GANGGUAN DEPRESI
P EN DA H ULU A N
Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan dengan penyakit organik. Depresi
akan sulit di diagnosis jika depresi ditemukan bersamaan dengan penyakit lain.
Banyak gangguan medis dan neurologis serta agen farmakologis dapat menghasilkan
gejala depresi. Biasanya pasien datang dengan gangguan depresi pertama kali pergi ke dokter
umum dengan keluhan somatik, mereka mengeluh gangguan sistem endokrin, gangguan
infeksi dan peradangan, serta penyakit medis lain seperti kanker dan penyakit
kardiopulmonal.
Baik depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain harus
diobati dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat mempengaruhi dan memperburuk
penyakit organik yang sudah ada. Pemilihan obat anti depresan yang tepat sangat
diperlukan
agar mendapatkan efek terapi yang optimal dan menghindari efek samping yang
mungkin timbul.
DEFINI SI
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi
manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola
tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak
berdaya dan gagasan bunuh diri.
Depresi adalah penyakit yang menyerang "keseluruhan hidup seseorang", meliputi
seluruh tubuh, suasana perasaan dan pikiran. ia juga mempengaruhi pola makan dan tidur.
Gangguan ini tidak sama dengan seorang yang dalam keadaan kelelahan atau malas. Seorang
yang mengalami gangguan depresi tidak dapat "menguasai diri" dan keadaaannya untuk dapat
kembali pada keadaannya seperti semula. Tanpa penanganan yang baik maka gejala-gejala
tersebut mengakibatkan terganggunya fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya
dari seseorang dan gejala tersebut berlangsungnya jadi lebih lama. Penatalaksanaan yang
sesuai dapat menolong seseorang yang mengalami depresi untuk epat kembali seperti
semula lebih baik. Definisi gangguan depresi adalah gangguan mental yang dikarakteristikan
dengan rasa sedih yang dalam dan berkepanjangan. Penderita hilang minat !interest pada
EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan pre#alensi
seumur hidup kira-kira $% & dan kemungkinan sekitar ' ( & - ' % & terjadi pada ) a n i t a dan
$ ( & - $ ' & pada laki-laki.
Terlepas dari kultur atau negara, pre#alensi gangguan depresi berat dua kali lebih
besar pada ) a n i t a dibandingkan laki-laki. *ata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat
kira-kira + ( tahun, %( & dari semua pasien mempunyai onset antara ' ( dan %( tahun.
Beberapa data epidemiologi baru-baru ini menyatakan b a h ) a insidensi gangguan
depresi berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari ' ( tahun. ika
Pada umumnya gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang tua yang tidak
memiliki hubungan interpersonal yang erat atau berpisah.
ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor
d i b a ) a h ini berperan
F a k t o r Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis b a h ) a gangguan depresi
berat adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik !norepineprin dan
serotonin. Penurunan serotonin dapat menetuskan depresi dan pada beberapa pasien yang
bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam airan serebrospinal yang
rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit.
/a kt o r neurokimia)i lain seperti adenylate cyclase, phospotidylinositol dan regulasi
kalsium mungkin juga memiliki rele#ansi penyebab. 0elainan pada neuroendokrin utama
yang menarik perhatian dalam adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan.
Fa kto r Genetika
Data genetik menyatakan b a h ) a sanak saudara derajat pertama dari penderita
gangguan depresi berat kemungkinan ' sampai 4 kali lebih besar daripada sanak saudara
F a k t o r Psikososial
Peristi)a kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama
direplikasi b a h ) a pe risti)a kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah
PATO F I S I O L O G I
Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik.
1eurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. 0onduksi impuls dapat
terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di elah sinaps atau
adanya gangguan sensiti#itas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post sinaps sistem
saraf pusat.
Pada depresi telah di identifikasi ' sub tipe reseptor utama serotonin yaitu reseptor
%2T56 dan % 2 T ' 6 . 0 e d u a reseptor inilah yang terlibat dalam mekanisme biokimia)i
yang belakangan ini dibuktikan dengan pemberian anti depresan golongan S S * 9 !Seleti#e
Serotonin *e-uptake 9nhaner yang justru memperepat re-uptake serotonin dan bukan
menghambat. Dengan demikian maka turn o#er dari serotonin menjadi lebih epat dan sistem
neurotransmisi menjadi lebih stabil yang pada gilirannya memperbaiki gejala-gejala depresi.
8 e ka ni s m e biokimia)i yang sudah diketahui tersebut menjadi dasar penggunaan dan
pengembangan obat-obat anti depresan.
G A M B A R A N K LI N I S
4
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah !rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit
saja dan menurunnya akti#itas merupakan tiga gejala utama depresi.
Gejala lainnya dapat berupa
a 0onsentrasi dan perhatian berkurang
DIAGNOSIS
Seperti pada DS8-555-*, D S 8 - 5 : menuliskan kriteria diagnostik untuk gangguan depresi
berat dengan gejala psikotik seara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis
berhubungan dengan depresi. Dan juga menuliskan deskriptor keparahan untuk episode
depresif berat.
6 d a n y a gejala psikotik dalam gangguan depresi berat menerminkan penyakit yang parah
dan merupakan indikator prognostik yang buruk. /aktor berikut ini telah dihubungkan dengan
prognosis yang buruk durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara gangguan mood
dan gejala psikotik, dan r i ) a y a t penyesuaian sosial pramorbid yang buruk. Pasien dengan
gangguan depresi berat dengan gejala psikotik hampir selalu memerlukan obat antipsikotik
disamping antidepresan atau mungkin memerlukan terapi elektrokon#ulsif !9;T untuk
mendapatkan perbaikan klinis.
Berikut kriteria diagnosis gangguan depresi berat yang disertai gejala psikotik menurut D S 8 -
5:
K R I T E R I A DI AGNOSIS G A N G G U A N D E P R E S I B E R AT M E N U R U T D S M I V
5
A. Adanya 5 atau lebih gejala-gejala berikut yang telah berlangsung dalam 2
minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya.
Sekurangnya satu dari gejala dimana salah satunya adalah mood depresif
atau kehilangan minat atau rasa senang.
Catatan : jangan memasukan gejala-gejala yang jelas karena kondisi medis
umum atau waham dan atau halusinasi tidak serasi mood.
1. sebagaimana
Mood depresi berlangsung
dikeluhkan sepanjang
secara hari(merasa
subjektif pada hampir
sedih setiap hari
atau hampa) atau
pengamatan yang dilakukan orang lain (misalnya terlihat sedih).Catatan: pada
anak dan remaja dapat berupa mood yang mudah tersinggung.
2. Kehilangan minat atau kesenangan yang nyata pada semua atau hampir
semua aktifitas sepanjang hari hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan
oleh keterangan subjektif atau pengamatan yang dilakukan orang lain).
3. Penurunan berat badan yang bermakna tanpa diet atau peningkatan berat
badan ( perubahan berat badan lebih dari 5% dalam satu bulan) atau
peningkatan atau penurunan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan: pada
anak terjadi kegagalan mencapai berat badan yang diharapkan.
4. Insomnia atau hipersomnia pada hampir setiap harinya.
5. agitasi atau retardasi psikomotor pada hampir tiap hari (dapat dilihat oleh
orang lain, tidak semata-mata perasaan subjektif adanya kegelisahan atau
menjadi lamban).
6. kelelahan atau kehilangan tenaga pada hampir setiap harinya.
7. perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan atau tidak tepat
(mungkin bersifat waham) pada hampir setiap harinya (tidak semata-mata
mencela diri sendiri atau menyalahkan karena sakit).
8. Kehilangan kemampuan berpikir atau memusatkan perhatian atau
membuat
keputusan pada hampir setiap harinya (baik oleh keterangan subjektif atau
menurut pengamatan orang lain).
9. pikiran yang berulang tentang kematian ( bukan hanya perasaan takut
mati),
bunuh diri tanpa perencanaan atau usaha bunuh diri atau adanya rencana
spesifik mengakhiri hidup.
B. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria untuk episode campuran.
C. Gejala-gejala menyebabkab penderitaaan yang bermakna klinis atau
hambatan sosial,pekerjaan atau fungsi penting kehidupan lainnya.
D. Gejala-gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari
zat
(medikasi,penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum (misalnya hipotiroid).
E. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh dukacita (misalnya kematian
seseorang yg dicintai), atau menetap lebih dari 2 bulan, atau ditandai oleh
gangguan
KRITERIA U N TU K P E N E N T U KEPARAHAN PSIKOTIK REMISI U NT UK
fungsional yang jelas, preokupasi morbid dengan rasa tidak berharga,ide bunuh
diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.
6
E P I S O D E D E P R E S I B E R AT M E N U R U T D S M IV
R i n g a n ! Beberapa, jika ada, gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat
diagnosis dan gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau
dalam akti#itas sosial yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.
Se"a ng ! Gejala atau gangguan fungsional berada diantara <ringan= dan <parah=
P a r a # t a n $ a %iri $sikotik ! Beberapa gejala adalah melebihi dari yang diperlukan untuk
membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas mengganggu fungsi pekerjaan atau akti#itas
sosial yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.
De ng a n %iri $sikotik ! > a h a m atau halusinasi. ika mungkin sebutkan apakah iri psikotik
adalah sejalan dengan mood atau tidak sejalan dengan mood.
&iri $sikotik s e ' a l a n " e n g a n ( o o " ! > a h a m atau halusinasi yang isi keseluruhannya
adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa
bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima.
&iri $sikotik ) a n g t i " a k s e 'a l an " e n g a n ( o o " ! > a h a m atau halusinasi yang isinya
tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadim rasa bersalah,
penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. Termasuk disini adalah
gejala tertentu seperti ) a h a m kejar !tidak seara langsung berhubungan dengan tema
depresif, sisip pikiranm siar pikiran, ) a h a m dikendalikan.
PENATALAKSANA AN
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya gejala depresi
dan besarnya kemungkinan bunuh diri. 2 a l ini ditanyakan dengan bijkasana dan penderita
sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-pikiran bunuh diri kepada orang yang
memahami masalahnya, tetapi pada beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan
keinginan bunuh dirinya kepada pemeriksa karena takut di egah. Bila sering terdapat
pikiran-pikiran atau ranangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dira )a t di rumah sakit
dengan pemberian terapi elektrokon#ulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti peraya b a h ) a kombinasi psikoterapi dan
farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat. Tiga
jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku,
telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan depresi berat.
7
Electro Convulsive Therapy (ECT)
9 ; T adalah terapi dengan mele)atkan arus listrik ke otak. 8 e t o d e terapi semaam ini
sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko bunuh diri yang besar dan
respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik. Pada penderita dengan risiko bunuh diri,
9 ; T menjadi sangat penting karena 9 ; T akan menurunkan risiko bunuh diri dan dengan
•
? s i a ya n g masih terlalu m u d a ! ku r ang dari $% tahun
•
8 a s i h sekolah atau kuliah
•
8 e m p u n y a i r i ) a y a t kejang
•
Psikosis kronik
•
0 o n d i s i fisik kur ang baik
•
> a n i t a hamil dan m en y us ui
Psikoterapi
Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi
keluhan-keluhan dan menegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku
maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional antar terapis
dengan penderita. Psikoterapi pada penderita gangguan depresif dapat diberikan seara
indi#idu, kelompok, atau pasangan disesuaikan dengan gangguan psikologik yang
mendasarinya. Psikoterapi dilakukan dengan memberikan kehangatan, empati, pengertian dan
optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi
8
oleh penilaian dari dokter atau penderitanya.
Te r a $ i F a r ( a k o l o g i
Saat merenanakan inter#ensi pengobatan, penting untuk menekankan kepada penderita
b a h ) a ada beberapa fase pengobatan sesuai dengan perjalanan gangguan depresif
•
/ a s e akut bertujuan un tu k m ered ak an gejala
•
/ a s e kelanjutan untuk menegah relaps
•
/ a s e pemeliharaan@rumatan untuk menegah rekuren
Penggolongan Antidepresan
,- Anti" e $r e sa n Klasik .Trisiklik / Tetrasiklik0
M e k a n i s ( e k e r ' a 7batAobat ini menghambat resorpsi dari serotonin
dan noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
E1ek s a ( $ i n g
•
9 f e k jantung d a pa t m e ni m b ulk a n g a ng g ua n pe n er u s an impuls jantung
•
9 f e k anti kolinergik akibat blokade reseptor muskarin den gan m e n im b ul ka n
antara lain mulut kering, obstipasi, retensi urin, tahyardia, serta gangguan
potensi dan akomodasi, keringat berlebihan.
•
Sedasi
•
2 i p o t e n s i ortostatis d a n p u s i n g serta m u d a h jatuh m e r u p a k a n a k ib at e f e k
•
9 f e k antiserotonin akibat b lo kade reseptor %2T postsinaptis de n ga n
•
G e jal a penarikan p a d a penghentian terapi dengan m e n d a d a k d a pa t timbul antara
lain gangguan lambung-usus, agitasi, sukar tidur, serta nyeri kepala dan otot.
7bat-obat yang termasuk antidepresan klasik
a0 I(i$ra(in
Dosis l a 2 i ( '%-%( mg 4C sehari bila perlu dinaikkan sampai maksimum ' % ( -
4 ( ( mg sehari.
9
K o n t r a In"ikas i 5nfark miokard akut
Interaksi O +a t anti hipertensi, obat simpatomimetik, alkohol, obat penekan
SSP P e r # a t i a n ! kombinasi dengan 8 6 7 , gangguan kardio#askular, hipotensi,
gangguan untuk mengemudi, ibu hamil dan menyusui.
+0 K l o ( i $ r a ( i n
Dosis l a 2 i ( $ ( mg dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum dosis ' %
( mg
sehari.
K o n t r a In" ikas i 5nfark miokard, pemberian bersamaan dengan 8 6 7 ,
gagal
jantung, kerusakan hati yang berat, glaukoma sudut sempit.
Interaksi O + a t dapat menurunkan efek antihipertensi penghambat neuro
adrenergik, dapat meningkatkan efek kardio#askular dari noradrenalin atau
adrenalin, meningkatkan akti#itas dari obat penekan SSP, alkohol.
P e r #a ti a n ! terapi bersama dengan preparat tiroid, konstipasi kronik, kombinasi
dengan beberapa obat antihipertensi, simpatomimetik, penekan SSP, anti
kolinergik, penghambat reseptor serotonin selektif, antikoagulan, simetidin.
•
S S * 5 ! Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor 7 b a t - o b a t ini m e ng h am b at
•
1 a S 6 ! Noradrenalin a n d Serotonin Antidepressants
7 b a t - o b a t ini tidak
•
9 f e k seretogenik b e r u p a m u a l , m u nt ah , m al ais e u m u m , n y er i kepala, gangguan
•
S i n d r o m a serotonin b e r u p a antar a lain k eg e lis ah a n, d e m a m , d a n m e ng g ig il,
•
9 f e k antikolinergik, antiadrenergik, dan efek jantung sangat ku r ang atau sam a
7- An t i" e $r e s a n M A O
dan serotoninergik.
Far(akokinetik
6bsorpsi@distribusi A 5nformasi mengenai farmakokinetik 8 6 7 5 terbatas. 8 6 7 5
tampaknya terabsorpsi baik setelah pemberian oral. 0a dar punak tranilsipromin dan
fenelin menapai kadar punaknya masing-masing dalam ' dan 4 jam. Tetapi,
inhibisi 8 6 7 maksimal terjadi dalam % sampai $ ( hari.
8etabolisme@ekskresi A metabolisme 8 6 7 5 dari kelompok hidrain !fenelin,
isokarboksaid diperkirakan menghasilkan metabolit aktif. 5nakti#asi terjadi terutama
melalui asetilasi. 9fek klinik fenelin dapat berlanjut sampai ' minggu setelah
!eksogen dan pada beberapa penderita yang tidak berespon terhadap terapi
antidpresif lainnya. 8 6 7 5 jarang dipakai sebagai obat pilihan.
Peringatan
pada bunuh diri ! suicidality dalam studi jangka pendek pada anak-anak dan d e ) a s a
yang menderita gangguan depresif mayor serta gangguan psikiatrik lainnya.
"risis hipertensi# reaksi paling serius melibatkan perubahan tekanan darah
tidak dianjurkan untuk menggunakan 8 6 7 5 pada penderita lanjut usia atau
berkondisi lemah atau mengalami hipertensi, penyakit kardio#askular
atau serebro#askular, atau pemberian bersama obat-obatan atau makanan
tertentu.
14
0arakteristik gejala krisis dapat berupa sakit kepala pada daerah oksipital !belakang
yang dapat menjalar ke daerah frontal !depan, palpitasi !tidak beraturannya pulsa
jantung, kekakuan@sakit leher, nausea, muntah, berkeringat !terkadang bersama
demam atau kulit yang dingin, dilatasi pupil, fotofobia. Takhikardia atau bradikardia
dapat terjadi dan dapat menyertai sakit dada. Pendarahan intrakranial !terkadang fatal
telah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan tekanan darah paradoks. 2arus sering
diamati tekanan darah, tapi jangan bergantung sepenuhnya pada pembaaan tekanan
darah, melainkan penderita harus sering pula diamati. Bila krisis hipertensi terjadi,
hentikan segera penggunaan obat dan laksanakan terapi untuk menurunkan tekanan
darah.
angan menggunakan reserpin parenteral. Sakit kepala enderung mereda
sejalan dengan menurunnya tekanan darah. Berikan s e n y a ) a pemblok alfa adrenergik
seperti fentolamin % mg i.#. perlahan untuk menghindari efek hipotensif berlebihan.
Tangani demam dengan pendinginan eksternal.
$erin atan kepada penderita Peringatkan penderita agar tidak memakan
makanan yang kaya tiramin, dopamine, atau triptofan selama pemakaian dan dalam
Setelah penghentian fluoCetin, maka harus ada selang $ atau ' minggu
sebelum mulai menggunakan 8 6 7 5 . angan memberikan 8 6 7 5 bersama atau segera
setelah antidepresan trisiklik. 0ombinasi ini menyebabkan seiure, koma,
hipereksitabilitas, hipertermia, takhikardia, takhipnea, sakit kepala, midriasis,
kemerahan kulit, kebingungan, koagulasi intra#askular meluas, dan kematian. Beri
selang paling tidak $+ hari diantara penghentian 8 6 7 5 dan mulainya antidepresan
trisiklik.
PROGNOSIS
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan. 0eadaan ini
enderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien enderung mengalami relaps. Pasien
yang d i r a ) a t di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif memiliki
16
BAB II
KESIMPULAN
Gangguan depresi berat merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada
17
D A F TA R PU S TA KA
> i g u n a , 5 8 a d e . ' ( $ ( . %anuan Mood . Dalam "aplan & Sadock' Sinopsis $sikiatri. ilid
5. Tangerang Binarupa 6ksara.
8 5smail, 5ra)ati * dan Siste, 0ristiana. ' ( $ 4 . Gangguan Depresi Buku 6 j a r Psikiatri ?
5.
9disi kedua. akarta Badan Penerbit / 0 ? 5 .
18