2. DINA SURBAKTI ( 4183240001 ) 3. RAGIL NICHOLAS SITANGGANG (4181240006) PENGERTIAN PETA GEOLOGI Peta geologi merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi) dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut. Peta geologi dibedakan atas 2 penyajian :
1. Peta geologi sistematik adalah peta geologi yang
menyajikan data dasar geologi dengan nama dan nomor lembarnya mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK Penggantinya.
2. Peta geologi tematik adalah peta geologi yang
menyajikan data geologi untuk tujuan tertentu, misalnya peta geologi teknik, peta geologi kuarter. Seluruh wilayah daratan Indonesia tercakup dalam peta geologi sistematik dari berbagai skala sebagai berikut :
a. 1007 lembar peta geologi skala 1:100.000.
b. 198 lembar peta geologi skala 1:250.000.
c. 76 lembar peta geologi skala 1:500.000.
d. 16 lembar peta geologi skala 1:1.000.000.
e. 2 lembar peta geologi skala 1:2.000.000.
f. 1 lembar peta geologi skala 1:5.000.000.
PEMETAAN GEOLOGI Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan. Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna. PENYEBARAN BATUAN PADA PETA
Peta geologi dihasilkan dari pengamatan dan
pengukuran singkapan di lapangan yang kemudian di-plot pada peta dasar (peta topografi). Untuk dapat menggambarkan keadaan geologi pada suatu peta dasar, dipakai beberapa aturan teknis, antara lain untuk perbedaan jenis batuan dan struktur geologi digambarkan berupa garis. JURUS DAN KEMIRINGAN LAPISAN BATUAN
Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan
kedudukan perlapisan suatu batuan sedimen. Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan kemiringan sebagai besaran sudut . Secara geometris jurus dapat dinyatakan sebagai perpotongan antara bidang miring (perlapisan batuan) dengan bidang horisontal yang dinyatakan sebagai besaran sudut, diukur dari Utara atau Selatan. Kemiringan adalah besaran sudut vertikal yag dibentuk oleh bidang miring tersebut dengan bidang horizontal. Dalam hal ini diambil yang maksimum, yaitu pada arah yang tegak lurus jurus lapisan batuan. Pada gambar dibawah ini menunjukan kemiringan lapisan batuan, letak Direction of dip (Arah Kemiringan Lapisan Batuan), dan Angle of dip ( Besaran Kemiringan Lapisan Batuan). HUBUNGAN KEDUDUKAN LAPISAN DAN TOPOGRAFI
Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk
permukaan bumi. Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai dengan kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini dapat dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan batuan (dalam hal ini dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian yang sama. METODE PEMETAAN GEOLOGI DI PERMUKAAN 1. Metode Orientasi Lapangan Metode orientasi dilapangan dilakukan dengan cara melakukan pengukuran secara langsung pada singkapan atau objek pengamatan yang tersingkap di permukaan seperti pada puncak bukit yang telah terjadi pengikisan secara intensif. 2. Metode Lintasan Suatu metode pengamatan dilapangan dengan menggunakan lintasan sebagai alat bantu pengamatan untuk memperoleh variasi litologi daerah dengan cakupan yang luas dari daerah pemetaan, serta dimaksudkan untuk mengetahui arah kemenerusan lapian yang dapat dilakukan dengan metode lintasan terbuka maupun lintasan tertutup.
METODE PEMETAAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN
Pemetaan bawah permukaan dapat dilakukan
dengan melakukan pengumpulan data lubang bor atau sumur uji yang nantinya dapat menggambarkan keadaan geologi dan zona pemineralan pada suatu level tertentu. Informasi urutan batuan dapat diperoleh melalui serpihan batuan yang tertembus bor atau inti bor ataupun melalui penampang geofisika lubang bor. PENAMPANG GEOLOGI Peta geologi selalu dilengkapi dengan penampang geologi, yang merupakan gambaran bawah permukaan dari keadaan yang tertera pada peta geologi. Permukaan penampang dibuat sedemikian rupa sehingga akan mencakup hal-hal yang penting, misalnya; memotong seluruh satuan yang ada struktur geologi dan sebagainya. Untuk menggambarkan kedudukan lapisan pada penampang, dapat dilakukan penggambaran dengan bantuan garis lurus, yaitu dengan memproyeksikan titik perpotongan antara garis penampang dengan jurus lapisan pada ketinggian sebenarnya. Gambar dibawah ini menunjukan cara membuat penampang dengan bantuan garis jurus yaitu dengan menarik garis PQ sebagai garis penampang terhadap garis a,b,c,d,…h sebagai garis proyeksi jurus. MANFAAT PETA GEOLOGI Peta geologi sebagai peta yang menggambarkan sebaran berbagai jenis batuan dan struktur geologi dalam suatu peta dan merupakan sumber informasi geologi dari suatu wilayah akan bermanfaat bagi para perencana maupun pelaksana dalam bidang:
1. Keteknikan (Pembangunan Pondasi Bendungan, Jalan Raya, Daya Dukung
Lahan, Daerah Rawan Longsor, Daerah Rawan Banjir, dll)
2. Perencanaan Wilayah dan Kota (Perencanaan Tata Ruang)
3. Pertambangan (Potensi Bahan Galian Ekonomis)
4. Perminyakan (Potensi Sumberdaya Gas dan Minyakbumi)