Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PAGI KAMIS, 25

FEBRUARI
2021
SISIRAN 24/2/2021
SISIRAN 24/2/2021
SISIRAN 24/2/2021
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. C

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Usia : 8 tahun

 Anak ke :1

 BB : 30 kg
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Demam sejak 7 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan: mual sejak 7 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang bersama dengan orang tuanya ke IGD RSUD Kota bekasi pada tanggal 23 Febuari 2021
dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu, demam yang dirasakan pasien terus menerus tanpa
disertai menggigil ataupun kejang. Pasien dan keluarganya tidak mengetahui awal sebabnya demam ini
terjadi. Ibu pasien mengatakan awalnya anak ini hanya mengeluh tidak enak menelan lalu diobatin dari
satu klinik ke klinik yang lainnya. Selain demam, pasien ini mengeluhkan mual dan muntah, mual dan
muntah ini dirasakan setiap kali makan, pasien juga beberapa kali memuntahkan makanan yang
barusan saja ia makan. Pasien bersama orang tuanya sudah diberikan pengobatan tetapi tak kunjung
ada perbaikan sehingga keluarga pasien membawa pasien ini berobat ke RSUD Bekasi. Tidak terdapat
adanya keluhan lainnya baik lokal ataupun sistemik sepertu batuk, sesak nafas, nyeri dada, bab dan bak
dalam batas normal begitu juga dengan ekstremitas atas dan bawah dalam bata normal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - Jantung -

Cacingan - Diare - Ginjal -

DBD - Kejang - Darah -

Thypoid - Maag - Radang paru -

Otitis - Varicela - Tuberkulosis -

Parotis - Asma - Morbili -


RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA
Keluarga pasien mengaku belum pernah mengalami
keluhan yang sama dan kedua orang tua. Di
lingkungan sekitar juga tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama.
RIWAYAT KEHAMILAN
DAN KELAHIRAN Tempat lahir : Rumah sakit
Penolong persalinan: dokter spesialis
Cara persalinan : section caesarea
Penyulit :-
Masa gestasi : 27 minggu
Berat badan lahir : 1300gram
Panjang badan : 48 cm
Langsung menangis/tidak langsung
menangis
Nilai APGAR : 8/9
Anus (+)
Kelainan bawaan :-
RIWAYA
T
KEHAM
ILAN Morbiditas Kehamilan -
Perawatan Antenatal Ibu pasien rutin kontrol ke Puskesmas
Kehamilan
selama masa kehamilan. Rutin
konsumsi tablet besi dan vitamin
Tempat Kelahiran Di Puskesmas
Penolong Kelahiran Bidan
Cara Persalinan Normal
Kelahiran Masa Gestasi 38 minggu
Keadaan Bayi Ayah pasien tidak ingat BBL dan PB
RIWAYAT
IMUNISASI
Vaksin Umur
0 bulan 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 9 bulan 18
bulan

BCG v v v - - -
DPT - v v - - -
Polio v v - -
Campak - - - - v -

Hepatitis V - v v - - -
B

Riwayat imunisasi dasar lengkap


PEMERIKSA
AN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Frekuensi Nadi : 89 x/menit
Frekuensi Napas : 18 x/menit
Suhu Tubuh : 36,4 C

Data Antopometri
Berat Badan : 30 kg
Tinggi badan : 133 cm
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS

Kepala dan Leher


o Kepala : normocephali, pertumbuhan rambut merata, tidak mudah dicabut
o Wajah : warna kulit sama dengan sekitar
o Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
o Hidung : hiperemis (-), concha eutrofi/eutrofi, nyeri tekan tragus (-)
o Telinga : liang telinga lapang, membrane timpani intak
o Mulut : Lidah kotor (+)
o Tenggorokan: tonsil T1/T1 , mukosa hiperemis (-)
o Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS
Thoraks
o Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
o Palpasi : vocal fremitus simestris, pergerakan dinding dada simteris,
o Perkusi : sonor-sonor
o Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, bunyi ronki -/-, bunyi wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas kanan dan kiri jantung dalam batas normal (tidak dilakukan)
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, gallop (-) murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
GENERALIS
Abdomen :
Inspeksi: perut tampak mendatar
Auskultasi: bising usus 4x/menit
Perkusi: Timpani, nyeri ketok (+)
Palpasi: nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri lepas (-), defense muscular (-), hepatomegali
2 BAC

Ekstremitas
Superior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik, petechie +
Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT<2detik, petechie +
HASIL LAB
23/02/2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Leukosit 6,3 Ribu/uL 5 - 10
Hemoglobin 12 g/Dl 11 – 14.5
Hematokrit 34 % 37 – 47
Trombosit 52 Ribu/Ul 150 – 400

Kimia Klinik
Gula darah sewaktu 110 Mg/dl 60-110
Natrium 124 Mmol/L 135-145
Kalium 3,5 Mmol/L 3.5-5.0
Clorida 88 Mmol/L 94-111
DIAGNOSIS KERJA

Dengue Hemorrhagic Fever


PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Rontgen thorax
2. Pemeriksaan darah tepi (H2TL) setiap 6-12 jam
3. NS-1
4. IgG dan IgM dengue
5. Faal hemostasis
PENATALAKSAN
AAN
•Pro rawat inap
•Observasi KU dan TTV
•IVFD : RL 20 tpm
•Parasetamol 3x300
•Fenitoin loading 400mg
•Phenitoin maintenance 2x60mh
•Dexamethason 3x4mg
•Sibital 2x50mg
•Asam Valproat 2X5ML
DEFINISI
Demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue
haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot,
dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diatesis hemoragik
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh, sementara sindrom syok dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh syok
EPIDEMIOLOGI
WHO, 2020
Jumlah kasus demam dengue meningkat > 8 kali lipat selama 2 dekade terakhir, pada tahun 2000 sebesar
505.430 kasus menjadi > 2,4 juta pada tahun 2010 dan 4,2 juta pada tahun 2019, dimana angka kematian dari
tahun 2000-2015 juga meningkat dari 960 menjadi 4032 kasus

Riskesdas 2017,
Jumlah kasus DBD di Indonesia terus meningkat dari tahun 1968-2016 sebesar 58 kasus menjadi 204.171
kasus, namun menurun pada tahun 2017 menjadi 68.407 kasus, sama halnya dengan angka kematian pada
tahun 2016 sebanyak 1.598 kasus dan menurun pada tahun 2017 sebesar 493 kasus
Di Indonesia, IR = 26,12 per 100.000 penduduk dan CFR = 0,72 per 100.000 penduduk dimana mengalami
penurunan dari tahun 2016
KLASIFIKASI INFEKSI
VIRUS DENGUE
MENURUT WHO 2011
ETIOLOGI

Virus
DENV-1, DENV-2,
DENV-3, DENV-4

Vektor
Aedes aegypti Host
dan Manusia
Aedes albopictus
PATOGENESIS

Antibody-dependent enhancement (ADE)

Secondary heterologous dengue infection


MANIFESTASI KLINIS
FASE PERJALANAN PENYAKIT
DIAGNOSIS
 2. Pemeriksaan fisik
1. Anamnesis − Keadaan umum
−Demam tinggi mendadak, berlangsung terus − TTV : Suhu 39-40, nadi, frekuensi pernafasan,
menerus selama 2-7 hari, kadang bifasik, tekanan darah
disertai gejala konstitusional yang tidak
spesifik seperti, nyeri kepala, mialgia, − Kepala – leher : wajah kemerahan, konjungtiva
atralgia, nyeri retroorbital, wajah kemerahan, hiperemis, faring hiperemis, perdarahan gusi,
lesu, nafsu makan menurun, anoreksia limfadenopati
−Manifestasi perdarahan : petekie, epitaksis, − Kulit : ruam makulopapular, ruam konvalesens,
perdarahan gusi, perdarahan ringan pada ptekie spontan di daerah ekstremintas, aksila, muka
saluran cerna, hematuria dan palatum mole, uji tourniquet positif
−Ruam makulopapular − Thoraks : efusi pleura
− Abdomen : hepatomegali 2-4 cm di bawa arkus
kosta, asites, nyeri subcostal atau nyeri abdomen
difus
3.  Pemeriksaan penunjang
− Faal hemostasis : PT, aPTT, fibrinogen, D-dimer pada
• Laboratorium
keadaan yang dicurigai perdarahan atau kelainan
− Pemeriksaan darah : leukopenia < 5000 sel/mm 3 , limfositosis pembekuan darah
relatif, trombositopenia < 100.000 sel/mm3, hemokonsentrasi
(hematokrit 20% ) − Protein/albumin : hipoalbuminemia, hipoproteinemia bila
− Isolasi virus : metode inokulasi pada nyamuk, kultur sel terjadi kebocoran plasma
nyamuk atau pada sel mamalia (vero cell LLCMK2 dan − Pemeriksaan serum biokimia hati : SGOT/SGPT dapat
BHK21) normal/meningkat
− Deteksi respons imun : uji hemaglutinasi inhibisi (HI), − Pemeriksaan faal ginjal : ureum, kreatinin
Complement fixation Test (CFT), uji neutralisasi, dan − Elektrolit sebagai parameter pemberian cairan
pemeriksaan serologi IgM dan IgG
Pemeriksaan serologi IgM dan IgG anti dengue dapat − Golongan darah, bila dibutuhkan transfusi
terdeteksi pada hari sakit kelima dan tidak terdeteksi setelah darah/komponen darah
90 hari, IgG anti dengue pada infeksi primer muncul lebih • Radiologis
lambat dibandingkan IgM, namun pada infeksi sekunder
lebih cepat • Pemeriksaan foto thoraks : dilatasi pembuluh darah paru
terutama daerah hilus kanan, hemithoraks kanan lebih
− Deteksi asam nukleat virus : RT-PCR
radio opak dibandingkan kiri, diafragma kanan lebih
− Deteksi antigen virus : pemeriksaan NS-1, antigen NS-1 dapat tinggi dari kiri, efusi pleura
terdeteksi sejalan dengan viremia sejak hari pertama demam
dan menurun setelah hari kelima • USG : efusi pleura, asites, penebalan dinding vesica
urinaria
USG menunjukkan penebalan vesica urinaria, asites dan
cairan perineal

Metode diagnostik deteksi antigen dengue dan


pemeriksaan serologi anti dengue
Foto thorax PA menunjukkan gambaran efusi
pleura pada hemithorax kanan
KRITERIA DIAGNOSIS  2. Demam berdarah dengue
Demam disertai dengan dua atau lebih tanda dan gejala lain,
ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia :
1. Demam dengue a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
Demam ditambah dua atau lebih tanda dan gejala lain : menerus
a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, b. Manifestasi perdarahan
terus-menerus, bifasik c. Nyeri kepala, myalgia, artralgia, nyeri retroorbital
b. Manifestasi perdarahan baik spontan seperti d. Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah
petekie, purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan atau di sekitar rumah
gusi, hematemesis dan/atau melena; maupun
e. Hepatomegali
berupa uji tourniquet positif
f. Kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda :
c. Nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital
a. Hematokrit 20%
d. Dijumpai kasus DBD baik di lingkugan sekolah, b. Efusi pleura,asites
rumah atau di sekitar rumah
c. Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
e. Leukopenia < 4.000/mm3 g. Trombositopenia < 100.000/mm3
f. Trombositopenia < 100.000/mm3
3. Sindrom syok dengue
a. Memenuhi kriteria DBD
b. Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik (syok terkompensasi maupun dekompensasi)
− Syok terkompensasi : takikardia, takipnea, tekanan nadi < 20 mmHg, Capillary refill time (CRT) > 2 detik, kulit dingin, produksi
urin menurun, anak gelisah
− Syok dekompensasi : takikardia, hipotensi, nadi cepat dan lembut, pernapasan kusmaull atau hyperpnea, sianosis, kulit lembab dan
dingin, profound shock (nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur)

4. Expanded dengue syndrome


Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai syok maupun tidak, dengan manifestasi komplikasi
infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala :
− Kelebihan cairan
− Gangguan elektrolit
− Ensefalopati
− Ensefalitis
− Perdarahan berat
− Gagal ginjal akut
− Haemolytic uremic syndrome (HUS)
− Gangguan jantung : gangguan konduksi, miokarditis, pericarditis
− Infeksi ganda
DIAGNOSIS BANDING
• Leukimia akut
• Influenza DBD fase DBD fase
• Rubella, campak, • Keganasan lain
• Campak demam kritis
• Chikungunya • Demam skarlatina
• Meningokokus
Infeksi • Chikungunya
• Gastroenteritis akut • Akut abdomen
SSP • Reaksi obat
• Malaria • Apendisitis akut
• Infeksi
Leptospirosis • Kolesistitis akut
• Demam tifoid • Asidosis laktat
• Virus hepatitis • Diabetes
• Sepsis bakterialis ketoasidosis
• Syok septik • Sindrom Kawasaki
• Penyakit
Kejang Flu-like
demam
diare syndromes
• Ensefalitis Gambaran Keganas
• Infeksi enterik klinis lain an
Eksante • Rotavirus
ma akut
TATALAKSA
NA
PENCEGAHAN

Kontrol vektor Proteksi diri


Kerja bakti untuk mengurangi Penggunaan kawat nyamuk atau
tempat pembiakan kelambu di ruangan tidak ber-AC
Kontrol larva dengan abatisasi Menggunakan baju lengan Vaksinasi
selektif dengan butir-butir abate panjang dan memakai lotion anti Dengvaxia® (CYD-
sand granule (SG) 1 % pada nyamuk yang mengandung TDV), vaksin tetravalen
tempat penyimpanan air dengan diethyltoluamide (DEET)
Menggunakan semprotan rekombinan langsung
dosis 10 gram per 100 liter air
Foging untuk membasmi insektisida rumah tangga, obat
nyamuk dewasa nyamuk bakar
KOMPLIKASI
Infeksi
dengue berat

Gagal hati
Ensefalopati
akut

Gagal ginjal
Miokarditis
akut

Sindrom
gangguan
pernafasan akut
PROGNOSIS
Demam dengue umumnya sembuh sendiri dengan < 1% kasus kematian
Prognosis pada demam berdarah dengue dan sindrom syok dengue
tergantung pada pencegahan, diagnosis dini, dan penanganan syok
Saat syok sudah terjadi, kematian dapat meningkat sampai 12%-44%,
namun, dengan perawatan suportif intensif yang tepat dapat berkurang
sampai < 1%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai