Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN UMUM EJAAN

BAHASA INONESIA

(PUEBI)
1. Sejarah Ejaan yang berlaku untuk
BahasaIndonesia

1. Tahun 1901 ada Ejaan van Ophuisjen


2. Tahun 1947 kita pernah menggunakan Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi.
3. Tahun 1972 diterbitkan EYD yang berlaku hingga 25
November 2015
4. Tahun 2015 diubah menjadi Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI)
2.Ejaan yang Berlaku Saat ini
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI):
 ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015
 terlampir dalam Permendikbud 50 Tahun 2015.
 tersurat dalam suatu pedoman umum yang kemudian
kini disebut PUEBI (Pedoman umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
 PUEBI berisikan empat hal yakni pemakaian huruf,
penggunaan kata, pemakaian tanda baca, dan
penulisan unsur serapan.
3.Perbedaan EYD dan EBI
Meskipun namanya ganti, tidak ada perbedaan mendasar
antara EYD dengan EBI. Hanya ada tiga perbedaan mendasar:
1. Penambahan huruf vokal diftong: Di EYD, huruf diftong
hanya tiga yaitu ai, au, ao. Di EBI, huruf diftong ditambah
satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser dan survei).
2. Penggunaan huruf kapital: Pada EYD tidak diatur bahwa
huruf kapital digunakan untuk menulis unsur julukan.
Dalam EBI, unsur julukan tidak diatur ditulis dengan awal
huruf kapital
3. Penggunaan huruf tebal: Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada
tiga, yaitu menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya,
mengkhususkan huruf, dan menulis lema atau sublema
dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ke tiga dihapus.
4.HURUF
A.Huruf Abjad
 Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
B. Huruf Vokal
 Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
C. Huruf Konsonan
 Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri
atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
D. Huruf Diftong
 Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang
dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
 Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi.
5.PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh :
Kita harus bekerja keras.
2. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
Dewi Sartika
Jenderal Kancil
3. Dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh:
“Kita berangkat besok,” katanya.
4. Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
Contoh:
Islam, Kristen, Weda
Lindungilah hamba-Mu dari godaan setan.
Atas berkat dan lindungan-Nya.
Lanjutan...
5. Huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, agama),
pangkat, jabatan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Ia tinggal di rumah Haji Somad.
Saya bertemu dengan Teuku Ibrahim.
Mereka pergi ke rumah Kolonel Untung.
Besok Gubernur Fawzi Bowo akan meresmikannya.
Perhatikan:
Bulan depan ia akan naik haji.
Ia diberi gelar raden mas.
Ia bertemu dengan seorang kolonel polisi.
Minggu depan pelantikan gubernur akan dilaksanakan.
Apabila mengacu kepada orang tertentu tetap ditulis huruf besar.
Besok Menteri Agama akan berangkat ke luar negeri.
Saya akan bertemu dengan Kapolda Jawa Tengah.
Lanjutan...
6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wakil Presiden Adam Malik
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf pertama nama suku, bangsa, dan bahasa
Belajar bahasa Indonesia
Demi kemajuan bangsa Indonesia
Teman saya, Bambang, bukan suku Jawa, tetapi suku Batak.
Catatan:
labu siam, pisang ambon, gula jawa, jeruk bali, dodol garut, dll.
Lanjutan...
8. Huruf pertama nama khas dalam geografi
Berlayar ke Selat Sunda, mendaki Gunung Bromo,
Danau Poso, Propinsi Jawa Barat, Sungai Musi, Teluk Jakarta

9. Nama hari, bulan, tahun, hari raya, peristiwa sejarah


Contoh:
Umat Islam merayakan hari Lebaran, umat Kristen merayakan hari
Natal, umat Hindu merayakan Nyepi.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ujian mulai hari Senin bulan Juli
Puasa di bulan Ramadan
Lanjutan...
10. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Jakarta
Gang Jeruk
Dataran Tinggin Dieng
Kelurahan Rawamangun
Kecamatan Gunungpati

Perhatikan!
jeruk bali
kacang bogor
gula jawa
Lanjutan...
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi,atau dokumen kecuali kata tugas, seperti di,
ke, dari, dan, yang, untuk.
Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawratan Rakyat Republik Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Lanjutan...
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di
dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan,
yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:

Buku Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan diterbitkan


Balai Pustaka.

Saya berlangganan harian Kompas

Bacalah artikel “Polri di Era Reformasi”.


Lanjutan...
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan gelar, nama,
pangkat, sapaan (kecuali gelar dokter disingkat “dr”)

Drs. Adang Firman

Drs. Ketut Untung Yoga, S.H.,M.M.

Prof. Dr. T.R. Nitibaskara

R.A. Kartini

Ny. Meneer

Drs. Eddy Ihwanto, M.Si.

Bambang Suryo Husodo (Bambang S.H.)

Bambang Sarjana Hukum (Bambang, S.H.)


Lanjutan...
14.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman sert
kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau
pengacuan.
Contoh:
Surat Saudara sudah saya terima.
Mengapa Adik terlambat?
Kami pergi ke rumah Pak Camat.
Kemarin Ibu Sri masuk rumah sakit.
Perhatikan:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua camat di kabupaten itu hadir kemarin.
Dia bukan adik saya.
Sudahkah Anda tahu?
6.PEMAKAIAN HURUF MIRING
1. Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, surat
kabar yang dipakai dalam karangan.
Buku Negarakartagama dikarang Mpu Prapanca.
Bacalah “Diskresi Kepolisian” dalam buku Menuju Polri Mandiri
yang Profesional.
Saya berlangganan harian Kompas dan majalah Tempo.
2.Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Pengertian kata operasi di bidang kepolisian berbeda dengan
operasi di bidang kedokteran.
Kata ora isa dalam bahasa Jawa berarti ‘tidak bisa’.
Lanjutan...
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama ilmiah, ungkapan bahasa
asing, bahasa daerah yang dipakai dalam kalimat kecuali jika sudah
disesuaikan ejaannya.
Coup de tat diterjemahkan menjadi ‘kudeta’.
Istilah status quo sering dipakai dalam bidang kepolisian
Nama ilmiah dari belerang adalah sulfur.

Catatan:
1. Nama diri seperti nama orang, lembaga, atau organisasi dalam bahasa asing
atau bahasa daerah tidk ditulis dengan huruf miring
2. Dalam naskah tulisan tangan atau mesik tik (bukan komputer), bagian yang
akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
3. Kalimt atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
lagsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
7.PEMAKAIAN HURUF TEBAL
 Huruf tebal dipakai untuk menegaskan tulisan yang
sudah dicetak miring.
Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

 Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian-bagian


karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
8.PENULISAN KATA
a. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya
- dikelola, ketujuh
b. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung
- Undang-undang, sayur-mayur
c. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur
terikat ditulis serangkai
- Saptakrida, subbagian
d. Gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan
akhiran ditulis serangkai
- pertanggungjawaban, melatarbelakangi
e. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya
- di kantor, ke toko
9.PERSUKUAN
a. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya
- dikelola, ketujuh
b. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung
- Undang-undang, sayur-mayur
c. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat
ditulis serangkai
- Saptakrida, subbagian
d. Gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran
ditulis serangkai
- pertanggungjawaban, melatarbelakangi
e. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
- di kantor, ke toko
Lanjutan...
4. Kata berimbuhan (awalan dan akhiran) dipisah dari kata dasarnya.
Contoh:
membaca ---- mem-ba-ca
harian ---- hari-an
makanan ---- ma-kan-an
pemakaman ---- pe-ma-kam-an
penyuluhan ---- pe-nyu-luh-an
pemikiran ---- pe-mi-kir-an
pengakuan ---- peng-a-ku-an

Ada udang di b- Ada udang di ba-


alik batu (salah). lik batu
Ada udang di bali-
k batu. (salah)
10.PENULISAN ANGKA
1. Angka yang dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor ditulis

dengan angka Arab atau Romawi.

2. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu;

nilai uang; dan kuantitas.

3. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar

pada alamat

4. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

1.2.2 Tujuan
Lanjutan...
5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan antar tiap
bagian. Awalan per- (untuk pecahan) digunakan menyatu dengan bagian yang
langsung mengikutinya.
257 (dua ratus lima puluh tujuh)
2/3 (dua pertiga)
6. Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi, tanda
hubung antara "ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan
kata.
7. Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda hubung
antara angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
8. Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis dengan diawali ke-. Jika ditulis
dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.
Contoh:
Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI
Salah: abad ke sebelas, abad ke 11, abad ke-XI, abad 11
9. Penulisan tahun
Benar: 1960-an
Salah: 1960an
Lanjutan...
10. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika
perlu, susunan kalimat diubah.
Contoh: Lima puluh orang tewas dalam kecelakaan itu, atau
Dalam kecelakaan itu tewas 50 orang.
bukan
50 orang tewas dalam kecelakaan itu.

11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus,
kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika
dituliskan sekaligus, penulisan harus tepat.
Lanjutan...
Angka/ Huruf dalam pemerincian:

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
a. Praktis
b. Akademis
1) Menambah kepustakaan
2) Syarat kelulusan
a) .................
b) ...................
(1) .......................
(2) ........................
C. Ruang Lingkup
LATIHAN 1
Anda diminta membetulkan ejaan yang salah!

1. PENULISAN KATA
*Pebruari
* Nopember
* ijin
* jaman
* efektivitas
* disyahkan
* dilegalisir
* nasehat
* analisa
* hipotesa
* jadual
2. PEMENGGALAN KATA

* mem-pe-la-ja-ri
* ki-log-ram
* ins-tan-si
* a-pril
* pe-ma-ka-man
PENGGUNAAN HURUF KAPITAL

*Ia ingin menjadi Presiden.


* Hendak ke mana saudara?
* Ini laporan anda?
* Pola Makan Pada Anak Balita
* Undang-undang Dasar 1945
 
3. PERANGKAIAN DAN PEMISAHAN

*disamping itu
*Jangankan dua kali, sekalipun ia belum pernah datang.
*diantaranya
*satu persatu
*digaris bawahi
*bertanggungjawab
LATIHAN 2

Kerjakanlah LATIHAN tentang ejaan yang


diberikan oleh dosen Anda!

Anda mungkin juga menyukai