Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

VISUM ET REPERTUM KEMATIAN PADA


SEORANG LAKI-LAKI 70 TAHUN AKIBAT
ASFIKSIA
Pembimbing :
dr. Wahyu Dwi Atmoko, Sp.F
LATAR BELAKANG
Asfiksia suatu kondisi yang disebabkan oleh
berkurangnya oksigen dan berlebihnya karbon dioksida
dalam darah, Di Indonesia sendiri kematian akibat asfiksia
berada pada urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas
(KLL) dan trauma mekanik.

Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh


beberapa hal (Ilmu Kedokteran Forensik, 1997):
- Penyebab alamiah
- Trauma
- Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat
pernapasan,
(Knight, 1996 ).
Manfaat
1. Bagi Penulis
• Sebagai sarana pembelajaran
mengenai visum pemeriksaan
luar.
2. Bagi Pembaca
• Mengetahui tentang tanatologi
• Mengetahui tentang aspek
forensik pada kematian
3. Bagi Kepolisian
Tujuan Umum • Hasil pemeriksaan luar
.
• Menjelaskan tentang dilaporkan dalam visum et
thanatologi repertum sebagai bukti yang
• Menjelaskan aspek forensiik sah secara hukum mengenai
pada kematian keadaan terakhir korban.
4. Bagi Institusi
Tujuan Khusus
• Sebagai persyaratan
kepanitraan klinik stase
Melakukan pemeriksaan luar forensik dan medikolegal.
pada korban
TEMUAN ABNORMAL
PEMERIKSAAN
LUAR
Keadaan Jenazah

Jenazah tidak berlabel terletak di atas meja autopsi stainless stell. Dibungkus oleh sprei berwarna biru bermotif kotak bunga
bergambar boneka warna kuning. Bungkus dibuka, jenazah dalam keadaan memakai kemeja pendek dengan motif batik
berwarna ungu tidak dikancing dengan saku di bagian kiri yang terdapat uang kertas 1 lembar 10.000 dan 1 lembar 2.000,
celana pendek bukan jeans berwarna hitam pinggang karet dengan kantong kanan kiri.

Sikap Jenazah di Atas Meja


Otopsi

Jenazah terlentang dengan muka menghadap ke


depan depan di meja otopsi. Lengan kanan
diatas dada dengan tangan kanan diatas dada
yang membentuk sudut 90o. Lengan kiri lurus
disamping tubuh dengan tangan kiri menghadap
belakang. Peristiwa kaki kanan menghadap ke
bawah dan kaki kiri menghadap ke bawah.
Kaku Jenazah Bercak jenazah
Terdapat pada persendian seluruh tubuh, sukar Terdapat bercak pada paha, pantat, punggung, leher
digerakkan bagian samping kanan dan kiri jenazah, tidak hilang
pada penekanan.

Pembusukan Jenazah Ukuran Jenazah


Panjang badan seratus lima puluh tujuh sentimeter
Tidak ada diukur dari ujung kepala sampai tumit kaki.
KEPALA Dahi

Rambut

Terdapat rambut berwarna putih


beruban, dengan panjang 1 ( satu) cm,
sukar disabut, dalam keadaan lurus
kering.
Tidak ada luka, tidak
ada memar, tidak teraba
derik tulang

Bagian yang tertutup


rambut
Tidak ada luka, tidak ada
memar, tidak terasa derik tulang
Mata Kanan Mata Kiri

Mata kanan tertutup. Rambut mata utuh dengan Mata kiri tertutup. Rambut mata utuh
panjang 0,5 cm. Kelopak mata bagian luar dengan panjang 0,5 cm. Kelopak mata
berwarna lebih gelap dari sekitar, tidak terdapat
adanya luka, tidak terdapat adanya memar. bagian luar berwarna lebih gelap dari
Kelopak mata bagian dalam terdapat bintik sekitar, tidak terdapat adanya luka, tidak
merah. Warna kulit sekitar mata lebih gelap. terdapat adanya memar. Kelopak mata
Kornea berwarna jernih. Sklera berwarna putih. bagian dalam terdapat bintik merah. Warna
Pupil berukuran 0,5 cm. Bola mata tampak
normal dan pada perabaan teraba kenyal. Pada
kulit sekitar mata lebih gelap. Kornea
perabaan tidak terdapat adanya derik tulang. berwarna jernih. Sklera berwarna putih.
Pupil berukuran 0,5 cm. Bola mata tampak
normal dan pada perabaan teraba kenyal.
Pada perabaan tidak terdapat adanya derik
tulang.
Hidung Mulut

Dari kedua lubang tidak keluar cairan. Tidak Dalam keadaan terbuka 1 cm,
terdapat adanya luka. Tidak terdapat adanya
memar. Tidak terdapat adanya derik tulang. dengan gigi 4 seri atas kelihatan.
Dari lubang mulut tidak
mengeluarkan cairan. Bibir atas
tidak ada luka, tidak terdapat
memar. Bibir atas tidak ada luka,
tidak terdapat memar. Lidah tidak
dalam keadaan menjulur keluar.
Tidak terdapat adanya luka, tidak
terdapat adanya memar. Dalam
mulut sulit dievaluasi karena
sudah terdapat kaku jenazah.
Dagu
Terdapat adanya rambut putih beruban, dengan panjang
0,5 cm, berbentuk lurus kering. Tidak terdapat luka, tidak
terdapat memar. Pada perabaan tidak terdapat derik
tulang.

Pipi

Tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat


memar, dan tidak terdapat derik
tulang.Warna lebih gelap dari warna tubuh.

Telinga
Daun telinga kanan dan kiri tidak terdapat luka.
Warna lebih gelap dari warna kulit tubuh. Pada
perabaan tidak terdapat derik tulang
Leher Dada
Tidak terdapat adanya jeratan. Tidak
terdapat adanya luka, hematom. Tidak
terdapat adanya bekas luka. Pada Tidak ada luka. Tidak ada hematom. Pada
perabaan tidak terdapat adanya derik perabaan tidak terasa derik tulang di tulang
tulang. dada. Warna kulit sama dengan sekitar.
Pada ketukan ditemukan bunyi redup
diseluruh lapang dada.
Perut
Permukaan lebih tinggi dengan permukaan dada. Pada perut sebelah kanan dan kiri bawah tidak
terlihat warna kehijauan. Pusar datar. Terdapat sikatrik sepanjang 7 cm yang terletak 4 cm diatas
pusa. Pada perabaan teraba kenyal. Pada ketukan terdengar redup. Tidak terdapat adanya luka,
tidak terdapat adanya memar, kulit terlihat warna sama dengan kulit sekitar.

Jenis kelamin laki-laki, sudah disunat.


Terdapat rambut kelamin berwarna hitam
beruban keriting, panjang 2cm sukar dicabut,
pada batang zakar tidak ada luka. Dari lubang
kelamin keluar cairan berwarna putih bening,
pada kantong pelir terlihat adanya 2 buah
pelir. Pada pemeriksaan luar tidak terdapat
adanya luka, tidak terdapat adanya memar.

Alat Kelamin
Anggota Gerak Atas Anggota Gerak Atas
Kanan Kiri
Lengan atas tidak terdapat adanya luka, tidak Lengan atas tidak terdapat adanya luka,
terdapat adanya memar, tidak terdapat adanya
tidak terdapat adanya memar, tidak
derik tulang. Lengan bawah tidak terdapat
adanya luka, tidak terdapat adanya memar, terdapat adanya derik tulang. Lengan
tidak terdapat adanya derik tulang. Tangan tidak bawah tidak terdapat adanya luka, tidak
terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya terdapat adanya memar, tidak terdapat
memar, tidak terdapat adanya derik tulang. adanya derik tulang. Tangan tidak terdapat
Jaringan kulit dibawah kuku berwarna ungu adanya luka, tidak terdapat adanya memar,
kebiruan. tidak terdapat adanya derik tulang.
Jaringan kulit dibawah kuku berwarna ungu
kebiruan.
.
Anggota Gerak Bawah Anggota Gerak Bawah
Kanan Kiri
Paha, tungkai bawah dan kaki tidak
Paha, tungkai bawah dan kaki tidak terdapat
terdapat luka, tidak terdapat hematom,
luka, tidak terdapat hematom, tidak terasa
tidak terasa derik tulang, jaringan derik tulang, jaringan bawah kuku berwarna
bawah kuku berwarna ungu kebiruan. ungu kebiruan.
Punggung

Tidak ada luka, tidak ada hematom, dan


tidak terasa derik tulang

Pantat

Dubur
Tidak ada luka, tidak ada hematom, dan
tidak terasa derik tulang
Tidak tampak keluar kotoran dari dubur
Thanatologi
• THANATOS • LOGOS

Berhubungan dengan kematian Ilmu


Tanda Kematian Tidak Pasti
80% 40%
• Pernapasan berhenti, lebih dari 10 menit.
• Terhentinya sirkulasi selama 15 menit, nadi karotis
tidak teraba.
• Kulit pucat.
• Tonus otot menghilang dan relaksasi.
• Pembuluh darah retina mengalami segmentasi
beberapa menit setelah kematian.
• Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam
waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan
meneteskan air mata.
Tanda Kematian Pasti
80% 40%
• Livor mortis (lebam jenazah)
• Rigor mortis (kaku jenazah)
• Algor mortis (penurunan suhu)
• Dekomposisi (Pembusukan)
Livor

mortis
Warna ungu kemerahan (livide) atau merah kebiruan pada bagian tubuh
• Akibat akumulasi darah yang menetap di pembuluh darah kecil di bagian tubuh paling rendah
akibat gaya gravitasi kecuali pada bagian yang tertekan alas keras.
• Bewarna kemerahan keunguan : yang dihasilkan dari jumlah eritrosit yang membawa
hemoglobin terosidasi
• Berwarna ungu : hasil pemisahan oksigen dari hemoglobin eritrosit post mortem dan konsumsi
oksigen terus-menerus oleh sel-sel yang awalnya mempertahankan fungsi kardiovaskuler.
• Mulai tampak : 20-30 menit paska kematian
• Menetap setelah : 8-12 jam.
• Lebam mayat dikatakan sempurna ketika area lebam tidak menghilang jika ditekan selama 30
detik.
• Lebam baru masih dapat terbentuk setelah 24 jam jika dilakukan perubahan posisi.
Faktor Mempengaruhi
• Posisi
• Perdarahan, lebam mayat dapat sulit dinilai.
• Anemia, lebam mayat dapat sulit dinilai.
• Warna kulit
• Suhu dingin, jika mayat disimpan dalam pendingin, maka lebam mayat dapat lebih lama
terbentuk, bukanlah parameter yang baik untuk menentukan estimasi waktu kematian.
Warna lebam dapat menentukan penyebab kematian.
Penyebab Warna lebam

Karbon monoksida Merah muda

Sianida Merah terang

Fluoroasetat Merah muda / merah terang

Di lemari pendingin Kemerahan

Hipotermi Kemerahan

Sodium klorat Cokelat

Hidrogen sulfide Hijau

Anilin Biru gelap

Karbon dioksida Kebiruan


Perbedaan lebam mayat dengan memar

  Lebam Mayat Kongesti / Memar Intravital

Penyebab Akumulasi menetapnya darah pada Statisnya sistem pembuluh darah yang
pembuluh darah disebabkan oleh keadaan patologi

Lokasi Bagian tubuh terendah Sebagian atau seluruh bagian organ yang
mungkin mengalami kelainan patologi

Edema Tidak ada Mungkin ada


Kejadian Postmortem Antemortem
Sayatan pada Pudar / hilang Terbentuk eksudasi cairan bercampur darah
permukaan
Rigor mortis (kaku jenazah)

• Rigor mortis adalah perubahan fisikokimia bergantung suhu yang terjadi di


dalam sel-sel otot sebagai akibat dari kekurangan oksigen.
• Umumnya pertama didapatkan pada kelompok otot yang lebih kecil seperti
otot di sekitar mata dan mulut, rahang dan jari-jari. Kekakuan berjalan dari
kepala ke kaki.
• Timbulnya kekakuan juga dapat terjadi lebih cepat jika aktivitas fisik yang
berat terjadi segera sebelum kematian. Misalnya, seseorang yang
melarikan diri dari penyerang sebelum ditembak atau ditikam
• RM umumnya terdeteksi di wajah : 1 - 4 jam
• RM umumnya terdeteksi di tungkai : 3 - 6 jam
• RM umumnya terdeteksi lengkap : 10 - 12 jam
• Kekuatan RM menjadi maksimal : 18 jam
• Tubuh mempertahankan kaku : 24 - 36 jam
Algor mortis (penurunan suhu)
• Lingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan penurunan suhu tubuh mayat
• Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting.
• Dahi dingin setelah 4 jam post mortem.
• Badan dingin setelah 12 jam post mortem.
• Suhu organ dalam mulai berubah setelah 5 jam post mortem.
Dekomposisi / pembusukan

Dekomposisi adalah kehancuran jaringan tubuh setelah meninggal.


Tiga perubahan utama yang dapat diperhatikan selama pembusukan yaitu:
Perubahan warna
Perubahan warna karena hemolisis sel darah merah. Hemoglobin dibebaskan diubah ke
sulpmethemoglobin oleh gas hidrogen sulfida dan menimbulkan perubahan warna kehijauan.
Pembebasan gas
Selama proses dekomposisi, protein dan karbohidrat dibagi menjadi senyawa sederhana.
Akibatnya, terdapat sejumlah gas dibebaskan seperti hydrogen sulfide yang menimbulkan
bau pada tubuh. Gas-gas dikumpulkan dalam usus dalam 12 sampai 18 jam di musim panas
dan 18 sampai 24 jam di musim dingin.
Pencairan jaringan
Dengan kemajuan dalam dekomposisi, organ diubah menjadi tebal.
MATI MENDADAK (SUDDEN DEATH)
Definisi Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang
terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-
kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan
menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul.
mensinonimkan kematian mendadak dengan terminology”sudden
natural unexpected death”. Kematian alamiah di sini berarti
kematian hanya disebabkan oleh penyakit bukan akibat trauma
atau racun.
(Who,2007)
Epidemiologi Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki
dibandingkan pada perempuan. Penyakit pada jantung dan
pembuluh darah menduduki urutan pertama dalam penyebab
kematian mendadak, Penyakit jantung dan pembuluh darah secara
umum menyerang laki-laki lebih sering dibanding perempuan
dengan perbandingan 7:1 sebelum menopause, dan menjadi 1:1
setelah perempuan menopause.
(Who,2007)
Etiologi Menurut sistem tubuh, lesi yang menyebabkan kematian
mendadak dapat dibagi atas:
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Penyakit respirasi
Penyakit otak dan lesi intrakranial lain
Penyakit saluran cerna dan urogenital
Lain-lain
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab terbanyak
yang terdeteksi dalam kematian mendadak, menyebabkan
kematian 300.000 sampai 400.000 setahun di Amerika.
 
Klasifikasi Sudden Death

Klasifikasi sudden natural


unexpected death

Kematian yang terjadi


dimana ada saksi mata dan Keadaan dimana mayat
keadaan dimana faktor fisik ditemukan dalam keadaan
dan emosi mungkin yang lebih mencurigakan
memainkan peran
Pada kematian alamiah kategori pertama
kematian alamiah dapat dengan lebih mudah ditegakkan, dan kepentingan
dilakukannya autopsi menjadi lebih kecil.
Pada kematian kategori ini, keluarga untuk kepentingan almarhum dan
mereka sendiri dapat meminta dilakukannya autopsi klinik pada almarhum.
Autopsi klinik tidak memerlukan surat permintaan dari kepolisian, karena
pada prinsipnya dilakukan atas kehendak keluarga, bukan untuk
kepentingan penyidikan.
Persetujuan keluarga dalam tindakan autopsi klinik ini harus dibuat secara
tertulis, dan hasil dari pemeriksaan akan dituangkan dalam sebuah laporan
autopsi atau ”autopsy report”.
• Pada kematian alamiah kategori kedua, sebab kematian harus benar-
benar ditentukan agar cara kematian dapat ditentukan dan kematian
alamiah dan tidak wajar sedapat mungkin ditentukan.

• Oleh karena keadaan pada kematian alamiah kategori kedua ini lebih
mencurigakan maka polisi akan mengadakan penyidikan dan membuat
surat permintaan visum et repertum.

• Pada keadaan ini hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam visum et


repertum, dan persetujuan keluarga akan menjadi prioritas yang lebih
rendah dari kepentingan penegakan hukum.
Pemeriksaan Penunjang

1.Darah
2.Urin
3.Muntahan atau isi lambung
4.Feces
5.Liver dan Organ Lain
6.Potongan rambut dan kuku
ASPEK MEDIKOLEGAL
Kematian alamiah dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu:
Kematian yang terjadi dimana ada saksi mata dan keadaan dimana
faktor fisik dan emosi mungkin memainkan peran, juga dapat terjadi
saat aktivitas fisik, dimana cara mati dapat lebih mudah diterangkan
atau kematian tersebut terjadi selama perawatan/pengobatan yang
dilakukan oleh dokter (Attendaned Physician).
Keadaan dimana mayat ditemukan dalam keadaan yang lebih
mencurigakan seringnya diakibatkan TKP nya atau pada saat orang
tersebut meninggal tidak dalam perawatan atau pengobatan dokter
(unattendaned physician), terdapat kemungkinan hadirnya saksi-saksi
yang mungkin ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya kematian.
Pada kematian alamiah kategori pertama, kematian alamiah dapat
dengan lebih mudah ditegakkan, dan kepentingan dilakukannya autopsi
menjadi lebih kecil. Pada kematian alamiah kategori kedua, sebab
kematian harus benar-benar ditentukan agar cara kematian dapat
ditentukan dan kematian alamiah dan tidak wajar sedapat mungkin
ditentukan dengan cara apakah kekerasan atau racun ikut berperan
dalam menyebabkan kematian. Pada kematian alamiah kategori kedua,
karena keadaan yang lebih mencurigakan, polisi akan mengadakan
penyidikan dan membuat surat permintaan visum et repertum
Ada beberapa prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter berhubungan
dengan kematian mendadak akibat penyakit yaitu:
1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan
yang signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian?
2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah
pada keracunan?
3. Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang
rutin datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit?
4. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit
tersering penyebab natural sudden death?
5. Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar
berdasarkan kriteria tersebut,
maka dokter yang bersangkutan harus melaporkan kematian tersebut kepada

penyidik (polisi) dan tidak mengeluarkan surat kematian .


ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS

4/2/202
• Seorang Laki-Laki, 70 tahun
diterima di Instalasi Kedokteran
Forensik dan Medikolegal
0
• Surat permintaan visum dari
RSUD Dr. Moewardi
Kepolisian resor Surakarta
sektor Banjarsari dengan
nomor surat A/II /2020/
Sek.BJS dengan permintaan

4/2/202
untuk dilakukannya
pemeriksaan luar pada jenazah

0
ANALISIS KASUS
Analisis Saat
Kematian

Bercak
Kaku Mayat Pembusukan
Mayat

Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada

Tidak Hilang
Semua Tidak Semua
Hilang dgn >24 jam <24 jam
Maksimal Maksimal
Penekanan

<8-12 jam >8-12 jam 2-24 jam >24-36 jam


• Korban adalah Laki-Laki dengan identitas jelas dan dikenal dengan panjang badan 157 cm
• Rambut Terdapat rambut berwarna putih beruban, dengan panjang 1 ( satu) cm, sukar disabut, dalam keadaan
lurus kering.
• Area kepala yang tertutupi rambut Tidak ada luka, tidak ada memar, tidak terasa derik tulang
• Dahi Tidak ada luka, tidak ada memar, tidak terasa derik tulang
• Mata Kanan Mata kanan tertutup. Rambut mata utuh dengan panjang 0,5 cm. Kelopak mata bagian luar
berwarna lebih gelap dari sekitar, tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar. Kelopak mata bagian
dalam terdapat bintik merah. Warna kulit sekitar mata lebih gelap. Kornea berwarna jernih. Sklera berwarna
putih. Pupil berukuran 0,5 cm. Bola mata tampak normal dan pada perabaan teraba kenyal. Pada perabaan tidak
terdapat adanya derik tulang.
• Mata kiri Mata kiri tertutup. Rambut mata utuh dengan panjang 0,5 cm. Kelopak mata bagian luar berwarna
lebih gelap dari sekitar, tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar. Kelopak mata bagian dalam
terdapat bintik merah. Warna kulit sekitar mata lebih gelap. Kornea berwarna jernih. Sklera berwarna putih.
Pupil berukuran 0,5 cm. Bola mata tampak normal dan pada perabaan teraba kenyal. Pada perabaan tidak
terdapat adanya derik tulang.
• Dari kedua lubang hidung tidak keluar cairan, tidak teraba derik tulang, tidak ada memar
• Mulut Dalam keadaan terbuka 1 cm, dengan gigi 4 seri atas kelihatan. Dari lubang mulut tidak mengeluarkan
cairan. Bibir atas tidak ada luka, tidak terdapat memar. Bibir atas tidak ada luka, tidak terdapat memar. Lidah
tidak dalam keadaan menjulur keluar. Tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar. Dalam mulut
sulit dievaluasi karena sudah terdapat kaku jenazah.
• Dagu Terdapat adanya rambut putih beruban, dengan panjang 0,5 cm, berbentuk
lurus kering. Tidak terdapat luka, tidak terdapat memar. Pada perabaan tidak
terdapat derik tulang.
• Pipi Tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat memar, dan tidak terdapat derik
tulang.Warna lebih gelap dari warna tubuh.
• Daun telinga Kedua daun telinga tidak ada luka, tidak ada hematom, tidak terasa derik
tulang. Warna lebih gelap daripada warna kulit tubuh
• Pipi Tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat memar, dan tidak terdapat derik
tulang.Warna lebih gelap dari warna tubuh.
• Leher Tidak terdapat adanya jeratan, tidak ada luka, tidak ada hematom dan tidak terasa
derik tulang. Warna lebih gelap daripada kulit tubuh
• Dada Tidak ada luka. Tidak ada hematom. Pada perabaan tidak terasa derik tulang
di tulang dada. Warna kulit sama dengan sekitar. Pada ketukan ditemukan bunyi
redup diseluruh lapang dada.
• Permukaan perut Permukaan lebih tinggi dengan permukaan dada. Pada perut
sebelah kanan dan kiri bawah tidak terlihat warna kehijauan. Pusar datar. Terdapat
sikatrik sepanjang 7 cm yang terletak 4 cm diatas pusa. Pada perabaan teraba
kenyal. Pada ketukan terdengar redup. Tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat
adanya memar, kulit terlihat warna sama dengan kulit sekitar.
• Alat kelamin Jenis kelamin laki-laki, sudah disunat. Terdapat rambut kelamin berwarna
hitam beruban keriting, panjang 2cm sukar dicabut, pada batang zakar tidak ada luka.
Dari lubang kelamin keluar cairan berwarna putih bening, pada kantong pelir terlihat
adanya 2 buah pelir. Pada pemeriksaan luar tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat
adanya memar
• Lengan kanan Lengan atas tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar, tidak
terdapat adanya derik tulang. Lengan bawah tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya
memar, tidak terdapat adanya derik tulang. Tangan tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat
adanya memar, tidak terdapat adanya derik tulang. Jaringan kulit dibawah kuku berwarna ungu
kebiruan.
• Lengan kiri Lengan atas tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar, tidak terdapat
adanya derik tulang. Lengan bawah tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya memar,
tidak terdapat adanya derik tulang. Tangan tidak terdapat adanya luka, tidak terdapat adanya
memar, tidak terdapat adanya derik tulang. Jaringan kulit dibawah kuku berwarna ungu kebiruan.
• Paha kanan Paha, tungkai bawah dan kaki tidak terdapat luka, tidak terdapat hematom,
tidak terasa derik tulang, jaringan bawah kuku berwarna ungu kebiruan.
• Paha kiri Paha, tungkai bawah dan kaki tidak terdapat luka, tidak terdapat hematom, tidak
terasa derik tulang, jaringan bawah kuku berwarna ungu kebiruan.
ANALISIS KASUS
• Punggung Tidak ada luka, tidak ada hematom, dan tidak terasa derik tulang
• Pantat Tidak ada luka, tidak ada hematom, dan tidak terasa derik tulang
• Dubur Tidak tampak keluar kotoran dari dubur

Pada pemeriksaan korban tidak didapatkan tanda – tanda kekerasan


KESIMPULAN
Mekanisme kematian pada korban dicurigai karena kesulitan
bernapas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dapat ditemukan
tanda-tanda asfiksia seperti pada kelopak mata dalam
terdapat tardieu’s spot, sianosis pada jaringan dibawah kuku,
sianosis bagian wajah. sebab kematian tidak diketahui karena
tidak dilakukan pemeriksaan dalam seperti permintaan
penyidik.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai