Anda di halaman 1dari 11

Teknik Penyampaian

Berita Buruk
Komunikasi Dalam
Perawatan Paliatif
Oleh kelompok 4:
Pengertian Paliatif Care

• Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban


penderita kanker terutama yang tidak mungkin desembuhkan tetapi juga
pada penderita yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama
dengan tindakan kuratif (Menghilangkan nyeri dan keluhan lain serta
perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan spiritual). (Depkes Pedoman
Knker Terpadu Paripurna 1997).
• Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang
dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta
mengupayakan perbaikan dalm aspekpsikologis, sosial dan spiritual.
• Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah
yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui penceghan-
pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain, fisik,
psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).
Tujuan Perawat Paliatif

• Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,


memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Prinsip Perawatan Paliatif Care

• 1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
• 2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
• 3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
• 4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
• 5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
• 6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
• 7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
• 8. Menghindari tindakan yang sia-sia.
Hak Hak Penderita/Pasien

• 1. Tahu status kesehatannya


• 2. Ikut serta merencanakan perawtan
• 3. Dapat informasi tindakan invasif .
• 4. Pelayanan tanpa diskriminasi.
• 5. Dirahasiakan oenyakitnya.
• 6. Dapat bekerja dan dapat produktif .
• 7. Berkeluarga
• 8. Perlindungan asuransi.
• 9. Pendidikan yang layak
Tahap-Tahapan Saat Menyampaikan Berita Buruk

1. Memulai wawancara
a. Menyapa pasien dengan memberikan salam terlebih dahulu
b. Mempersilahkan pasien duduk terlebih dahulu sebelum anda duduk.
Usahakan jarak antara dokter pasien tidak terlalu jauh saat melakukan wawancara
dan juga tidak ada pembatas yang membatasinya sehingga pasien merasa nyaman
saat proses wawancara.
c. Menanyakan identitas pasien (Nama, Umur, Alamat, Pekerjaan, dan Status
bila perlu)
d. Menyakan keperluan datang hari ini / menetapkan agenda
2. Mendapatkan informasi
a. Menanyakan keluhan pasien selama beberapa hari setelah pertemuan pertama (jika
sudah ada pertemuan sebelumnya).
b. Menanyakan bagaimana respon obat yang telah diberikan sebelumnya.

3. Membangun hubuungan
a. Menangkap respon verbal dan non-verbal dari pasien.
b. Memberikan respon emphati kepada pasien.
c. Prilaku non-verbal yang sesuai.
d. Copartnership dan advocacy
4. Penjelasan dan rencana
a. Meringkas kondisi linis pasien sebelumnya.
b. Memberikan tanda terlebih dahulu saat akan menyampaikan berita buruk
c. Memberikan jeda waktu untuk ekspresi dan emosi pasien saat akan menerima berita
buruk.
d. Informasi diberikan dalam bagian2 kecil dan berikan pasien waktu untuk memahaminya.
e. Menanyakan pemahaman pasien.
f. Menanyakan informasi lain yang dibutuhkan.
g. Memberikan saran dan melibatkan pasien tentang rencana dan pemilihan terapi.
h. Negosiasi.
i. Tidak memberikan harapan palsu.
• 5. Menutup pembahasan/wawancara
a. Memberikan kesimpulan akhir.
b. Menanyakan kepada pasien apakah ada yang ditanyakan atau pasien sudah
mengerti.
c. Menginformasikan apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
d. Cek kembali apabila masih ada yang ditanyakan.
Teknik Menyampaikan Berita Buruk

Komunikasi dengan klien penyakit kronis dan terminal tidak mudah. Perawat harus memilki
pengetahuan tentang penyakitnya dan proses berduka & kehilangan. Saat berkomunikasi dengan
klien dalam kondisi seperti itu bisa jadi timbul penolakan dari klien, dalam hal ini perawat dengan
komunikasi terapeutik.
• 1. Membangun hubungan saling percaya & caring dengan klien & keluarga melalui
penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi intervensi pelayanan paliatif (Mok
& Chiu, 2004 dikutip dari Potter & Perry, 2010).
• 2. Gunakan komunikasi terbuka & jujur, tunjukkan rasa empati.
• 3. Dengarkan dengan baik, tetap berpikiran terbuka, amati respon verbal & non verbal
klien, keluarga.
• 4. Saat berkomunikasi mungkin saja klien akan menhindari topik pembicaraan, diam atau
menolak untuk berbicara.
• 5. Saat berkomunikasi mungkin saja klien akan menhindari topik pembicaraan, diam atau
menolak untuk berbicara.
Respon umum yang mungkin terjadi. Respon berduka yang normal : kesedihan, mati
rasa, penyangkalan,marah, membuat komunikasi menjadi sulit. Jika klien tidak mau
mendiskusikan penyakitnya saat ini, perawat harus mengijinkan dan katakan bahwa klien
bisa kapan saja mengungkapkannya. Beberapa klien tidak akan mendiskusikan emosi,
karena alasan pribadi / budaya, dan klien ragu-ragu untuk mengungkapkannya, karena takut
orang lain akan meninggalkannya (Buckley & Hert, 2004 dikutip dari Potter dan Perry, 2010).
Kesimpulan:

Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien


yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas
utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien.
Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan
menganggap kematian sebagai prose normal, tidak mempercepat atau
menunda keamatian,

Anda mungkin juga menyukai