PT
Alasan mengapa pendidikan agama islam masih tetap ada di
dalam perguruan tinggi yaitu karena untuk memberikan
landasan pengembangan pada kepribadian mahasiswa agar
menjadi kaum intelektual yang senantiasa beriman dan
mengingat tuhan yang maha esa, memiliki budi pekerti yang
baik, dan juga mampu berpikir kritis dan bersikap rasional.
Sebagaimana firman Allah dalam surah al-baqarah ayat 152
Tafsir ayat ini Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ia bersabda:
“Allah berfirman: 'Aku tergantung persangkaan hamba
kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau
dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya
pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka
Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari
mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan
mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada
diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa.
Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan
mendatanginya dengan berlari".
• Begitu istimewah nya jika kita kita selalu mengingat Allah dengan salah satu nya
selalu mempelajari agama.
• Mata kuliah PAI di PT memiliki landasan ideologis, historis, sosial-budaya, psikologis,
dan yuridis /norma yang sangat kuat.Bagaimanakah PAI diajarkan di PT? Pendapat
pertama menyatakan,pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan substansi.
Mahasiswa harus dibekalidengan sebanyak-banyaknya materi PAI. Dosen PAI harus
menyuguhkan materipembelajaran agama secara luas dan mendalam. Pendapat
kedua menyatakan,pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan proses. Dosen PAI
cukupmenyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan inti saja.
Adapunpengembangannya diserahkan untuk digali oleh mahasiswa. Oleh karena
itu,yang terpenting bagi dosen PAI adalah memberikan keterampilan
kepadamahasiswa tentang cara-cara atau pendekatan yang paling tepat
untukmemahami dan mengimplementasikan ajaran agama, sedangkan
mahasiswasecara aktif menggali dan membangun kemungkinan metodologik yang
dapatmereka gunakan agar pemahaman dan pengamalan keislaman mereka
semakinbaik.
BAGAIMANA MANUSIA BERTUHAN
Iman memiliki arti ketentraman dan kedamaian kalbu yang dari kata
itu bisa muncul kata al-amanah (amanah: dapat dipercaya). Yang
dimaksud keimanan seseorang terhadap sesuatu adalah jika dalam
hati orang tersebut telah tertanam kepercayaan dan keyakinan
tentang sesuatu dan sejak saat itu ia tidak khawatir lagi terhadap
menyelusupnya kepercayaan lain yang bertentangan dengan
kepercayaannya. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya
tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Beriman kepada
Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya, sebagai
firman Allah:
• Artinya:
• “Wahai orang-oran yang beriman. Tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasulnya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan
kepada Rasulnya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang
itu telah tersesat sangat jauh.”(Q.S An Nisa : 136)
• Islam yang dimaksud dalam hal ini adalah rukun islam,
yaitu lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai
pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan
dasar dari kehidupan Muslim.
• Lima rukun islam:
• 1. Mengucapkan dua kalimat syahadat
• 2. Mendirikan Shalat
• 3. Berpuasa di bulan Ramadhan
• 4. Membayar Zakat
• 5. Pergi Haji (jika mampu)
• Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat
baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya
kebaikan. Allah swt. berfirman. “Jika kamu berbuat baik, (berarti)
kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (QS Al-Isra’: 7). Dan irfman
Allah : “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah
berbuat baik terhadapmu….” (QS. Al-Qashash: 77).
• Insan kamil pada umumnya diartikan sebagai manusia yang
sempurna baik dari segi wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan
dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan manifestasi sempurna
dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-nama dan sifat
Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi pengetahuannya
ialah karena dia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi, yakni
menyadari kesatuan esensinya dengan Tuhan, yang disebut makrifat.
Jika manusia sudah mahami arti iman dan juga
beriman dengan benar, juga menjalani Islam
dan rukun-rukunnya dengan istiqamah. Maka
akan lebih mudah bagi mereka untuk
memahami makna ihsan, manusia akan
mencapai derajat ihsan dengan meningkatkan
terus kualitas iman dan Islam dalam dirinya,
dengan begitu menjadi insan kamil bukanlah
hal yang mustahil baginya.
Bagaimana membangun paradigma Qur'ani