Anda di halaman 1dari 19

KELAINAN CAIRAN AMNION, TALI

PUSAT, PLASENTA DAN KELAINAN


PENYAKIT LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG
KELOMPOK 6
NUR AIN USMAN
NURFADHILAH RAMADHANI
NURINDA ALIFAH ENTENGO
 DEFINISI
Cairan Amnion (Air Ketuban)
Air ketuban merupakan elemen yang sangat
CAIRAN penting untuk diketahui karena air ketuban dapat di
AMNION jadikan acuan dalam menentukan diagnosis
kehamilan dan kesejahteraan janin. Air ketuban
merupakan cairan yang mengisi rongga amnion.
Rongga amnion mulai terbentuk pada hari ke 10-
12 setelah pembuahan (Kuswanti,2014)
 ETIOLOGI
A) Polihidramnion = Hidromnion
Adalah cairan amnion yang berlebihan,di diagnosis sebagai
kondisi ringan jika kantong cairan sampai 8-10cm dalam dimensi
ultrasonografi, kondisi sedang jika kantong hanya berisi bagian-
bagian kecil dengan panjang 12-15cm dan berat kantong lebih
15cm. selain itu,AFI di anggap sebagai hidramnion.

B) Oligohidramnion
Adalah cairan ketuban kurang dari 500 cc. yaitu kurangnya
cairan amniom dan memungkinkan bayi kesulitan untuk bergerak
dalam rahim. Ini sangat kurang tidak baik untuk pertumbuhan
janin karena dapat mengganggu perekatan kulit janin dengan
amniom atau karena adanya tekanan pada dinding rahim.
 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
 Antisipasi setiap kondisi (faktor prediposisi dan masalah dalam
proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi
penyulit/komplikasi dalam masa post partum.
 Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi bagi ibu
yang mengalami infeksi post partum.
 Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau
infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
 Jangan pulangkan penderita apabila masa kitis belum
terlampaui.
 DEFINISI
Tali pusat (funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis
merentang dari umnilikus janin ke permukaan fetal plasenta dan
mempunyai panjang 50-55 cm. tali pusat membungkus dua buah

TALI PUSAT pembuluh arteri umbilikalis yang mengangkut darah yang sesudah
diambil oksigennya dari dalam tubuh janin, vena umbilikalis yang
tunggal membawa darah yang sudah di bersihkan dari plasenta
kedalam janin.
 ETIOLOGI
 Kelainan Insersi (tempat)
Tempat melekatnya tali pusat pada plasenta pada normalnya
adalah sedikit di luar titik tengah (insertion paracentral), lebih
keluar sedikit mendekati tepi plasenta (insertion lageral), tepat
pada tepi plasenta (insertion marginal). Tempat-tempat tersebut
tidak mempunyai arti klinis atau tanda adanya kelainan
 Kelainan Panjang
Pada umumnya panjang tali pusat rata-rata 55cm tetapi
batansnya antara ½ cm sampai 108 cm. kelainan panjang tali
pusat berupa tidak adanya tali pusat (achordia) dan tali pusat yang
panjang mencapai 300cm.
 Simpul tali pusat
Gerakan bayi yang begitu aktif dapat menimbulkan simpul
sejati sering juga di jumpai.
 Lilitan tali pusat
Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya,
pada umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun dalam
proses persalinan dimana mulai timbul kontraksi rahim dan
kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka
lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan
penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali
pusat.
 Tali pusat menumbung dan terkemuka
Keadaaan tali pusat menumbung terjadi apabila tali pusat
teraba di samping atau lebih rendah daripada bagian
depan,sedangkan ketuban sudah pecah.
 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
1) Apabila tali pusat longgar maka dapat dikeluarkan melalui
kepala bayi
2) Jika tali pusat kencang maka dilakukan pemotongan tali pusat
secara langsung (Ayuwandari, 2019).
 DEFINISI
Plasenta adalah zat yang sangat penting bagi janin, karena
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan bayi serta
sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15-20cm
dan tebal kurang lebih 2,5 cm . beratnya rata-rata 500 gram
(Kuswanti,2014)
 ETIOLOGI
PLASENTA 1. Penyakit-penyakit plasenta
 Infark plasenta

Terjadinya pemadatan plasenta,nuduler dan keras,


sehingga tidak berfungsi dalam pertukaran nutrisi.terjadi pada
bagian fetal atar maternal bahkan bisa saja keduanya.
 Kalsifikasi plasenta
 Disfungsi plasenta
Terjadinya gangguan fungsi plasenta untuk dapat melakukan
pertukaran O2 dan CO2 dan menyalurkan sisa metabolism menuju
sirkulasi ibu untuk dibuang melalui alat sekresi.
2. Kelainan bentuk plasenta
 Plasenta suksenturia
Terdapat plasenta tambahan yang lebih kecil, disamping yang
normal dan di hubungkan dengan pembuluh darah
 Plasenta spuria
Terdapat tambahan plasenta soliter tanpa ada hubungan dengan
pembuluh darah dengan plasenta induknya
 Plasenta membranasea
Pertumbuhan plasenta yang melebar dan tipis,sehingga dapat
menimbulkan gangguan tertentu, yaitu terjadi plasenta presia dan
sulit melepaskan diri sehingga dapat terjadi pendarahan primer atau
sekunder post partum.
 DEFINISI
Anemia dalam kehamilan yan lain dikemukakan oleh Myers (1998
dalam Ertiana, Astutik, 2016), yaitu suatu kondisi adanya penurunan sel
darah merah atau menurunnya kadar Hb, sehingga kapasitas daya angkut
oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang (Astutik dkk, 2018).

 ETIOLOGI

ANEMIA Menurut Soebroto 2009, anemia merupakan suatu kumpulan gejala


yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Selain disebabkan
oleh defisiensi besi, kemungkinan dasar penyebab anemia diantaranya
adalah penghancuran sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau pendarahan kronik,
produksi sel darah merah yang tidak optimal, gizi yang buruk misalnya
pada gangguan penyerapan protein dan zat besi oleh usus, gangguan
pembentukkan eritrosit oleh sum-sum tulang belakang (Astutik dkk,
2018).
 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
 Pondok bersalin desa (Polindes)
 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
 Rumah sakit
 DEFINISI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobakterium
TB PARU tuberkulosis dan sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan utama dunia terutama di negara berkembang seperti
Indonesia.
 ETIOLOGI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobakterium
tuberkulosis dan sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan utama dunia terutama di negara berkmbang seperti
Indonesia.

 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN


 Health coaching
 Health Promotion Model
 DEFINISI
Preeklamsia adalah kelainan multisistemik yang terjadi pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan edema,
serta dapat disertai proteinuria. Biasanya terjadi pada kehamilan
20 minggu ke atas atau dalam trimester III dari kehamilan,
PREEKLAMPSIA tersering pada kehamilan 37 minggu atau dapat terjadi segera
sesudah persalinan (Lalenoh, 2018).
 ETIOLOGI
 Iskemia plasenta : invasi trofoblas yang tidak normal terhadap arteri
spiralis menyebabkan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta yang dapat
berkembang menjadi iskemia plasenta
 Peningkatan toksisitas very low density lipoprotein
 Maladaptasi imunologi yang menyebabkan gangguan infasi arteri
spiralis yang diperantarai oleh peningkatan pelepasan sitokin, enzim
proteolitik, dan radikal bebas (Lalenoh, 2018).

 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN


 Tirah baring
 Pemeriksaan antenatal secara rutin
 Melakukan diet
 dan istirahat yang cukup (Rohman, 2015).
 DEFINISI
Kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan merupakan suatu
kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah di buahi tidak mampu menempel
atau melekat pada Rahim ibu, Namun melekat pada tampat lain atau berbeda
yaitu tempat yang dikenal dengan nama tuba fallopi atau saluran telur, di leher
Rahim, dalam rongga perut atau di indung telur (Kuswanti, 2014).
 ETIOLOGI

KEHAMILAN Kehamilan ektopik telah banyak diselidiki tetapi sebagian besar


penyebabnya tidak diketahui. Bebrapa faktor yang berhubungan dengan

EKTOPIK penyebab kehamilan ektopik :


 Faktor mekanis yaitu terhambatnya perjalanan ovum ke dalam kavum uteri
 Faktor fungsional migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan
duktus mulleri yang abnormal
 Peningkatan daya penerimaan mukos tuba terhadap ovum yang dibuahi.
 Hal lain seperti abortus induksi sebelumnya (Berlianti, 2013).
 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
Pemberian methotrexate
Methotrexate adalah pilihan penanganan kehamilan ektopik
yang menjanjikan, tetapi prosedur pembedahan tetap menjadi
pilihan penanganan yang utama karena lebih dari setengah pasien
kehamilan ektopik membutuhkan tindakan pembedahan
(Setiawati, 2019).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai