Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN GANGGUAN


ASFIKSIA

Kelompok 12
1. Siti Mega Marsuli Handayani (1914401012)
2. Dina Kusuma Dewi (1914401026)
3. Desti Nopita (1914401039)
4. Nadila Carnelia (1924401040)
A.Pengertian
Asfiksia merupakan keadaan di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir
tidak dapt bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir
(Hidayat, 2005).

B. Etiologi
a) Penyebab asfiksia neonatorum dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor
ibu (Hipoksia ibu, Gangguan aliran darah fetusPrimi tua, ibu dengan diabetes
mellitus (DM)
b) Faktor plasenta: Abruptio plasenta, solutio plasenta
c) Faktor fetus: tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, meconium kental,
prematuritas, persalinan ganda.
d) Faktor lama persalinan: persalinan lama, persalinan dengan ekstraksi vakum,
kelainan letak, operasi caesar.
e) Faktor neonates (Anestesi/analgetik, Trauma lahir,Kelainan kongenital)
C.Tanda Dan
Enter Gejala Bayi Dengan Asfiksia Neonatorum
title
Perbedaan Asfiksia pallida Asfiksia livida
Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi rangsangan Negative Positif

Bunyi jantung Tak teratur Masih teratur


Prognosis Jelek Lebih baik

D. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah (Saifudin, 1991):
b) Analisa gas darah
c) Elektrolit darah
d) Gula darah
e) Baby gram (RO dada)
f) USG (kepala)
ASUHAN
Enter KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN ASFIKSIA
title
E. Pengkajian
Merupakan informasi yang dicatat mencakup Identitas orang tua, identitas bayi baru lahir, riwayat
persalinan, pemeriksaan fisik (Wildan dan Hidayat, 2008).
a) Data subjektif adalah informasi yang dicatat mencangkup identitas, kebutuhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis) (Wildan dan Hidayat, 2008).
1. Biodata
• Nama Bayi :-
• Tanggal lahir :-
• Jenis kelamin :-
• Nama orang tua : -
• Umur : Untuk mengetahui kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
• Pendidikan : Untuk mengetahui, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku
kesehatan seseorang
• Pekerjaan : untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai.
Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti,
bekerja dipabrik rokok, percetakan
 
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan pasien yang dirasakan saat pemeriksaan (romauli, 2011). Pasien dengan asfiksia memiliki
frekuensi jantung 100 kali/menit, tonus otot kurang baik, sianosis/pucat (Ridha, 2014).

3. Antenatal Care (ANC)


Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat ANC dan riwayat kehamilannya
(Wiknjosastro, 2009).

4. Penyuluhan
Apakah ibu sudah dapat penyuluhan tentang gizi, aktifitas selama hamil dan tanda-tanda bahaya kehamilan (Saifuddin,
2010).

5. Imunisasi tetanus tosoid (TT)


Untuk mengetahui sudah/belum, kapan dan berapa kali yang nantinya akan mempengaruhi kekebalan ibu dan bayi
terhadap penyakit tetanus (Wiknjosastro, 2009).

6. Kebiasaan Ibu
a. Pola nutrisi : Dikaji untuk mengetahui apa ibu hamil mengalami gangguan nutrisi atau tidak, pola nutrisi yang perlu
dikaji meliputi frekuensi, kualitas, keluhan, makanan pantangan.
b. Pola eliminasi : Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK dan BAB, berkaitan dengan obesitas atau tidak.
c. Pola istirahat : Untuk mengetahui hambatan ibu yang mungkin muncul jika didapat data yang senjang tentang
pemenuhan istirahat.
d. Personal hygiene : Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan, sangat penting agar tidak terkena infeksi.
e. Psikologi budaya : Untuk mengetahui apakah ibu ada pantang makanan dan kebiasaan selama hamil yang tidak
diperbolehkan dalam adat masyarakat setempat.
f. Perokok dan pemakaian obat-obatan& alkohol
b. Data obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, dan data penunjang (Wildan dan Hidayat, 2008).
Enter title
a. Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan APGAR pada menit pertama ke 5 dan 10
 
b. Pemeriksaan umum
Pemeriksa ukuran keseluruhan, kepala, badan, ekstremitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna kulit dan bibir tangis bayi.
Pemeriksaan tanda-tanda vital :
Laju nafas 40-60 kali per menit, periksa kesulitan bernapas.
Laju jantung 120-160 kali per menit.
Suhu normal 36,5oC.
 
c. Pemeriksaan fisik sistematis
1) Kepala : Pemeriksaan kepala, ubun-ubun (raba adanya cekungan atau cairan dalam ubun-ubun), sutura (pada perabaan sutura masih
terbuka), molase, periksa hubungan dalam letak dengan mata dan kepala. Ukur lingkar kepala dimulai dari lingkar skdipito sampai frontal.
2) Mata : Buka mata bayi dan lihat apakah ada tanda-tanda infeksi atau pus. Bersihkan kedua mata bayi dengan lidi kapas DTT. Berikan salf
mata kepala
3) Telinga : Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
4) Hidung dan mulut : Periksa bibir dan langitan sumbing, refleks hisap, dinilai saat bayi menyusui.
5) Leher : Periksa adanya pembesaran kelenjar thyroid.
6) Dada : Periksa bunyi nafas dan detak jantung. Lihat adakah tarikan dinding dada dan lihat puting susu (simetris atau tidak).
7) Abdomen : Palpasi perut apakah ada kelainan dan keadaan tali pusat.
8) Genetalia : Untuk laki-laki periksa apakah testis sudah turun kedalam skrotum. Untuk perempuan periksa labia mayor dan minor apakah
vagina berlubang dan uretra berlubang.
9) Punggung : Untuk mengetahui keadaan tulang belakang periksa reflek di punggung dengan cara menggoreskan jari kita di punggung bayi,
bayi akan mengikuti gerakan dari doresan jari kita.
10) Anus : periksa lubang anus bayi
11) Ekstermitas : Hitung jumlah jari tangan dan kaki bayi
12) Kulit : lihat warna kulit dan bibir serta tanda lahir
F. Diagnosis dan Intervensi
Diagnosis asfiksia neonatorum adalah:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya pernapasan
3. Resiko hipotermia d.d transfer panas
4. Resiko cidera d.d kegagalan mekanisme pertahanan tubuh

Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Bersihan jalan Bersihan jalan napas  Monitor pola napas


nafas tidak efektif meningkat dengan  Monitor bunyi napas
b.d sekresi yang Kriteria Hasil :  Posisikan semi-fowler / fowler
tertahan  Mengi menurun  Lakukan penghisapan lendir kurang
 Wheezing menurun dari 15detik
 Mekonium menurun  Berikan oksigen, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
 
Enter title

Pola nafas tidak efektif


  Pola nafas membaik dengan  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
b.d hambatan upaya Kriteria Hasil : upaya jalan napas
 
pernapasan  Dispnea menurun  Monitor pola napas
   Penggunaan otot bantu napas  Monitor adanya sumbatan jalan napas
menurun  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Frekuensi napas membaik  Auskultasi bunyi napas
 Kedalaman napas membaik  Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan
 Monitor suhu tubuh
Resiko Termoregulasi membaik dengan
Enter title  Identifikasi penyebab hipotermia
Kriteria Hasil :
hipotermia d.d  Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia

 Suhu tubuh menurun  Sediakan lingkungan yang hangat (mis. Atur suhu
transfer panas   ruangan, inkubator)
 Suhu kulit menurun  Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
   Lakukan penghangatan pasif/aktif

Resiko cidera d.d Tingkat cidera menurun dengan Kriteria  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan
cedera
kegagalan Hasil :
 Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera

mekanisme  Kejadian cedera menurun  Sediakan pencahayaan yang memadai


 Frekuensi napas membaik  Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan
pertahanan tubuh rawat
   Pastikan bel panggilan atau telpon mudah dijangkau
 Pastikan roda tempat tidur dalam kondisi terkunci
 Gunakan pengaman tempat tidur sesai dengan kebijakan
fasilitas pelayanan kesehatan
 Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik pribadi atau
alarm sensor pada tempat tidur
 Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat
mendampingi pasien
G. Evaluasi
Hari/tanggal No Dx Implementasi Evaluasi
1
Senin 18/01/2021  Monitor pola napas S: -
Pukul 09.00wib  Monitor bunyi napas O: klien tampak lemah, kesadaran Apatis,
 Posisikan semi-fowler / fowler menangis merintih,RR 66 x/menit, nadi
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15detik 145x/menit Suara nafas stridor Tampak
 Berikan oksigen, jika perlu sesak
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,  A: Masalah teratasi sebagian
mukolitik, jika perlu P: lanjutkan intervensi
 

2  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya jalan napas S:


11.45
 Monitor pola napas O: klien tampak lemah, menangis merintih,
 Monitor adanya sumbatan jalan napas RR 66 x/menit, nadi 145x/menit
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru Suara nafas stridor
 Auskultasi bunyi napas Tampak sesak
 Monitor saturasi oksigen  
 Monitor nilai AGD A: teratasi sebagian
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien P:intervensi dilanjutkan
 Dokumentasikan hasil pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan
3
12.30  Monitor suhu tubuh S:-
Enter title O: Tidak terdapat tanda
 Identifikasi penyebab hipotermia
hipotermiSuhu 37,4 C
 Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
  添加标题 Akral hangat
 Sediakan lingkungan yang hangat (mis. Atur
 
suhu ruangan, inkubator)
A: masalah teratasi
 Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
sebagian
 Lakukan penghangatan pasif/aktif P: Lanjutkan Intervensi

19/01/2021 1 S:-
 Monitor pola napas
Pukul 09.00 O: tidak ada suara tambahan
 Monitor bunyi napas RR : 44x/menit
HR : 136x/menit
 Posisikan semi-fowler / fowler
 
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
09.30 2 title 
Enter Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan S:-
upaya jalan napas O : tidak ada suara

   Monitor pola napas tambahan


 Monitor adanya sumbatan jalan napas RR : 44x/menit
 
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi

10.00 3  Monitor suhu tubuh S:-

 Monitor tanda dan gejala hipertermi O: Tidak ada tanda


hipotermi
 Sediakan lingkungan yang hangat (mis. Atur
Suhu 36,9 C
suhu ruangan, inkubator)
 
 Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
A: masalah teratasi
 Lakukan penghangatan pasif/aktif
P: hentikan intervensi
TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai