Anda di halaman 1dari 67

METODOLOGI

PENELITIANKUALITTAIF:
SEBUAH PENGANTAR

Semester Ganjil / TA 2020 – 2021


Unkriswina Sumba
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kelas ini mahasiswa mampu:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan metodologi
penelitian
2. Mengetahui hubungan antara penelitian, pengetahuan,
dan ilmu pengetahuan
3. Memahami apa yang dimaksud dengan landasan
filosofis penelitian (=filsafat penelitian)
4. Memahami apa yang dimaksud dengan ontologi,
epistemologi, aksiologi, dan metodologi
5. Memahami apa yang dimaksud dengan kebenaran
filsafat dan kebenaran ilmiah
METODOLOGI ?
“metode” + “logos”

 metode = cara tertentu untuk


melakukan sesuatu;
 logos = ilmu (ilmu pengetahuan)
METODOLOGI =

 ilmu untuk melakukan


sesuatu dengan cara tertentu
 cabang ilmu pengetahuan
yang membahas tentang cara-
cara tertentu untuk melakukan
sesuatu
PENELITAN ?
“…suatu tindakan yang dilakukan dengan
sistematis dan teliti, dengan tujuan mendapatkan
pengetahuan baru, atau menemukan kebenaran,
atau mendapatkan susunan dan tafsiran yang baru
dari pengetahuan yang telah ada,
dimana sikap orang yang bertindak itu
(= peneliti) harus kritis dan menggunakan prosedur
yang lengkap”
PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE)?
“…hasil dari kegiatan atau
pengamatan yang dilakukan
berulang-ulang dan terus-
menerus sehingga membuat
seseorang menjadi tahu tentang
fenomena “sesuatu”
Pengetahuan
=
Kebenaran
4 “JENIS” KEBENARAN

1. Kebenaran Religius
2. Kebenaran Filosofis
3. Kebenaran Estesis 
4. Kebenaran Ilmiah 
KEBENARAN RELIGIUS
Kebenaran yang memenuhi
kriteria-kriteria atau dibangun
berdasarkan kaidah-kaidah agama.
Seringkali disebut juga sebagai
kebenaran mutlak (absolut), yaitu
kebenaran yang tidak terbantahkan
KEBENARAN FILOSOFIS

Kebenaran hasil perenungan


dan pemikiran kontemplatif
terhadap akibat sesuatu.
Meskipun tidak bersifat
subjektif dan relatif
KEBENARAN ESTETIS

Kebenaran yang yang


berdasarkan penilaian
indah dan buruk serta
cita rasa estetis.
KEBENARAN ILMIAH
Kebenaran yang ditandai dengan
terpenuhinya syarat-syarat ilmiah
terutama menyangkut adanya teori
yang mendukung dan sesuai bukti.
Kebenaran ilmiah ditunjang oleh
akal (rasio) dan kebenaran rasio
ditunjang dengan teori yang
mendukung.
SUMBER KEBENARAN
(=PENGETAHUAN)?
1) Authoritarian (otoritas)
2) Mystical (mistis)
3) Logico rational (logika rasional/nalar)
4) Scientific (berdasarkan sains/inget)
PENELITIAN ILMIAH?
“Kegiatan mencari, mencatat, merumuskan,
menganalisis, dan menyusun laporan
berdasarkan fakta
dan atau gejala sesuatu secara sistematis
berdasarkan kaidah ilmiah”
=
“Proses yang dilakukan secara sistematis untuk
menghasilkan pengetahuan (knowlegde)”
PENELITIAN SOSIAL?

“Proses pencarian pengetahuan yang


diharapkan bermanfaat untuk
mengembangkan teori dan menyelesaikan
masalah dalam kaitannya dengan isu –isu di
bidang ilmu sosial seperti; ekonomi,
manajemen, bisnis, akuntansi, politik,
pendidikan, hukum, dan lain sebagainya”
METODOLOGI
PENELITIAN ?
“…cabang dari ilmu pengetahuan (science)
yang mempelajari tentang cara-cara (methods)
tertentu dalam melakukan penelitian ilmiah
untuk mencari pengetahuan (knowledge)
atau kebenaran”
INGAT!

Metodologi penelitian

Metode penelitian
APA GUNA PENELITIAN?
Mendapatkan pengetahuan
Menemukan kebenaran
Memecahkan atau menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat
Menemukan, mengembangkan, menguji,
memperbaiki; teori, cara, pemahaman,
pendekatan untuk memahami kompleksitas
realitas sosial
SIAPA YANG MELAKUKAN PENELITIAN?

Mahasiswa ?
Dosen ?
Petani ?
Chef ?
Atau siapa saja….?!
Berikan contohnya !
MENGAPA PERLU
LANDASAN FILOSOFIS ?
“Landasan filosofis atau filsafat penelitian
akan membantu seorang peneliti untuk
mengetahui dan memahami tentang alasan
paling mendasar suatu penelitian harus
dilakukan “
(=Mengapa suatu penelitian dilakukan?)
FILSAFAT ?

Philos (filo) + sophos (sofia)


cinta + bijaksana
=
Merujuk pada kebiasaan mencintai
kebijaksanaan melalui keinginan untuk
selalu mencari kebenaran (=pengetahuan)
FILSAFAT ?
 Usaha manusia untuk memperoleh
pandangan dunia dan kehidupan berdasarkan
akal-pikirannya
Berfilsafat = berpikir (berpikir yang
radikal dan menyeluruh untuk mengupas
suatu fenomena secara mendalam
Ciri khas filsafat: berpikir kritis & reflektif
Filsafat :
Usaha untuk mencari sebab-akibat
suatu fenomena yang sedalam-
dalamnya dengan berdasarkan pada
akal pikiran.
Namun, pengetahuan yang diperoleh
dari berpikir hasilnya berupa pemikiran
yang logis tetapi TIDAK empiris
BERFILSAFAT ?

“Mencari arti atau makna yang


mendalam dari suatu fenomena
yang ada melalui pikiran yang
kritis dan reflektif “
Filsuf : ahli filsafat
APA HUBUNGAN FILASAFAT
DENGAN PENELITIAN?

Ilmu pengetahuan diperoleh melalui suatu


penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) yang
disebut penelitian (research)
Penelitian merupakan rangkaian aktivitas
manusia yang rasional dan koginitif dengan
berbagai metode sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau individu untuk tujuan
mencapai kebenaran
…LANJUTAN
Filsafat akan mempertajam analisis peneliti
dan meningkatkan pengertian terhadap
penelitian yang bersangkutan
Dengan filsafat , peneliti akan lebih
memahami langkah-langkah yang
dilakukannya dalam penelitian, penulisan
laporan dan diseminasi hasil penelitian.
Filsafat akan mendorong peneliti untuk
lebih bersikap rasional, kritis, terbuka,
rendah hati, skeptis dan postif serta tidak
fanatik
FILSAFAT PENELITIAN ?
Suatu sistem pemikiran yang mengarahkan
peneliti dan penelitiannya menuju perolehan
makna yang mendalam tentang masalah yang
sedang dikaji
Memperoleh makna berarti memahami hakikat
esksitensi fakta dan kejadian yang terkandung
dalam masalah tersebut sebagai suatu
kausalitas.
Sesuatu tidak dapat eksis tanpa sebab dan sebab
selalu mendahului akibat (hukum kausalitas).
PENGETAHUAN VS ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan (science) adalah bagian dari
pengetahuan (knowledge) yang
disistematisasikan, metodis dan empirik.

pengetahuan
Ilmu pengetahuan
Pengetahuan Pengetahuan
Ilmiah Non-Ilmiah
Tujuan •Deskriptif (menjelaskan Pragmatis (bertahan hidup
gejala-gejala) dalam kehidupan sehari-
•Eksplanatif (hubungan hari)
kausal)
•Prediktif (lewat data-
data objektif dapat
dilakukan prediksi
terhadap gejala yang
muncul)
Cara Perolehan •metodis •warisan budaya
•sistematis (mengikuti •tradisi
urutan-urutan yang •metode tidak penting
ketat) •tidak objektif
•objektif (bebas nilai ?)
…LANJUTAN

Ciri-ciri ilmu pengetahuan :


Berobjek (mempunyai obyek);
bersistem;
bermetode
 universal (berlaku secara luas)

Sifat ilmu :
Hasilnya akumulatif
Kebenarannya relatif
Objektif
LANDASAN FILOSOFI?

“ Dasar atau pijakan berpikir


seorang peneliti dalam
menyelidiki segala sesuatu secara
mendalam atau dalam mencari
kebenaran (=pengetahuan)
berdasarkan akal pikiran”
UNTUK APA LANDASAN
FILOSOFIS?
Dengan memahami landasan filosofis peneliti
akan lebih memahami langkah-langkah
(=metode =prosedur) yang dilakukannya dalam
penelitian, termasuk dalam penulisan laporan
Landasan filosofis akan mempertajam analisis
peneliti dan meningkatkan pengertian terhadap
penelitian yang bersangkutan
LANDASAN FILOSOFI
Landasan filosofis untuk ilmu sosial dapat
dikonseptualisasikan dengan asumsi sbb:
1) Ontologi
2) Epistemologi
3) Aksiologi
4) Sifat manusia
5) Metodologi
ONTOLOGI
Asumsi yang penting tentang inti dari
fenomena dalam penelitian
Apa hakikat dari suatu pengetahuan atau
realitas ?
Apakah pengetahuan (=realitas) yang
akan diteliti obyektif atau subyektif
(=produk kognitif individu)?
…LANJUTAN

realisme
vs
nominalisme
REALISME

“dunia sosial (= realitas) ada


secara terpisah (independen)
dari apresiasi individu, dan
diatur oleh kaidah-kaidah
tertentu yang berlaku universal”
NOMINALISME
“dunia sosial (= kenyataan) adalah
nama, konsep, dan label yang
dibuat dan digunakan untuk
menyusun realitas
( realitas = konstruksi sosial)”
Ontologi

Realitas bersifat Realitas bersifat


obyektif subyektif
EPISTEMOLOGI
Asumsi tentang cara mendapatkan ilmu
pengetahuan (grounds of knowledge)
• Bagaimana proses seseorang mulai
memahami dunia &
mengkomunikasikannya sebagai
pengetahuan kepada orang lain?
Bagaimana cara seseorang memperoleh
pengetahuan (=kebenaran = realitas)?
…LANJUTAN

“Positivisme vs
Antipositivisme”

atau

“Deduksi vs Induksi”
POSITIVISME ?

“berusaha menjelaskan dan


memprediksi apa yang terjadi
pada dunia sosial dengan mencari
kebiasaan dan hubungan kausal
antara elemen-elemen tertentu”
ANTIPOSITISVISME?

“berusaha memahami apa yang terjadi


pada dunia sosial dari sudut pandang
individu dan atau kelompok
masyarakat yang secara langsung
terlibat dalam penelitian (=menentang
pencarian hukum atau kebiasaan
pokok dalam dunia sosial)”
DEDUKSI
Dari teori ke fakta atau
sesuatu yang umum ke yang
khusus
Bukti a priori = berdasarkan
pada yang telah (dianggap)
benar sebelumnya
INDUKSI
Dari fakta ke teori, atau dari yang
khusus ke yang umum
Bukti a posteriori = berdasarkan
pada pengalaman empirik
Epistemologi

Antipositivis
Positivisme
me
AKSIOLOGI
Untuk apa (ilmu) pengetahuan akan
digunakan?
Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dan kaidah-
kaidah moral?
METODOLOGI
Asumsi-asumsi tentang bagaimana seseorang
berusaha menyelidiki/mengetahui dan
mendapat “pengetahuan” tentang dunia sosial.
Pertanyaan mendasar: apakah dunia sosial itu
kenyataan obyektif (berada di luar kendali
manusia), atau dunia sosial itu kenyataan
subyektif (berada di dalam individu)?
Nomotetis
vs
Idiografis
NOMOTETIS

“mendasarkan penelitian pada teknik


dan prosedur yang sistematis,
menggunakan metode dan pendekatan
dalam bidang ilmu pengetahuan alam
(natural sciences) yang berfokus pada
proses pengujian hipotesis yang sesuai
dengan norma ilmiah yang kaku
(scientific rigour) “
IDEOGRAFIS
“mendasarkan penelitian pada pandangan
bahwa seseorang hanya dapat memahami
dunia sosial dengan cara mendapatkan
pengetahuan secara langsung dari subyek yang
diteliti, menerima subyektivitas seseorang
berkembang dalam sifat dasar dan
karakteristiknya selama proses penelitian”
Metodologi

Nomotetis Idiografis
JADI, APA HUBUNGAN
LANDASAN FILOSOFIS &
PENELITIAN ?
“Interaksi antara ontologi, epistemologi,
aksiologi, sifat manusia, dan metodologi
akan menjadi dasar dari kebenaran
filsafat dan
penentuan p erspektif (=pendekatan)dalam
melakukan penelitian pada bidang ilmu
sosial”
PERSPEKTIF OBYEKTIF-SUBYEKTIF DALAM ILMU
SOSIAL

Perspektif/Pendekat
Ontologi Epistemologi Metodologi
an (Dimensi)

Realisme Positivisme Nomotetis Obyektifisme

Antipositivis Subyektifism
Nominalisme Ideografis
me e
Landasan filosofis

Kebenaran filsafat
N A M U N,….

“ ….pengetahuan
yang diperoleh dari
berpikir saja logis,
tetapi TIDAK empiris”
DENGAN DEMIKIAN,……
“…..ukuran kebenaran filsafat
tentang suatu pengetahuan
bukan ditentukan oleh bukti
empirik, tetapi oleh logis
tidaknya pengetahuan itu. Bila
logis berarti benar, dan bila tidak
logis berarti salah.”
PATUT DIINGAT……..

“ …..ukuran logis dan tidaknya


suatu pengetahuan yang didasarkan
pada kebenaran filsafat akan
terlihat pada argumen yang
menghasilkan kesimpulan teori
atau
pengetahuan itu sendiri….”
KEBENARAN ILMIAH ?
Apa ukuran dan batas-batasnya?
(Aspek Ontologi Ilmu)

Bagaimana cara mendapatkannya?


(Aspek Epistemologi Ilmu--metodologi)

Apa kegunaannya?
(Aspek Aksiologis Ilmu)
KEBENARAN ILMIAH =

Kebenaran filsafat
+
Bukti empirik
+
Penerapan
3 SIFAT KEBENARAN
ILMIAH
•Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat
dasar ;
1. Rasional-logis,
2. Empiris,
3. Pragmatis (dapat diterapkan)
STRUKTUR YANG
RASIONAL-LOGIS
Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau
rasional dari proposisi atau premis tertentu. Karena kebenaran
ilmiah bersifat rasional, maka semua orang yang rasional (yaitu
yang dapat menggunakan akal budinya secara baik), dapat
memahami kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu kebenaran ilmiah
kemudian dianggap sebagai kebenaran universal. Dalam
memahami pernyataan itu, perlu membedakan  sifat rasional
(rationality) dan sifat masuk akal (reasonable). Sifat rasional
terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah, sedangkan masuk
akal biasanya berlaku bagi kebenaran tertentu di luar lingkup
pengetahuan. Sebagai contoh: tindakan marah dan menangis
atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun
tindakan tersebut mungkin tidak rasional.
 EMPIRIS
Kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada,
bahkan sebagian besar pengetahuan dan kebenaran ilmiah,
berkaitan dengan kenyataan empiris di alam ini. Hal ini tidak
berarti bahwa dalam kebenaran ilmiah, spekulasi tetap ada
namun sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa
dibayangkan sebagai nyata atau tidak karena sekalipun suatu
pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah
pernyataan tersebut juga benar secara empiris.. Kebenaran
ilmiah divalidasi dengan bukti-bukti empiris yaitu hasil
pengukuran objektif dilapangan. Sifat objektif berlaku
umum dapat diulang melalui eksperimen, cenderung amoral
sesuai apaadanya bukan apa yang seharusnya yang
merupakan ciri ilmu pengetahuan. 
PRAGMATIS
Sifat pragmatis, berusaha menggabungkan
kedua sifat kebenaran sebelumnya (logis dan
empiris). Maksudnya, jika suatu “pernyataan
benar” dinyatakan “benar” secara logis dan
empiris, maka pernyataan tersebut juga harus
berguna bagi kehidupan manusia. Berguna,
berarti dapat untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan dalam
hidupnya.
KEBENARAN ILMIAH
ADALAH……
“…… kebenaran yang sesuai dengan fakta
dan mengandung isi pengetahuan. Pada
saat pembuktiannya kebenaran ilmiah
harus kembali pada status ontologi objek
dan sikap epistemologi (dengan cara dan
sikap bagaimana pengetahuan tejadi) yang
disesuaikan dengan metodologi-nya…..”
PERLU DIINGAT!
…..kebenaran dalam ilmu harus
selalu merupakan hasil konvensi
(persetujuan) dari para ilmuwan
pada bidang ilmunya masing-
masing….
Ontologi & Paradigma Metodologi Metode
Epistemologi

Subyektivisme •Interpretif/ •Etnografi •Observasi,


konstruktivis •Fenomenologi wawancara
•Simbolik •Grounded (mendalam),
•Interaksional theory •Diskusi
•Hermeneutik •Heuristik kelompok
•Kritis •Kaji-tindak terfokus (FGD),
(action research) •Studi kasus,
•Analisis sejarah lisan
diskursus

Obyektivisme •Positivis •Eskperimental •Pengukuran


•Pos-positivis •Survey (scaling),
sampling,
kuesioner
AKSIOLOGIS
Klasik Konstrutivis Kritis

Observer Fasilitator Aktivis


•Nilai, etika, dan pilihan •Nilai, etika, dan pilihan •Nilai, etika, dan pilihan
moral harus berada di luar moral merupakan bagian moral merupakan bagian
proses penelitian tak terpisahkan dari tak terpisahkan dari
penelitian penelitian
•Peneliti berperan sebagai •Peneliti sebagai •Peneliti menempatkan
disinterested scientist passionate participant, diri sebagai
fasilitator yang transformative
•Tujuan penelitian : menjembatani keragaman intellectual, advokat, dan
ekplanasi, prediksi, dan subyektivitas pelaku aktivis
kontrol pada realitas sosial sosial •Tujuan penelitian: kritik
•Tujuan penelitian: sosial, transformasi sosial,
rekonstruksi realitas sosial emansipasi, dan
secara dialektis antara pemberdayaan sosial
peneliti dan yang diteliti (social empowerment)

Anda mungkin juga menyukai