Anda di halaman 1dari 28

GEOPOLITIK INDONESIA

(WAWASAN NUSANTARA)
Kebenaran tertinggi hanyalah yang berasal dari causa
prima, yakni kebenaran yang berasal dari Tuhan.
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang
sempurna dan sekaligus terbatas. Selain itu Tuhan
menciptakan manusia dengan kemampuan yang
berbeda-beda. Dengan perbedaan kemampuan dan
lingkungannya telah membuat cara pandang yang
berbeda-beda pula. Keberagaman dalam suatu
negara sangat membutuhkan perekat. Perekat itu
adalah berupa wawasan nasional.
Wawasan nasional itu sendiri merupakan cara
pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya berhadapan
dengan lingkungan nasional, regional serta
global.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam
wawasan nasional suatu negara adalah terletak
pada paham kekuasaan dan geopoltiknya. Paham
kekuasaan dapat diterjemahkan sebagai pemikiran
mengenai sejauh mana konsep operasional dapat
diwujudkan dan dipertanggungjawabkan,
sedangkan geopolitik adalah geografi politik suatu
negara mengenai potensi yang dimiliki oleh suatu
bangsa atas dasar jati dirinya dan kemampuan
ketahanan nasionalnya.
Teori-teori Paham Kekuasaan
Terdapat banyak pandangan yang terwujud dalam suatu teori
dari banyak ahli mengenai bagaimana konsep operasional dapat
diwujudkan untuk memperoleh ataupun mempertahankan
kekuasaan suatu negara. Menurut Machiavelli, kekuasaan suatu
negara dapat saja dicapai apabila dilakukan dengan
menghalalkan segala cara untuk merebutnya. Cara utama yang
harus dilakukan adalah dengan menerapkan politik “devide et
impera” (politik pecah belah). Kemudian pihak yang kuat
tentulah akan tetap dapat bertahan. Sementara bagi Napoleon
Bonaparte, kekuasaan suatu negara dapat dicapai apabila
didukung oleh militer yang kuat, logistik dan ekonomi yang kuat
serta didukung pula dengan penguasaan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedang kalau menurut Clausewitz,
satu-satunya cara untuk memperoleh ataupun memperluas
kekuasaan yakni dengan melakukan peperangan. Sedangkan
bagi Feurbach dan Hegel, kekuasaan suatu negara dapat direbut
kalau didukung oleh surplus ekonomi negara tersebut.
Empat unsur yang terpadu dalam satu pengertian
geopolitik yaitu:
 geografi;
 politik;
 hubungan antara geografi dengan politik;
 penggunaannya bagi kepentingan negara dan
bangsa.
Sir Halford Mackinder (1861-1947) dengan teori
“pulau dan lautan dunia” nya. Hipotesisnya yang
terkenal adalah tentang adanya kecenderungan
kekuasaan itu mengarah ke ‘world umpire’ yang
berpangkalan di daerah jantung atau ‘heart land’.
Prinsip-prinsip Utama geopolitik daerah jantung antara lain:
Penguasaan wilayah negara tetangga serta penyiapan “buffer zone”

atau wilayah penyanggah. Pola ini dari sejarah dapat terlihat dari
penguasaan Prusia oleh Rusia, penguasaan Eropa Timur oleh Uni
Soviet.
Ekspansif. Dalam keadaan dan kondisi yang memungkinkan faham

geopolitik ini cenderung ekspansif dengan menyebarkan pengaruh


dan kekuatan militer ke negara lain. Apalagi bila dijiwai oleh ideologi
negara yang ekspansif pula seperti
Komunisme atau Imperialisme.
Penguasaan pelabuhan air panas untuk ofensip dan sebaliknya

pemanfaatan kondisi “land locked” sebagai sistem pertahanan


terhadap pengaruh luar.
Komando Terpusat. Pengendalian kegiatan baik di dalam maupun di

luar wilayah berlangsung ketat dan otoriter.


Wawasan atau paham Geopolitik Kekuatan Laut/Sea
Power/Kelautan. Paham ini dikembangkan terutama oleh
Alfred Thyer Mahan (1840-1914). Teorinya mengatakan
bahwa kekuatan laut dipengaruhi oleh letak geografi
bentuk bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak
bangsa dan sifat pemerintahan. Selanjutnya dikatakan pula
bahwa lautan adalah sumber penting untuk mencapai
national greatness (kekayaan bangsa).
Wawasan atau faham geopolitik tanah pinggiran
atau Rimland. Teori dari Nicholas J. Spykman ini
menolak teori kekuatan daerah jantung, namun
menyatakan siapa menguasai Rimland akan
memerintah Eurasia, dan siapa yang dapat
menguasai Eurasia akan menguasai nasib masa
depan dunia.
Wawasan atau faham geopolitik kedirgantaraan
atau penguasaan udara. Faham ini dikembangkan
oleh tokoh antara lain Guilio Douchet (1869-
1930), William Mitchel (1879-1946) dan
Alexander de Seversky (1894-1950), dimana
pandangannya adalah bahwa “nasib hari depan
terletak di udara” dan oleh karena itu perlu
adanya kemampuan keunggulan udara mutlak
dan bukan hanya supremasi udara lokal atau
sementara.
TEORI DAERAH POROS DAN BULAN SABIT
SIR HALFORD MACKINDER
TEORI RIMLAND
NICHOLAS SPYMAN
Jika dipandang secara etimologi, Wawasan Nusantara
diambilkan artinya dari penggalan kata yang ada pada
Wawasan Nusantara itu sendiri, dimana istilah “wawasan”
berangkat dari istilah wawas yang artinya ‘pandang’.
Sementara akhiran “an” pada kata wawasan adalah untuk
menunjuk kepada arti ‘cara, maka wawasan berarti “cara
pandang”.
Begitupun istilah “Nusantara”, yang terdiri atas kata “nusa”
dan “antara”. Dimana “nusa” berarti “wilayah” dan “antara”
berarti “antara benua Asia dan benua Australia dan antara
samudera Hindia dan samudera Pasifik”. Jadi Wawasan
Nusantara kalau secara tata bahasa berarti cara pandang
terhadap wilayah Nusantara.
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
Falsafah bangsa Indonesia dalam memandang
paham kekuasaannya sendiri adalah bahwa
“Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih
cinta kemerdekaan”.
Konsep geopolitik Indonesia adalah menganut
paham sebagai negara kepulauan (archipelago),
namun pemahaman konsep archipelago Indonesia
berbeda dengan konsep archipelago negara-negara
Barat pada umumnya yang memandang bahwa
laut adalah sebagai ‘pemisah’ pulau, sedangkan
menurut paham negara kepulauan Indonesia laut
dipandang sebagai “lem” atau perekat dari
seluruh wilayah Nusantara sebagai suatu
kesatuan yang utuh sebagai “Tanah Air”.
Wawasan Nusantara harus berfungsi dan mampu
memberikan pedoman, arah dan tuntunan bagi
perjuangan untuk mencapai tujuan nasional.
Pancasila
(Landasan Idiil)

UUD 1945
(Landasan Konstitusional)

UU Wawasan Nusantara
(Landasan Visional)

Ketahanan Nasional
(Landasan Konsepsional)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)/ Program


Pembangunan Nasional (PROPENAS)
(Landasan Operasional)
ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA

Mawas Kedalam Mawas Keluar

Dalam sikap yang diorientasikan


Dalam upaya mewujudkan kepada keikutsertaan bangsa
persatuan dan kesatuan nasional Indonesia dalam upaya mewujudkan
yang kokoh dalam kebhinnekaan ketertiban dunia sebagai kewajiban
kodrati suatu bangsa dalam
pergaulan hidup antar bangsa
Dengan mencegah sedini mungkin
faktor-faktor yang menimbulkan Dengan sikap yang bersifat
disintegrasi bangsa bebas dan aktif

Mengikutsertakan kualitas bangsa


dalam segala aspek kehidupan
WAWASAN NASIONAL
DALAM KERANGKA KONSEP GEOPOLITIK

WAWASAN NUSANTARA
Pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan
konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk
mengejawantahkan segala dorongan dan rangsangan di dalam
usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa

PERWUJUDAN KEPULAUAN NUSANTARA


SEBAGAI SATU KESATUAN POLITIK

PERWUJUDAN KEPULAUAN NUSANTARA


SEBAGAI SATU KESATUAN SOSIAL BUDAYA

PERWUJUDAN KEPULAUAN NUSANTARA


SEBAGAI SATU KESATUAN EKONOMI

PERWUJUDAN KEPULAUAN NUSANTARA


SEBAGAI SATU KESATUAN HANKAM
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
politik, dalam arti :
1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang
bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, se-Bangsa dan se-Tanah Air, serta
mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara yang melandasi, membimbing dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5) Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan
hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan
budaya, dalam arti :
 Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri

kehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi


dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan kemajuan bangsa;

 Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu,


sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan
kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-
hasilnya dapat dimiliki oleh bangsa.
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
ekonomi, dalam arti:
•Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa,
dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air;
•Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri
khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan pertahanan dan keamanan, dalam arti:
•Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu

daerah pada hakekatnya merupakan ancaman


terhadap seluruh bangsa dan negara;
•Membangun kesadaran dalam rangka pembelaan

negara dan bangsa


Tantangan-tantangan dalam Mengimplementasikan Wawasan Nusantara
 Keadaan dunia yang sudah tanpa batas, dimana pengaruh dan
informasi dari luar saat ini sudah begitu gampang diakses melalui
teknologi sehingga penetrasi nilai-nilai asing begitu memengaruhi
watak dan kepribadian masyarakat Indonesia serta dapat membawa
Indonesia hanyut di dalam arus perkembangan lingkungan strategik
yang demikian cepat.
 Berhadapan dengan sistem kapitalisme yang menggandeng paham
mengutamakan kebendaan (materi), individualis, dan jiwa konsumtif.
 Masih begitu kurangnya kesadaran masyarakat terutama dalam
penghayatannya terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dan kesadarannya atas nasionalisme.

Anda mungkin juga menyukai