Anda di halaman 1dari 18

Vaksinasi Covid 19

pada Perempuan dan Tenaga Kesehatan

1. Bagaimana vaksin Covid 19 membangun sistem imunologi kita ?


2. Apakah sistem imunologi pada perempuan berbeda dengan laki-laki ?
3. Apa yang dimaksud emergency use authorization (EUA) ?
4. Berapa lama EUA akan berlaku ?
5. Bagaimana aspek keamanan vaksin Covid 19 di Indonesia ?
6. Bagaimana Pemerintah Indonesia mendesain program vaksinasi Covid 19 ?
7. Apakah pelaksanaannya harus selesai seluruh Indonesia atau per wilayah ?
8. Bagaimana meyakinkan orang yang divaksinasi sudah terlindungi ?
9. Bagaimana respon imunologi ibu hamil dan ibu menyusui ?
10. Apakah vaksin Covid 19 bersifat teratogenik ?
11. Apakah POGI sudah siap memberikan rekomendasi terkait vaksinasi Covid 19 ?
1. Bagaimana vaksin Covid 19 membangun sistem imunologi kita ?

Bagaimana vaksin merangsang sistem imunologi tubuh sama prosesnya seperti


tubuh yang terinfeksi kuman. Akan tetapi kuman dalam vaksin sudah dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak bersifat patogenik.

Vaksin yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam sel, kemudian ditangkap
oleh APC / sel penyaji antigen dan di pecah menjadi peptide kecil yang diikat oleh MHC,
setelah itu akan di presentasi kan ke sel T helper/ CD4. sel cd4 akan merangsang sel
limfosit B untuk mengeluarkan berbagai macam sitokin. Kemudian berkembang menjadi
sel plasma yang nantinya akan memproduksi antibodi. Antibodi yang diproduksi adalah
IgM, IgG dan neutralizing antibody (netralisasi antibody). Neutralizing antibody bersifat
lebih spesifik. Proses ini mencapai waktu kurang lebih 2 minggu.

Bilamana kita sudah melakukan vaksinasi Covid-19, maka suatu saat jika ada infeksi
Covid yang masuk ke tubuh, kita sudah memiliki sel B memori untuk mengenali antigen
tersebut. Sehingga antiboni netralisasi akan segera terbentuk dalam waktu singkat
2. Apakah sistem imunologi pada perempuan berbeda
dengan laki-laki ?

Tidak berbeda. Semua manusia antara laki-laki dan perempuan memiliki


sistem imunologi yang sama, dimana dibagi menjadi dua yaitu imunitas
alamiah/ natural dan didapat.
Aktif: Antibodi terjadi
setelah infeksi
Imunitas
alamiah
Pasif: Dari ibu ke janin
melalui plasenta
Sistem imunitas
Aktif: Antibodi terbentuk
setelah pemberian vaksin
Imunitas
didapat
Pasif: Pemberian antibodi
3. Apa yang dimaksud Emergency Use Authorization (EUA) ?

Emergency Use Authorization (EUA) adalah persetujuan penggunaan obat


selama kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat untuk obat yang belum
mendapatkan izin edar atau obat yang telah mendapatkan izin edar tetapi
dengan indikasi penggunaan yang berbeda (indikasi baru) untuk kondisi
kedaruratan kesehatan masyarakat.
EUA bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan suatu obat / vaksin dalam
suatu kondisi kedaruratan. Dan hal ini sudah merupakan hal yang biasa
digunakan oleh badan dunia seperti WHO. Sebelum vaksin Covid-19, vaksin
yang menggunakan persetujuan EUA adalah “novel oral polio vaccine”
4. Berapa lama EUA akan berlaku ?

Emergency Use Authorization (EUA) berlaku sejak ditetapkannnya keadaan


darurat kesehatan masyarakat oleh pemerintah, dan bilamana pemerintah
mencabut kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat maka masa berlaku EUA
pada obat-obatan dan vaksin akan berhenti. Selanjutnya perlu dilakukan proses
dan peninjauan kembali untuk mendapatkan izin Full Marketing Authorization.
5. Bagaimana aspek keamanan vaksin Covid 19 di Indonesia ?

Vaksin Covid-19 sudah memiliki cukup bukti ilmiah terkait aspek keamanan
vaksin, yaitu dari data uji klinik:

• Fase 1( menunjukkan keamanan dan imunogenisitas)


• Fase 2 (menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang dipantau selama 6
bulan)
• Fase 3 (menunjukkan interim keamanan, efikasi dan imunogenisitas yang
dipantau selama 3 bulan)
Uji Klinik fase 1 dan 2 di Tiongkok dan Uji Klinik Fase 3 di Indonesia, Brazil dan Turki

Imunogenisitas: persentase subjek yang seropositive (jumlah subjek


Studi di yang memiliki antibod setelah penyuntikan vaksin setelah 6 bulan
Tiongkok pemberian dosis kedua adalah 77,97%

• Imunogenisitas: respons imun yang masih baik hingga


serokonversi dalam 14 hari paska suntikan ke 2: 97,48%; GMT
Studi di
23x dan setelah 3 bulan dengan persentase seropositive subjek
Indonesia
99,23%
• Efikasi vaksin: 65,3%

Studi di Turki • Efikasi vaksin di Turki: 91,25%


dan Brazil • Efikasi vaksin di Brazil: 78% (data yang diterima tanggal
(10/01/2021)
Profil keamanan pada uji kinik di Indonesia

• Data keamanan interim 1 bulan vaksin CoronaVac menunjukkan profil laporan efek
samping yang sebanding antara kelompok vaksin dengan placebo dan umumnya ringan
hingga sedang
• Efek samping local yang dilaporkan pada kelompok vaksin dan placebo adalah nyeri,
indurasi, kemerahan dan pembengkakan. Sedangkan efek samping sistemik yang
dilaporkan adalah myalgia, fatigue, dan demam.
• Efek samping berat yang dilaporkan dan mungkin terkait dengan pemberian vaksin adalah
rhinitis, faringitis, nyeri perut, dyspepsia, nausea, vomiting, urticaria, sakit kepala, malaise
dan pyrexia. Frekuensi kejadiannya sebesar (0,1 % - <1%)
6. Bagaimana Pemerintah Indonesia mendesain program
vaksinasi Covid 19 ?

1. Vaksin Covid-19 diberikan secara gratis dan masyarakat tidak


dikenakan biaya sama sekali
2. Seluruh jajaran cabinet kementrianl, Lembaga, dan pemerintah
daerah agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun
anggaran 2021
3. Memprioritaskan dan merelokasi anggaran lain terkait
ketersediaan dan vaksinasi secara gratis
4. Presiden menjadi yang pertama menerima vaksin covid-19
5. Meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin 3M
yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan
Strategi Pemenuhan Kebutuhan Vaksin Covid-19 di Indonesia
1. Melakukan pembelian vaksin dari luar negeri (memenuhi
kriteria-aman, mutu, dan efikasi)
2. Melakukan Kerjasama bilateral ( transfer teknologi, capacity
building ):Sinovac
3. Mengembangkan vaksin covid-19 Merah Putih serta Kerjasama
perusahaan pembuat vaksin dalam dan luar negeri
4. Menggandeng Lembaga internasional WHO, CEPI dan
Gavi(COVAX) untuk mendapatkan akses vaksin dalam kerangka
kerja sama multilateral
Kementrian Kesehatan menetapkan 7 jenis vaksin covid-19 yang
digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia
1. PT Bio Farma
2. Astra Zeneca
3. Sinopharm
4. Moderna
5. Pfizer Inc and BioNTech
6. Sinovac Biotech Ltd
7. Novavax
Alur Registrasi Sasaran Vaksinasi
1. Aplikasi
Pedulilindungi
1. Registrasi Ulang
2. Web peduli
2. Self screening Tiket
SMS blast lindungi diri.id
3. Memilih Lokasi dan elektronik
3.
Jadwal
Babinsa/Babinkam
tibmas setempat

Alur Pelayanan Vaksinasi

Meja 4
Meja 1 Meja 2
Meja 3 (Observasi 30
Masuk (pendaftaran (cek suhu ulang, (Pemberian menit, dan
Faskes menunjukkan tiket vital sign, skrining Vaksinasi ) mendapat kartu
elektronik/KTP) 16 Pertanyaan)
Vaksinasi)
7. Apakah pelaksanaannya harus selesai seluruh Indonesia
atau per wilayah?

• Saat ini ada 92 kabupaten/kota yang telah melaksanakan vaksinasi


covid-19, dengan total 580.000 tenaga kesehatan. Untuk sementara
akan diselesaikan 92 kabupaten/kota ini dulu dengan sasaran tenaga
kesehatan.

Tahapan Kelompok Penerima Vaksin

Tahap 1
Tahap 2
Periode Vaksinasi Januari-April 2021
Periode Vaksinasi April 2021-Maret 2022
1. Petugas Kesehatan dan tenaga
1. Masyarakat rentan ( masyarakat di
penunjang yang tersebar di 34
daerah dengan penularan tinggi (63,9
Provinsi (1,4 Jt)
jt)
2. Petugas Publik (17,4 jt)
2. Masyarakat lainnya ( 77,4 jt)
3. Lansia (21,5 Jt)
8. Bagaimana meyakinkan orang yang divaksinasi sudah
terlindungi?

• Vaksin dapat melindungi individu dari penyakit jika sero konversi dan sero
protektif nya bagus, keduanya harus diukur.
• Sero konversi : peningkatan antibodi yang spesifik terhadap vaksin setelah
imunisasi
• Sero protektif : level antibodi yang mencapai tingkat yang memberikan
perlindungan
• Secara umum, pengukuran kadar antibodi pasca imunisasi dapat dilakukan
untuk mengetahui apakah individu tersebut sudah terlindungi, namun
membutuhkan biaya yang mahal. Dalam masa pandemi, pemeriksaan kadar
antibodi tidak memberikan dampak yang signifikan dan malah membutuhkan
biaya mahal. Sehingga pada semua orang, sebaiknya cukup diberikan vaksinasi
saja, tidak perlu pemeriksaan kadar antibodi pasca vaksinasi.
9. Bagaimana respon imunologi ibu hamil dan ibu menyusui?

• Pada kehamilan terjadi perubahan pola imunologis untuk melindungi


perkembangan janin dan plasenta. Progesteron pada awal kehamilan
yang meningkat akan membentuk progesterone induced blocking factor
yang akan menyebabkan shifting dari T helper 1 yang dominan menjadi
T helper 2 serta perubahan T regulatory, T-17, IL-4 dan IL-10 menjadi
lebih dominan.
• Data mengenai pengaruh imunogenitas kehamilan dan ibu menyusui
terhadap vaksin covid-19 masih terbatas. Secara teoritis, kehamilan
tidak mengubah efikasi suatu vaksin (namun perlu penelitian lebih
lanjut). Dapat terjadi transfer IgG dari ibu ke fetus sehingga bisa
memberikan imunitas pasif pada neonatus.
10. Apakah vaksin covid-19 bersifat teratogenik?

• Coronavac/sinovac adalah vaksin inactivated. Berdasarkan vaksin lain dengan


jenis yang sama (contoh : vaksin tetanus, difteri, influenza), secara umum
vaksin jenis ini aman, dapat memberikan proteksi pasif untuk neonatus, dan
tidak berhubungan dengan keguguran dan/atau kelainan kongenital.

• Studi keamanan vaksin di Indonesia dan Turki tidak melibatkan ibu hamil
sehingga belum ada data mengenai efek teratogenik.
11. Apakah POGI sudah siap memberikan rekomendasi
terkait vaksinasi covid-19?
• Sudah ada draft rekomendasi POGI terkait vaksinasi covid-19.
• Vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui sampai dengan sekarang belum
direkomendasikan karena penelitian yang ada belum melibatkan ibu hamil dan
menyusui.
• Ibu hamil dan menyusui termasuk populasi rentan yang harus dlindungi dengan
cara patuhi protokol 3M serta suami atau anggota keluarga dewasa di rumah
segera divaksinasi
• Bagi perempuan yang berencana untuk mengikuti program kehamilan, disarankan
untuk menunda dulu kehamilannya sampai mendapatkan vaksinasi Covid-19.
• Penundaan program kehamilan dapat dilakukan paling lama 1 bulan (4 minggu)
setelah mendapatkan vaksinasi terakhir Covid-19, untuk menghindari KIPI
(Kejadian ikutan Pasca Imunisasi).
• Bagi perempuan yang tengah melaksanakan vaksinasi lain, dan diharapkan dapat
tercapai titer yang tinggi dalam waktu singkat, maka dianjurkan untuk
menyelesaikan vaksinasinya terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan
vaksinasi covid-19.
• Pemberian vaksin lain, selanjutnya yang bersifat boster dapat ditunda setelah
pemberian vaksinasi covid-19 selesai.

Anda mungkin juga menyukai