Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS SPERMA

Copyright©2018labfisiologifkunsyiah
II. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi


pria
2. Mahasiswa mengetahui proses pembentukan sperma
dan komposisinya
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis sperma
dengan baik dan benar
III. MANFAAT PRAKTIKUM

1. Mahasiswa memahami proses kerja sistem


reproduksi pria dan organ lain yang berperan.
2. Mahasiswa memahami prosedur pemeriksaan
analisis sperma.
IV. ALAT DAN
BAHAN
1. Sampel sperma
2. Wadah sperma
3. Mikroskop
V. LAPORAN
AKHIR
JENIS KETERANG
NAMA KELAS
PERLAKUAN
HASIL
AN
Mr. Fisiologi PROBANDUS 1 Morfologi sperma: -
Motilitas sperma: , dst
PROBANDUS/ Mikroskop : 1 Baik
PENANGGUN
G JAWAB
ALAT/

Note: Setiap praktikum minimal 3 percobaan pada 3 probandus yang berbeda.


A. PENDAHULUAN

Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan


interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan
bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan hidup.

sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi 
atau tubektomi pada organ reproduksinya mencapai
menopause dan andropouse namun tidak mati.
B. DEFINISI

Alat Reproduksi Pria adalah Organ-Organ pada pria


yang berperan dalam sistem reproduksi dengan tujuan
berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar
mampu menjalankan prosesnya dengan baik, maka
keadaan fungsi dan struktur alat kelamin ini harus dalam
keadaan normal.
C. LANJUTAN MATERI

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA

Eksternal :
• Penis
• Scrotum
Internal :
• Testis dan Epididimis
• Vas deferens
• Vesikula seminalis*
• Duktus ejakulatorius
• Prostat*
• Kelenjer bulbo-uretra*

Nb :
* = Kelenjar Aksesoris
Penis
• Organ untuk kopulasi
• Terdiri dari 2 jenis corpus :
❑ Corpus cavernosum penis,
Esensial bagi ereksi.
❑ Corpus spongiosum penis,
Bagian tengah ditembusi
oleh uretra.
Scrotum
• Kantung yang berisi testis.
• Terdiri dari lapisan luar kulit
yang tebal dg sejumlah
kelenjar lemak dan keringat.
❖ FUNGSI
❑ Penyangga bagi testis
❑ Regulasi temperature
➢ 34⁰C ->
Spermatogenesis
Testis
Testis menerima Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) dari adenohipofisis.
Testis juga menghasilkan hormon
testosterone.

Fungsi testis, terdiri dari :


a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu
spermatozoa di Tubulus seminiferus.

b) Menghasilkan hormon testosteron,


dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
Epididimis
Epididimis merupakan tempat
pematangan sperma. Setelah
berada di epididimis selama 18
hingga 24 jam, spermatozoa akan
memiliki kemampuan motilitas.
Sejumlah kecil spermatozoa
disimpan di epididimis dan
sebagian besar lainnya disimpan di
vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang
membawa sperma dari epididimis. Saluran
ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu
masuk ke dalam uretra dan membentuk
duktus ejakulatorius.

Struktur lainnya (misalnya pembuluh


darah dan saraf) berjalan bersama-sama
vas deferens dan membentuk korda
spermatika/funiculus spermaticus
Vesikula seminalis
vesikula seminalis menghasilkan Fruktosa
dan zat nutrisi lainnya yang merupakan sumber
makanan bagi sperma. Membentuk sekitar 60%
cairan semen yang merupakan bagian terbesar
dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari
kelenjar Prostat. Fungsi Vesikula seminalis
lainnya adalah menghasilkan prostaglandin
dan fibrinogen.
Kelenjar
Prostat
  
Fungsi Prostat: Menambah cairan
encer alkalis (bersifat basa) seperti
susu pada cairan seminalis yang
berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang
terapat pada uretra dan vagina.
kelenjar prostat juga
menghasilkan enzim pembekuan
untuk mengaktifkan fibrinogen dan
profibrinolisin untuk melarutkan
koagulum.
Bulbouretra
(Cowper’s Gland)
• Terletak di bawah prostate
bermuara ke dalam uretra.
• Menghasilkan mukus yang
berfungsi sebagai pelumas
saat berhubungan seks.
• Sebelum ejakulasi, kelenjar
ini mensekresi mucus
bening yang menetralkan
urin asam yang masih
tersisa dalam uretra
FUNGSI KOMPONEN REPRODUKSI PRIA
TESTIS
Menghasilkan sperma
Menghasilkan testoterone
EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS
Tempat keluar sperma dari testis
Tempat pematangan sperma
Memekatkan dan menyimpan sperma
VESIKULA SEMINALIS
Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma
Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu pergerakan sperma
Menghasilkan cairan semen
KELENJAR PROSTAT
Mengeluarkan cairan basa/alkalis yang menetralkan sekresi vagina yang asam
Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis
dikeluarkan
KELENJAR BULBOURETRA
Mengeluarkan mucus untuk pelumasan dan menetralkan saluran uretra
KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER
Ciri-ciri eksternal yang tidak secara langsung berkaitan dengan
reproduksi yang membedakan pria dan wanita, misalnya
konfigurasi tubuh dan distribusi rambut.
Kontrol : Testoteron pada pria dan Estrogen pada wanita
FUNGSI SISTEM REPRODUKSI PRIA
Fungsi Reproduksi Pria dibagi menjadi tiga
subdivisi :
1. Spermatogenesis, pembentukan sperma.
2. Kinerja kegiatan seksual pria.
3. Pengaturan fungsi reproduksi pria dengan berbagai
hormone.
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA

Testosteron dari testis janin memicu turunnya testis ke dalam


skrotum melalui Kanalis inguinalis, yang awalnya terletak di bagian
belakang rongga abdomen.
Mekanisme Adaptasi Skrotum
Terhadap Temperature
Suhu rerata didalam skrotum lebih rendah
daripada suhu tubuh normal.

Pada Temperature Dingin:


Kontraksi refleks otot-otot skrotum pada pajanan
ke lingkungan dingin mengangkat kantung skrotum
agar testis menjadi lebih dekat ke abdomen yang
hangat.

Pada Temperature Panas:


Relaksasi otot pada pajanan ke panas
menyebabkan kantung skrotum menjadi lebih jauh
dari tubuh yang bersuhu inti lebih tinggi.
EFEK TESTOSTERON
Sebelum Lahir
1. Memaskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia
eksterna
2. Mendorong turunnya testis

Setelah Lahir (jaringan spesifik seks)


1. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
sistem reproduksi saat pubertas
2. Penting untuk spermatogenesis
3. Memelihara saluran reproduksi sepanjang masa
dewasa
Efek Terkait Reproduksi Lainnya
1. Membentuk dorongan seks saat pubertas
2. Mengontrol sekresi hormon GnRH
EFEK TESTOSTERON
Efek pada Karakteristik Seks sekunder
1. Memicu pertumbuhan rambut pria(janggut)
2. Menyebabkan suara lebih berat
3. Mendorong pertumbuhan otot yang membentuk
pola

Efek Non-reproduktif
1. Memilik efek anabolik protein
2. Pertumbuhan tulang saat pubertas
3. Menutup lempeng epifisis pada tulang
SPERMATOGENESIS
• Terjadi dalam 65-75 hari,
dimana pematangan sperma
berlangsung ± 10 hari

• Tahap Spermatogenesis:
1. Proliferasi Mitotik
2. Meiosis
3. Remodelling

• Spermiasi adalah Pelepasan


sperma matur dari sel sertoli ke
dalam lumen tubulus seminiferus
dan epididimis.
• ANATOMI
SPERMATOZOA
Kontrol fungsi testis
PENGATURAN FUNGSI TESTIS
• Testis dikontrol oleh 2 hormone : LH dan FSH
• Sekresinya diatur dengan jalur Hipothalamus-Hipofisis
ant.-testis
• LH -> Bekerja pada sel leydig untuk mengatur sekresi
testoteron -> Meningkatkan spermatogenesis
• FSH -> Bekerja pada sel sertoli -> Merangsang sel
sertoli untuk proses spermiogenesis
• Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis anterior dirangsang
oleh hormone dari hipotalamus yaitu GnRH
Penyusun Semen

Kelenjar Seks Tambahan


- Vesikula seminalis
- Kelenjar prostat
- Kelenjar bulbouretra
Proses mengerasnya penis yang normalnya lunak agar penis
dapat masuk ke dalam vagina.

Ereksi

AKTIVITAS SEKS PRIA

Ejakulasi

Proses penyemprotan kuat semen ke dalam uretra dan


keluar dari penis.
REFLEKS EREKSI dan ejakulasi
SIKLUS RESPONS SEKSUAL
1. Fase eksitasi : Ereksi + vasokongesti testis
2. Fase plateau : Peningkatan respon-respom keinginan
berhubungan intim, ex. ↑ Denyut jantung, ↑ tekanan
darah, ↑ kec. Bernafas, ↑ ketengangan otot.
3. Fase orgasme : Ejakulasi serta respon puncak pada
kenikmatan seksual secara menyeluruh dirasakan
sebagai kenikmatan fisik yang insentif.
4. Fase resolusi : Mengembalikan genetalia dan system-
system tubuh ke keadaan seperti semula (Sebelum
terangsang)
SYARAT SAMPEL UNTUK
PEMERIKSAAN SPERMA
• Melakukan abstinensia selama 3 – 5 hari, paling lama selama 7
hari.

• Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan


harus dikeluarkan di laboratorium. Bila tidak mungkin, harus
tiba di laboraturium paling lambat 1 jam dari saat dikeluarkan.

• Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar


yang bersih dan steril ( jangan sampai tumpah/tercampur
dengan urine ), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi
nama yang bersangkutan.
SYARAT SAMPEL UNTUK
PEMERIKSAAN SPERMA
• Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di
serahkan pada petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan
harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan jarak antara
waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak cukup karena
sering didapati variasi antara produksi sperma dalam satu
individu.

• Sperma dikeluarkan dengan cara : rangsangan tangan


(onani/masturbasi), bila tidak mungkin dapat dengan cara
rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan jangan
ada yang tumpah. Yang paling disarankan adalah dengan
rangsangan tangan

• Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol


plastik atau kondom.
TANYA-
JAWAB
PERTANYAAN
1

Jelaskan apa yang dimaksud dengan karakteristik seks


sekunder
PENJELASAN

Ciri-ciri eksternal yang tidak secara langsung berkaitan


dengan reproduksi yang membedakan pria dan wanita,
misalnya konfigurasi tubuh dan distribusi rambut.
PERTANYAAN
2

Jelaskan kontrol fungsi testis dengan singkat


PENJELASAN

Testis dikontrol oleh 2 hormone : LH dan FSH


• LH -> Bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi
testoteron
• FSH -> Bekerja pada tubulus seminiferous ->
Meningkatkan spermatogenesis
Terima
Kasih

Copyright©2018labfisiologifkunsyiah

Anda mungkin juga menyukai