Anda di halaman 1dari 36

ADPL Materi 4

KONSEP DATA FLOW


Ada empat konsep yang perlu diperhatikan dalam
penggambaran alur data, yaitu :
1. Konsep Paket Data (Packets of Data)
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu
sumber yang sama menuju ke tujuan yang sama
dan mempunyai hubungan, dan harus dianggap
sebagai satu alur data tunggal, karena data itu
mengalir bersama-sama sebagai satu paket.
Cont’
Cont’
2. Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data Flow)
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah
tembusan paket data yang yang berasal dari sumber
yang sama menuju ke tujuan yang berbeda, atau
paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa
elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda,
atau alur data ini membawa paket data yang
memiliki nilai yang berbeda yang akan dikirim ke
tujuan yang berbeda.
Cont’
2. Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data Flow)
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah
tembusan paket data yang yang berasal dari sumber
yang sama menuju ke tujuan yang berbeda, atau
paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa
elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda,
atau alur data ini membawa paket data yang
memiliki nilai yang berbeda yang akan dikirim ke
tujuan yang berbeda.
Cont’
Cont’
3. Konsep Alur Data Mengumpul (Converging Data
Flow)
Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung
bersama-sama menuju ke tujuan yang sama.
Cont’
4. Konsep Sumber atau Tujuan Alur Data
Semua alur data harus minimal mengandung satu
proses.
Maksud kalimat ini adalah :
 Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan
menuju ke suatu data store dan/atau terminator
(lihat gambar 6 (a)).
 Suatu alur data dihasilkan dari suatu data store
dan/atau terminator dan menuju ke suatu proses
(lihat gambar 6 (b)).
Cont’
BENTUK DFD
• Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data
Fisik, dan Diagram Alur data Logika.
• Diagram alur data fisik lebih menekankan pada
bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan
diagram alur data logika lebih menekankan proses-
proses apa yang terdapat di sistem.
Diagram Alur Data Fisik (DADF)
• DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan
sistem yang ada (sistem yang lama).
• Penekanan dari DADF adalah bagaimana proses-proses
dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan
dimana), termasuk proses-proses manual.
• Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang
ada diterapkan, DADF harus memuat :
1. Proses-proses manual juga digambarkan.
2. Nama dari alur data harus memuat keterangan yang
cukup terinci untuk menunjukkan bagaimana
pemakai sistem memahami kerja sistem.
Cont’
3. Simpanan data dapat menunjukkan simpanan
non komputer.
4. Nama dari simpanan data harus menunjukkan
tipe penerapannya apakah secara manual atau
komputerisasi. Secara manual misalnya dapat
menunjukkan buku catatan, meja pekerja.
Sedangkan cara komputerisasi misalnya
menunjukkan file urut, file database.
5. Proses harus menunjukkan nama dari pemroses,
yaitu orang, departemen, sistem komputer, atau
nama program komputer yang mengakses proses
tersebut.
DIAGRAM ALUR DATA FISIK
D7 MySQL: Back- D8 MySQL: Order
order penjualan
Manajer
SQL Insert: kredit
SQL Insert: Rekam_
Rekam_ Order_penjualan Status_langganan
back-order
WinGUI: Form: Order_ SQL Select: Status_langganan
1.0 2.0
Order_ memproses penjualan
memveri-
langganan order fikasi
Langganan
Langganan Kredit
Penjualan Order_ Pimpinan
penjualan
Print Out: D1 MySQL: Langganan
Tembusan_per-
D6 MySQL: Buku besar
Gudang mintaan_ D2 MySQL: Piutang dagang
persediaan SQL Insert: SQL Insert:
Ringkasan_ Piutang_langganan D3 MySQL: penjualan
Print out: penjualan SQLInsert:
Transaksi_piutang
Faktur_tembusan_
3.0 SQLInsert: Detail_penjualan
Kredit_dan_tem- merekam
Pengiriman busan_jurnal SQLInsert: Detail_transaksi
transaksi D4 MySQL: Transaksi barang
Form: Tembusan_jurnal dan
posting GL SQLInsert: Barang_dijual
D5 MySQL: persediaan
Akuntansi

D8 MySQL: Order
penjualan
Diagram Alur Data Logika (DADL)
• DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan
sistem yang akan diusulkan (sistem yang baru).
Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL
hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem
yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses
yang digambarkan hanya merupakan proses-proses
secara komputer saja.
DIAGRAM ALUR DATA LOGIKA
D7 Back-order D8 Order penjualan Manajer
Rekam_ kredit
Rekam_ Order_penjualan
back-order Status_langganan

1.0
Order_ 2.0 Status_langganan
Order_ penjualan
langganan memproses memveri-
Langganan
order fikasi
langganan Order_ kredit
penjualan
Tembusan_per- D1 Langganan
mintaan_
persediaan D6 Buku besar D2 Piutang dagang
Gudang
Ringkasan_
D3 penjualan
penjualan
Faktur_tembusan_ Piutang_langganan
Kredit_dan_tem- Transaksi_piutang D4 Transaksi barang
3.0
busan_jurnal merekam Detail_penjualan
Pengiriman transaksi Detail_transaksi
Tembusan_jurnal dan
posting GL Barang_dijual
D5 persediaan

D8 Order penjualan
SYARAT PEMBUATAN DFD
• Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem
untuk menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD
yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara logika.
• Beberapa syarat pembutan DFD dapat menolong profesional
sistem untuk membentuk DFD yang benar, menyenangkan
untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
• Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
2. Pemberian nomor pada komponen proses
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsisten secara logika
ATURAN PEMBUATAN DFD
1. Setiap lingkaran proses minimal mempunyai 1 input dan 1
output.
2. Antara entitas eksternal dan entitas eksternal lainnya tidak
berhubungan langsung tanpa adanya proses.
3. Antara entitas eksternal dan penyimpanan data tidak
berhubungan langsung tanpa adanya proses.
4. Antara 2 penyimpanan data/data store tidak berhubungan
langsung tanpa adanya proses.
5. Satu arus data tidak dapat berarti dua nama arus data
6. Setiap komponen DFD harus mempunyai nama/label yang
bermakna.
7. Label arus data bukan merupakan kegiatan / proses
8. Kontinuitas aliran data harus dipelihara dari tingkat ke tingkat
berikutnya.
CONTOH
CONTOH
CONTOH
CONTOH
TINGKATAN DIAGRAM DALAM DFD
• Menurut Roger S. Pressman, Software Engineering:
 Context Diagram (Level 0 DFD)
 Level 1 DFD
 Level 2 DFD, Level 3 DFD,…..)
• Menurut Jogiyanto HM, Analisis dan Desain
• Top Level
 Diagram Konteks
• Lower Level
 Overview diagram (level 0)
 Diagram Level 1
 Diagram Level 2, dst
Cont’
• Penyebutan yang lain :
 Context Diagram (Diagram hubungan, Level 0)
 Diagram Zero (Diagram 0, Level 1)
 Diagram Rinci (Level 2, Level 3,…..)
Cont’
• Dari beberapa perbedaan tersebut, ada beberapa
memiliki kesamaan :
• Context Diagram
 Menggambarkan hubungan antara proses
(process) dengan entitas luar (external entity).
• Diagram sistem, menggambarkan :
 Keseluruhan proses dalam sistem, merupakan
perincian daripada process di context diagram.
• Diagram Rinci
 Merupakan perincian dari masing-masing proses
dilevel atasnya.
PENGGAMBARAN DFD
• DFD digambarkan secara bertingkat, dari tingkat yang
global berturut-turut hingga tingkat yang sangat detil.
• Tingkat yang global (umum) disebut dengan ‘Diagram
Konteks’ atau ‘Context Diagram’. Ini termasuk level 0.
• Selanjutnya, dari diagram konteks, prosesnya
dijabarkan lebih rinci lagi di ‘Diagram Nol’ atau ‘Zero
Diagram’. Ini disebut level 1.
• Pada diagram nol ini yang berkembang hanya proses
dan alur data yang menghubungkan proses-prosesnya,
sedangkan jumlah terminator dan alur data yang
masuk atau keluar dari terminator, tetap.
Cont’
• Bila masih dirasakan perlu memerinci proses
berikutnya, maka diagram selanjutnya disebut
dengan ‘Diagram Detil’ atau ‘Diagram primitif.’ Ini
disebut dengan level 2.
• Dalam diagram detil, yang digambar cukup proses
(nomor berapa) yang perlu didetilkan saja, selain itu
(proses lainnya, atau terminatornya) tidak perlu
digambarkan.
• Bila masih dapat lebih didetilkan lagi, maka level 3,
dan seterusnya bisa dibuat.
MEMBUAT DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi
dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar langkah
untuk membuat DFD adalah :
1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang
terlibat di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat
dengan entitas luar.
3. Buat Diagram Konteks (diagram context)
4. Buat hirarchy chart (bagan berjenjang) atau Functional
decomposition diagram.
5. Gambar Overview Diagram (Level 0) /diagram 0 /
system diagram.
6. Gambar diagram rinci (Level 1, dst)
DIAGRAM KONTEKS
• Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan
luarnya.
• Mengandung satu proses (process) yang mewakili
keseluruhan proses dari suatu sistem.
• Menggambarkan hubungan input atau output antara sistem
dengan dunia luar, dalam hal ini external entity.
• Caranya :
1. Tentukan nama sistemnya.
2. Tentukan batasan sistemnya.
3. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
4. Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator
dari/ke sistem.
5. Gambarkan diagram konteks.
Cont’
Functional Decomposition Diagram
• Menggambarkan struktur dari sistem
• Berupa suatu bagan berjenjang yang
menggambarkan semua proses yang ada di sistem.
• Dipergunakan untuk mempersiapkan penggambaran
DFD ke level-level lebih bawah lagi.
Functional Decomposition Diagram
Overview Diagram/Diagram level 1/Diagram 0/
System Diagram
• Menggambarkan subsistem dalam suatu sistem,
• Merupakan perincian dari proses (process) pada
context diagram.
• Penggambaran berdasarkan proses di bagan
berjenjang.
• Hanya proses yang berada di bawah proses 0 saja
yang digambarkan dalam diagram ini.
CARA MEMBUAT DIAGRAM LEVEL 1
1. Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
2. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-
masing proses ke/dari sistem sambil
memperhatikan konsep keseimbangan (alur data
yang keluar/masuk dari suatu level harus sama
dengan alur data yang masuk/keluar pada level
berikutnya).
3. Apabila diperlukan, munculkan data store (master)
sebagai sumber maupun tujuan alur data.
4. Gambarkan diagram level satu.
• Hindari perpotongan arus data
• Beri nomor pada proses utama (nomor tidak
DIAGRAM RINCI/ DIAGRAM LEVEL 2
• Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram zero.
• Caranya :
1. Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses
utama yang ada di level zero.
2. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing
subproses ke/dari sistem dan perhatikan konsep
keseimbangan.
3. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi)
sebagai sumber maupun tujuan alur data.
4. Gambarkan DFD level dua.
5. Hindari perpotongan arus data.
6. Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang
menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.
Contoh : 1.1, 1.2, 2.1
DIAGRAM LEVEL 3, 4
• Diagram ini merupakan dekomposisi dari level
sebelumnya.
• Proses dekomposisi dilakukan sampai dengan proses
siap dituangkan ke dalam program. Aturan yang
digunakan sama dengan level dua.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai