Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI

FISIOLOGI
SISTEM RESPIRASI BEKERJA MELALUI 3 TAHAPAN

Ventilasi Difusi Transportasi


• Merupakan proses • Merupakan proses • Proses transportasi
pertukaran udara pertukaran gas antara O2 ke sel-sel yang
antara atmosfer alveoli dengan darah membutuhkan
dengan alveoli pada kapiler paru. melalui darah dan
• Proses ini terdiri dari Proses difusi terjadi pengangkutan CO2
inspirasi dan karena perbedaan sebagai sisa
ekspirasi tekanan, gas metabolisme ke
• Ventilasi terjadi berdifusi dari kapiler paru
karena adanaya tekanan yang tinggi
perubahan tekanan ke tekanan rendah
intra pulmunal
PENATALAKSANAAN AWAL
PRIMARY SURVEY
 A: Airway, menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical
spinecontrol).
 Yang harus dinilai adalah kelancaran jalan napas (Look, Listen, Feel)
 B : Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi
 C: Circulation dengan kontrol perdarahan (hemorrage control)

 D: Disability , status neurologis


 Menggunakan APVU

 E: Exposure/environmental control , membuka baju penderita,


tetapi cegah hipotermia
SECONDARY SURVEY
Prinsipnya adalah melakukan pemeriksaan ulang dari kepala
sampai kaki (head to toe examination) dan tanda vital.
 A : Alergi

 M: Medical (Obat yang diminum saat ini)

 P: Past Illness (Penyakit penyerta)

 L: Last Meal

 E : Event atau Environment (Lingkungan) yang berhubungan


dengan kejadian
 Jika ada obstruksi maka lakukan dengan menggunakan maneuver
head tilt , menaruh tangan didahi korban kemudian
mendorongnya kebelakang, dan chin lift , mengangkat dagu
korban kedua gerakan ini dilakukan secara simultan dan gentle.
 Jika pasien dicurigai adanya trauma pada leher (cervical) kita
gunakan maneuver jaw thrus ,yaitu menempatkan dua atau tiga
jari pada sudut kedua mandibular kemudianmengangkatnya
keatas dan kedepan.
PNEUMONIA
DEFINISI
 Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan
parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
EPIDEMIOLOGI
Negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko
kematian yang tinggi

Di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada
anak di bawah umur 2 tahun.

Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2011 kematian balita
akibat pneumonia 5 per 1000 balita per tahun.

Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena
pneumonia.
ETIOLOGI
• Streptococcus pneumoniae • Influenza virus, • Aspergilus, Fikomisetes,
(pnemokokus), Parainfluenza virus, Blastomisetes dermatitidis,
Streptococcus piogenes, Syncytial adenovirus, Histoplasma kapsulatum.
Staphylococcus aureus, chicken-pox (cacar air), (Price SA, 2012)
Klebsiela pneumonia, Rhinovirus,
Legionella, Haemophilus Sitomegalovirus, Virus
influenza. herpes simpleks, Hanta
virus.

BAKTERI VIRUS FUNGI


GEJALA DAN TANDA KLINIS
Gejala
• demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau produktif
atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit
dada karena pleuritis dan sesak, pasien lebih suka berbaring pada yang
sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.

Tanda
• retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu,
kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak
menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki, suara
pernafasan bronkial, pleural friction rub
DIAGNOSIS
 Diagnosis pneumonia didasarkan kepada riwayat penyakit yang
lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
 Diagnosis pasti pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan
2 atau lebih gejala di bawah ini:

Pemeriksaan
fisis: ditemukan
Perubahan Suhu tubuh > tanda-tanda Leukosit >
Batuk-batuk
karakteristik 38C (aksila) konsolidasi, 10.000 atau <
bertambah
dahak/purulen /riwayat demam suara napas 4500
bronkial dan
ronki
MENURUT ATS KRITERIA PNEUMONIA BERAT BILA
DIJUMPAI 'SALAH SATU ATAU LEBIH' KRITERIA DI BAWAH
INI:

KRITERIA MINOR KRITERIA MAYOR

 Frekuensi napas > 30/menit  Membutuhkan ventilasi mekanik


 Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg  Infiltrat bertambah > 50%

 Foto toraks paru menunjukkan  Membutuhkan vasopresor > 4 jam

kelainan bilateral (septik syok)


 Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus  Kreatinin serum > 2 mg/dl atau

 Tekanan sistolik < 90 mmHg peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita


 Tekanan diastolik < 60 mmHg riwayat penyakit ginjal atau gagal
ginjal yang membutuhkan dialysis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

RADIOLOGI

Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsoludasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran
kavitas
PENATALAKSANAAN
Penderita Pengobatan suportif atau simptomatik


Istirahat di tempat tidur

Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

Bila panas tinggi perlu kompres atau minum obat penurun panas

rawat jalan Bila perlu dapat diberikan mukolitik atau ekspektoran



Pemberian antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam


Pengobatan suportif / simptomatik:
Penderita rawat inap ●


Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infus untuk terapi rehidrasi, koreksi kalori dan elektrolit
di ruang rawat biasa ●


Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam.

Penderita rawat inap ●


Pengobatan suportif / simptomatik:
Pemberian terapi oksigen

di ruang rawat Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori dan elektrolit


Pemberian obat simptomatik antara lain anti piretik dan mukolitik.

Pengobatan antibiotik kurang dari 8 jam

intensif: ●
Bila ada indikasi pasien dipasang ventilator mekanik.

Anda mungkin juga menyukai