Anda di halaman 1dari 16

Dewi Kemala Sari, SH,M.

Kn

Fakultas Hukum Universitas Tadulako


Memorandum Of Understanding
(MoU)

SUB POKOK BAHASAN Tujuan Pembelajaran :


• Istilah dan Pengertian • Mahasiswa mampu menjelaskan
pengertian MoU
MoU
• Mahasiswa mampu menyebutkan
• Dasar Hukum MoU dasar hukum MoU
• Jenis-Jenis MoU • Mahasiswa mampu menjelaskan dan
• Tujuan dan Ciri MoU memahami jenis-jenis MoU
• Mahasiswa mampu memahami dan
• Kekuatan Mengikat MoU menjelaskan tujuan dan ciri-ciri MoU
• Bentuk dan Struktur MoU • Mahasiswa mampu menjelaskan
kekuatan mengikat MoU
• Mahasiswa mampu memahami
bentuk dan struktur MoU
ISTILAH DAN PENGERTIAN MOU

Istilah “Memorandum of Understanding berasal dari 2 kata, yaitu :


“Memorandum” dan “Understanding”, yang secara gramatikal dikatakan sebagai
“Nota Kesepahaman”.

Dalam Black’s Law Dictionary, yang diartikan dengan “Memorandum” adalah


“dasar untuk memulai penyusunan kontrak secara formal dimasa mendatang”.

Dapat disimpulkan pegertian MoU yaitu dasar penyusunan kontrak pada masa
mendatang yang didasarkan pada hasil permufakatan para pihak, baik secara
tertulis maupun lisan.
Menurut Salim dalam bukunya Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding,
menyatakan bahwa pengertian MoU adalah :

“ Nota Kesepahaman yang dibuat antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lainnya, baik dalam suatu negara maupun antar negara untuk melakukan kerjasama dalam berbagai aspek
kehidupan dan jangka waktunya tertentu”

Unsur-unsur yang terkandung dalam definisi tersebut :


a. para pihak, yang terdiri dari subjek hukum, baik berupa badan hukum publik maupun privat;
b. wilayah keberlakuan dari MoU, bersifat regional, nasional, maupun internasional;
c. substansi MoU yaitu kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan;
d. jangka waktu tertentu.
DASAR HUKUM
MOU
a. Pasal 1320 BW
b. Pasal 1338 BW
c. Secara Internasional, yang menjadi dasar hukum MoU yaitu Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional.

Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama


tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis
serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.
Yang dimaksud dengan “Perjanjian Internasional” yaitu setiap perjanjian di
bidang hukum publik, diatur oleh hukum internasional, dan dibuat oleh
pemerintah dengan negara, organisasi, internasional, atau subjek hukum
internasional lainnya.
JENIS- JENIS
MOU

Jenis-Jenis MoU dibagi menurut Negara dan Kehendak dari para pihak :

A. MoU menurut Negara, terbagi atas 2, yaitu :

 Memorandum of Understanding bersifat Nasional;


yaitu MoU yang para kedua belah pihaknya adalah warga negara atau BH
Indonesia.

 Memorandum of Understanding bersifat Internasional;


yaitu Nota kesepahaman yang dibuat antara pemerintah Indonesia dengan
pemerintah negara asing dan/atau BH Indonesia dengan BH Asing
B. MoU menurut Kehendak para pihak yang membuatnya terbagi
atas 3 yaitu:

MoU yang dibuat oleh para pihak yang sejak awal telah menyetujui kekuatan mengikat dari MoU
tersebut.

1. Para Pihak membuat MoU dengan maksud untuk membina “ikatan moral”
diantara para pihak dimana tidak ada pengikatan secara yuridis diantara
para pihak.;

2. Para Pihak memang ingin mengikatkan diri dalam suatu kontrak, tetapi
ingin mengatur kesepakatan-kesepakatan secara umum.;

3. Para Pihak yang berniat mengikatkan diri satu sama lain dalam suatu
kontrak, tetapi tidak dapat dipastikan dimana terdapat kondisi-kondisi
tertentu yang belum dapat dipastikan.
TUJUAN DIBUATNYA
DAN CIRI MOU
Munir Fuady, mengemukakan tujuan dan ciri MoU, yaitu :

a. Tujuan dari MoU


1. Untuk menghindari kesulitan pembatalan suatu Agreement nantinya,
sehingga dibuatlah MoU yang mudah dibatalkan;
2. penandatangan kontrak yang lama dan adanya negosiasi sebelum
membuat kotrak, untuk menjamin ikatan antara para pihak maka dibuat

MoU yang bersifat sementara;


3. adanya keraguan antara para pihak dalam penandatanganan suatu
kontrak , sehingga untuk sementara dibuat MOU;
4. berdasarkan MoU yang dibuat oleh para pihak maka dibuatlah suatu
perjanjian/akta yang lebih rinci dan spesifik.
b. Ciri-ciri MoU adalah sebagai berikut :
1. Isinya ringkas;
2. Berisikan hal-hal pokok saja;
3. berifat sebagai pendahuluan, yang akan diikuti oleh perjnjian lain yang lebih
rinci
4. mempunyai jangka waktu, dimana apabila jangka waktu tersebut tidak ditindak
lanjuti dengan suatu perjnjian yang lebih rinci, perjanjian tersebut akan batal,
kecuali akan diperpanjang para pihak;
5. biasanya dibuat dalam bentuk perjanjian dibawah tangan;
6. tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa kepada para pihak untuk membuat
suatu perjanjian yang lebiih detail setelah membuat MoU.

