KODE ETIK BIDAN INDONESIA PERTAMA KALI DISUSUN PADA TAHUN 1986 DAN
DISYAHKAN DALAM KONGRES NASIONAL IBI X TAHUN 1988, SEDANG PETUNJUK
PELAKSANAANNYA DISYAHKAN DALAM RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) IBI 1991.
SEBAGAI PEDOMAN DALAM BERPERILAKU, KODE ETIK BIDAN INDONESIA
MENGANDUNG BEBERAPA KEKUATAN YANG SEMUANYA TERTUANG DALAM
MUKADIMAH, TUJUAN DAN BAB. KODE ETIK TERDIRI DARI 7 BAB DIBEDAKAN ATAS 7
BAGIAN.
Menurut kamus bahasa Indonesia(Poerwadarminta 1953)
Etika artinya ilmu pengetahuan ttg azas –azas akhlak (moral ) .
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (depdikbud,1988) etika mengandung
arti ;
1) ilmu ttg apa yg baik dan apa yg buruk ttg hak dan kewajiban moral.
2) Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dgn akhlak.
3) Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan atau masyarakat .
untuk Menginformasi
Memberi Menghubungk cara untuk memberi kan nilai dan
an nilai atau mengevalu umpan balik standar pada
panduan norma asi diri bagi rekan calon perawat
sejawat dan bidan
1.Menghargai otonomi
Tanggung
Jawab
Profesi
Peningkatan
Pengetahuan dan
Keterampilan
Penjelasan Kode Etik Kebidanan:
BAB I
Kewajiban Bidan terhadap klien dan Masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi untuk mengamalkan sumpah jabatannya dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya
2. Setiap bidan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
BAB II
Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat yang sesuai dengan kemampuan profesi
2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai wewenang dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi
dan/atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dipercayakan
kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien
BAB III
Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik tehadap
sejawatnya maupun tenaga kesehtaan lainnya
BAB IV
Kewajiban bidan terhadap Profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra profesinya
BAB V
Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan perkembangan teknologi.
BAB VI
Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa, dan Tanah Air
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
BAB VII
Penutup
4. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.
Kode Etik yang berhubungan dengan Pelayanan Kebidanan
Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu menyesuaikan dengan
keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi
a. Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri dan Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Mengacu pada Undang – Undang Nomor 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan Bab VI
tentang Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan dan berdasarkan hasil Kongres
IBI ke XV tanggal 10-16 November 2013 di Jakarta, Pengurus Pusat IBI membuat
suatu kebijakan untuk re-sertifikasi dilakukan melalui penilaian portopolio, yaitu
selama 5 (lima) tahun wajib mendapatkan sejumlah 25 (dua puluh lima) kredit
profesi, 2 (dua) kredit profesi diantaranya diperoleh melalui Midwifery Update yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi.
Penyimpangan Kode Etik Profesi Kebidanan
Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Baik
secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lainnya, bidan berkewajiban
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
1. Aspek Hukum => Dalam melakukan praktek kebidanan, seorang bidan berpedoman
pada KEPMENKES Nomor 1464/MENKES/S/VII/2010 Tentang Registrasi dan Praktik
Bidan.
2. Aspek Etika => ketentuan pokok bahwa peraturan yang dibuat tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya
3. Aspek Agama
Semua agama melarang tindakan yang bias mengancam nyawa manusia bahkan
membunuh, karena pada dasarnya semua makhluk hidup (manusia) ciptaan Tuhan
memiliki hak untuk hidup, meskipun masih berada dalam kandungan.
Peran Organisasi Profesi Terhadap Penyimpangan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Contohnya
penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.
Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung
dalam suatu organisasi atau ikatan profesi maka barulah ada jaminan bahwa profesi
tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang
melakukan pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakkan sanksi.
TERIMA KASIH