3) Usia lanjut yang beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
(usia ≥ 65 Tahun).
II. Perubahan Fisik Pada Lansia
Secara umum terjadi penurunan kekuatan dan kualitas, juga fungsi organ.
Penurunan ini bervariasi tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
1) Sel
Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, mengecilnya saraf panca
indra, kurang sensitive terhadap sentuhan, hubungan persyarafan menurun.
3) Sistem Penglihatan.
5) Sistem Respirasi
Menurunnya kekuatan otot pernafasan dan berkurangnya elastisitas Silia – silia paru,
ukuran alveoli melebar dan tekanan O2 pada arteri paru menurun menjadi 75 mm Hg
6) Sistem Endokerin
Produksi hormon menurun, aktivitas tiroid menurun, produksi aldosteron menurun, sekresi
hormon kelamin menurun.
7) Sistem Kardioveskular
1. MULTIPALOGI
- memiliki lebih dari satu penyakit pada saat yang sama dan biasanya
merupakan akumulasi penyakit degeneratif yang diderita selama bertahun-
tahun dan karena suatu kondisi tertentu mengakibatkan yang bersangkutan
harus dirawat dirumah sakit atau terpaksa terbaring dirumah (bedridden).
2. SIGN and SYMPTOM Biasanya Tidak Khas
Gejala yang acapkali muncul adalah hilang nafsu makan, kelemahan umum, apatis.
3. PERJALANAN FUNGSI ORGAN CENDERUNG MENURUN
Contoh : penurunan jumlah glomerulus ginjal harus menjadi pertimbangan
dalam pemberian obat-obatan. Terjadi
Penurunan status fungsional dan kognitif
Gangguan status gizi
Dehidrasi lebih sering terjadi
Fungsi silia dan refleks batuk yang menurun menyebabkan retensi sputum yang memudahkan
terjadi pneumonia.
Gangguan keseimbangan
Gangguan penglihatan, pendengaran
Konstipasi dan inkontinensia urin
Konstipasi dan inkoninensia urin
Hipertensi sistoliik karena kekakuan dan aterosklerosis
dll
IV. PENGELOLAHAN PASIEN LANSIA
Komponen pengelolaan meliputi
1) Anamnesis :
- Identitas pribadi dan orang terdekat (keluarga).
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit
2) Pemeriksaan :
- Tanda Vital
- Status fungsional dan kognitif
- Status gizi
- Pemeriksaan fisik regio / sistem
3) Pemeriksaan penunjang
4) Penatalaksanaan.
V. STATUS FUNGSIONAL
Adalah status / derajat kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
(Activity of Daily Living = ADL), yang meliputi bangun dari posisi berbaring, duduk,
berjalan, mandi, berkemih, berpakaian, bersolek, makan-minum, naik-turun tangga dan
buang air besar.
Biasanya pasien geriatri akan mengalami penurunan status fungsional ini dari mandiri
menjadi ketergantungan ringan, sedang atau sampai berat.
Penentuan status fungsional menggunakan Indeks ADL’s Barthel, seogyanya
mengikut sertakan keluarga, dilakukan beberapa kali untuk mengevaluasi kemajuan
atau kemunduran.
NO PERTANYAAN SKOR
SALAH BENAR
1 Umur berapa………..(tahun) 0 1
2 Waktu / jam berapa sekarang? 0 1
3 Alamat tempat tinggal 0 1
4 Tahun sekarang 0 1
5 Saat ini berada dimana? 0 1
6 Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat, dll) 0 1
7 Tahun kemerdekaan RI 0 1
Lanjutan
NO PERTANYAAN SKOR
SALAH BENAR
8 Nama Presiden RI 0 1
9 Tahun kelahiran pasien / anak 0 1
10 Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0 1
SKOR TOTAL
Penilaian : 0 – 3 = gangguan kognitif berat
4 – 7 = gangguan kognitif sedang
8 – 10 = normal
VII. ASPEK GIZI DAN NUTRISI PADA LANSIA
A. Perubahan akibat proses menua yang terkait aspek nutrisi antara lain :
1. Kehilangan gigi yang terutama akibat penyakit periodontal
2. Indra pengecap menurun:
atrofi indra pengecap (± 80%) sensitivitas rasa manis, asin, pahit
menurun.
3. Rasa lapar menurun akibat
- Asam lambung berkurang
- Motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun.
4. Peristaltik usus melemah konstipasi
5. Atrofi villi usus fungsi absorpsi
6. Liver mengecil fungsi menurun
7. Fungsi kelenjar pankreas menurun gangguan pengaturan gula darah
B. STATUS GIZI
Beberapa parameter perlu diukur yaitu :
1) Antropometrik, yang utama adalah yang terkait dengan BMI = IMT
- Rumus IMT = BB (kg)
TB2(m2)
- Nilai normal :
laki-laki = 18 – 25
perempuan = 17 – 23
- Pengukuran TB pada lansia perlu lebih cermat karena sering
mengalami penurunan TB yang disebabkan :
a. Komponen cairan tubuh berkurang diskusi inter vertebralis lebih pipih
b. Kifosis tegaknya tulang punggung berkurang
c. Osteoporosis terutama vertebrae mudah fraktur tinggi berkurang.
- Dianjurkan mengukur tinggi lutut (TL) untuk menentukan TB dengan
rumus ;
o TB pria = 59,01 + (2,08 x TL)
o TB wanita = 75,00 + (1,91 x TL) – (0,17 x U)
- TL dalam cm
- U = umur dalam tahun
o Penurunan TB akan meningkatkan IMT
2. Parameter lain adalah melakukan anamnesis makanan yang dikonsumsi sehari-hari untuk
memperkirakan kecukupan konsumsi KH, Lemak, Protein, serat dan cairan
3. Parameter laboratorium :
- Nilai Hb
- Albumin serum
C. Masalah Gizi Pada LANSIA
Mirip dengan masalah gizi pada balita dan ibu hamil :
1. Gizi Lebih
2. Gizi Kurang
3. Defisiensi Vitamin / Mineral
1. Gizi Lebih
kebiasaan banyak makan pada usia muda mennyebabkan BB berlebih / obesitas dan pada
waktu LANSIA aktivitas berkurang penggunaan kalori berkurang cenderung obes
berisiko terhadap berbagai penyakit.
• Hipertensi
• DM
• Hiperlipidemia
• Aterosklerosis PJK
2. Gizi Kurang
• Masalah sosial ekonomi dan gangguan berbagai penyakit konsumsi zat gizi berkurang gizi
berkurang.
• Imunitas terhadap penyakit infeksi menurun memperburuk status gizi
3. Defiensi vitamin / mineral
• Kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur ditambah kurang protein
• Manifestasi klinik lemah, lesu, tidak bersemangat, kulit kering, dll.
a. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H – Posyandu) yaitu berupa tugas- tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan
baik.
b. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.
c. Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas- tugas
setelah hari Posyandu.
2. Tugas-tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
a. Tugas-tugas kader Posyandu pada H – atau pada saat persiapan hari
Posyandu, meliputi :
1. Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stateskop,
KMS, alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan
dan lain-lain.
2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu
para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan
pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk
datang ke Posyandu
3. Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu
menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan
meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka
Posyandu.
4. Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas di antara kader
Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan.
b. Tugas-tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja,
meliputi :
1. Meja 1: Pendaftaran
2. Meja 2:
4. Meja 4: Penyuluhan:
a. Evaluasi struktur
- Menyiapkan pre planning
- Waktu pelaksanaan posyandu lansia telah disepakati dan ditetapkan
- Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
- Telah terbentuk panitia penyelenggara
- Surat undangan telah dibuat
b. Evaluasi proses
- Jumlah peserta sesuai data jumlah lansia
- Peserta aktif mengikuti kelangsungan acara
- Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
- Acara dapat berjalan sesuai rencana
c. Evaluasi Hasil
- Peserta posyandu lansia mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan
usaha untuk meningkatkan status kesehatannya.
- 50% jumlah undangan hadir dalam kegiatan posyandu
- 90% tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
REFRENSI
Hartono, A (2012) : Geriatri dalam praktek sehari-hari. Binarupa Aksara, Jakarta.
Nugroho, Wahyudi (2006) : Keperawatan Gerontik dan Geriatrik;
Penerbit EGC, Jakarta.
Sediaoetama, AD (2000) : Ilmu Gizi, jilid I, cetakan IV. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
Soejono, C.H dkk (2000) : Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Pusat
Informasi dan Penerbitan FK-UI, Jakarta.