Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR MEDIK

GANGGUAN SISTEM
PENDENGARAN

KELAINAN TELINGA TENGAH

Oleh : dr. Hj. Yupie Handayani, M.Kes


OTITIS MEDIA KRONIS

 DEFINISI

Otitis Media Kronis adalah infeksi menahun pada


telinga tengah.
 PENYEBAB
Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang
pada gendang telinga (perforasi). Perforasi
gendang telinga bisa disebabkan oleh:
– Otitis media akut
– Penyumbatan tuba eustakius
– Cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam
telinga atau akibat perubahan tekanan udara
yang terjadi secara tiba-tiba
– Luka bakar karena panas atau zat kimia.
 GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada lokasi
perforasi gendang telinga:
 Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah
gendang telinga).
Otitis media kronis bisa kambuh setelah infeksi
tenggorokan dan hidung (misalnya pilek) atau karena
telinga kemasukan air ketika mandi atau berenang.
Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga keluar
nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri.
Perforasi marginal (lubang terdapat di
pinggiran gendang telinga).
Bisa terjadi tuli konduktif dan keluarnya
nanah dari telinga.

Komplikasi yang serius adalah:


- peradangan telinga dalam (labirintitis)
- kelumpuhan wajah
- infeksi otak.
Gambar 1
 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk
mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan
pembiakan terhadap cairan yang keluar dari
telinga. Rontgen mastoid atau CT scan kepala
dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran
infeksi ke struktur di sekeliling telinga.
 PENGOBATAN
Pada serangan otitis media kronis, dokter akan
membersihkan saluran telinga dan telinga tengah
dengan menggunakan penghisap dan kapas kering.
Kemudian ke dalam telinga tengah dimasukkan
cairan asam asetat dan hydrocortisone. Serangan
yang lebih hebat diatasi dengan antibiotik per-oral
(melalui mulut). Biasanya dilakukan timpanoplasti
untuk memperbaiki gendang telinga dan jika
rantai tulang pendengaran mengalami kerusakan,
bisa diperbaiki secara bersamaan.
Gambar 2
Kolesteatoma diangkat melalui pembedahan. Jika
kolesteatoma tidak dibuang, maka perbaikan
telinga tengah tidak dapat dilakukan.
MASTOIDITIS

 DEFENISI
Mastoiditis adalah Infeksi akut dan kronik yang
mengenai mukosa dan sel – sel mastoid, yang
merupakan kelanjutan dari proses Otitis media
akut supuratif yang tidak teratasi.
 Etiologi
– Kuman penyebab :
– S. Pneumonie 
– S. Aureus
– H.Influenza.
 Patofisiologi
Keradangan pada mukosa kavum timpani pada otitis
media supuratif akut dapat menjalar ke mukosa
antrum mastroid. Bila terjadi gangguan pengaliran
sekret melalui aditus ad antrum dan epitimpanum
menimbulkan penumpukan sekret di antrum
sehingga terjadi empiema dan menyebabkan
kerusakan  pada sel – sel mastoid.
 Gejala
– Nyeri dan rasa penuh di belakang telinga
– Otorea terus menerus selama lebih dari 6 minggu 
– Febris / Subfebris
– Pendengaran berkurang
 PENGOBATAN
– Operasi : Mastoidektomi simpel.
– Antibiotik : ampisillin/amoksillin i.v atau oral 4 x 500 –
1000 mg di berikan selama 7 – 10 hari.
Untuk yang alergi terhadap ampisillin / amoksillin
dapat di berikan Eritromisin  dengan dosis 3 – 4 x 500
mg, selama 7 – 10 hari.
TUMOR TELINGA

A. Pengertian
Tumor telinga disebut juga tumor glomus jugularis
yang merupakan kumpulan dari jaringan
ganglonik dalam tulang temporalis yang
berhubungan dengan jugular bulb.
B. Etiologi
ada beberapa penyebab dari tumor glomus, tergantung
macamnya :
a. Kondroma
Tumor ini berasal dari sisa notohcordal dan secara
dominan ditemukan berhubungan dengan tulang aksila
yang bersifat ganas. Tumor ini jarang terjadi.
b. Kondrosarkoma
Kondrosarkoma dari sisa kartilaginosa pada foramen
laserum. Kondrosarkoma bersifat ganas dan dapat
menimbulkan gejala erosi tulang yang menimbulkan
tekanan pada telinga dalam.
c. Manigoima 
Tumor ini merupakan tumor yang berasal dari tulang
temporalis yang terdapat pada telinga tengah
C. Gejala
Gejala yang ditimbulkan glomus jugulare
awalnya yang biasa sering terjadi adalah Tinnitus
yang berdenyut dan tuli konduktif. Gejala awal
ini biasanya mengikuti perkembangan telinga
tengah dan lebih sering diabaikan. Adanya suatu
masa berwarna kemerahan ( the rising sun behind
the drum ) pada pemeriksaaan rutin biasanya
jarang ditemukan. Pada 30% kasus didapatkan
adanya kelumpuhan otot-otot wajah, hal ini
timbul karena akibat perkembangan dari nervus
pada foramen ( lubang ) jugularis.Sedangkan
gejala yang jarang timbul otalgia dan perdarahan.
D. PENATALAKSANAAN
1. Terapi tumor glomus dibagi menjadi :
 Tidak ada terapi secara aktif dan observasi
secara berkelanjutan
 Radioterapi
 Operasi reseksi
 Operasi reseksi dengan perencanaan
radioterapi adjuvant.
2. Tanpa pengobatan
Tumor glomus tergolong tumor yang memiliki tingkat
perkembangan yang lambat dan sejarah perkembangan
yang panjang. Biasanya tumor ini terjadi pada usia
pertengahan dimana kesehatan orang tersebut pada
umumnya baik. Pengobatan terutama diindikasikan
untuk melihat harapan hidup pasien.
3. Operatif
Tujuan utama pembedahan adalah reseksi sacara
total dari tumor bila memungkinkan dan hal ini ideal
dapat dilakukan tanpa meningkatkan kerusakan
neurologis dari pasien.Teknik operatif Ò spector,
maisel dan ogura lebih memilih irradiasi preoperative
yang mengurangi vaskularisasi dapat memudahkan
pembedahan tumor. Ahli bedah lebih sering
menggunakan preoperative embolisasi. Tumor glomus
timpanicus yang sangat kecil dapat dilakukan
pengangkatan dengan timpanotomi sederhana bila
semua batas divisualisasikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai