Anda di halaman 1dari 59

Evaluasi Penerapan

Sistem Manajemen
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di
Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun
DISUSUN OLEH:
2019 Opy Sandra Tashia
NIM. 1802011075
BAB I
PENDAHUL
UAN
LATAR
BELAKANG
Dalam melaksanakan tugasnya selama 24 jam, di Rumah Sakit
banyak terdapat potensi bahaya yang dapat menurunkan kualitas
pelayanan kesehatan. Bahaya potensial di Rumah Sakit dapat
disebabkan oleh faktor fisik, biologi, kimia, ergonomic, psikososial.
Terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian besar disebabkan
oleh faktor manusia (unsafe act), yaitu perilaku yang tidak aman. Dan
sebagian kecil disebabkan oleh faktor lingkungan (unsafe condition).
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga medis, tenaga
nonmedis maupun orang lain yang berkunjung ke rumah sakit perlu
diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
Rumah sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatra Utara sudah
menerapkan sistem K3RS sejak rumah sakit terbentuk pada tahun 2001.
dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala dalam penerapan
sistem kesehatan dan keselamatan kerja, seperti belum mempunyai
survisor untuk mengawasi agar pelaporan dan pencatatan pada bagian
K3RS ini berjalan dengan baik dari tiap unit-unitnya, dikarnakan
adanya pekerjaan ganda yang menjadikan para anggota pada bagian
K3RS ini menjadi kurang focus dalam hal itu
Data kecelakaan kerja di RSUD Haji Provinsi Sumatra Utara dari
bagian unit Kecelakaan dan Keselamatan Kerja menunjukan bahwa
pada tahun 2019 terdapat 1,6 % kasus pekerja tertusuk jarum, 1,6%
terpapar radiasi, 0.8% terbakar, 1,3% pekerja terpajan B3, 1,6% pekerja
tersengat listrik dan 1,3% terpeleset, sebagian besar kecelakaan kerja
yang terjadi karna kelalaian dan salah dalam prosudure kerja. Dari hasil
wawancra dari kepala bagian unit K3RS, pihak manajemen RSUD Haji
Medan Sumatra Utara mengakui masih banyak menghadapai kendala
diantaranya sumber daya manusia (SDM) staf medis dan non medis
serta sarana dan prasarana, terlebih lagi setiap tahunnya terjadi rotasi/
pergantian staf sehingga berkurangnya focus dalam menjalankan
program K3RS itu sendiri
Rumusan Tujuan
Masalah • Untuk menganalisa input dari sistem manajement
bagaimana evaluasi
K3RS di RSU Haji Medan Tahun 2019.
penerapan sistem • Untuk menganalisa proces dari sistem
manajemen keselamatan dan manajement K3RS di RSU Haji Medan Tahun
kesehatan kerja di Rumah 2019.
Sakit Haji Medan Tahun • Untuk menganalisa output dari sistem
2019 manajement K3RS di RSU Haji Medan Tahun
2019.
• Untuk menganalisa outcome dari sistem
manajement K3RS di RSU Haji Medan Tahun
2019.
Manfaat Penelitian
Manfaat Manfaat
Teoritis Praktis
1. Sebagai informasi bagi Rumah
1. Sebagai sarana penambah
Sakit Umum Haji Medan tentang
pengetahuan penulis tentang bagaimana hasil evaluasi
evaluasi penerapan sistem penerapan sistem manajemen
manajemen keselamatan dan keselamatan dan kesehatan kerja.
kesehatan kerja 2. Sebagai bahan masukan dan
2. Sebagai sarana pengetahuan bagi evalusi Rumah Sakit Umum Haji
peneliti dan tenaga akademik Medan dalam meningkatkan
dalam pengembangan sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Sebagai tambahan referensi
manajemen keselamatan dan
tentang penelitian yang
kesehatan kerja. menggunakan data kualitatif
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Manajemen adalah proses bekerja sama antara
individu dan kelompok serta sumber daya lainnya
dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai
aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas
Manajemen manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah
organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga
lainnya
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Manullang
sebagaimana dikutip oleh Mastini tentang unsur
manajemen tersebut, terdiri atas manusia, material,
mesin, metode, money dan markets, setiap unsur-
Unsur-unsur unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi
Manajemen suatu memanajemen agar untuk mengetahui bahwa
manajemen memiliki unsur-unsur perlu dimanfaatkan
unsur-unsur manajemen tersebut
● Perencanaan
Fungsi-fungsi ● Pengorganisasian
Manajemen ● Penggerakan
● Pengawasan
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui
bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,

