Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 3

Dasar Sikap
Perilaku Saraf dan
Emosi Manusia

Akbar Febrio Rahmadi P (P27227019133)


Dewi Tri Rahmawati (P27227019133)
Oktaviana Ayu Rahmadani (P27227019133)
Riza Ihza Falefi (P27227019166)
Fisiologi
Dua bagian utama Sistem saraf

Bagian-Bagian Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari dua bagian utama,
• sistem saraf pusat
(central nervous system)
 
• sistem saraf tepi
(peripheral nervous system)
 
Sistem Saraf Sistem saraf terbuat dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
 Neuron-neuron saling  berkomunikasi satu sama lain, atau menyalurkan “pesan”. Pesan-pesan tersebut  bersumber dar
i peristiwa-peristiwa yang beragam rentangnya, mulai dari merasa gatal karena gigitan kutu, mengkoordinasikan suatu
gambar pandangan dan otot-otot dari  peseluncur, menyusun sebuah simfoni, memecahan suatu perhitungan arsitektu
r, dan, dalam kasus halusinasi, mendengar atau melihat sesuatu yang sesungguhnya tidak ada.  Neuron memancarkan
pesan-pesan ke neuron lain melalui substansi kimia yang disebut neurotransmiter
Bagian-bagian sistem saraf dan fungsinya

a. Medula, yaitu daerah di batang otak yang berperan dalam pengaturan detak  jantung dan pernapasan.  
b. Pons, yaitu suatu struktur di batang otak yang berperan dalam pernapasan.
c. Serebelum, yaitu sebuah struktur pada bagian batang otak yang berperan dalam koordinasi dan keseimbangan.
d. Sistem aktivasi retikular, yaitu struktur otak yang berperan dalam proses  perhatian, tidur, dan terjaga.
e. Thalamus, yaitu sebuah struktur pada forebrain yang berperan dalam meneruskan informasi sensoris ke korteks da
n dalam proses yang berkaitan dengan tidur dan perhatian.
f. Hipotalamus, yaitu suatu struktur pada otak depan yang berperan dalam  pengaturan suhu tubuh, emosi, dan motiv
asi.
g. Sistem limbik, yaitu suatu kelompok struktur otak depan yang berperan dalam  belajar, ingatan, dan dorongan-doro
ngan dasar mencakup lapar, haus dan agresi.
h. Ganglia basalis, yaitu kelompok dari neuron-neuron yang terletak antara talamus dan serebrum, berperan dalam pr
oses-proses koordinasi motorik (gerakan).
i. Serebrum, yaitu bagian yang besar dari otak depan, terdiri dari dua hemisfer serebral.
j. Korteks serebral, yaitu daerah permukaan yang berkerut-kerut pada serebrum,  bertanggung jawab untuk mempro
ses stimulus sensoris dan mengendalikan fungsi mental yang lebih tinggi, seperti berpikir dan penggunaan bahasa.
Proses penghantaran rangsang pada sel saraf
Pada setiap sel yang ada dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolari
sasi, sehingga ada perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu
membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Stimulus/rangsang yang diterima
oleh alat indra melalui sel saraf reseptor akan diteruskan oleh sel saraf dalam bentuk
impuls yang merupakan tegangan listrik. Kemudian impuls yang diterima sel saraf
reseptor diteruskan ke sel saraf sensoris melalui sinapsis, untuk kemudian dihantarka
n keotak yang dalam perjalanannya melalui sel-sel saraf konektor. Kemudian informa
si yang sampai di otak diolah, diinterpretasi kemudian memberikan jawaban terhada
p informasi yang diterima. Dalam memberikan informasi yang diterima, aliran infor
masi itu dibawah dari otak ke sel-sel saraf motorik, kemudian terjadilah respon berup
a gerakan.
Sistem Limbik

Sistem limbik adalah bagian dari otak kita yang bertanggung jawab untuk mengatur respons fisiologis dan e
mosional tubuh kita. Struktur anatomi sistem limbik bertanggung jawab untuk memproses emosi kita dan mengatur
perilaku kita.
Sistem limbik selalu membangkitkan banyak keingintahuan di komunitas ilmiah dan di dunia psikologi, itu karena
sungguh luar biasa menyelidiki bagaimana bagian tertentu dari anatomi kita dapat mengatur sesuatu yang sama
pentingnya dengan emosi kita.

Sistem limbik atau sistem saraf emosional terletak di zona dalam


otak kita, di luar korteks serebral. Ini menerima pengaruh dari
banyak cara lain dari sistem saraf yang berkaitan dengan indera:
pendengaran, visual, sistem penciuman, sensor sentuhan dan
rasa.
Bagian Utama Sistem Limbik
Hipokampus
Elemen ini terkait dengan transformasi memori terkini menjadi ingatan jangka panja
ng dan memori otobiografi. Kita menemukannya di bagian tengah lobus temporal
(1) dan juga memiliki fungsi penting yang terkait dengan orientasi dan memori spasi
al.

tonsil serebral
Tubuh amigdala atau amandel adalah massa neuron berbentuk almond yang terleta
k di lobus temporal (2). Area sistem limbik ini terkait dengan pembentukan dan pen
yimpanan memori yang terkait dengan peristiwa atau peristiwa yang telah menghasi
lkan emosi yang kuat. Dikatakan bahwa amigdala adalah pusat dari semua emosi. Se
lain itu, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa elemen ini memiliki implikasi ku
at dalam konsolidasi memori.
Bagian Utama Sistem Limbik

Talamus
Talamus didefinisikan sebagai struktur otak yang terletak di atas hipotalamus (3). Semua rangsangan sensorik (kecuali
bau) melewati area sistem limbik kita dan kemudian dirujuk ke area yang lebih spesifik. Bagian otak kita ini memiliki f
ungsi utama berperilaku sebagai inti koneksi dan asosiasi rangsangan dan informasi emosional.

Hipotalamus
Elemen kecil sistem saraf emosional kita ini bertanggung jawab atas banyak fungsi saraf. Hipotalamus adalah area otak
terpenting untuk pengelolaan dan koordinasi keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan ini dikenal sebagai homeostasis
dan merupakan proses yang dengannya kita mengatur diri kita sendiri dan kita dapat tetap stabil di lingkungan kita.

Ganglia Basal
Ganglia basal berpartisipasi secara tidak langsung dalam sistem saraf emosional, ini bertanggung jawab untuk mengel
ola respons motorik kita (gerakan atau ekspresi) terkait dengan keadaan emosi yang dihasilkan oleh bagian lain dari
sistem limbik
Fungsi-fungsi berikut dari sistem limbik:
• Ia berusaha mempertahankan diri spesies dengan mengaktifkan sistem homeostasis
.
Sistem limbik bertanggung jawab untuk mengelola sebagian besar mekanisme otak
untuk memori.
• Sirkuit kesenangan dan kecanduan melewati amigdala, hippocampus, dan inti lain
dari sistem limbik, sehingga perasaan menyenangkan dimulai di sana.
• Mengaktifkan sistem saraf otonom: ia bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal
ke saraf untuk mempertahankan keadaan siaga (sistem saraf simpatis) atau untuk me
nghambat keadaan tersebut (sistem saraf parasimpatis).
• Kemungkinan keterlibatan sistem limbik dalam beberapa perilaku seksual sedang di
selidiki.
Sistem limbik mengatur emosional
 
Sistem limbik mengatur respons tubuh kita terhadap rangsangan emosional. Misalnya,
mengaktifkan sistem peringatan dan meningkatkan denyut jantung ketika kita gugup
atau takut. Namun, mengurangi bidang tindakannya menjadi respons emosional adalah
pendekatan yang mengabaikan banyak fungsi lain yang dimiliki sistem ini
Neurobehavior

Neurobehavior adalah hubungan antara fungsi otak dengan perilaku dan proses berpikir manusia. Neuro
behavior terkait dengan pola perilaku hidup seseorang yang berhubungan dengan sistem neural (sistem s
araf) seperti pola tidur, mood atau suasana hati, stress, nafsu makan dan kesadaran diri. Fungsi luhur ini
sangat vital bagi kehidupan manusia dewasa akhir,dewasa tengah,dewasa muda dan teristimewa bagi an
ak-anak. neurobehavior sangat berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental pad
a manusia.

Fungsi neurobehavior ini diatur oleh hormon yang diproduksi dalam otak, yaitu hormon Serotonin (5-Hyd
roxy-Typtamine). Hormon Serotonin diproduksi dari prekursornya, yaitu asam amino Triptofan. Asamamin
o Triptofan merupakan asamamino esensial yang tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus diperoleh
dari makanan.
 
Hubungan Neurohebavior dengan mental dan pertumbuhan

- Pola tidur dan kualitas tidur yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak
anak (kecerdasan) dan pertumbuhan fisik yang baik.
-Stress pada anak akan berpengaruh terhadap perkembangan mental anak. Jika anak mengalami
stress, maka kemampuan kognitif (kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan), kemampu
an afektif (kemampuan berhubungan dengan sesama manusia dan lingkungan)
- Nafsu makan tentunya akan mempengaruhi konsumsi makanan dan total  asupan gizi anak. Jika a
supan gizi baik, maka pertumbuhan fisik dan mental akan baik pula.
Reaksi fisiologis tubuh ketika menghadapi rasa takut.

Reaksi anda tentu saja akan siap siaga menghadapi situasi takut, siap untuk menyerang atau berlari un
tuk menyelamatkan diri. Emosi ketakutan yang menyertai anda, tentunya akan melibatkan berbagai pen
galaman fisiologis yang menyertainya seperti: kecepatan denyut jantung dan tekanan darah akan menin
gkat, biji mata membesar (melotot, mendelik), berkeringat, mulut terasa kering, nafas cepat dan tidak t
eratur, kadar gula di dalam darah meningkat, gemetar, motilitas gastrointestinal berknrang, perut mual
(mules), terasa lapar, bulu roma berdiri.

Struktur dan proses biologis terlibat dalam berbagai pola perilaku abnormal. Faktor genetik, begitu pula
dengan gangguan fungsi neurotransmitter dan mendasari abnormalitas otak atau cacat, juga terlibat dal
am banyak gangguan psikologis. Gen memainkan peran  penting dalam menentukan kerentanan seseor
ang terhadap gangguan psikologis. Namun gen tidak banyak memberikan penjelasan untuk memahami
asal-usul dari gangguan-
gangguan tersebut. Para ilmuwan telah berpindah dari debat lama tentang “nature-nurture”
(gen vs. lingkungan) ke penelitian tentang interaksi yang kompleks antara gen dan faktor lingkungan un
tuk lebih memahami faktor utama dari pola perilaku abnormal
Perilaku abnormal manusia yang
berhubungan dengan saraf.
Gejolak emosi ekstrem yang berlangsung singkat dapat menganggu kemampuan seseorang untuk bere
aksi secara tepat dalam situasi-situasi darurat. Korban dalam  berbagai bentuk bencana atau musibah, s
ering adalah orang-orang yang cenderung mudah panik. Bila berlangsung dalam jangka panjang, gejola
k emosi ekstrem itu dapat  berakibat negatif terhadap penyesuaian diri orang yang bersangkutan secara
keseluruhan. Misalnya, berakibat munculnya gejala-gejala penyakit tertentuk yang sulit disembuhkan, se
perti gangguan pernafasan (asmatis), gatal-gatal, dan sebagainya,  jenis-jenis penyakit yang disebut gan
gguan psikosomatik.
Perilaku normal dan abnormal manusia
yang berhubungan dengan psikis/emosi

Perilaku normal
Perilaku yang memenuhi standar dalam suatu kurva normal dan melalui perhitungan yang teliti sehingga
didapatkan rata-rata orang berperilaku yang sama.
 
Kriteria perilaku normal
-Memiliki perasaan aman yang wajar. Mempu berkontak dengan orang lain dalam bidang kerja, di tengah
pergaulan dan dalam lingkungan keluarga.
- Mampu mengolah dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luwes. Bisa menilai batas kekuata
n sendiri dan situasi yang dihadapi. Menghindari teknik pembenaran diri dan pelarian diri yang tidak seh
at.
- Memiliki pengetahuann diri yang cukup antara lain bisa menghayati motif-motif hidupnya dalam status
kesadaran. Ia menyadari nafsu dan hasratnya, cita-cita, dan tujuan hidupnya yang reaistis dan bisa menga
tasi ambisi-ambisi dalam batas kenormalan.
 
Perilaku abnormal
adalah kondisi emosional seseorang seperti mengalami kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasi yang d
ihadapinya, atau menggambarkan kepribadian dan perilaku luar yang diamati.

Karakteristik perilau abnormal emosi :


• Perilaku tidak biasa
• Melanggar normal sosial
• Perilaku berbahaya

Kriteria abnormal
• Kriteria Statistik – Seseorang dapat dikatakan berperilaku abnormal apabila ia menunjukkan karakteristik perilaku yang
menyimpang secara signifikan dari rata – rata dari suatu statistik mengenai perilaku yang umum.
• Kriteria Norma – Kriteria ini banyak ditentukan oleh norma – norma yang berlaku di masyarakat berupa acuan budaya
mengenai benar atau salahnya suatu tindakan yang sumbernya dari ajaran agama maupun juga kebiasaan yang berlaku
di dalam masyarakat. Misalnya cara berpakaian, berbicara, bergaul, dan lain – lain. Pelanggaran yang berulang kali terhad
ap aturan yang berlaku walaupun tidak tertulis ini bisa dikatakan sebagai perilaku abnormal.
• Kriteria Personal Distress – Perilaku ini dianggap abnormal apabila dapat menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan
pada individu, namun tidak semua gangguan yang dirasakan merupakan suatu hal yang abnormal.
Penyakit yang berhubungan dengan saraf dan emosi

Gangguan konversi
merupakan suatu kondisi kejiwaan, seseorang yang disebabkan ketidakberfungsian sistem saraf. Seseorang
yang menderita gangguan konversi akan kehilangan kendali pada sistem saraf pusat yang tidak berhubung
an dengan penyakit fisik lainnya. Gangguan konversi juga dapat disebut gangguan neurologis fungsional.
Pada kondisi ini, fungsi sistem saraf pusat tidak berfungsi secara normal.
Gangguan konversi adalah kondisi kejiwaan di mana seseorang merasakan gejala fisik berupa kehilangan
kendali terhadap fungsi sistem saraf dan gejala tersebut tidak terkait dengan penyakit lainnya.
Kondisi ini disebut juga dengan gangguan neurologis fungsional, yang mengacu pada fungsi sistem saraf
pusat yang tidak normal. Kelainan ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Beberapa gejala yang memengaruhi indra meliputi:


• Kehilangan sensasi perabaan (mati rasa)
• Gangguan penglihatan, meliputi penglihatan ganda atau kebutaan
• Gangguan berkomunikasi, meliputi kehilangan suara atau perubahan artikulasi
• Gangguan pendengaran, meliputi kesulitan mendengar atau tidak dapat mendengar sama sekali
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai