Anda di halaman 1dari 16

Asuhan pada

bbl bermasalah
Kelompok 2 :
Laeli Aulyya
Masfufah Remola Vitnes
Pinky Putri Lestari
Putri Sulastri
Sub materi pembahasan

01 02 03 04 05

Kejang Hipotermi Hipertermi Hipoglikemi Tetanus


Neonatrum
Kejang

Kejang pada neonatus adalah kejang


yang terjadi pada 4 minggu pertama
kehidupan dan paling sering terjadi
pada 10 hari pertama kehidupan. Kejang
tersebut berbeda pada anak atau
orang dewasa karena kejang tonik
klonikumum cenderung tidak terjadi
pada bulan pertama kehidupan
etiologi dari kejang
neonatus

1. Metabolika
2. Perdarahan intracranial
3. Infeksi
4. Genetik/kelainan bawaan
5. Penyebab lain.

—Someone Famous
Faktor penyebab kejang bbl

1. Cerebral palsy yang menyebabkan gangguan


pada tubuh anak.
2. Demam tinggi memicu anak mengalami kejang
atau step.
3. Epilepsi yang disebabkan adanya gangguan
neurologis.
4. Penyakit meningitis sering ditandai demam tinggi
dan leher kaku.
5. Penyakit meningitis sering ditandai demam tinggi
dan leher kaku
Penatalaksanaan
kejang bbl
1. Persiapan berujuk kerumah sakit.
2. Jangan tahan anak dalam keadaan kejang,
posisikan anak di tempat yang aman (contoh:
lantai).
3. Sebisa mungkin kepala dimiringkan ke samping
agar bila anak muntah, tidak terjadi aspirasi.
4. Jangan diberikan apapun ke dalam mulutnya.
HIPOTERMI

Penyebab Pencegahan yang Penatalaksanaan


hipotermi hipotermi bbl bisa di lakukan hipotermi
• Segera keringkan bayi
Hipotermia pada 1. Faktor lingkungan. baru lahir dengan kain Hangatkan :
BBL merupakan 2. Syok yang hangat dan incubator, jika
kondisi bayi 3. Infeksi. kering. tidak ada metode
dengan suhu 4. Gangguan • Meletakkan bayi di alamiah :
dibawah 36,5ºC endoktrin. dekat ibu. kangguru,
5. Kurang gizi, energi • Memastikan ruang bayi penyinaran.
protein (kkp) yang terbaring cukup
6. Obat-obatan hangat.
7. cuaca • Menunda memandikan
bayi.
HIPERTERMI

Tahap terjadinya
hipertermi Hipertermi Faktor penyebab penatalaksanaan
Hipertermi pada bayi a) Tahap I : awal
1) Dehidarsi 1. letakkan bayi di
baru lahir adalah b) Tahap II : proses demam 2) Infeksi atau trauma ruangan dengan
suatu kondisi dimana lahir suhu lingkungan
suhu 3) Terpajan pada normal (25 ºC-28
inti tubuh bayi berada c) Tahap III : pemulihan
lingkungan yang panas ºC)
terus menerus diatas (jangka panjang) 2. Lepaskan
37,8o 4) Aktivitas yang sebagian atau
per oral atau 38,8o berlebihan seluruh pakaian
per rektal bayi bila perlu
5. berikan ASI.
6. Setelah suhu bayi
normal lakukan

lanjutan
perawatan lanjutan dan
pantau bayi selama 12
3. Periksa suhu jam berikutnya, periksa
suhu badannya setiap 3
aksila setiap
jam
jam sampai
tercapai suhu
dalam batas
normal

PENATALAKSANAAN
7) Bila suhu tetap
dalam batas normal
dan bayi dapat diberi
4. Bila suhu sangat
minum dengan baik
tinggi (lebih dari 39 ºC),
bayi dikompres dengan
air yang suhunya 4ºC
lebih rendah dari suhu
tubuh bayi. HIPERTERMI
HIPOGLIKEMI

HIPOGLIKEMI LANJUTAN

Hipoglikemia ialah
4. Cacat lahir dan
suatu penurunan
penyakit
abnormal kadar gula
metabolisme
darah atau kondisi
PENYEBAB LANJUTAN bawaan.
ketidaknormalan
kadar glukosa serum
1. Kekurangan asupan 3. Penyakit hemolitik 5. Asfiksia lahir.
yang rendah
nutrisi pada ibu hamil. berat pada bayi baru
lahir (ketidakcocokan
2. Kelebihan insulin yang tipe darah ibu dan
diproduksi pada bayi dari bayi).
ibu dengan diabetes.
PENATALAKSANAAN
Monitor Pada bayi yang
beresiko (BBLR, BMK,
01 bayi dengan ibu DM)

Menghindari faktor risiko


02 yang dapat
( hipotermia )
dicegah

Jika bayi tidak dapat menyusu,


mualailah pemberian per sonde
dalam 1 – 3 jam setelah lahir
03
Terapi IV dengan glukosa 10%
harus dimulai dan kadar

04 glukosa di pantau.
Tetanus neonatorum

Tetanus neonatorum (TN) adalah penyakit


yang timbul pada bayi baru lahir,
disebabkan oleh toksin bakteri Clostridium
tetani yang dapat menyerang otak, saraf
otonom, saraf spinal, dan neuromuscular
junctio

Insert your multimedia content here


Tanda dan gejala

spasme pada tubuh, kesulitan bernapas atau frekuensi


pernapasan yang lebih cepat dari normal

distres pernapasan,
kebiruan pada kulit

demam, tanda infeksi


seperti adanya nanah pada
tali pusat, dan sebagainya.
penatalaksanaan

1. Terapi antitoksin dengan


menggunakan imunoglobulin
antitetanus (human tetanus immune
globulin/HTIG)

2. Pemberian HTIG

If you want to modify this graph, click on it, follow the link, change
the data and replace it here
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai