Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN TENTANG

AFIKSASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


1. IRMA HERIANA ( 196210488 )
2. NI-KENTYASMARA HASANAH (196210545)
3. RIJALI ABDILLA ZIKHRI ( 196210350)
4. TRI UTARI ( 196210374 )
5. YENI MARYATI ( 196210485 )
A. AFIKSASI DALAM BENTUK
VERBA

A . Afiks-afiks pembentuj verba adalah sebagai berikut :


A. prefix ber-

Bentuk dasar dalam pembentukan verba dengan prefix ber-dapat berupa :


1. morfem dasar terikat
2. Morfem dasar bebas
3. Bentuk turunan berafiks
4. Bentuk turunan reduplikasi
1). Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘ mempunyai ( dasar) atau
ada ( dasar)nya ‘
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ benda ) ,
(umum),(+milik) dan atau (+bagian) .

Perhatikan contoh :
- Berayah ‘ mempunyai ayah’
- Bertanggung jawab ‘ mempunyai tanggung jawab’

2). Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ;


mengenakan ‘
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+pakaian) atau
(+perhiasan) .
Perhatikan contoh :
1). Berkebaya ‘ memakai kebaya ‘
2). Berjilbab ‘ memakai jilbab’
3. Verba berprefiks ber-
memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’,‘menumpang’, atau
‘naik’Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kendaraan). Simak
contoh berikut:
1) Berseped a ‘mengendarai sepeda’.
Berkuda ‘naik kuda’.

4 . Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau‘mengandung.


Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda), (+dalaman), atau
(+ kandungan). Contoh sebagai berikut:
1) Beracun ‘mengandung racun’.
2) Berkuman ‘mengandung kuman’
Berair ‘berisi air’.
B ) Prefiks- I
Verba Bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+ sasaran).
Contoh:
1) Pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’.
Sembahi, ‘pekerjaan sembah dilakukan berulang kali’.

Catatan : Sufiks – i tidak dapat diimbuhkan pada bentuk dasar yang diakhiridengan
vokal – i atau diftong ai. Jadi, bentuk- bentuk ‘mandii’, ’pergii’,‘belii’, ‘sampaii’, dan
‘cabaii’ tidak berterima.
C). Prefiks – per
Prefiks per- Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam
pembentukan verba inflektif. Verba berprefiks per- dapat digunakan dalam:
Kalimat pasif yang predikatnya berpola:
(aspek) + pelaku + verba.
Contoh:
- Penjagaan akan kami perketat nanti malam.
- Syarat-syaratnya harus kita perlunak untuknya.
CATATAN : Verba berkonfiks per-kan dapat menjadi pangkal dalam pembentukanverba
inflektif. Jadi, secara aktual dapat diberi prefiks me- inflektif dan prefiks di- inflektif,
secara potensial dapat diberi ter- inflektif. Contoh pertemukan dapat menjadi
mempertemukan, dipertemukan, dan terpertemukan.
B. Afiksasi Pembentukan
Nomina

Afiks-afiks pembentuk nomina turunan sejauh ini adalah:


a. Prefiks ke- Nomina berprefiks ke- sejauh data yang ada
hanyalah ada tiga buah kata.
b. Konfiks ke-an ada dua macam proses pembentukan nomina
dengan konfliks ke-an. Pertama, yang dibentuk langsung dari
bentuk dasar, baik dari akar tunggal maupun akar majemuk,
seperti ada pada kata kehutanan dan keolahragaan.
c. Prefiks pe- ada dua macam proses pembentukan nomina
dengan prefiks per-. Pertama, yang mengikuti kaidah
persengauan. Kedua, yang tidak mengikuti kaidah
persengauan. Nomina berprefiks pe- yang mengikuti kaidah
persengauan, contohnya: perawat (verba: merawat). Nomina
berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan,
contohnya: peladang ( dari dasar ladang melalui berladang ).
C. Afikasi Pembentukan ’
Adjektiva

- Dasar adjektiva dengan prefiks se- bukanlah kategori adjektiva sebab tidak
dapat diawali adverbia agak atau sangat. Bentuk agak sepintar dan sangat
sepintar tidak berterima.
- Dasar adjektiva bersufiks – an pemberian sufiks – an pada semua dasar
adjektiva memberi makna gramatikal ‘lebih (dasar)’ pada nomina yang
mengikutinya. Contohnya: Pintaran a, ‘lebih pintar a’.
- Dasar adjektiva dengan sufiks – an bukanlah berkategori adjektiva,
melainkan berkategori verba, sebab tidak dapat diawali adverbia agak atau
sangat.
- Dasar adjektiva berprefiks ter- pengimbuhan prefiks ter- pada semua dasar
adjektifa memberi makna gramatikal ‘paling (dasar). Contohnya: Tercantik,
‘paling cantik’
Catatan:
Ada sejumlah makna gramatikal yang dimiliki
dasar adjektiva bila diberi konfiks ke – an. Bermakna
gramatikal ‘terlalu (dasar)’ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ warna), (+ rasa), (+ ukuran).
Misalnya: kehitaman, ‘terlalu hitam’.
Akhiran il dari bahasa belanda, menurut pedoman
EYD harus diganti dengan akhiran al dari bahasa inggris.
Namun, ada akhiran il dan al tidak bisa dipertukarkan
karena memiliki makna yang berbeda, seperti kata idiil dan
ideal. Kata sarapan dari bahasa arab yang berkategori
adjektiva dapat kita kenali akhiran, antara lain: i, misal :
rohani, jasmani, islami, abadi, qurani, dan madani.

Anda mungkin juga menyukai