Anda di halaman 1dari 20

Isu Etika dalam Praktik Pajak

Referensi
• Sri Hutami. 2012. Tax Planning (Tax Avoidance dan
Tax Evasion) Dilihat dari Teori Etika.
ejournal.politama.ac.id.
Tax Planning vs Tax Avoidance

• Tax Planning adalah upaya wajib pajak untuk meminimalkan


pajak yang terhutang melalui skema yang memang sudah
jelas diatur dalam peraturan Undang – Undang Perpajakan
dan tidak menimbulkan dispute (perselisihan) antara Wajib
Pajak dan Otoritas Pajak
• Tax avoidance adalah suatu skema transaksi yang
ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole)
ketentuan perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak
menyatakan legal karena tidak melanggar peraturan
perpajakan.
Tax Avoidance

• Dalam konteks internasional, tax avoidance dilakukan perusahaan


dengan cara : transfer pricing
• Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah divisi
dipakai sebagai masukan bagi divisi lain. Transaksi antar divisi ini
mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing
• Transfer pricing didefinisikan sebagai suatu harga jual khusus yang
dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan divisi penjual dan biaya divisi pembeli
• Motivasi pajak atas praktik transfer pricing dilaksanakan dengan
sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara dengan
beban pajak terendah atau minimal.
Tax Avoidance
(Contoh Ilustrasi Transfer Pricing)
• Sebuah perusahaan otomotif PT.X memproduksi mobil dengan
biaya Rp.700 dan menjualnya ke PT.Y (perusahaan afiliasi) di luar
negeri seharga Rp.725. PT.Y ini hanya dummy yang berada di
negara berpajak rendah (tax haven country). Dari PT.Y, mobil dijual
ke PT.Z (non-afiliasi) dengan harga Rp.1.000. Karena PT.Y tidak
memiliki usaha riil, sebenarnya yang terjadi adalah penjualan mobil
dari PT.X kepada PT.Z.
• Profit PT.X yang dilaporkan dalam SPT adalah Rp.725-700 atau
Rp.25 per mobil. Seharusnya profit PT.X adalah Rp.1000-
700=Rp.300. Selisih harga jual ini merupakan bentuk transfer
pricing berupa mark down. Negara rugi karena seharusnya pajak
dikenakan atas profit sebesar Rp.300 per mobil. Di sisi lain,
pemegang saham minoritas juga rugi karena penjualan perusahaan
menjadi lebih rendah sehingga profit lebih kecil.
Tax Evasion

• Tax Evasion adalah suatu skema memperkecil pajak


yang terhutang dengan cara melanggar ketentuan
perpajakan (illegal).
• Jika dilihat dari segi hukum tax avoidance bukan
merupakan pelanggaran karena menggunakan celah-
celah hukum yang bisa digunakan untuk mengurangi
pajak. Tax evasion merupakan kegiatan yang melanggar
hukum, khususnya undang – undang pajak dan undang
– undang pidana serta perdata
Tax Evasion

• Tax evasion biasa dilakukan perusahaan dengan cara membuat


faktur palsu, tidak mencatat sebagian penjualan, atau laporan
keuangan yang dibuat adalah palsu. Tetapi praktek penggelapan
pajak seperti diatas sering ketahuan, maka modus penggelapan
pajak sekarang berubah. Perusahaan biasanya melaporkan
pajaknya relatif kecil, sehingga akan ada pemeriksaan oleh aparat
pajak.
Kasus
PT Ancora Mining Service
Siapa Pihak Yang Terlibat?

• Pihak internal perusahaan


• Pihak eksternal perusahaan (pejabat
negara) ---- masih dalam penyidikan
Jenis Pelanggaran
• Dalam dokumen laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, dan laporan perubahan modal yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2008 ditemukan berbagai kejanggalan sehingga
aparat pajak perlu menelusuri jumlah potensi kerugian negara yang
diakibatkan perusahaan tersebut. Yaitu dengan cara menghindari
pembayaran pajak.
• Kejanggalan dalam dokumen neraca PT Ancora Mining Service per
tanggal 31 Desember 2008 itu antara lain tidak terdapat pergerakan
investasi atau tidak ada kegiatan investasi. Tetapi dalam laporan
laba rugi tahun buku yang sama, perusahaan tersebut malah
membukukan penghasilan Rp 34.942.600.000
Jenis Pelanggaran
• Di neraca yang sama, PT Ancora Mining Service
mengaku tidak memiliki utang, namun anehnya dalam
laporan laba rugi ditemukan pembayaran bunga sebesar
Rp 18.346.170.191
• Pada laporan fiskal per tanggal 31 Desember 2008
ditemukan bukti pemotongan pajak senilai Rp
5.331.840.000 dari sebuah perusahaan. Tetapi tidak ada
kejelasan atas transaksi apa pemotongan pajak tersebut
dilakukan, lalu apa benar telah disetorkan?
Jenis Pelanggaran
• Adanya transfer sebesar US$ 500.000 dari Middle East
Company (MEC) ke Yayasan Ancora. Sumbangan itu
mencurigakan karena selain tidak pernah dilaporkan pajak
penerimaannya oleh yayasan bersangkutan, juga dinilai sarat
kepentingan. Diduga hal ini terkait posisi Gita sebagai Kepala
BKPM dan MEC yang memperoleh konsesi tambang di
Kalimantan Timur (PT MEC punya yayasan sejenis
dengan Yayasan Ancora. Kenapa harus menyumbang ke
Ancora, bukan diberikan ke yayasan sendiri?)
• Perusahaan ini diduga sewenang-wenang karena dimiliki oleh
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita
Wirjawan.
Jenis Pelanggaran
• PT MEC (Middle East Co) yang memiliki investasi tambang di
Kaltim, sebelum menyetor dana sponsor kepada Yayasan
Ancora, juga telah menyetor dana sponsorship sebesar US$
110.000 kepada PT Ancora Sports. Dana sponsorship itu
dalam rangka pertandingan Golf President Cup yang digelar
pada bulan Juli 2009, sebelum Gita menjabat Kepala BKPM
(diduga ada motif suap, penyalahgunaan wewenang dan
sebagainya )
• Ancora kerap mengakuisisi saham perusahaan-
perusahaan yang dinilai prospektif. Ekspansi semacam
ini sering menimbulkan masalah, karena prosesnya
banyak menabrak aturan yang berlaku
Dampak/Sanksi atas pelanggaran
yang dilakukan
• Kasus masih dalam tahap penyelidikan
• Negara mengalami kerugian dalam
penerimaan pajak
Apa penyebab pelanggaran dan apa
yang perlu dibenahi?
• Mengingat pola pengawasan untuk wajib pajak swasta masih
mengandalkan sistem penilaian sendiri (self assesment),
maka peluang untuk melakukan permainan pajak sangat
besar
• Penuntasan hukumnya harus benar-benar didasarkan pada
prinsip-prinsip pengungkapan yang lebih terorganisir dengan
baik
• Jika kasus ini terbukti memiliki indikasi kuat, segera
konstruksikan pengungkapan kasus ini secara obyektif. Jika
tidak terbukti, ungkapkan juga dengan konstruksi hukum yang
benar, agar masyarakat yakin dan percaya pejabat negara itu
memang tidak terbukti bersalah
Kasus PT Asian Agri
Siapa Pihak Yang Terlibat?

• Terungkapnya dugaan penggelapan pajak oleh PT AAG, bermula dari aksi


Vincentius Amin Sutanto (Vincent) membobol brankas PT AAG di Bank
Fortis Singapura senilai US$ 3,1 juta pada tanggal 13 November 2006.
Vincent saat itu menjabat sebagai group financial controller di PT AAG –
yang mengetahui seluk-beluk keuangannya. Perbuatan Vincent ini terendus
oleh perusahaan dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Vincent diburu
bahkan diancam akan dibunuh. Vincent kabur ke Singapura sambil
membawa sejumlah dokumen penting perusahaan tersebut. Dalam
pelariannya inilah terjadi jalinan komunikasi antara Vincent dan
wartawan Tempo.
• Pelarian Vincent berakhir setelah pada tanggal 11 Desember 2006 ia
menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya. Namun, sebelum itu, pada tanggal 1
Desember 2006 Vincent sengaja datang ke KPK untuk membeberkan
permasalahan keuangan PT AAG yang dilengkapi dengan sejumlah
dokumen keuangan dan data digital.
Jenis Pelanggaran
• Dokumen yang diserahkan ke KPK oleh Vincent salah satunya
adalah dokumen yang memuat semua persiapan transfer pricing PT
AAG secara terperinci. Modusnya dilakukan dengan cara menjual
produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke
perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga di bawah harga
pasar – untuk kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan harga
tinggi. Dengan begitu, beban pajak di dalam negeri bisa ditekan
• Perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi rekanan PT AA
sebagian adalah perusahaan fiktif.
Dampak/Sanksi atas pelanggaran
yang dilakukan
• Kejahatan ini diperkirakan merugikan negara Rp 786 miliar
• Asian Agri dengan 14 anak usahanya juga diharuskan membayar
denda Rp 2,5 triliun lebih atau senilai dua kali lipat dari pajak yang
digelapkan. Denda tersebut harus dibayar tunai dalam waktu satu
tahun. Kewenangan penagihan sanksi denda ada di tangan
Kejaksaan Agung.
• Kejaksaan Agung mengancam akan menyita aset 14 anak usaha
Asian Agri bila tak melunasi denda hingga masa tenggat satu tahun
• Vincentius Amin Sutanto, mantan financial controller perusahaan itu,
akhirnya dihukum 11 tahun penjara
Apa penyebab pelanggaran dan apa
yang perlu dibenahi?
• Belajar dari kasus ini, banyak cara yang dilakukan untuk
mensiasati hukum. Tujuannya boleh jadi untuk
melindungi orang kaya yang diduga melakukan
kejahatan. Dan kalau perlu dilakukan dengan cara
mengorbankan orang yang lemah.
• Mengingat pola pengawasan untuk wajib pajak swasta
masih mengandalkan sistem penilaian sendiri (self
assesment), maka peluang untuk melakukan permainan
pajak sangat besar
• Penuntasan hukumnya harus benar-benar didasarkan
pada prinsip-prinsip pengungkapan yang lebih
terorganisir dengan baik

Anda mungkin juga menyukai