Anda di halaman 1dari 34

KESEHATAN JIWA

25 JULI 2020
DEFINISI

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,

spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi

tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

( UU Kesehatan Jiwa Nomor 18 Tahun 2014)


DEFINISI
ORANG DENGAN MASALAH ORANG DENGAN GANGGUAN
K E S E H ATAN ( O D M K ) J IWA ( O D G J )

• Orang yang mempunyai masalah fisik, • Orang yang mengalami gangguan dalam
mental, sosial, pertumbuhan dan pikiran, perilaku, dan perasaan yang
perkembangan, dan/atau kualitas hidup termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
sehingga memiliki risiko mengalami gejala dan/atau perubahan perilaku yang
gangguan jiwa. bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai
manusia.
•REGULASI
II.
SPM BIDANG KESEHATAN
PMK 43 TAHUN 2016
• SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

(8) Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)


mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PROGRAM INDONESIA BEBAS PASUNG

Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan


dan tidak ditelantarkan
PAS U N G
Pemasungan adalah suatu tindakan berupa pengikatan dan atau

pengekangan mekanis/fisik lainnya dan atau penelantaran dan

atau pengisolasian sehingga merampas kebebasan dan hak asasi

seseorang, termasuk hak untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

Sumber: Minas dan Diatri , 2008


PROGRAM INDONESIA BEBAS
PASUNG
Merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk
mencegah pemasungan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ), melepaskan dan memberikan layanan kesehatan
(jiwa), serta mencegah terjadinya pemasungan kembali.
Sumber: UU Kesehatan Jiwa no.18 tahun
2014

Mewujudkan tugas negara untuk menghargai, melindungi dan


memenuhi (to respect, to protect and to fulfill) kewajiban atas
hak asasi kesehatan jiwa seluruh masyarakat tanpa kecuali.

Sumber: Kementerian Kesehatan


PENDAHULUAN
• Tidak semua perilaku, pikiran, atau perasaan manusia yang
nampak atau bermanifestasi secara berbeda, tidak lazim, atau
“menyimpang” adalah gangguan jiwa
• Terutama bila memakai ukuran “normalitas”, nilai-nilai pribadi,
nilai budaya atau perasaan subyektif.

• Gangguan jiwa » memenuhi KRITERIA GANGGUAN JIWA


KRITERIA GANGGUAN JIWA
• Kelompok gejala atau perilaku (yang bermakna), dan dapat
ditemukan secara klinis
• Disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus

• Berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi)

• Gangguan jiwa tidak berdiri sendiri, berkaitan dengan kondisi


tubuh / fisik
CEMAS / ANSIETAS
• Dapat dialami oleh setiap orang  apabila
menghadapi stimulus lingkungan atau stres
sehari-hari
• Berupa suatu perasaan yang tidak nyaman,
khawatir, disertai dengan gejala-gejala otonom
seperti sakit kepala, perspirasi, palpitasi, rasa
tidak enak perut, atau kegelisahan motorik.
CEMAS VS GANGGUAN CEMAS
• Tidak semuanya kecemasan akan mengalami
Gangguan Anxietas  Jika dapat beradaptasi
dengan stres tersebut.
• Anxietas yang menetap dalam waktu lama,
tidak mereda, atau intensitas yang kuat,
berulang dan mengganggu fungsi sehari-hari
menjadi tanda dari Gangguan Anxietas.
GANGGUAN ANSIETAS - PANIK
Komponen Psikologik Komponen Fisik
1. Kognitif: Berkeringat
- berfokus pada apa yang menjadi Gemetar
perhatiannya, lapang persepsi Jantung berdebar
menyempit, tidak mampu menerima Nafas pendek
rangsang luar Nadi dan tekanan darah naik
Mulut kering
2. Perilaku dan emosi: Diare/konstipasi
Mual/rasa tidak enak di lambung
- Khawatir, cemas, panik Nyeri perut/dada
- Tegang, perasaan tidak aman Kepala terasa ringan
- Bicara berlebihan dan cepat Pusing
- Gerakan tersentak-sentak Rasa tercekik
- Takut hilang kendali, takut mati, takut Ketegangan otot
menjadi gila Rasa baal/mati rasa, rasa kesemutan
- Rasa akan pingsan Sulit tidur
HATI-HATI PSIKOSOMATIS
- Banyak keluhan
- Berobat ke banyak dokter
- Pemeriksaan medis normal TERIMA PENDAPAT ORANG LAIN

Jangan diri sendiri, SETIAP AWAS


TIDAK
mengurusi ORANG PERCAYA? PSIKOSOMATIS
semuanya PUNYA !
POTENSI
Brain Atrophy
GEJALA DEPRESI
Sedih/murung Kehilangan Tidak bertenaga,
setiap waktu minat mudah lelah

Rasa tidak berguna/ Konsentrasi/


rasa bersalah perhatian

Depresi berkurang

Pandangan masa
depan yang suram Gangguan
dan pesimistis pola makan

Harga diri dan Gagasan/perbuatan


kepercayaan diri membahayakan diri/
berkurang Gangguan Tidur bunuh diri

PPDGJ – III , 1993/ICD-10


DAMPAK DEPRESI
Dampak depresi terhadap kesehatan dan fungsi

Mortalitas Morbiditas Biaya sosial


• Faktor utama kematian • Percobaan bunuh diri • Keluarga disfungsional
akibat bunuh diri • Kecelakaan • Mangkir
• Kecelakaan fatal akibat • Menyebabkan • Produktivitas berkurang
konsentrasi dan perhatian penyakit/somatisasi • Cedera terkait pekerjaan
terganggu • Kehilangan pekerjaan • Kualitas pekerjaan buruk
• Kematian akibat penyakit • Gagal di sekolah/karir
yang terkait atau yang • Penyalahgunaan alkohol/zat
diakibatkan (mis.
penyalahgunaan alkohol)

Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application.
New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
17
18
FAKTOR PENCETUS
• Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi  pindah rumah
• Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
• Penggunaan obat obatan tertentu

19
ALHAMDULILLAH.. ALHAMDULILLAH..
ALHAMDULILLAH..

• Hormon endorfin = hormon kebahagiaan


• 300 x lipat Morfin (Penghilang rasa sakit)
• Dengan Bersyukur  endorfinnya muncrat-muncrat  sakit
pun hilang

• Hormon cortisol = hormon stress


utang

• Egois, pendendam, banyak musuh, belum bisa memaafkan


orang lain  stroke, jantung, diabetes
• Dengan istighfar cortisol akan berhenti
“ Kalau Antum Bersyukur, Aku tambahkan..
Kalau mengeluh, maka akan tambah berat..”
GANGGUAN PSIKOTIK
IDENTIFIKASI GANGGUAN PSIKOTIK
• Perilaku Tidak Wajar
– contoh: pembicaraan inkoheren atau tidak relevan,
– Penampilan yang tidak lazim
– Perawatan diri buruk

• Delusi/waham
– kecurigaan atau keyakinan yang jelas keliru dan dipertahankan

• Halusinasi (melibatkan panca indera)


– Mendengar suara
– Melihat sesuatu yang tidak nyata

• Mengabaikan tanggung jawab yang biasa dikerjakan terkait


dengan pekerjaan, sekolah, rumah tangga, dan aktivitas sosial
1. PSIKOEDUKASI:

• Kemampuan orang tersebut dapat dipulihkan;


• Penting: melanjutkan aktivitas sosial yang biasanya, pendidikan, dan pekerjaan
 sejauh memungkinkan;
• Penderitaan dan masalah dapat dikurangi dengan pengobatan;
• Penting: minum obat secara teratur;  Anggota keluarga sebaiknya tidak
melakukan kritik/diskriminasi yang terus menerus atau keras atau bersikap
kasar terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan psikosis.
1.PSIKOEDUKASI:
PESAN TAMBAHAN UNTUK KELUARGA DARI
ORANG DENGAN GANGGUAN PSIKOTIK (2)
• Orang dengan psikosis mungkin memiliki kesulitan
– untuk pulih, atau
– untuk berfungsi dalam lingkungan hidup atau lingkungan kerja yang
penuh stres.
• Rehabilitasi perlahan di lingkungan
• Secara umum, lebih baik seseorang tinggal bersama keluarga
atau anggota masyarakat di lingkungan yang mendukung di
luar lingkup rumah sakit.
– Perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama sebaiknya dihindari.
GANGGUAN ANAK
DAN REMAJA
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
DAN HIPERAKTIVITAS
Gejala :
• Gangguan atensi yang berat dan tidak mampu untuk fokus, berhenti
mengerjakan tugas secara berulang-ulang sebelum menyelesaikannya dan
pindah mengerjakan tugas lainnya.
• Aktivitas berlebihan yang berat: lari-lari berputar yang tidak bisa dikontrol,
sulit untuk dapat duduk diam, bicara terus atau bergerak terus.
• Impulsivitas yang berlebihan: melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih
dahulu, Perilaku berulang dan mengganggu yang lain (temper tantrums
yang sering dan berat, perilaku yang kejam, tidak patuh yang berat,
mencuri)
• Perubahan yang tiba-tiba dalam perilaku atau hubungan dengan teman
sebaya termasuk kemarahan dan penarikan diri.
TATA LAKSANA GANGGUAN PERILAKU
• Dapat melibatkan pihak sekolah, berikan saran-saran sederhana
– Minta agar anak dapat duduk di barisan depan kelas
– Beri anak waktu tambahan dalam memahami dan mengerjakan tugas
– Membagi tugas yang panjang dan kompleks menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana
– Memantau adanya kemungkinan perilaku yang tidak wajar atau kekerasan dari teman sebaya dan
ambil langkah yang sesuai untuk menghentikan hal tersebut.
• Membentuk kehidupan keluarga yang agamis dan menyenangkan
• Terdapat orang yang tegas dalam keluarga
• Mengawasi ruang lingkup teman, kegiatan, dan hobi
BAIKLAH DENGAN TUHANNYA
BAIKLAH DENGAN SESAMANYA
BAIKLAH DENGAN ALAM SEKITARNYA

• MEMBENCI • MEMUJI
TIDAK

• MENGEJEK • MENGAJAK
TAPI
• MEMUKUL • MERANGKUL

• MENGHUJAT • MENDEKAT

REZEKI TIDAK SELALU TURUN DARI LANGIT


PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 84
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam Upaya Kesehatan Jiwa.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
perseorangan dan/atau berkelompok.
PASAL 85

• Peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan cara:

a. memberikan bantuan tenaga, dana, fasilitas, serta sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Jiwa;

b. melaporkan adanya ODGJ yang membutuhkan pertolongan;

c. melaporkan tindakan kekerasan yang dialami serta yang dilakukan ODGJ;

d. menciptakan iklim yang kondusif bagi ODGJ;

e. memberikan pelatihan keterampilan khusus kepada ODGJ;

f. memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya peran keluarga dalam penyembuhan
ODGJ; dan

g. mengawasi fasilitas pelayanan di bidang Kesehatan Jiwa.


SWEETNESS
• Bahagiakan orang lain maka engkau akan bahagia..

Bersyukurlah bisa menolong orang lain

1) Introspeksi diri
Hidup tidak enak  jangan salahkan Si A Si B 2) Mohon pertolongan,
3) Lakukan perubahan.
BAIKLAH DENGAN TUHANNYA
BAIKLAH DENGAN SESAMANYA
BAIKLAH DENGAN ALAM SEKITARNYA

• MEMBENCI • MEMUJI
TIDAK

• MENGEJEK • MENGAJAK
TAPI
• MEMUKUL • MERANGKUL

• MENGHUJAT • MENDEKAT
HANUPIS

H AT U R N U H U N P I S A N

Anda mungkin juga menyukai