Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR MEDIK

GANGGUAN SISTEM
PENDENGARAN

KELAINAN TELINGA DALAM

Oleh : dr. Hj. Yupie Handayani, M.Kes


TINNITUS
A. DEFINISI
Tinnitus adalah suatu gangguan
pendengaran dengan keluhan perasaan
mendengar bunyi tanpa rangsangan
bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa
bunyi mendenging, menderu, mendesis,
atau berbagai macam bunyi lainnya.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam,
beberapa penyebabnya anatara lain:
 Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di
bersihkan rasa berdenging akan hilang
 Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
 Gangguan darah
 Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut
merangsang saraf pendengaran
 Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam
rumah siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun,
vertigo, dan tinnitus
 Keracunan obat
 Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.
C. PATOFISIOLOGI
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus
terbagi menjadi dua macam, yaitu:
 Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti
bergemuruh
 Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)seperti
berdenging
Tinnitus biasanya di hubungkan dengan
tuli sensorineural dan dapat juga terjadi
karena gangguan konduksi, yang biasanya
berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di
sertai dengan inflamasi, bunyi dengung
akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan
biasanya terjadi pada sumbatan liang
telinga, tumor, otitis media, dll.
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul
tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz). Terjadi
dalam rongga telinga dalam ketika gelombang
suara berenergi tinggi merambat melalui cairan
telinga, merangsang dan membunuh sel-sel
rambut pendengaran maka telinga tidak dapat
berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun
jika suara keras tersebut hanya merusak sel-sel
rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu
dengungan keras pada telinga yang di alami oleh
penerita.
Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga,
gendang telinga, tulang-tulang pendengaran,
dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan
suara yang melebihi ambang batas, telinga
dapat berdenging, suara berdenging itu akibat
rambut getar yang ada di dalam rumah siput
tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran
itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan
ke otak yang merespon dengan timbulnya
denging.
D. GEJALA
Pendengaran yang terganggu biasanya di
tandai dengan mudah marah, pusing, mual dan
mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus
sendiri terdapat gejala berupa telinga
berdenging yang dapat terus menerus terjadi
atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut
dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah
atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal
dari denyut nadi, otot-otot dalam rongga telinga
yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan
saraf pendengaran.
E. DIAGNOSIS
Tinnitus merupakan suatu gejala klinik
penyakit telinga, sehingga untuk memberikan
pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang
tepat sesuai dengan penyebab, dan biasanya
memang cukup sulit untuk di ketahui.
Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan
riwayat terjadinya kebisingan, perlu pemerikasaan audio-
metri nada murni (pure tone audiometry). Pada
pemeriksaan nada murni gamabaran khas berupa takik
(notch) pada frekuensi 4kHz. Anamnesis merupakan hal
utama dan terpenting dalam menegakkan diagnosa
tinnitus. Hal yang perlu di gali adalah seperti kualitas dan
kauantitas tinnitus, apakah ada gejala lain
yangmenyertai, seperti vertigo, gangguan pendengaran,
atau gejala neurologik. Pemeriksaan fisik THT dan
otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan juga
pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri
tutur, dan bila perlu lakkukan ENG.
F. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut:
 Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering
mendengarkan suara bising(misalnya diskotik, konser
musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam)
 Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar
dengan volume amat maksimal
 Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat
bising.
 Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam
 Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk
melakukan perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E
 Lain-lain
G. PENGOBATAN
Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus
dibagi dalam 4 cara, yaitu :
 Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus
elektroakustik (rangsangan bunyi) dengan intensitas
suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan
alat bantu dengar atau tinnitus masker.
 Psikologik, yaitu dengan memberikan
konsultasi psikologik untuk meyakinkan
pasien bahwa penyakitnya
tidakmembahayakan dan bisa disembuhkan,
serta mengajarkan relaksasi dengan bunyi
yang harus didengarnya setiap saat.
 Terapi medikametosa, sampai saat ini belum
ada kesepakatan yang jelas diantaranya
untuk meningkatkan aliran darah koklea,
transquilizer, antidepresan sedatif,
neurotonik, vitamin dan mineral.
 Tindakan bedah, dilakukan pada tumor
akustik neuroma. Namun, sedapat mungkin
tindakan ini menjadi pilihan terakhir, apabila
gangguan denging yang diderita benar-
benar parah.
Pasien juga di berikan obat penenang atau
obat tidur, untuk membantu memenuhi
kebutuhan istirahat, karena penderita tinnitus
biasanya tidurnya sangat terganggu oleh
tinnitus itu sendiri, sehingga perlu di tangani,
juga perlu di jelaskan bahwa gangguan
tersebut sulit di tangani, sehingga pasien di
anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan
tersebut, karena penggunaan obat penenang
juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di
gunakan dalam waktu singkat.
VERTIGO
A. DEFENISI
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di
sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita
kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak
bergerak sama sekali.
B. PENYEBAB VERTIGO
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan
keseimbangan melalui organ keseimbangan
yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ
ini memiliki saraf yang berhubungan dengan
area tertentu di otak.

Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di


dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di
dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara
tiba-tiba.
Penyebab Umum dari Vertigo :
 Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
 Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
 Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak
sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah
satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
 Kelainan di telinga
 Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal
positional vertigo)
 Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
 Herpes zoster
 Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
 Peradangan saraf vestibuler
 Penyakit Meniere
 Kelainan neurologis
 Sklerosis multipel
 Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
 Tumor otak
 Tumor yang menekan saraf vestibularis.
C. GEJALA

Penderita merasa seolah-olah dirinya


bergerak atau berputar atau penderita
merasakan seolah-olah benda di
sekitarnya bergerak atau berputar.
D. DIAGNOSA
Sebelum memulai pengobatan, harus
ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo.
Gerakan mata yang abnormal menunjukkan
adanya kelainan fungsi telingan bagian dalam
atau saraf yang menghubungkannya dengan
otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang
cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa
membantu dalam menegakkan diagnosa.
Nistagmus bisa dirangsang dengan
menggerakkan kepala penderita secara tiba-
tiba atau meneteskan air dingin ke dalam
telinga.
Untuk menguji keseimbangan,
penderita diminta berdiri dan kemudian
berjalan dalam satu garis lurus, awalnya
dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup.

Tes pendengaran seringkali bisa


menentukan adanya kelainan telinga yang
mempengaruhi keseimbangan dan
pendengaran.
Pemeriksaan lainnya adalah CT scan
atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan
kelainan tulang atau tumor yang menekan
saraf. Jika di duga suatu infeksi, bisa
diambil contoh cairan dari telinga atau
sinus atau dari tulang belakang. Jika di
duga terdapat penurunan aliran darah ke
otak, maka dilakukan pemeriksaan
angiogram, untuk melihat adanya
sumbatan pada pembuluh darah yang
menuju ke otak.
E. PENGOBATAN
Pengobatan tergantung pada penyebabnya.
Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan
adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan
skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi
untuk mencegah motion sickness, yang
terdapat dalam bentuk plester kulit dengan
lama kerja selama beberapa hari. Semua obat
diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama
pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk
plester kulit memiliki efek mengantuk yang
paling efektif.
T E R I M A K A S I H !!!

Anda mungkin juga menyukai