4
Maternitas
Infeksi Post Partum
Nama Anggota
Denis Dwi Oktafianingtyas
Indah Nur’aini
Qothrunnadaa
Yuli Novitasari
Chori B S
Definisi
12
34
Urinalisis USG
Penatalaksanaan
3. Riwayat penyakit dahulu : Apakah klien dan keluarga pernah menderita penyakit yang sama.
5. Riwayat seksual : Termasuk riwayat PMS sebelumnya, jumlah pasangan seksual pada saat ini,
frekuensi aktifitas seksual secara umum.
6. Gaya hidup :penggunaan obat intravena atau pasangan yang menggunakan obat intravena; merokok,
alcohol, gizi buruk, tingkat stress yang tinggi.
7. Pemeriksaan fisik bagian luar,
Meliputi :
a. Inspeksi :
1. Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
2. Kulit dan area pubis, adakah lesi eritema, visura, lekoplakia, dan eksoria.
3. Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pembengkakan ulkus, keluaran, dan nodul.
2) Menganjurkan pasien untuk berendam di air hangat. Rasional : mencegah terjadinya infeksi
3) Anjurkan pasien untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh genetalia. Rasional : membantu
mencegah/ menghalangi penyebaran infeksi
4) Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan yang abnormal. Rasional : lochea normal mempunyai bau amis,
lochea yang purulent dan bau busuk menunjukkan adanya infeksi
5) Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum dengan menggunakan sabun dari depan ke belakang dan untuk
mengganti pembalut sedikitnya setiap 4 jam sekali. Rasional : membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki
vagina atau uretra
6) Kolaborasi untuk pemberian antibiotic. Rasional ; mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan
3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolism
a. Hasil yang diharapkan : Suhu tubuh klien dalam batas normal, tidak
mengalami komplikasi, suhu tubuh 36-37˚C
b. Intervensi
1) Pantau suhu klien (derajat dan pola), perhatikan menggigil atau diaphoresis. Rasional : Suhu 38,90- 41, 10C
menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membentu dalam diagnosis, misalnya kurva
demam lanjut berakhir lebih dari 24jam menunjukkan pneumonia pneumokokal.
2) Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. Rasional : Suhu ruangan atau
jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
3) Kolaborasi dalam pemberian antipiretik (aspirin, asetaminofen) a. untuk mengtahui keadaan umum klien.
Rasional : untuk mempermudah dalam pemberian tindakan
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
a. Hasil yang diharapkan : Kesadaran terhadap perasaan, dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah,
kecemasan klin berkurang, klien tidak tampak sedih, klien tampak rileks.
b. Intervensi :
1)Evaluasi tingkat ansietas, catat respon verbal, dan nonverbal klien. Dorong ekspresi bebas akan emosi
Rasional : Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkatkan perasaan sakit, penting pada prosedur
diagnostic dan kemungkinan pembedahan
04 Ansietas teratasi
Hipertermi teratasi dengan tanda suhu tubuh
03 36’50C – 37’50C
Analisa Jurnal
A. Judul : “The Effect of Sitz Bath of Hydro-Alcoholic Extract of Myrrh Gum on
Episiotomy Wound Healing in Nulliparous Women”
B. Tahun : 2019
C. Penulis : Zahra Sarbaz; M.Sc. , Zahra Yazdanpanahi; M.Sc. , Ayda Hosseinkhani;
M.D. , Farzaneh Nazari; M.D. , Marzieh Akbarzadeh; M.Sc.
D. Analisis :
• P = Responden penelitian ini sebanyak 60 ibu pasca melahirkan, yang terbagi menjadi 2
kelompok
• I = Pada kelompok intervensi dilakukan pemberian medicated sitz bath,
• C=-
• O = Hasil dari kedua kelompok, baik intervensi maupun control sama sama memberikan hasil
yang baik dalam proses penyembuhan luka episiotomy. Sehingga sitz bath dapat disarankan
pada ibu pasca melahirkan untuk membantu penyembuhan luka episiotomy.
T = Penelitian ini dilakukan pada Januari 2018
Thank You