evaluasi pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi


kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini
adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran
Tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah :
● Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
● Untuk memberikan objektivitas pengamatan
terhadap prilaku hasil.
Tujuan dan fungsi ● Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan
evaluasi kelayakan.
● untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang
dilakukan.
Pendekatan-pendekatan
Model Evaluasi
terhadap evaluasi ● Sistem assessment
● objective-oriented approach
● Program planning
● three-dimensional cube atau
● Program
Hammond’s evaluation
implementation
approach. ● Program Improvement
● management-oriented
● Program Certification
approach
● consumer-oriented approach
● expertise-oriented approach.
● adversary-oriented approach
● naturalistic & participatory
approach
Agar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) dapat dipahami secara
utuh, perlu diketahui pengertian 3 komponen
yang saling berinteraksi, yaitu
● Kapasitas kerja
Kesehatan dan ● Beban kerja
Keselamatan Kerja ● Lingkungan kerja
Rumah Sakit Program K3RS yang harus diterapkan adalah
● Pengembangan Kebijakan K3RS
● Pembudayaan Perilaku K3RS
● Pengembangan Sumber Daya Manusia K3RS
● Pengembangan Pedoman dan Standard
Operational Procedure (SOP) K3RS
● Manajemen K3RS adalah suatu
proses kegiatan yang dimulai
dengan tahap perencanaan,
Manajemen pengorganisasian, pelaksanaan dan
K3RS pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di RS
Tujuan manajemen K3RS adalah terciptanya cara kerja, lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan karyawan RS
● Manfaat manajemen K3RS adalah :
● Bagi RS :
○ Meningkatkan mutu pelayanan.
○ Mempertahankan kelangsungan operasional RS.
○ Meningkatkan citra RS.
● Bagi karyawan RS :
○ Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
○ Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
● Bagi pasien dan pengunjung :
○ Mutu layanan yang baik
○ Kepuasan pasien dan pengunjung
● Langkah Manajemen Tahap pemantauan dan Evaluasi
K3RS ● Pencatatan dan pelaporan K3
terintegrasi ke dalam sistem
● Komitmen dan
pelaporan RS yaitu pencatatan
Kebijakan dan pelaporan semua kegiatan
● Perencanaan K3, (kecelakaan akibat kerja)
● Pelaksanaan KAK dan (penyakit akibat kerja)
● Untuk memudahkan PAK.
● Inspeksi dan pengujian
penyelenggaraan K3 di
● Melaksanakan audit K3
RS
Kerangka pikir
BAB III
METODE
PENELITIAN
Rancangan
Penelitian
01 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang mengunakan
Tempatmendalam
metode wawancara dan (indepth interview)
Waktu
Penelitian dilakukan di RSU Haji Medan
02 Provinsi Sumatra Utara di jl. Rumah Sakit Haji
Informan
no.27 pada bulan Maret 2020 sampai dengan
Juni 2020
Penelitian
Informa Kunci
03 • Direktur RSU Haji Medan
• Ketua Komite Keselamatan dan Kesehatan
Kerja rumah Sakit (K3RS)
• Ketua Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
(PPI)
Informa Tambahan
• Bidang pelayanan keperawatan
• Bidang pelayanan medik
• Bidang pelayanan penunjang
● Data primer yang akan digali adalah penerapan
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja di RSU Haji Medan yang diambil dari
Metode Kepmenkes RI No. 1087 tahun 2010 tentang
Pengumpula standar kesehatan dan keselamatan kerja di
n Data Rumah Sakit (K3RS). Dalam penelitian kualitatif
ini, instrument utama adalah peneliti sendiri,
dengan menggunakan alat bantu atau media
berupa panduan wawancara, sound recoder, dan
catatan lapangan
Teknik Validasi
Data
Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi
peningkatan validitas data dalam desain penelitian kualitatif. Teknik
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, atau dari sudut pandang lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik triangulasi data
(triangulasi sumber), yaitu dengan cara membandingkan dan
memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi atau data
yang telah diperoleh dari informan utama melalui wawancara
dengan data sekunder atau informan triangulasi. Dengan begitu
peneliti kemudian akan lebih mudah mengungkapkan gambaran
atau perspektif mengenai kasus yang diteliti.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
Gambaran Umum Hasil
Penelitian
Sejarah Rumah Sakit Haji Medan Provinsi Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum Haji Medan merupakan salah satu dari empat
Rumah Sakit Haji di Indonesia yaitu Rumah Sakit Haji Jakarat,
Rumah Sakit Haji Ujung Pandang, Rumah Sakit Haji Surabaya.
Keempat Rumah Sakit Haji ini dibangun sebagai wujud dari
gagasan masyarakat, khususnya para Hujjaj/Persaudaraan haji
untuk mendirikan suatu "Monumen" untuk mengenang tragedi
terowongan Al - Muaisin Mina yang menelan lebih dari 600 jemaah
Haji indonesia pada tahun 1990/1410 H.
Visi dan Misi Rumah Sakit Haji Medan Provinsi Sumatera Utara
Visi
● Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah, serta berbagai
kecendrungan pelayanan kesehatan kedepan, juga dalam mencapai
sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD
Provinsi Suamtera Utara Tahun 2019 – 2023, maka ditetapkan Visi
Rumah Sakit Haji Medan adalah :
● “Rumah Sakit Unggulan terakreditasi yang bernuansa Islami dengan
pelayanan Kesehatan prima”.
Misi
● Dalam rangka mewujudkan Visi “Rumah Sakit Unggulan terakreditasi
yang bernuansa Islami dengan pelayanan Kesehatan prima“ maka Misi
rumah Sakit Umum Haji Medan adalah :
● Pelayanan Kesehatan yang Profesional Ramah Dan Empati.
● Melaksanakan tata kelola rumah sakit yang bermutu dan akuntabel
dengan didukung system teknologi informasi.
● Memiliki sumber daya rumah sakit sesuai dengan standart rumah sakit
kelas B.
Moto
● “ Maju Rumah Sakit Haji Medan Sejahtera Pegawainya Sumut
Bermatabat”
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit Haji Medan Sumatera Utara
Rumah sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatra Utara sudah
menerapkan sistem K3RS sejak rumah sakit terbentuk pada tahun
2001, akan tetapi komite pada bagian K3RS baru terbentuk pada
tahun 2014 dan memperoleh sertifikasi akreditasi Rumah Sakit oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan status terakreditasi
penuh pada tahun 2017 dan terakreditasi Tingkat Utama pada
tahun 2018. Salah satu dari penelian sertifikasi akreditasi ini adalah
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Hasil Penelitian
● Gambaran Umum Informasi Peneliti
Informan kunci dalam penelitian ini berjumlah 3 orang ,
yaitu direktur RSU Haji Medan (yang diwakilkan oleh
wakil direktur II bagian pelayanan medik), ketua komite
keselamatan dan Kesehatan kerja rumah sakit (K3RS),
dan ketua pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
Sedangkan informan tambahannya berjumlah 3 orang
yaitu bagian pelayanan keperawatan,bidang layanan
medik dan bidang pelayanan penunjang.
Tabel Karakteristik umum informan kunci dan
informan tambahan
No Informan Jenis Kelamin Usia Pedidikan terakhir

1 Wakil Direktur II Perumpuan 45 S2

2 Ketua K3RS Laki-Laki 51 S1

3 Ketua PPI Perempuan 43 S1

4 Bidang pelayanan Perempuan 43 S1

keperawatan

5 Bidang pelayanan medik Laki-Laki 56 S2

6 Bidang pelayanan penunjang Perempuan 45 S1


Tabel Sintesa Kesimpulan Dari Hasil
Wawancara Informan Kunci dan Informan
Tambahan
No Nama Input
Wakil Direktur RS Pengrekrutan tim
Proses
Penyuluhan dan
Output
Pencatatan dan
Outcome
K3RS sudah
1 komite K3RS sosialisasi dilakukan pelaporan K3RS berjalan walau
berdasarkan kriteria secara berkala, dan belum sepenuhnya sepenuhnya belum
yang telah memang jumlah SDM berjalan, dan berjalan dengan
ditetapkan,dan di K3RS ini sangatlah perlunya baik, dan bila K3RS
Pengrekrutan tim minim. menedukasi berjalan dengan
komite K3RS keseluruh pegawai baik maka system
berdasarkan kriteria mengenai betapa keamanan rumah
yang telah ditetapkan. pentingnya sakit akan lebih
melakukan terjamin.
pencatatan dan
pelaporan tentang
kecelakaan kerja
yang terjadi di tiap-
tiap unit ruangan.
Bagian K3RS Terpilihnya menjadi Tim K3RS Pencatatan dan Jika K3RS ini
2 ketua komite K3RS bekerjasama pelaporan tiap berjalan dengan
tentunya harus dengan PPI dalam ruangan tidak baik dan
memenuhi kriteria menanggulangi berjalan dengan mendekati
yang telah resiko dilapangan, baik, terkadang sempurna maka
ditetapkan. Dan dan program mereka angka
rancangan K3RS RS Haji ini cenderung kecelakaan
kegiatan tentunya baru berjalan menutupi kerja dan infeksi
sudah terkonsep, sekitar 50%-55%, kejadian yang pun akan lebih
akan tetapi dan salah satu terjadi. kecil dan
terdapat kendala hambatannya pelayanan
salah satunya adalah minimnya rumah sakitpun
dimana kurangnya SDM di K3RS ini akan lebih baik
SDM di bagian sendiri. dan bermutu.
K3RS itu sendiri
dan tim K3RS telah
bekerja sesuai
dengan sub tugas
masing-masing.
Bagian PPI Dalam Semua kegiatan Pencatatan dan Akan ada hasil
3 menanggulangi sudah sesuai pelaporan belum yang baik jika
pencegahan dengan SOP akan terfollowup K3RS ini berjalan
penyakit terutama tetapi sumber daya dengan baik dan dengan baik,
penyakit akibat kerja dalam mendukung baru berjalan akan tetapi masih
tim PPI juga program K3RS ini sekitar 50%. banyak yang
bekerjasama dengan masih sangatlah harus dibenahi
K3RS, bila ada yang minim, dan belum terutama
mengalami penyakit berjalan secara mengenaoi
akibat kerja akan sistematis koordinasi antara
dilakukannya koordinasi antara PPI dan tim
edukasi dan PPI dan K3RS. K3RS.
dilaporkan untuk
ditindak lanjutkan,
dan PPI itu sendiri
juga secara berkala
melaksanakan
pelatihan.
Bidang RSU Haji Medan Sumber daya Pelaporan diharapkan tim
4 Pelayanan telah memiliki manusia pada sudah ada K3RS lebih
Keperawatan Kebijakan dan tim K3RS ini akan tetapi banyak
SOP yang jelas masih sangtlah evaluasi dan berperan dan
walaupun belum minim dan perlu review belum lebih aktif lagi
sepenuhnya ditambahkan berjalan dalam
berjalan, untuk terutama yang dengan baik. melaksanakan
kesehatan berasal dari   programnya,
pegawai belum Pendidikan karna peran
sepenuhnya formal K3RS itu K3RS
terlksana dan sendiri. sangatlah
manajeman penting bagi
tanggap darurat tim medis
sudah ada dan rumah sakit
pernah khsusunya.
disosialisasikan.
Bidang Kebijakan dan Hampir semua Pencatatan dan Untuk jangka
5 Pelayanan SOP K3RS itu bersangkutan pelaporan Panjang tim
Penunjang sendiri sudah ada dengan dana dan belum K3RS telah
dan sudah anggaran, begitu sepenuhnya mempersiapkan
terbentuk, akan juga dengan berjalan dengan baik,
tetapi belum sarana prasarana walaupun akan tetapi,
terealisasikan dan terlebih lagi evaluasi dan jikalau tim
sepenuhnya. menyangkut review tahunan K3RS ini solid
pelayanan SDM yang sudah maka K3RS ini
Kesehatan telah di sebgaian besar dilaksanakan. bisa berjalan
berikan hanya hanya lulusan lebih baik lagi.
saja pemeriksaan SMA dan hanya  
rutin dan berkala dibekali pelatihan
setiap pegawai tersertifikasi.
yang belum
terealisasikan.
Bidang Untuk kebijakan Salah satu Pelaporan dan Jika K3RS
6 Pelayanan dan SOP sudah hambatannya dokuentasi rumah sakit
Medik ada akan tetapi dari SDM nya itu sudah lama haji ini bisa
pelaksanaanya sendiri karna tidak berjalan, berjalan
belum memang SDM dan belum dengan baik
sepenuhnya yang berasal adanya maka akan
berjalan, dan khusus dari penyelenggara menurunnya
pelayanan K3RS itu sendiri an kegiatan angka
kesehatan sangatlah minim. berupa rivew kecelakaan
pegawai dan tahunan kerja dan
tanggap darurat terhadap terciptanya
telah berjalan pegawai lingkungan
walau belum secara yang kondusif
maksimal. keseluruhan. dan aman.
BAB V
PEMBAHASAN
Bagaimana input pada sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
haji Medanpenelitian seluruh staf telah mendapatkan pengetahuan
● Berdasarkan
tentang K3RS, dan telah dilakukannya pelatihan dan penyuluhan secara
rutin, terkhusus untuk staf K3RS itu sendiri, pelatihan dilakukan perdua
tahun guna untuk memperbaruhi sertifikat bersangkutan.
● Semua informan mengetahui semua program yang dilakukan K3RS, akan
tetapi pada saat dilakukannya wawancara mendalam terhadap ketua K3RS
itu sediri didapatkan bahwasannya pelaporan tidak berjalan dengan baik.
Kendalanya adalah tiap ruangan cenderung menutupi kejadian kelalaian
kerja yang terjadi. Akibatnya data yang dilaporkan belum bisa di jadikan
ujung tombak keberhasilan program K3RS di Rumah Sakit Haji Medan ini.
LANJUTAN..

● Semua staf telah diberikan penyuluhan dan sosialisasi secara rutin


dan berkala, akan tetapi pada saat wawancara mendalam
dikataknnya bahwa staf K3RS melakukan observasi ditiap rungan
didapatkannya masih ada perawat yang meletakkan obat-obatan
berbahaya tidak pada tempatnya, contoh nya membirkan alcohol di
runagn terbuka tidak meletakkannya di dalam lemari yang di beri
tanda mudah terbakar, ini membuktikan bahwa masih rendahnya
kepatuhan tenaga Kesehatan terhadap program K3RS.
Bagaimana proses pada sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
haji Medan.
● Rumah sakit haji medan juga memiliki standar operasional sesuai
dengan keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia no:
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Tim K3RS telah melakukan
promosi Kesehatan dan keselamatan kerja melalui penyuluhan,
Pendidikan/pelatihan bersertifikat, penyebaran informasi dan
kemunikasi baik melalui leaflet, brosur, banner, mic informasi dan
sosialisasi yang diadakan dengan pertemuan berkelompok.
LANJUTAN..
● Ditujukan kepada seluruh pegawai yang disesuaikan dengan
pekerjaannya dengan system bergelombang. Meskipun Rumah
sakit umum haji Medan telah memiliki SOP yang jelas sesuai
dengan keputusan mentri pada kenyataannya program itu belum
sepenuhnya berjalan, hanya berjalan di berkisar 50%-55%, ini
terkait dalam banyak hal mengenai kurang nya SDM yang
berkompeten dibidangnya, tenaga kesehatan yang tidak melakukan
kegiatan sesai SOP walau sudah sering di beri sosialisasi dan
penyuluhan mengenai K3RS, anggaran yang di dapatkan tidak
sesuai dengan ajukan, dan pelaporan angka kejadian tiap ruangan
tidak berjalan dengan baik.
LANJUTAN..
● Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian nurpitriani dalam
penelitiannya mengungkapkan budaya pelaksanaan K3 di RSUD
Ajappannge Soppeng masih standar, pelaksanaannya masih
bekisar 50%-60% dari jum;ah program pelaksanaan K3 di rumah
sakit. Aspek K3 di rumah sakit sangat beragam yang menyangkut
keselamatan tenaga medis, para medis, pekerja, pasien, penunjang
dan masyarakat sekitarnya. Berbagai bahaya dapt timbul dalam
kegiatan operasional suatu rumah sakit, misalnya bahay fisik
radiasi, suhu, tekanan, bahaya listrik, biologis, ergonomic,
kebakaran. Limbah RS dan sebagainya
LANJUTAN..
● Berdasarkan hasil peneliti dalam wawancara mendalam oleh
bagian komite K3RS bahwa pekerja RS sudah mendapatkan
pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja namun pelatihan K3RS
masih kurang/ belum mencakup semua pekerja di RSU haji medan
dan kriteria tenaga K3RS di RSU haji Medan masih belum tercapai
semua sesuai Kepmenkes No. 1087 tahun 2010. Peraturan Mentri
Tenaga Kerja No.05: Per 05/mei/1996 menjelaskan bahwa pelatihan
merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi
kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kesehatan dan
keselamatan kerja, hal ini sejalan dengan penelitian sulfianah
menyatakan dimensi pelatihan memperoleh skore 74% yakni
pelaksanaan pelatihan yang efektif dalam budaya K3 diamana
LANJUTAN..

● Beberapa pelatihan yang dilakukan di RSU Haji Medan


yakni pelatihan K3RS intern rumah sakit, dilakukan oleh
tim K3RS untuk pegawai per unit rumah sakit, secara
bergelombang seperti pelatihan kebakaran yaitu
memegang dan menggunakan APAR dan Hydran.
Pelatihan jika terjadi gempa bumi yakni Bantuan Siaga
Bencana
LANJUTAN..
● Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan komite
K3RS dan PPI bahwasannya manajemen tanggap darurat di RSU
Haji telah dilakukan sesuai Kepmenkes RI No. 1087 tahun 2010
walau belum sepenuhnya berjalan, tim K3RS juga bekerja sama
dengan PPI, mulai dari pembentukan tim penanggulangan bencana,
sarana dan prasarana tanggap darurat, invertaris dan membuat
tempat-tempat yang beresiko, serta mempersiapkan pelatihan
petugas tanggap darurat, diberikan bertahap pada petugas di tiap
ruangan/unit kerja hanya saja pelaksanaan belum sepenuhnya baik.
Dari hasil wawancara pun hydran terpasang dan berungsi dengan
baik dan selalu di cek berkala, sesuai dengan aturan yang
ditetapkan system alarm kebakaran otomatis sesuai denga
Bagaimana output pada sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
haji Medan.pernyataan informan, pengumpulan, pengelolaan
● Berdasarkan
dokumentasi data dan pelaporan kegatan K3 di RSU Haji Medan
belum sesuai dengan Kepmenkes No.1087 tahun 2010. Pencatatan
dan pelaporan kegiatan K3 di RSU Haji Medan tidak dilakukan
berkali setiap waktu karna tiap ruangan tidak rutin memberikan
pelaoran angka kejadian kecelakaan kerja dan setiap unit ruangan
cenderung menyembunyikan kejadian tersebut, hanya bebrapa
ruangan saja yang memberikan pelaporan sisanya tidak terlaksana.
Maka dari itu tim K3RS sulit membuat evalusi dikarnakan masing-
masing unit kerja rumah sakit tidak secara rutin dan berkala
Bagaimana outcome pada sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
haji Medan.
● Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti ditemukannya bahwa tim K3RS
pun kurang puas dengan hasil program yang dijalankan selama ini,
dikarnakan banyaknya program yang tidak berjalan salah contoh nya
pencatatan dan pelaporan angka kecelakaan kerja pada tiap-tiap unit nya,
waluapun dalam satu tahun belakangan ini angka kejadia kecelakaan kerja
termasuk minim. Jikalau K3RS di RSU Haji Medan ini berjalan degan baik
mendekati sempurna maka angka kejadian kecelakaan kerja atau resiko
kerja atau infeksius itu akan jauh lebih kecil dikarnakan unit K3RS RSU Haji
Medan bekerja sama dengan sanitasi dan juga PPI dalam penanggulangan
resiko dan kejadian infeksius. Besar harapan kedepan bahwasannya
program K3RS ini menjadi program utama di rumah sakit ini setelah
program pelayanan, dikarnakan pelayanan itu akan terlaksana dengan baik
jika K3RSnya mendekati sempurna.
LANJUTAN..
● Oleh karna itu review program tahunan di RSU Haji Medan belum
terlaksaana sesuai dengan Kepmenkes RI No.1087 rahun 2010,
dimana piha manajemen RS sedang dalam tahap persiapan dalam
pelaksanaan memperoleh umpan balik dan pelaporan dari tiap unit
kerja. Hal ini bisa disebabkan oleh karna belum adanya komitmen
dalam pengerjaan hal tersebut.
● Hal ini sejalan dengan penelitian khairotun najiha dimana didalam
penelitiannya mengatakan bahwa yang menajadi kendalam dalam
penerapan SMK3 sehingga berimplikasi terhadap kejadian
kecelakaan kerja adalah pelaksanaan SMK3 yang tidak tepat
sasarn, kurangnya pengawasan oleh pihak manajemen, evaluasi
dan pelaporan dari tiap unit kerja yang tidak terlaksana dengan
BAB VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
● Rumah Sakit Haji Medan telah memiliki organisasi K3RS yang
disebut sebagai tim K3RS dan pemilihan ketua komite K3RS itu
sediri pun ditunjuk dan diangkat langsung oleh direktur rumah sakit
dengan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
● Uraian pekerjaan dan uraian jabatan telah di ketahui dan disusun
secara jelas dan sudah tercantum dalam buku panduan K3RS
rumah sakit haji medan, dan semua tim K3RS telah mengetahui
dangan baik uraian tugas yang harus dilakukan terhadap masing-
masing jabatan yang telah diamankah dan sebelumnya mereka
telah mendapatkan pelatihan K3RS dan sosialisasi. Program K3RS
pun sdudah berjalan dengan baik akan tetapi belum sepenuhnya
maksimal karna terkait dengan kurangnya SDM di dalam tim K3RS
LANJUTAN..
● Tim K3RS RSU Haji Medan semuanya telah mendapati pelatihan ataupun
penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit yang dilakukan secara
rutin dan berkala baik secara formal ataupun non formal. Sertifikat pelatihan
K3RS selalu diperbaruhi perdua tahun karna mengingat masa berlaku dari
sertifikat itu sendiri.
● RSU Haji Medan memiliki Standar Operasinal (SOP) yang sesuai dengan
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia no:
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit. Tim K3RS juga telah melakukan promosi Kesehatan dan
keselamatan kerja melalui penyuluhan, Pendidikan/pelatihan bersertifikat,
penyebaran informasi dan kemunikasi baik melalui leaflet, brosur, banner, mic
informasi dan sosialisasi yang diadakan dengan pertemuan berkelompok.
Meskipun RSU Haji Medan telah memiliki SOP yang jelas sesuai dengan
keputusan mentri akan tetapi pada kenyataannya program tersebut hanya
LANJUTAN..
● Manajemen tanggap darurat RSU Haji Medan juga telah dilakukan
sesuai Kepmenkes RI No. 1087 tahun 2010 walau belum
sepenuhnya berjalan. Hydran terpasang dan berungsi dengan baik
dan selalu di cek berkala, sesuai dengan aturan yang ditetapkan
sistem alarm kebakaran otomatis sesuai denga Permanker No. 2
tahun 1982 dan cukup jumlahnya. Disni tim K3RS juga bekerja
sama dengan PPI untuk mengoptimalkan semuanya.
● Pengumpulan, pengelolaan dokumentasi data dan pelaporan
kegatan K3 di RSU Haji Medan belum sesuai dengan Kepmenkes
No.1087 tahun 2010. Pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 di
RSU Haji Medan tidak dilakukan berkali setiap waktu karna tiap
ruangan tidak rutin memberikan pelaoran angka kejadian
LANJUTAN..
● Tim K3RS kurang puas dengan hasil program yang dijalankan
selama ini, dikarnakan banyaknya program yang tidak berjalan
salah contoh nya pencatatan dan pelaporan angka kecelakaan
kerja pada tiap-tiap unit nya, sehingga tim K3RS sulit membuat
evalusi dikarnakan masing-masing unit kerja rumah sakit tidak
secara rutin dan berkala memberikan pelaporan ke pada tim K3RS.
● Review program tahunan di RSU Haji Medan belum terlaksaana
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1087 rahun 2010, dimana piha
manajemen RS sedang dalam tahap persiapan dalam pelaksanaan
memperoleh umpan balik dan pelaporan dari tiap unit kerja. Hal ini
bisa disebabkan oleh karna belum adanya komitmen dalam
pengerjaan hal tersebut.
Saran
● Bagi Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi pihak rumah sakit supaya menjalankan semua
kegiatan yang sudah di programkan dengan baik, meningkatkan
pembinaan dan pengawasan supaya tenaga kesehatan bersedia
melakukan program sesaui dengan SOP yang telah ditetepkan,
memberi pembinaan bagi tiap unit-unit kerja agar melakukan pencatatan
dan pelaporan angka kecelakaan kerja dengan berkala sehingga pihak
tim K3RS bisa membuat akhir evaluasi dengan baik, menambahnya
SDM yang berkualitas dibidang K3RS agar program bisa berjalan
dengan baik dan benar, memberikan sanksi yang tegas dan tertulis bila
melanggar peraturan yang ada sehingga baik pengunjung ataupun
● Bagi Informan
Diharapkan para tim K3RS RSU Haji Medan dapat
selalu memberikan kinerja yang terbaik untuk
Rumah Sakit Haji Medan, karna K3RS merupakan
ujung tombak rumah sakit, dimana jika K3RS
berjalan dengan baik maka pelayanan di rumah
sakitpun akan berjalan dengan baik.
● Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan referensi untuk
mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang membutuhkan wawasan yang luas untuk
bisa mendapatkan kajian yang mendalam. Untuk itu, disarankan kepada
peneliti-peneliti lain agar memperbanyak refrensi yang berkaitan dengan
objek analisisnya demi tercapainya kedalaman penelitian. Peneliti
selanjutnya bisa mencari refrensi penelitian sebelumnya yang lebih
banyak. Peneliti selanjutnya juga diharapakan bisa melakukan penelitian
di tempat yang berbeda baik secara social, kultural, geografis, dan
lainnya.
Implikasi Penelitian
● Implikasi terhadap dinas kesehatan
Hasil penelitian ini berimplikasi untuk memberi informasi tentang bagaimana
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang harus diterapkan
oleh setiap rumah sakit.
● Implikasi terhadap Rumah Sakit Haji Medan
Hasil penelitian ini berimplikasi untuk mampu mengembangkan program-
program K3 di Rumah Sakit dan melakukan kegiatan sosialosasi dan simulasi
secara rutin sehingga tercipta suasana aman dan sehat di lingkungan Rumah
Sakit.
● Implikasi terhadap kariawan rumah sakit.
Hasil penelitian ini berimplikasi pada seluruh kariawan rumah sakit agar dapat
dijadikan informasi mengenai sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja di Rumah Sakit Haji Medan
Keterbatasan Penelitian
● Subjek dan sampel dalam penelitian kurang terperinci.
● Data yang diperoleh berdasarkan pengalaman yang berbeda dari setiap
sampel penelitian, membuat hasil penelitian tidak dapat dipastikan
sebelumnya.
● Keterbatasan waktu wawancara dengan informan, sehingga wawancara yang
dilakukan kurang mendalam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai