Anda di halaman 1dari 48

P2M

( Pencegahan penyakit menular)


Pembimbing :
Dr. Sudung Nainggolan, MHSc

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
KELOMPOK PUSKESMAS KECAMATAN JATINEGARA
Dewi Abiola Buchita N. – 18-033
Hasian Ayusari Silalahi – 11-101
Elisabeth Andintia Utami H – 19-015
Josua Louis Farry Mundung – 13-217
Destinea Silvana Putri– 17-146
Mega Dewinta 19-154
P2M (Pencegahan Penyakit Menular)
• Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pada dasarnya
menerapkan konsep epidemiologi yaitu interaksi faktor agent-host-
environment, dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat ketidak seimbangan dari ketiga faktor tersebut.
• Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peran serta dan tanggung jawab
dari lintas program, lintas sektoral dan masyarakat serta swasta.

• Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan


akibat penyakit menular.
Sumber :
Profil Program Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Tahun 2013. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas
Kesehatan Kabupaten Boalemo Tahun 2014.
PENYAKIT MENULAR PRIORITAS

Malaria Demam Berdarah Dengue

Tuberkulosis Kusta

HIV/AIDS PD3I

Sumber :
Profil Program Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Tahun 2013. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan
Kabupaten Boalemo Tahun 2014.
NO.1
MALARIA
Definisi Operasional
• Penderita malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit
Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis.
• Penduduk adalah populasi manusia yang menempati area atau wilayah tertentu
dalam kurun waktu tertentu
• Penderita yang meninggal karena malaria adalah penderita yang meninggal karena
infeksi plasmodium yang diketahui dari hasil pemeriksaan
• Annual Parasite Incidence atau API adalah jumlah penderita positif malaria per
seribu penduduk
JENIS INDIKATOR

Input process output outcome

API
Case Fatality Rate
JENIS INDIKATOR

INDIKATOR PROPORSI

CFR ( Case Fatality Rate)


API ( Annual Parasite Incidence) Untuk mengukur angka
Insiden malaria pada satu daerah kematian yangdisebabkan
tertentu selama satu tahun malaria
Indikator Input (Annual Parasite Incidence)

•   x 1000
Insidensi Tahunan Kasus Malaria Tahun 2011-2014 di Kelurahan B (per 1000 penduduk)

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0
2011 2012 2013 2014

Insidensi Tahunan Kasus Malaria Tahun 2011-2014 di Kelurahan B #REF!


#REF!
Case Fatality Rate
•  

Proporsi = x100%
Case Fatality Rate Kasus Malaria di Kelurahan B Tahun 2014-2017 (%)

2017

2016

2015

2014

0 5 10 15 20 25 30

Case Fatality Rate Kasus Malaria di Kelurahan B Tahun 2014-2017


NO.2
TUBERKULOSIS PARU
Definisi Operasional

• 1. Pasien baru TB BTA positif adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu) yang terkonfirmasi
bakteriologis.
• 2. Pasien yang dinyatakan sembuh adalah pasien telah menyelesaikan pengobatannya
secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif.
• 3. Pasien yang dinyatakan telah mendapatkan pengobatan lengkap adalah pasien yang
telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi
persyaratan sembuh atau gagal.
• 4. Success rate adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA
positif yang menyelesaikan pengobatan (baik sembuh maupun pengobatan lengkap) di
antara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.
Sumber :
Modul Field Lab Semester III P2M TB. FK UNS 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
JENIS
INDIKATOR

Input Process Output Outcome

Proporsi kunjungan
Proporsi Pasien TB BTA pengobatan TB BTA
positif di antara positif di antara Success Rate
suspek penduduk yang
berobat
INDIKATOR INPUT

Jumlah pasien TB BTA positif yang ditemukan


Proporsi = x 100%

Jumlah seluruh suspek TB yang diperiksa

Sumber :
Modul Field Lab Semester III P2M TB. FK UNS 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Proporsi Jumlah Pasien TB BTA Positif yang ditemukan di antara suspek di Desa A Tahun
2014-2017 (%)
35

30

25

20

15 30
25
23
10
17

0
2014 2015 2016 2017

Proporsi Jumlah Pasien TB BTA Positif yang ditemukan di antara suspek di Desa A Tahun 2014-2017 (%)
INDIKATOR PROCESS

Jumlah kunjungan pengobatan TB


ke Puskesmas X dalam 1 tahun

% kunjungan x 100%
berobat =
Jumlah penduduk yang berobat
ke Puskesmas X dalam 1 tahun

Sumber :
Budiarto, Eko. 1985. Pengantar Statistika Kesehatan. Bandung.
Persentase Jumlah Kunjungan Pengobatan TB terhadap penduduk yang berobat di Puskesmas
X Tahun 2014-2017 (%)

50

42 43

25

2014 2015 2016 2017

Persentase Jumlah Kunjungan Pengobatan TB terhadap penduduk yang berobat di Puskesmas X Tahun 2014-2017 (%)
INDIKATOR OUTPUT – Angka Keberhasilan
Pengobatan (SR)

Jumlah pasien baru TB BTA positif


(sembuh + pengobatan lengkap) dalam 1 tahun
% SR = x 100%
Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang diobati dalam 1 tahun

Sumber :
Modul Field Lab Semester III P2M TB. FK UNS 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Persentase Angka Keberhasilan Pengobatan TB di Puskesmas X Tahun 2014-2017
(%)
88

87

86

85

84

83

82

81
2014 2015 2016 2017

Persentase Angka Keberhasilan Pengobatan TB di Puskesmas X Tahun 2014-2017 (%)


NO.1
HIV/AIDS
INDIKATOR INPUT
Persentase Jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai kemampuan komprehensif
tentang HIV dengan seluruh jumlah penduduk usia 15-24 di DKI Jakarta tahun 2016-2018 (%)
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2015 2016 2017 2018

Persentase Jumlah Penduduk Usia 15-24 Tahun yang Mempunyai Kemampuan Komprehensif tetang HIV di antara seluruh Jumlah Penduduk usia 15-24 Tahun 2016-2018
INDIKATOR PROCESS

KET :
• pasangan usia subur (PUS)
• Angka Pengguna Kondom (APS)
Persentase Jumlah Pasangan Usia Subur yang Memakai Kondom dibandingkan Jumlah
Pasangan Usia Subur di Kabupaten A Tahun 2015-2018 (%)

65

48

34
25

2015 2016 2017 2018

Persentase Jumlah Pasangan Usia Subur yang Memakai Kondom dibandingkan Jumlah Pasangan Usia Subur di Kabupaten A Tahun 2015-2018 (%)
INDIKATOR OUTPUT
Jumlah penduduk usia 15-49 tahun dengan sampel darah positif HIV dengan semua yang di
periksa tahun 2015-2018 di Kabupaten A (%)
80

70 70

60

50

45

40

30 30

20 20

10

0
2015 2016 2017 2018

Persentase Jumlah Penduduk Usia 15-49 Tahun dengan Sampel Darah Positif HIV di antara Susppek Tahun 2015-2018 di Kabupaten A
NO.4
DEMAM BERDARAH
DENGUE
Definisi Operasional

• 1. incidence rate demam berdarah dengue adalah indikator frekwensi


serangan atau angka kejadian kasus DBD dalam populasi 100.000 penduduk.
• 2. Angka kesakitan demam berdarah dengue adalah jumlah kasus DBD baru
yang terdeteksi di sarana kesehatan sesuai kriteria WHO 1997 (Klinis dan
laboratoris) di satu wilayah pada kurun waktu 1 (satu) tahun.

Sumber :
Modul Field Lab Semester III P2M TB. FK UNS 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
JENIS
INDIKATOR

Input Process Output Outcome

Proporsi penderita
Incidence rate DBD Angka Kesakitan DBD
DBD yang ditangani
INDIKATOR INPUT (%IR)

Jumlah kasus DBD di Kabupaten X


Dalam 1 tahun

% IR = x 100%

Jumlah Penduduk di Kabupaten X


Dalam 1 tahun

Sumber :
http://dinkesketapang.blogspot.com/2016/01/incidence-rate-ir-kasus-dbd-kabupaten.html
Persentase Incidence Rate Kasus DBD di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (%)
Persentase Incidence Rate Kasus DBD di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (%)

250

200

150

100

50

0
2014 2015 2016 2017
INDIKATOR PROCESS
Jumlah penderita DBD yang ditangani
sesuai SOP di satu wilayah dalam waktu
satu tahun

Proporsi = x 100%
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di
satu wilayah dalam waktu satu
tahun yang sama

Sumber :
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PENEMUAN_KASUS.pdf
Proporsi Jumlah Penderita DBD yang Ditangani di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (%)

86

67
63
60

2014 2015 2016 2017

Proporsi Jumlah Penderita DBD yang Ditangani di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (%)
INDIKATOR OUTPUT – Angka Kesakitan DBD

Jumlah kasus baru DBD di Kabupaten X


dalam 1 tahun
Angka
Kesakitan DBD = x100.000

Jumlah penduduk di Kabupaten X


Dalam 1 tahun

Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/dahen/material/kepmenkes1405-2002.pdf
Jumlah Angka Kesakitan DBD di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (per 100.000 penduduk)
Jumlah Angka Kesakitan DBD di Kabupaten X Tahun 2014-2017 (per 100.000 penduduk)

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2014 2015 2016 2017
NO.5
KUSTA
Definisi Operasional
• Jumlah provinsi yang mempunyai angka prevalensi kusta kurang dari 1/10.000
penduduk pada tahun tertentu.
Indikator Outcome - Prevalensi Kusta

Pembilang (nominator) adalah jumlah kasus / penderita kusta yang terdaftar di suatu provinsi.
Sedangkan Penyebut (denominator) adalah jumlah seluruh penduduk yang ada di provinsi
tersebut. Jika hasilnya di bawah angka 1, maka provinsi tersebut telah berhasil mencapai
eliminasi kusta.
CAPAIAN TARGET ELIMINASI KUSTA DI KECAMATAN A TAHUN
2014-2017
60

50

40

30

20

10

0
2014 2015 2016 2017

Capaian Eliminasi Kusta di Kecamatan A Tahun 2014-2017 Target Eliminasi Kusta di Kecamatan A Tahun 2014-2017
NO.6
PD3I
Definisi Operasional
Imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu bayi umur < 1 tahun mendapat imunisasi BCG
1x, DPT 3X, Hib B 3X, Polio 4x, dan Campak 1 kali.
JENIS
INDIKATOR

Input Process Output Outcome

RASIO Pemberian imunisasi


PERAWAT/PENDUDUK Lengkap pada Bayi
INDIKATOR INPUT

Jumlah perawat di Kecamatan B


Dalam 1 tahun
Rasio perawat/
jumlah penduduk = x 10.000

Jumlah penduduk di Kecamatan B


dalam 1 tahun

Sumber :
Budiarto, Eko. 1985. Pengantar Statistika Kesehatan. Bandung.
Rasio Jumlah Dokter Umum terhadap Jumlah Penderita TB di Desa A Tahun 2014-2017
(jiwa)
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2014 2015 2016 2017

Rasio Jumlah Dokter Umum terhadap Jumlah Penderita TB di Desa A Tahun 2014-2017 (jiwa)
INDIKATOR OUTPUT

Cakupan bayi dengan imunisasi


dasar lengkap dalam 1 tahun

Proporsi vaksinasi = x 100%

Jumlah seluruh bayi dalam 1 tahun

sumber = http://www. depkes.go.id


Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Bayi di Kota A pada tahun 2014-2017 (%)

100

60

50

30

2014 2015 2016 2017

Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Bayi di Kota A pada tahun 2014 - 2017 (%)

Anda mungkin juga menyukai