PENELITIANKUALITTAIF:
SEBUAH PENGANTAR
1. Kebenaran Religius
2. Kebenaran Filosofis
3. Kebenaran Estesis
4. Kebenaran Ilmiah
KEBENARAN RELIGIUS
Kebenaran yang memenuhi
kriteria-kriteria atau dibangun
berdasarkan kaidah-kaidah agama.
Seringkali disebut juga sebagai
kebenaran mutlak (absolut), yaitu
kebenaran yang tidak terbantahkan
KEBENARAN FILOSOFIS
Metodologi penelitian
≠
Metode penelitian
APA GUNA PENELITIAN?
Mendapatkan pengetahuan
Menemukan kebenaran
Memecahkan atau menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat
Menemukan, mengembangkan, menguji,
memperbaiki; teori, cara, pemahaman,
pendekatan untuk memahami kompleksitas
realitas sosial
SIAPA YANG MELAKUKAN PENELITIAN?
Mahasiswa ?
Dosen ?
Petani ?
Chef ?
Atau siapa saja….?!
Berikan contohnya !
MENGAPA PERLU
LANDASAN FILOSOFIS ?
“Landasan filosofis atau filsafat penelitian
akan membantu seorang peneliti untuk
mengetahui dan memahami tentang alasan
paling mendasar suatu penelitian harus
dilakukan “
(=Mengapa suatu penelitian dilakukan?)
FILSAFAT ?
pengetahuan
Ilmu pengetahuan
Pengetahuan Pengetahuan
Ilmiah Non-Ilmiah
Tujuan •Deskriptif (menjelaskan Pragmatis (bertahan hidup
gejala-gejala) dalam kehidupan sehari-
•Eksplanatif (hubungan hari)
kausal)
•Prediktif (lewat data-
data objektif dapat
dilakukan prediksi
terhadap gejala yang
muncul)
Cara Perolehan •metodis •warisan budaya
•sistematis (mengikuti •tradisi
urutan-urutan yang •metode tidak penting
ketat) •tidak objektif
•objektif (bebas nilai ?)
…LANJUTAN
Sifat ilmu :
Hasilnya akumulatif
Kebenarannya relatif
Objektif
LANDASAN FILOSOFI?
realisme
vs
nominalisme
REALISME
“Positivisme vs
Antipositivisme”
atau
“Deduksi vs Induksi”
POSITIVISME ?
Antipositivis
Positivisme
me
AKSIOLOGI
Untuk apa (ilmu) pengetahuan akan
digunakan?
Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dan kaidah-
kaidah moral?
METODOLOGI
Asumsi-asumsi tentang bagaimana seseorang
berusaha menyelidiki/mengetahui dan
mendapat “pengetahuan” tentang dunia sosial.
Pertanyaan mendasar: apakah dunia sosial itu
kenyataan obyektif (berada di luar kendali
manusia), atau dunia sosial itu kenyataan
subyektif (berada di dalam individu)?
Nomotetis
vs
Idiografis
NOMOTETIS
Nomotetis Idiografis
JADI, APA HUBUNGAN
LANDASAN FILOSOFIS &
PENELITIAN ?
“Interaksi antara ontologi, epistemologi,
aksiologi, sifat manusia, dan metodologi
akan menjadi dasar dari kebenaran
filsafat dan
penentuan p erspektif (=pendekatan)dalam
melakukan penelitian pada bidang ilmu
sosial”
PERSPEKTIF OBYEKTIF-SUBYEKTIF DALAM ILMU
SOSIAL
Perspektif/Pendekat
Ontologi Epistemologi Metodologi
an (Dimensi)
Antipositivis Subyektifism
Nominalisme Ideografis
me e
Landasan filosofis
Kebenaran filsafat
N A M U N,….
“ ….pengetahuan
yang diperoleh dari
berpikir saja logis,
tetapi TIDAK empiris”
DENGAN DEMIKIAN,……
“…..ukuran kebenaran filsafat
tentang suatu pengetahuan
bukan ditentukan oleh bukti
empirik, tetapi oleh logis
tidaknya pengetahuan itu. Bila
logis berarti benar, dan bila tidak
logis berarti salah.”
PATUT DIINGAT……..
Apa kegunaannya?
(Aspek Aksiologis Ilmu)
KEBENARAN ILMIAH =
Kebenaran filsafat
+
Bukti empirik
+
Penerapan
3 SIFAT KEBENARAN
ILMIAH
•Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat
dasar ;
1. Rasional-logis,
2. Empiris,
3. Pragmatis (dapat diterapkan)
STRUKTUR YANG
RASIONAL-LOGIS
Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau
rasional dari proposisi atau premis tertentu. Karena kebenaran
ilmiah bersifat rasional, maka semua orang yang rasional (yaitu
yang dapat menggunakan akal budinya secara baik), dapat
memahami kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu kebenaran ilmiah
kemudian dianggap sebagai kebenaran universal. Dalam
memahami pernyataan itu, perlu membedakan sifat rasional
(rationality) dan sifat masuk akal (reasonable). Sifat rasional
terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah, sedangkan masuk
akal biasanya berlaku bagi kebenaran tertentu di luar lingkup
pengetahuan. Sebagai contoh: tindakan marah dan menangis
atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun
tindakan tersebut mungkin tidak rasional.
EMPIRIS
Kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada,
bahkan sebagian besar pengetahuan dan kebenaran ilmiah,
berkaitan dengan kenyataan empiris di alam ini. Hal ini tidak
berarti bahwa dalam kebenaran ilmiah, spekulasi tetap ada
namun sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa
dibayangkan sebagai nyata atau tidak karena sekalipun suatu
pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah
pernyataan tersebut juga benar secara empiris.. Kebenaran
ilmiah divalidasi dengan bukti-bukti empiris yaitu hasil
pengukuran objektif dilapangan. Sifat objektif berlaku
umum dapat diulang melalui eksperimen, cenderung amoral
sesuai apaadanya bukan apa yang seharusnya yang
merupakan ciri ilmu pengetahuan.
PRAGMATIS
Sifat pragmatis, berusaha menggabungkan
kedua sifat kebenaran sebelumnya (logis dan
empiris). Maksudnya, jika suatu “pernyataan
benar” dinyatakan “benar” secara logis dan
empiris, maka pernyataan tersebut juga harus
berguna bagi kehidupan manusia. Berguna,
berarti dapat untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan dalam
hidupnya.
KEBENARAN ILMIAH
ADALAH……
“…… kebenaran yang sesuai dengan fakta
dan mengandung isi pengetahuan. Pada
saat pembuktiannya kebenaran ilmiah
harus kembali pada status ontologi objek
dan sikap epistemologi (dengan cara dan
sikap bagaimana pengetahuan tejadi) yang
disesuaikan dengan metodologi-nya…..”
PERLU DIINGAT!
…..kebenaran dalam ilmu harus
selalu merupakan hasil konvensi
(persetujuan) dari para ilmuwan
pada bidang ilmunya masing-
masing….
Ontologi & Paradigma Metodologi Metode
Epistemologi