Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

LEUKEMIA LIMPOBLASTIK AKUT


PADA ANAK

Oleh : Kelompok 3
PENGERTIAN
 Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang
berasal dari sum sum tulang yang di tandai oleh
proliferasi sel-sel yang abnormal dalam darah tepi
(Muthia dkk, 2012).
 Leukemia limpoblastik akut merupakan penyakit
keganasan sel-sel darah yang berasal dari sum-sum
tulang dan ditandai dengan proliferasi maligna sel
leukosit immaturea, pada darah tapi terlihat adanya
pertumbuhan sel-sel yang abnormal (Friehlig et al,
2015).
Pembagian Leukemia
Limpoblastik Akut
L1

Menurut FAB
(French,
L2
British and
America)

L3
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui,
akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
(Sibuea,2009)
• Faktor genetik
• Radiasi
• Obat–obat imunosupresi
• Faktor herediter
• Kelainan kromoson
MANIFESTASI KLINIS

 Mudah lelah
 Alergi
 Pusing
 sesak, nyeri dada
 Infeksi dan perdarahan
 anoreksi,
 nyeri tulang dan sendi
 hipermetabolisme
PATOFISIOLOGI
• ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan
kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab
kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat
pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang
mulai dari yang sangat mentah hingga  hampir menjadi sel
normal
• Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan
biasanya ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%).
Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang
biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan.
• Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat
ekstramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran
kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Hitung Darah Lengkap (Complete
Blood Count) dan Apus Darah Tepi
 Aspirasi dan Biopsi Sumsum
Tulang
 Sitokimia.
 Imunofenotip (dengan sitometri
arus/Flow cytometry)
KEMOTERAPI

PENATALAK- RADIOTERAPI
SANAAN

TRANSPANTASI
SUMSUM TULANG
BELAKANG
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS
An. A, laki-laki usia 2 tahun dibawa ke UGD rumah sakit RSUD
Purwodadi oleh kedua orangtuanya karena anak mengalami
demam sejak 2 minggu, anak lemas, dan pucat. Orang tua
mengatakan sekitar 2 minggu lalu anaknya sempat jatuh dan
sampai sekarang kakinya masih bengkak dan memar. Anak
terlihat menangis sambil menunjuk bagian tubuh yang
bengkak. Orangtua mengatakan anak tidak mau berjalan
karena badannya sakit. Nafsu makan anak selama 2 minggu
ini juga dikeluhkan mengalami penurunan dan berat badan
anak tidak mengalami kenaikan dari 10,5 kg. Hasil
pemeriksaan, BB: 10,5 kg. PB: 85cm, leukosit: 70.000/uL,
trombosit : 42.000 u/l , Hb: 6 g/dl., Suhu : 38,5 oC, HR:
110x/mnt , RR: 35x/mnt, Konjungtiva anemis, badan teraba
panas, pemeriksaan abdomen: teraba keras.
PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 2 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 10,5 kg
Tinggi Badan : 85 cm
 
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan Sekarang
Orangtua mengatakan bahwa An. A mengalami penurunan nafsu makan, terlihat lemas dan
pucat. Selain itu kaki anak tersebut bengkak

Riwayat Kesehatan Dahulu


An. A mengalami demam sejak 2 minggu yang lalu dan mengalami cedera menyebabkan kaki
bengkak

Riwayat Kesehatan Keluarga


-
Pemeriksaan Fisik
• Tanda-Tanda Vital
Hb : 6 g/dl. RR: 35x/mnt
HR : 110 x/mnt Suhu Tubuh : 38,5°C
• Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat, Kelemahan,
Sesak, Nafas cepat
• Kaji adanya tanda-tanda leukositosis: Demam, Infeksi
• Kaji adanya :Hematuria, Inflamasi disekitar rectal,
Nyeri
• Pemeriksaan Penunjang
Leukosit: 70.000/uL,
Trombosit : 42.000 u/l ,
Hb : 6 g/dl.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Infeksi b.d. penurunan sistem


pertahanan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. intake yang tidak adekuat
3. Nyeri b.d. kerusakan jaringan
4. Hipertermia b.d. peningkatan suhu tubuh
5. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan akibat
anemia
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Resiko infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan  Immune Status  Monitor tanda dan gejala infeksi
penurunan sistem  Knowledge : Infection control sistemik dan lokal
pertahanan tubuh  Risk control  Monitor adanya luka
Setelah dilakukan tindakan  Dorong masukan cairan
keperawatan selama 3x24 jam pasien  Dorong istirahat
tidak mengalami infeksi dengan  Ajarkan pasien dan keluarga
kriteria hasil: tanda dan gejala infeksi
 Klien bebas dari tanda dan  Ukur suhu tubuh pasien
gejala infeksi
 Menunjukkan kemampuan  Anjurkan istirahat untuk
untuk mencegah timbulnya mempertahankan imunitas tubuh
infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas  Anjurkan minum air putih sesuai
Normal kebutuhan
 Menunjukkan perilaku hidup
sehat  Kolaborasikan pemberian
antibiotik sesuai advis dokter
 Status imun, gastrointestinal,
genitourinaria dalam batas
normal
Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC :
kurang dari  Nutritional status:  Monitor pucat,
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient kemerahan, dan
Berhubungan dengan :  Nutritional Status : food kekeringan jaringan
Intake yang kurang adekuat and Fluid Intake konjungtiva
  Setelah dilakukan tindakan  Monitor intake nuntrisi
Keperawatan selama 3x24  Informasikan pada klien
jam nutrisi kurang teratasi dan keluarga tentang
dengan indikator: manfaat Nutrisi
 Hematokrit  Anjurkan banyak
 Hemoglobin minum
 Total iron binding  Pertahankan terapi IV
capacity line
 Jumlah limfosit
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan  Pain Level,  Kaji nyeri secara
dengan:  pain control, komprehensif
kerusakan  comfort level
jaringan Setelah dilakukan tinfakan  Observasi mimik wajah
keperawatan selama 3x24 jam
 Anjurkan pasien untuk
Pasien tidak mengalami nyeri,
melakukan distraksi nyeri
dengan kriteria hasil:
seperti bermain game,
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
menggambar, dan lain-lain
penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik  Kontrol lingkungan (tenang)
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari  Anjurkan pasien untuk
bantuan) banyak beristirahat
 Melaporkan bahwa nyeri  Kolaborasikan pemberian
berkurang dengan analgesik
menggunakan manajemen
nyeri  Monitoring TTV terutama
 Mampu mengenali nyeri (skala, nadi dan tekanan
intensitas, frekuensi dan tanda  
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan dengan  Thermoregulasi  Monitor suhu sesering
ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan mungkin
termoregulasi keperawatan selama 3x24  Monitor warna dan suhu
  jam pasien kulit
menunjukkan :  Monitor Suhu nadi dan
 Suhu tubuh dalam batas RR
normal dengan kreiteria  Monitor penurunan
hasil: tingkat kesadaran
 Suhu 36 – 37C  Monitor WBC, Hb, dan
 Nadi dan RR dalam Hct
rentang normal  Monitor intake dan
 Tidak ada perubahan output
warna kulit dan tidak ada  Berikan cairan intravena
pusing, merasa nyaman  Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan dengan  Self Care : ADLs  Evaluasi laporan kelemahan,
kelemahan akibat  Toleransi aktivitas perhatikan ketidakmampuan
anemia Setelah dilakukan tindakan untuk berpartisipasi dala
keperawatan aktifitas sehari-hari
Selama 3x24 jam Pasien  Berikan lingkungan tenang
bertoleransi terhadap dan perlu istirahat tanpa
aktivitas dengan Kriteria Hasil : gangguan
 Berpartisipasi dalam aktivitas  Kaji kemampuan untuk
fisik tanpa disertai berpartisipasi pada aktifitas
peningkatan tekanan darah, yang diinginkan atau
nadi dan RR dibutuhkan
 Mampu melakukan aktivitas  Berikan bantuan dalam
sehari hari (ADLs) secara aktifitas sehari-hari dan
mandiri ambulasi
 Keseimbangan aktivitas dan  
istirahat
IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan


dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat
untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus
dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan
yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian
tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat
tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
EVALUASI
Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada
klien dengan leukemia adalah :
 Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat
kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
 Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami
mual dan muntah
 Masukan nutrisi adekuat
 Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau
menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan
perasaan tidak nyaman.
 Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur,
keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan
tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta
kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai