Anda di halaman 1dari 28

Manajemen Pajak

Penghasilan Usaha &


Penghasilan Lainnya

Disampaikan oleh:
MUKH NURKHOLIS
Founder TaxHouse
Konsultan Pajak
Pengacara Pajak
081 565 69013
1
FORMULA PENGHITUNGAN
PPh BADAN

TARIF PAJAK X PENGHASILAN KENA PAJAK


PASAL 17

+/-
Koreksi Fiskal

2
BAGAIMANA MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK ..?

OBYEK PAJAK UMUM


PENGHASILAN
PENGHASILAN OBYEK PAJAK FINAL obyek pajak umum
Rp. 1.030.000.000 Rp. 1.010.000.000
NON OBYEK PAJAK

DEDUCTIBLE BIAYA
BIAYA-BIAYA deductible
Rp. 1.000.000.000 NON DEDUCTIBLE Rp. 860.000.000

LABA BERSIH
LABA BERSIH PROSES REKONSILIASI Rp 150.000.000
Rp 30.000.000

3
REKONSILIASI LAPORAN RUGILABA
untuk penghitungan PPh Badan
PERKIRAAN LAP. KOREKSI LAP.
KOMERSIAL FISKAL
Penjualan 1.000.000.000 0 1.000.000.000
Harga Pokok Penj. 700.000.000 25.000.000 675.000.000
LABA KOTOR 300.000.000 0 325.000.000
Biaya Usaha 230.000.000 100.000.000 130.000.000
LABA USAHA 70.000.000 125.000.000 195.000.000
Penghs. Luar Usaha 30.000.000 (20.000.000) 10.000.000
Biaya Luar Usaha (70.000.000) 15.000.000 (55.000.000)
LABA BERSIH 30.000.000 120.000.000 150.000.000

4
Penghasilan dikenakan
Pajak Final
Taxable income(Pasal 4
ayat 1 UU No.17 Tahun
2000)

Penghasilan Tidak
Penentuan Penghasilan dikenakan Pajak Final
sebagai Objek Pajak

Non Taxable Income( Pasal


4 ayat 3 UU no.17 Tahun
2000)
Objek PPh
Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas


seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris,
akuntan, pengacara, dan sebagainya;
Penghasilan dari usaha dan kegiatan;

Penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak
seperti bunga, dividen, royalti, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak
yang tidak dipergunakan untuk usaha, dan lain sebagainya;
Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain
sebagainya.

6
Jenis Penghasilan – Psl 4 (1)
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta;
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi;
h. royalti;

7
Jenis Penghasilan – Psl 4 (1)
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
q. penghasilan dari usaha yang berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
s. surplus Bank Indonesia.

8
Dikenakan NON
FINAL OBYEK
(dikecualikan)

9
PPh Pertimbangan antara lain:
 Dorongan investasi & tabungan masyarakat;
 kesederhanaan dalam pemungutan pajak;
final  beban administrasi bagi WP maupun DJP;
 pemerataan dalam pengenaan pajaknya; dan
 perkembangan ekonomi dan moneter,

Ps. 4(2)
Ps 15 Konsekuensi PPh Final :
Ps 19(1)
Ps. 21(1)
• Penghasilan tidak digabungkan dengan yang
Ps. 22 dikenakan tarif umum
• Pajak yang dibayar/dipotong/dipungut tidak dapat
dikreditkan
• Biaya terkait 3M tidak dapat dikurangkan dalam
menghitung penghasilan netto

10
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPH FINAL
Jenis Penghasilan Dasar Hukum Tarif
Bunga Tabungan, PP 123 Th 2015 20%
Deposito, SBI
Penjualan saham bursa PP 41 Th 1994 stdtd 0,1% dari nilai transaksi
PP 14 Th 1997 0,5% dari nilai saham saat
penawaran perdana
Bunga dan Diskonto PP 6 Th 2002 15% bagi WPDN
Obligasi 20% bagi WPLN
Diskonto SPN PP 27 Tahun 2008 20% dari diskonto
Transaksi Derivatif PP 17 Tahun 2009 2,5% (dua koma lima persen)
berupa kontrak berjangka dari margin awal
Pengalihan hak atas PP 34 Thn 2016 2,5% dari jumlah bruto.
tanah dan bangunan 1% utk RS/RSS oleh perush.
Real estat
Sewa Tanah dan PP 5 Th 2002 10% dari jumlah bruto
Bangunan PP 34 Tahun 2017 10% dari jumlah bruto
(mulai berlaku 1 Termasuk penghasilan BOT
Januari 2018)

11
…lanjutan

Jenis Penghasilan Dasar Hukum Tarif


Pengh. Usaha Jasa Konstruksi PP 51 Th 2008 jo. PP Pelaksanaan : 2% , 3%, 4%
40 Th. 2009 Perencanaan: 4%, 6%
Pengawasan : 4%, 6%
Dividen yang diterima oleh WPOP PP 19 Tahun 2009 10%

Uang Pesangon dan Tebusan PP 68 Th 2009 Pesangon : Pensiun


Pensiun 0-50 jt : 0% 0-50 : 0%
50-100 jt :5% >50 : 5%
100-500 :15%
>500:25%

Bunga Simpanan Anggota PP 15 Tahun 2009 ≤240 rb : 0%


Koperasi >240 rb : 10%
Hadiah Undian PP 132 Th. 2000 25% dari hadiah
WP dengan Peredaran Bruto tidak PP 46 Tahun 2013 1% x omset
melebihi Rp 4,8 M setahun
PP 23 Tahun 2018 0,5% x omset (mulai 1 Juli 2018)

12
Penghasilan Bukan Objek PPh– Psl 4 (3)
a. bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan para penerima
zakat yang berhak; dan
harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan
sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;

b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal;
d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan
dari Wajib Pajak atau Pemerintah;
e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
13
f.
…lanjutan
dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha
Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:

1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan


2) bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal
yang disetor;

Pemegang saham Kepemilikan status dividen Witholding Tax

PT/BUMN/BUMD < 25% Objek PPh PPh 23 – 15%


PT/BUMN/BUMD ≥ 25% Bukan Objek -
Perorangan DN < 25% Objek PPh Final PPh Final – 10%
Perorangan DN ≥ 25% Objek PPh Final PPh Final – 10%
Koperasi - DN < 25% Bukan Objek -
Koperasi - DN ≥ 25% Bukan Objek -
CV, Yayasan, Firma < 25% Objek PPh PPh 23 – 15%
CV, Yayasan, Firma ≥ 25% Objek PPh PPh 23 – 15%

14
g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai;
h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

4
5

1 2 3
DANA SASARAN
peserta RETURN
PENSIUN INVESTASI
Iuran pensiun Saham di bursa Indonesia
Obligasi di bursa Indonesia
Deposito di Indonesia NON OBYEK PAJAK
NON OBYEK PAJAK Properti
Lembaga Keuangan
Agrobisnis
Usaha lainnya OBYEK PAJAK
15
i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi;

CV AB Penghasilan 100.000 Jika ada gaji kepada pemilik,


Biaya 60.000 tdk boleh dikurangkan krn bagi
- bagianlaba Laba Bersih 40.000 Pemilik tidak dikenakan PPh
- Gaji/imbalan PPh 25% 10.000
A B Laba Setelah PPh 30.000 Non Obyek Pajak jika dibagikan
Kepada Pemiliknya
j. dihapus;
k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
1) merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan
dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan; dan
2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

16
…lanjutan

m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;

Penerimaan 10 milyar
Pengeluaran 8 milyar
Non Obyek Pajak, jika dalam 4 tahun dapat
Surplus 2 milyar
dialokasikan dalam sarana/prasarana

n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

17
Cara hitung PPh Badan
URAIAN PEREDARAN USAHA
Rentang Peredaran Usaha ………. 0 - 4,8 M 4,8 - 50 M >50 m
Pendapatan Operasional 3.500.000.000 25.000.000.000 55.000.000.000
Pendapatan Non Operasional - 750.000.000 1.100.000.000
Jumlah Penghasilan Bruto 3.500.000.000 25.750.000.000 56.100.000.000
Biaya Operasional 3.535.000.000 22.500.000.000 49.500.000.000
Biaya Non Operasional - 675.000.000 990.000.000
Jumlah Biaya 3.535.000.000 23.175.000.000 50.490.000.000
Laba Bersih Akuntansi (35.000.000) 2.575.000.000 5.610.000.000
Koreksi Fiskal - 520.000.000 600.000.000
Laba Bersih Fiskal (35.000.000) 3.095.000.000 6.210.000.000
PERHITUNGAN PPH :
1 Tarif Final - PP 23/ 2018 0,5% x Pend. Op. - -
17.500.000 - -

2 Tarif Umum tarif x Laba tarif x Laba


Bersih Fiskal Bersih Fiskal

a PPh terutang ………………………………………………….


12,5% x 4,8/25,750 x 3,095 M 72.116.505
25% x 20,95/25,750 x 3,095 M 629.516.990
701.633.495
b PPh terutang ………………………………………………………………………………
25% x 6,210 M 1.552.500.000
jika Go Publik memenuhi syarat
20% x 6,210 M 1.242.000.000
18
Skema Perencanaan Pajak atas Penghasilan U
saha

Pengurangan Penghasilan, yang dilakukan dengan cara:

• Penggeseran Penghasilan Usaha ke tahun berikutnya


• Pemindahan Penghasilan Usaha ke Afiliasi di Negara lain
• Pemecahan Usaha menjadi beberapa entitas

19
20
21
Resume Skema Pajak Google
SEBELUM TAX PLANNING SETELAH TAX PLANNING
USA USA IRLANDIA 1+Bermuda BELANDA IRLANDIA 2
Penghasilan Usaha:
Pendapatan Royalty 150.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000
Pendapatan Lain 10.000.000.000 10.000.000.000
Pendapatan Bersih 160.000.000.000 10.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000 150.000.000.000
Biaya Usaha 120.000.000.000 7.500.000.000 0 150.000.000.000 112.500.000.000
LABA USAHA 40.000.000.000 2.500.000.000 150.000.000.000 0 37.500.000.000
Biaya Luar Usaha 0 0
LABA BERSIH 40.000.000.000 2.500.000.000 150.000.000.000 0 37.500.000.000

Tarif Pajak Penghasilan 35% 35% Non Subyek Pajak 16,50% 12,5%
Pajak Penghasilan Terutang 14.000.000.000 875.000.000 0 0 4.687.500.000

Jumlah PPh Terutang Global 5.562.500.000


Tarif efektif PPh Terutang Global 3,5%
22
Pasal 18 UU PPh
(1) Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan mengenai
besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk
keperluan penghitungan pajak berdasarkan Undang-undang ini.
Debt Equity Ratio = 4 : 1
(2) Menteri Keuangan berwenang menetapkan saat diperolehnya
dividen oleh Wajib Pajak dalam negeri atas penyertaan modal pada
badan usaha di luar negeri selain badan usaha yang menjual
sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri
tersebut paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah
saham yang disetor; atau
b. secara bersama-sama dengan Wajib Pajak dalam negeri
lainnya memiliki penyertaan modal paling rendah 50% (lima
puluh persen) dari jumlah saham yang disetor.
Controlled Foreign Company Rule

23
(3) Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali
besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan
kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak
yang independen, metode harga penjualan kembali, metode
biaya-plus, atau metode lainnya.
Transfer Pricing Documentation

(3a) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan


Wajib Pajak dan bekerja sama dengan pihak otoritas pajak
negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4), yang berlaku selama suatu periode tertentu dan
mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi setelah
periode tertentu tersebut berakhir.
Advance Pricing Agreement
24
Skema Perencanaan Pajak atas Pengh
asilan Luar Usaha

Pemanfaatan Fasilitas Pajak atas Penghasilan:


• Pemilihan Jenis Investasi
• Pemenuhan kriteria fasilitas

25
SEBELUM TAX PLANNING SETELAH TAX PLANNING
Penghasilan Usaha: 0
Biaya Usaha 0
LABA USAHA 0
Penghasilan Luar Usaha: FINAL UMUM
Penghasilan Bunga 2.000.000.000 Pilihan penempatan dana menganggur: Tarif PPh Sifat pengenaan deposito obligasi pinj pihak lain
Deposito 20% Final 400.000.000
Pinjaman ke Pihak Lain 15% Umum, PPh 23 300.000.000
Obligasi 15% Final 300.000.000
Penghasilan Sewa 3.000.000.000 Pilihan atas Bangunan menganggur: disewakan dijual
Disewakan 10% Final 300.000.000
Dijual, ganti investasi 2,5% x Nilai Jual Final 750.000.000
Jika PKP, terutang PPN
Penghasilan Deviden 600.000.000 Pilihan atas Pendapatan Dividen: Jual Saham
Perusahaan Go Publik 0,1% x Nilai Jual Final 10.000.000
Perusahaan Tertutup:
- saham minimal 25% bebas pajak x - -
- saham kurang dari 25% 15% Umum, PPh 23 90.000.000

Jumlah Penghasilan Luar Usaha 5.600.000.000 Untuk penghasilan yang dipotong PPh 23, akhir tahun dihitung kembali dengan tarif umum/normal
LABA BERSIH 5.600.000.000 Tarif umum 25%
Tarif pemotongan PPh 23 15% 390.000.000
Tarif Pajak Penghasilan 25% kurang bayar akhir tahun 10% 39.000.000
Pajak Penghasilan Terutang 1.400.000.000 contoh total pph 700.000.000

26
TUGAS
TUGAS no presensi awal - tengah
1 JELASKAN KASUS PENGINDARAN PAJAK YANG DILAKUKAN APPLE
2 BUATKAN ILUSTRASI ANGKA-ANGKA PERHITUNGANNYA

TUGAS no presensi tengah - akhir


1 JELASKAN KASUS PENGINDARAN PAJAK YANG DILAKUKAN AMAZON
2 BUATKAN ILUSTRASI ANGKA-ANGKA PERHITUNGANNYA

Pertanyaan berkaitan dengan Materi Perpajakan dapat disampaikan melalui WA/Telepon:


081 565 69013
27
TERIMAKASIH

28

Anda mungkin juga menyukai