agar

Pembacaan Hasil
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil
NO Jenis Medium Hasil Uji Keterangan
1. XLD
(-)
Negatif Tidak tercemar

2. HE
(-)
Negatif Tidak tercemar

BSA
(-)
Negatif Tidak tercemar
Pembahasan
 Pengujian cemaran mikroba Salmonella sp dilakukan selama 4 hari
pada sampel yang diduga tercemar atau mengandung Salmonella sp
 Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan medium selektif
XLD, BSA, dan HE dari sampel daging segar terlihat bahwa semua
sampel negatif artinya tidak ada yang tercemar oleh bakteri
Salmonella sp.
 Hasil tersebut dikatakan negatif karena pada media selektif tidak
terjadi pertumbuhan koloni yang berwarna hitam dan juga tidak ada
yang metalik.
 Menurut Bell and Kyriakides (2002), yang menyatakan bahwa koloni-
koloni Salmonella sp yang khas pada media Bismut Sulfit Agar
berwarna coklat, abu-abu atau hitam, kadang metalik dan biasanya
media disekitar koloni berwarna coklat dan lama kelamaan akan
menjadi hitam sesuai dengan lama inkubasinya. Koloni sendiri itu
maksudnya sekumpulan bakteri yang dapat dilihat oleh kasat mata
yang memiliki warna tertentu sesuai dengan media dan jenis bakteri
itu sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian cemaran
mikroba dapat disimpulkan bahwa dari
semua sampel yang diujikan dinyatakan
negatif tercemar bakteri Salmonella sp.
Hasil ini menunjukkan kualitas daging
yang diuji telah memenuhi standar
berdasarkan Standar Nasional Indonesia
daging ayam ICS 67.120.20 Tahun 2009.
Saran
• Persiapan mental, kesehatan yang baik dan
pengetahuan tentang Balai Besar Veteriner dalam
menunjang keberhasilan setiap kegiatan yang
telah disusun dan direncanakan.
• Kekompakan dan kebersamaan rekan-rekan tim
kerja praktek sangat diperlukan agar bisa lebih
mempermudah dalam pengurusan setiap kegiatan
kerja praktek.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai