Anda di halaman 1dari 42

Asuhan Keperawatan Pada Ny.

S dengan Hemiparise Stroke Non Haemoragic di Ruang Interne Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto

OLEH:
 
Haidy Ilyas
 Riri Eka Wander
Yanti Mardewi
Yus Indrawati

PROGRAM STUDI NERS INSTITUT KESEHATAN


PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2021
 
Definisi

Hemiparise adalah
Kelumpuhan atau kelemahan otot merupakan suatu petunjuk gangguan
sistem motor di suatu titik atau beberapa tempat dari rangkaian kendali
dari sel motor neuron sampai ke serabut-serabut otot.Kelumpuhan
akibat lesi otak area 4 dan 6 atau lintasan proyeksinya,yaitu lesi traktus
piramidal bersama dengan serabut-serabut ektrapiramidal yang
berdekatan.
Hemiparise dapat merupakan penigkatan kemandirian pasien hemiparise
pasca Stroke Non Hemoragik
Stroke

merupakan sindrom klinis akibat


gangguan pembuluh darah otak,
timbul mendadak dan biasanya
mengenai penderita usia 45 – 80
tahun. Secara umum stroke di
bedakan menjadi dua, yaitu:
Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik Disebabkan pecahnya
pembuluh darah otak, baik intracranial maupun
subaraknoid Pada perdarahan intracranial,
pecahnya pembuluh darah dapat terjadi akibat
hipertensi tak terkontrol yang mengubah
morfologi arteriol otak atau pecahnya
pembuluh darah otak karena kelainan
congenital pada pembuluh darah otak tersebut.
Stroke Non Hemoragik
Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan
sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi
mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam,
atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan
oleh karena gangguan peredaran darah otak. Termasuk
disini perdarahan sub arakhnoid, perdarahan intra
serebral dan infark serebral, tidak termasuk disini
adalah gangguan peredaran otak sepintas, tumor otak
atau stroke sekunder oleh karena trauma (WHO, 1995).
Etiologi
 Trombosis ( bekuan cairan di dalam
pembuluh darah otak )
Trombus yang lepas dan menyangkut di
pembuluh darah yang lebih distal disebut
embolus.
 Embolisme cerebral ( bekuan darah atau
material lain )
Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke.
Dari penelitian epidemiologi didapatkan bahwa
sekitar 50 % dari semua serangan iskemik otak
 Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perlahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak).
Akibatnya adalah gangguan suplai
darah ke otak , menyebabkan
 Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area
otak)Penurunan tekanan darah yang tiba-
tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya
menyebabkan seseorang pingsan.
Penyebab
1. Aterosklerosis, Terbentuknya aterosklerosis
berawal dari endapan ateroma (endapan lemak)
yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh
darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis
ini juga mungkin karena arteriosklerosis, yaitu
penebalan dinding arteri (tunika intima) karena
timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan
bertambahnya diameter pembuluh darah dengan
atau tanpa mengecilnya pembuluh darah.
2. Infeksi, Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh
darah, terutama yang menuju ke otak.
3. Obat-obatan, Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat
menyebabkan stroke seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan
mempersempit lumen pembuluh darah ke otak.
4. Hipotensi, Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan
menahun
Faktor Risiko Stroke
 Hipertensi
 Aneurisma pembuluh darah cerebral
 Kelainan jantung / penyakit jantung,
 Diabetes mellitus (DM),
 Usia lanjut,
 Polocitemia,
 Peningkatan kolesterol (lipid total),
 Obesitas,
 Perokok,
 kurang aktivitas fisik,

 
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny.S

Nomor RM : 84.08.00

Jenis kelamin : Permpuan

Usia : 65 tahun

Ruangan : Cempaka

BB : 50 Kg

Tekanan darah : 200/100 mm/hg

Suhu : 36.5 0C

Nadi : 85 x/i

Tanggal masuk : 27 Januari 2021 (10.05 WIB)

Tanggal pengkajian : 29 Januari 2021 jam 10.00 WIB

Diagnosis medik : Hemiparese Dextra cc Stroke Non


Haemorogik
PENANGGUNG  
JAWAB

Nama : Ny.S

Umur : 42 tahun

Pekerjaan : Wiraswata

Telepon : -

Hubungan dengan : Anak

klien

Cara Kedatangan : Kursi Roda


Keluhan utama
Klien sadar, GCS 15 (E4 V5 M6) tingkat kesadaran
Composmetis. Lemah anggota gerak kanan sejak 2 hari
yang lalu, terjadi perlahan-lahan setelah bangun tidur,
mual (+), muntah (3x)
Kekuatan otot : 3333 5555
2222 5555

TD= 97/63 mmHg, N=97x/i, RR=20x/i, S: 36,5 0C. SpO2 :


98%, Sebagian kebutuhan klien dibantu oleh keluarga,
personal hygiene klien bagus (rambut bersih, kebersihan
mulut, tampak ada sisa makanan di mulut pasien,
genetalia bersih).
Perawatan di Rumah Sakit Terakhir

Klien terakhir dirawat di rumah sakit


pada tanggal 29 November 2020
dengan keluhan Anoreksia + DM
Riwayat kesehatan dahulu/Riwayat Medis yang
lalu

Keluarga mengatakan klien ada


riwayat Diabetes Melitus sejak 5
tahun yang lalu dan riwayat
hipertensi
Pola Nutrisi
No Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit

1 Selera makan Normal Nafsu makan kurang

Habis hanya 5 sampai 6 sendok


makan

2 Diet Khusus Tidak ada Makanan lunak

3 Jenis makanan dan Makan : Makanan Biasa, Makan : makanan lunak

minuman sayur dan lauk pauk Minum air putih


Minum : air putih

4 Frekuensi Makan dan Makan : 3x /hari Makan 3x /hari


Minum Minum : 5-6 gelas/hari Minum : ± 600 ml/hari

5 Cara pemenuhan Oral Oral


Pola eliminasi
No Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit

1 Frekuensi defekasi dan eliminasi    


urine

Defekasi 1x/hari 1 x/ hari

Eliminasi Urine 6-7x/hari Klien pasang

cateter

2 Konsistensi feces Normal Normal

3 Kesulitan saat defekasi dan Tidak ada Tidak ada

eliminasi urine
Penilaian fungsi saraf kranial
N Nervus Cranialis Hasil
o

1 N. Olfaktorius Penciuman bagus


2 N. Optikus Penglihatan kurang

3 N. Oculo motoris Klien dapat memutar bola mata

N.Trokhlearis Klien dapat menggerakakan konjungtiva dilatasi pupil,


N. Abdusen 3mm/3mm

4 N.Trigeminal Klien dapat menggerakkan rahang dan memejamkan mata


5 N.Fasialis Klien dapat mengangkat kelopak mata dan dapat menutup

kelopak mata dengan tahanan.

6 N.Austikus Klien bisa mendengar gesekan jari perawat dan mendengar

jika suara keras atau biasa dan klien merespon dengan baik

7 N.Glosopharingeus Klien dapat membedakan macam2 rasa

N.Vagus Klien tidak mengalami gangguan menelan

8 N.accerorius Klien tidak bisa menahan tahanan saat di perintahkan

menggerakkan bahu sebelah kanan

9 Nervus Hypoglosus Klien bisa menggerakkan lidah kesegala sisi


Kekuatan otot
Otot Nilai

Kanan Kiri
Radialis 3 5

Ulnaris 3 5

 
Biceps 3 5

Triceps 3 5

Quadricepiceps 3 5
Gastrocnemius 3 5

Achiles 3 5

Tibialis anterior 3 5
Pengkajian reflek fisiologis
Reflek Nilai

Kanan Kiri

Tendon Refleks :    

Biceps 1+ 2+

Brachioradialis 1+ 2+

Triceps 1+ 2+

Patellar 1+ 2+

Achiles 1+ 2+

Corneal refleks 1+ 2+

Abdominal refleks 1+ 2+
Pengkajian reflek patologis

Reflek patologis Refleks

Reflek Hoffman-Tromer Tidak dilakukan pemeriksaan

Reflek Jaw Tidak dilakukan pemeriksaan


Reflek Regresi Tidak dilakukan pemeriksaan

Reflek Babinski Tidak dilakukan pemeriksaan


Refleks Chaddock Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks Oppenheim Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks Gordon Tidak dilakukan pemeriksaan


Kaku Kuduk Tidak dilakukan pemeriksaan

Babinski’s Refleks Tidak dilakukan pemeriksaan


Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 28 Jan 2021 Nilai normal

Hemoglobin 11,8 gr/dl L: 14-18


W : 12-16

Leukosit 8000 /mm³ 5.000-10.000

Trombosit (CN3) 330.000 /mm³ 150.000 - 450.000

Hematokrit (CN4) 38 % L : 40-54 W : 37-47

GDS 410 mg/dl < 200


 

Laboratorium 28 Jan 2021 Nilai normal

Ureum 32 mg/dl 10-50

Kreatinin darah 1,0 mg/dl L : < 1,1P : < 0,9

Asam Urat 5,2 mmol/L 3,4-7

Kalium 3,8 Mmol/L 3,5-5,1


No DATA
ANALISA DATA MASALAH KEPERWATAN ETIOLOGI

1 DS:    

- Klien mengatakan anggota gerak kanan lemah sejak dua hari yang Gangguan Gangguan neuromuskular
lalu mobilitas fisik
- Keluarga mengatakan aktivitas klien selama di rawat hanya di tempat
tidur
-Keluarga mengatakan kalua berjalan kaki sebelah kanan di seret

DO :

- TD: 180/90 mmhg S : 36,5 oC


- GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
- SpO2 : 96 %
- N : 86 x/ i
- GDR 410
- Tingkat kesadaran : Compos Mentis
- Klien susah mengangkat dan menggerakkan kaki dan tangan sebelah
kanan
- Klien masih dibantu dalam melakukan aktifitas
Kekuatan otot 3 5
2 5
DS:    

- Klien mengatakan anggota gerak kanan lemah sejak dua hari Perubahan perfusi jaringan Infark serebral
yang lalu serebral

- Klien mengatakan kalau berjalan kaki sebelah kanan di seret

- Klien mengatakan pusing berputar-putar

DO:

- TD: 180/90 mmhg

- Tingkat kesadaran compos mentis

- GCS 15 (E:4 V:5 M:6)

- Hasil pemeriksaan nervus cranial XI (asesorius), pasien tidak

mampu mengangkat bahu sebelah kanan


DS :    

- Klien mengatakan klien makan 5 sendok perhari dengan porsi Resiko perubahan nutrisi Anorexia
tidak dihabiskan. kurang dari kebutuhan

DO : tubuh

- Pada saat nyeri timbul, klien memukul mukul panggul klien

dengan keras

- TD : 180/90 mmHg

- GCS : 15

- GDR 410

- Mual (+), muntah (3x)

- Porsi makan tidak dihabiskan


Diagnosa keperawatan
 Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan
neuromuscular
 Perubahan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan
infark serebral
 Resiko perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anorexia.
 
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC)

1 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi 1. Terapi aktivitas, ambulasi


berhubungan dengan gangguan keperawatan klien di minta 2. Terapi aktivitas, mobilitas sendi
neuromuskuler menunjukkan tingkat mobilitas, ditandai 3. Perubahan mobilitas
dengan indicator berikut ( sebutkan  
 
nilainya) : ketergantungan ( tidak
 
berpartisipasi) membutuhkan bantuan
oranglain atau alat membutuhkan  
bantuan orang lain, mandiri dengan
pertolongan alat bnatu atau mandiri  
penuh). Dengan kriteria hasil:
 
- Menunjukkan penggunaan alat
 
bantu secara benar dengan
pengawasan  
- Meminta bantuan untuk
 
beraktivitas mobilisasi jika
diperlukan.  
Perubahan perfusi jaringan Setelah dilakukan intervensi - Pantau TTV tiap jam dan catat

serebral berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam hasilnya


infark serebral gangguan perfusi jaringan dapat - Kaji respon motoric terhadap

tercapai secara optimal dengan perintah sederhana


- Pantau status neurologis secara
KH :
teratur
- Fungsi sensori dan motoric - Dorong latihan kaki aktif/pasif
membaik - Kolaborasi pemberian obat sesuai

indikasi
3 Resiko perubahan Setelah dilakukan   1. Tentukan motivasi klien untuk
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan mengubah kebiasaan makan
1. Pengelolaan
kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam 2. Ketahui makanan kesukaan
gangguan makanan
berhubungan dengan klien
1. Satus gizi 2. Pengelolaan nutrisi
anorexia 3. Rujuk ke dokter untuk
2. Asupan Makanan 3. Bantuan menaikkan
menentukan penyebab
  3. Cairan dan zat gizi BB
perubahan nutrisi
KH :
4. Bantu makan sesuai dengan

4. Menjelaskan kebutuhan klien

komponen 5. Ciptakan lingkungan yang

kedekatan diet menyenangkan untuk makan

5. Melaporkan  
keadekuatan
tingkat gizi
6. Toleransi terhadap
gizi yang di
anjurkan
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa keperawatan ke satu
NO HARI/TGL DX.KEP IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Jumat Gangguan mobilitas fisik 1. Mengkaji kekuatan otot S : Pasien mengatakan anggota
berhubungan dengan 2. Mengkaji keluhan pasien gerak kanan lemah sejak 2 hari yang
29/01/2021
gangguan lalu, dan kalau berjalan kaki sebelah
neuromuskular kanan di seret.

O : K.U CM, TD 180/90 mmhg

Nadi 80 x/I, Suhu 36,5 C

Kekuatan Otot

AHambatan mobilitas belum


teratasi
P. Lanjutkan intervensi a.
Mengkaji kekuatan otot
mengkaji keluhan pasien Ajarkan
pasien ROM
Minggu   1. Mengkaji kekuatan otot S : Pasien mengatakan anggota gerak kanan
2. Mengkaji keluhan pasien lemah sejak 2 hari yang lalu, dan kalau
31-01- 2021
3. Menganjurkan pasien untuk belajar sering berjalan kaki sebelah kanan di seret.
mengerakan tangan dan kaki kanannya sesuai
O : K.U CM, TD 180/90 mmhg
yang telah di ajarkan

Nadi 80 x/I, Suhu 36,5 C

AHambatan mobilitas belum teratasi


P. Lanjutkan intervensi a.
Mengkaji kekuatan otot
mengkaji keluhan pasien
Ajarkan pasien ROM
Sabtu   1. Mengkaji kekuatan otot S : Pasien mengatakan anggota
2. Mengkaji keluahan pasien gerak kanan lemah sejak 2 hari
30 -01- 2021
yang lalu, dan kalau berjalan kaki
sebelah kanan di seret.

O : K.U CM, TD 170/90 mmhg

Nadi 82 x/I, Suhu 36,5 C

Dilakukan ROM

A Hambatan mobilitas belum


teratasi
P. Lanjutkan intervensi a.
Mengkaji kekuatan otot
mengkaji keluhan pasien .
Ajarkan pasien ROM
NO HARI/TGL DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Ke Dua
1 Jumat Perubahan perfusi jaringan 1. Mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan S : Pasien mengatakan anggota gerak
berhubungan dengan infark pasien kanan lemah sejak 2 hari yang lalu, dan
29 -01- 2021
serebral 2. Menganjurkan pasien untuk banyak kalau berjalan kaki sebelah kanan di
istirahat seret.

Pasien mengatakan pusing berputar-putar

O : K.U CM, TD 180/90 mmhg

Nadi 80 x/I, Suhu 36,5 C

Pasien tampak lemah

Kekuatan Otot

A .Ketidakefektifan perfusi jaringan


perifer belum teratasi
P. Lanjutkan intervensi a.
Mengkaji kekuatan otot
mengkaji keluhan pasien
Menganjurkan pasien untuk banyak
istirahat
Sabtu   1. Mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan S : Pasien mengatakan anggota gerak
pasien kanan lemah sejak 2 hari yang lalu, dan
30. -01- 2021
2. Menganjurkan pasien untuk banyak kalau berjalan kaki sebelah kanan di seret.
istirahat
Pasien mengatakan pusing berputar-putar

O : K.U CM, TD 180/90 mmhg

Nadi 80 x/I, Suhu 36,5 C

Pasien tampak lemah

Kekuatan Otot

A.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


belum teratasi
P. Lanjutkan intervensi
Mengkaji kekuatan otot
mengkaji keluhan pasien
Menganjurkan pasien untuk banyak
istirahat
Minggu   1. Mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan S : Pasien mengatakan anggota gerak
pasien kanan lemah sejak 2 hari yang lalu, dan
31/01/2021
2. Menganjurkan pasien untuk banyak kalau berjalan kaki sebelah kanan di
istirahat seret.

Pasien mengatakan pusing berputar-


putar

O : K.U CM, TD 180/90 mmhg

Nadi 80 x/I, Suhu 36,5 C

Pasien tampak lemah

Kekuatan Otot

A.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


belum teratasi
P.Lanjutkan intervensi
a. Mengkaji kekuatan otot
b. mengkaji keluhan pasien
c. Menganjurkan pasien untuk banyak
istirahat
Diagnosa keperawatan Ketiga

N HARI/TGL DX IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Jum’at Perubahan nutrisi 1. Mengkaji pola makan pasien S. Kleluarga mengatakan pasien

kurang dari kebutuhan 2. Mengkaji makanan kesukaan pasien makan 5-6 sendok dengan porsi
29-01-2021
tubuh berhubungan 3. Menganjurkan keluarga untuk tidak dihabiskan

dengan anorexia memberikan makanan sedikit tapi


Keluarga mengatakan akan
sering
  mengikuti anjuran yang di berikan
4. Kolabborasi dengan ahli gizi
  O. Porsi makan tidak dihabiskan

A. Masalah belum teratasi

P. Planning dilanjutkan
Sabtu   1. Mengkaji pola makan S. Kleluarga mengatakan pasien makan 8-10
pasien sendok dengan porsi tidak dihabiskan
30/01/2021
2. Mengkaji makanan
Keluarga mengatakan akan mengikuti
kesukaan pasien
anjuran yang di berikan
3. Menganjurkan
keluarga untuk O. Porsi makan tidak dihabiskan
memberikan
A. Masalah belum teratasi
makanan sedikit tapi
sering P. Planning dilanjutkan
4. Kolabborasi dengan
ahli gizi

Minggu   1. Mengkaji pola makan pasien S. Kleluarga mengatakan pasien makan


2. Mengkaji makanan kesukaan pasien setengah porsi dihabiskan
31/01/2021
3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
Keluarga mengatakan akan mengikuti anjuran
makanan sedikit tapi sering
yang di berikan
4. Kolabborasi dengan ahli gizi
O. Porsi makan tidak dihabiskan

A. Masalah sebagian teratasi

P. Planning dilanjutkan
PEMBAHASAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Januari 2021, dalam pengambilan


kasus ini penulis mengumpulkan data dengan mengobservasi secara
langsung dan melakukan pemeriksaan fisik serta keterangan dari keluarga
klien berdasarkan analisa situasi Ny.S. Dari hasil pengkajian tanggal 29
Januari 2021 didapatkan hasil klien sadar Compos Mentis, klien mengatakan
lemah anggota gerak kanan sejak 2 hari yang lalu, terjadi perlahan-lahan
setelah bangun tidur, mual (+), muntah (3x). Saat pengkajian GCS :15 (E4 M5
V6 ), pasien mengatakan pusing berputar-putar, TD : 180/90 mmhg , N: 80
x/menit , RR: 20 x/menit , S :36,°c, SPO2 :92 %, Pasien ada riwayat diabetes
mellitus dan Hipertensi
Diagnosa

Diagnosa yang muncul


Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neoromuskular
Alasan ditegakkannya diagnosa ini dikarenakan pasien mengalami anggota gerak
kanan lemah sejak 2 hari yang lalu, jika berjalan kaki sebelah kanan diseret.GCS
15 (E4 M5 V6), TD 180/90 mmhg,N:80x/I SPO2 : 95%, Pasien masih dibantu
dalam melakukan aktivitas dan hanya berbaring di atas tempat tidur.
Perubahan jaringan perfusi serebral behubungan dengan perdarahan intra
serebral
Alasan ditegakkannya diagnosa ini dikarenakan mengalami anggota gerak kanan
yang lemah .GCS :15(E4 M5 V6), dengan tingkat kesadaran Compos mentis,.TD :
180/90mmhg, N: 80x/menit, SPO2 :89%, GDR :410mg/dl. Tanda-tanda vital yang
tidak dalam rentang normal tersebut merupakan tanda adanya gangguan pada
jaringan serebral.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Alasan ditegakkan diagosa ini dikarenakan keluarga mengatakan klien makan 5-6
sendok per hari, dengan porsi yang tidak dihabiskan .GCS : 15 (E4 M5 V6), TD :
180/90 mmhg, N: 80x/i, SPO2 : 95%, GDR: 410mgdl, Mual dan muntah 3x.
Perencanaan

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neoromuskular


Perencanaan yang dilakukann pada klien yaitu meliputi Mengkaji tanda-tanda vital,keluhan pasien, kekuatan otot
klien dan menganjurkan pasien untuk banyak istirahat.
Perencanaan kedua yaitu menganjurkan keluarga untuk mengubah posisi pasien setiap 2 jam berguna untuk
kelancaran sirkulasi udara.

2. Perubahan jaringan perfusi serebral behubungan dengan perdarahan intra serebral


Perencanaan yang dilakukan pada klien yaitu meliputi pertama pengkajian tingkat kesadaran dengan GCS gunanya
adalah untuk melihat tingkat kesadaran pasien yang berhubungan dengan perubahan neurologi. Rencana kedua yaitu
monitor tanda-tanda vital setiap 8 jam karena perubahan tanda-tanda vital menandakan peningkatan TIK dimana
menurut Batticaca (2008) bahwa apabila pasien mengalami peningkatan TD dan pelebaran tekanan nadi itu
merupakan tanda awal terjadinya hipoksia yang akan memperparah keadaan pasien stroke non hemoragik. Tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk masalah ketidaefektifan jaringan perfusi serebral behubungan dengan perdarahan
intrakranial sudah sesuai dengan teori yang ada.
 
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Perencanaan yang dilakukan pada klien yaitu meliputi pertama mengkaji pola makan klien guna untuk memotivasi
klien untuk makan, perencanaan kedua yaitu mengkaji makan kesukaan klien guna untuk mempermudah pemberian
nutrisi.perncanaan ketiga meliputi anjuran terhadap keluarga untuk memberikan makan sedikit tapi
sering.perencanaan keempat yaitu kolaborasi dengan ahli gizi guna untuk mengetahui perubahan klien untuk proses
penyembuhan.
Pelaksanaan tindakan

Secara teoritis menurutMC.Closkey.CJ.et all. (2013) dalam


Nursing Intervention Classification (NIC)banyak tindakan
intervensi yang akan dilaksanakan untuk diagnosa
keperawatan yang dilakukan kepada pasien, tetapi disini
tindakan keperawatan yang dilakukan dipilih yang sesuai
dengan masalah keperawatan yang ada pada
pasien.Kelebihan atau faktor pendukung dari tindakan
keperawatan pada diagnosa keperawatan yang muncul
yakni klien berespon setelah dilakukan tindakan oleh
perawat, serta tenaga kesehatan yang sudah terlatih dan
kompeten.
Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi dari setiap diagnosa


mengalami peningkatan dari mula
kondisi buruk berangsur dengan kondisi
yang berangsur membaik. Hasil yang
dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang
diharapkan sesuai dengan kriteria hasil
yang ditentukan berdasarkan teori

Anda mungkin juga menyukai