Menurut William F. Fox Jr, juga mengemukakan ciri-ciri MoU;


1. bentuk dan isinya terbatas;
2. untuk mengikat pihak lain terhadap persoalan, dan mempelajari serta menemukan
beberapa permasalahan;
3. sifatnya sementara dengan batas waktu tertentu;
4. dapat digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan keuntungan
5. menghindari timbulnya tanggung jawab dan juga ganti rugi;
6. sebagai dasar untuk membuat perjanjian untuk kepentingan berbagai pihak.
KEKUATAN MENGIKAT
MOU

Beberapa pendapat para ahli hukum mengenai “Kekuatan Mengikat” dari


MoU;

a. Ray Wijaya memberikan 2 pandangan kekuatan mengikat dari MoU,


yaitu : (1). MoU hanya merupakan gentlement agreement yang tidak
mempunyai akibat hukum, dan (2). MoU merupakan bukti awal telah
terjadinya suatu kesepakatan mengenai masalah-masalah pokok.

b. Hikmahanto Juwana mengemukakan, MoU merupakan hukum yang


mengikat para pihak. Agar mengikat secara hukum maka harus
ditindaklanjuti dengan sebuah perjanjian. Apabila tidak dibuat dengan
perjanjian maka sebatas pengikatan moral semata, dan pihak yang
wanprestasi tidak dapat digugat ke Pengadilan.
c. MoU mengatur tentang hal-hal pokok saja, maka mengikat pun
hanya terhadap hal-hal pokok tersebut, dan hanya berlaku
dalam jangka waktu tertentu, para pihak tidak dapat
dipaksakan untuk membuat perjanjian yg lebig rinci dari MoU
itu. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut berarti telah
melakukan wanprestasi sehingga dapat digugat di pengadilan
menurut hukum berlaku.

Kesimpulannya :

“ Pembuatan MoU apabila telah terjadi pernyesuaian pernyataan kehendak dan


telah ditanda tangani oleh para pihak maka MoU telah mempuyai kekuatan
mengikat. Tapi secara praktiknya apabila salah satu pihak tidak melaksanakan isi
MoU tersebut maka pihak
lain tidak mempermasalahkan hal tersebut atau mengugat ke Pengadilan. Sehingga
MoU hanya mempunyai kekuatan mengikat secara moral”.
BENTUK DAN STRUKTUR
MOU
a. Bentuk MoU
Secara tertulis, dan substansi dari MoU ditentukan oleh para pihak. Sesuai dengan kebutuhan para
pihak.

b. Struktur MoU, sebagai berikut :


1. Titel dari MoU, yaitu judul dari MoU yang dibuat para pihak;
2. Pembukaan MoU, bagian awal dari MoU:
3. Para Pihak /Komparisi MoU, pihak-pihak yang membuat dan menandatangani MoU baik orang
maupun badan hukum ;
4. Isi/Substansi kesepakatan yang dibuat para pihak, hal-hal yang diinginkan oleh para pihak yang
dituangkan dalam MoU. Bisa singkat adapula yang lengkap.
5. Penutup/Closing, yaitu bagian akhir dari MoU, meliputi :
tempat dibuatnya MoU, mulai berlakunya, jangka waktu berlakunya.
6. Tanda Tangan para pihak, bagian tanda tangan yang berisikan nama yang dituliskan oleh para
pihak.
a. Titel MoU, contoh :
“NOTA KESEPAKATAN KERJA SAMA ANTARA (...) dan (...)
TENTANG (...) “

b. Pembukaan MoU, contoh :


1. “Yang bertanda tangan dibawah ini”
2. “Pada hari ini, tanggal (...), bertempat (..), telah
dilangsungkan penandatanganan MoU antara (..) dan (..)”

c. Para Pihak/Komparisi MoU, contoh :

Nama, ttl, alamat, jabatan/pekerjaan

d. Substansi MoU, contoh :


“Berkaitan dengan hal tersebut, PARA PIHAK sepakat untuk mengatur kesepakatan tersebut
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

“kemudian selanjutnya di paparkan ttg isi dari MoU”

e. Penutup MoU, contoh :


1. “ Demikian nota kesepakatan ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana tertera diatas,
dalam 2 (dua) rangkap bermaterai cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sebagai pegangan masing-masing pihak”
2. “Demikian nota kesepakatan bersama ini dibuat di (…) dan diberlakukan mulai tanggal ditanda tanganinya oleh kedua belah pihak, diatas selama jangka waktu (..) dan dapat diperpanjang berdasarkan
kesepakatan para pihak”.
3. Demikian nota kesepakatan ini dibuat selengkapnya, dengan itikad baik untuk dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.

Dibuat di (....)
Tanggal (….)

f. Tanda Tangan para pihak, contoh :


PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ttd ttd
(Nama PIHAK PERTAMA) (Nama PIHAK KEDUA)
Dalam MoU yang dibuat oleh para pihak telah ditentukan jangka waktu berlakunya.
Jangka waktu berlakunya MoU tergantung pada para pihak. Ada yang
menetapkan jangka waktu enam bulan dan ada juga yang menetapkan
jangka waktu selama 1 (satu) tahun.
Jangka waktu ini dapat diperpanjang.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai