Anda di halaman 1dari 116

NEOPLASMA KULIT

By :
Heryanto Syamsuddin
Tumor Kulit

Tumor Tumor
Tumor jinak
prakanker ganas
Klasifikasi
• Tumor Jinak  berdifrensiasi normal, mis : KS, NP,
Siringoma, dermatofibroma, Keloid dll
• Tumor Prakanker  kecendrungan berkembang mjd
kanker, PA : perub yg menyimpang dari polarisasai sel
normal, mis : KA, leukoplakia, K arsenik, nevus sebasea
dll
• Tumor Ganas struktur yg tdk teratur dgn
diferensiasi sel dlm pelbagai tingkatan pd kromatin,
nukleus dan sitoplasma, pertumbuhan cepat, mitosis
abnormal, ekspansif, infiltratif dan bermetastase, mis :
BCC,SCC, MM
Faktor-faktor yg berperan pd neoplasma :

1. Faktor eksternal : Karsinogen, virus, SUV,


Trauma, radiasi dll
2. Faktor internal : Genetik, imunologik, ras dan
jenis kelamin
KERATOSIS SEBOROIK
• Tumor jinak yang sering dijumpai pada orang
tua berupa tumor kecil atau macula hitam yang
menonjol diatas permukaan kulit.

• Sinonim : Nevus seboroik, kutil senilis, veruka


seboroik senilis, papiloma sel basal
etiologi

• Penyebab pasti belum diketahui


• faktor keturunan autosomal dominan

• penyebabnya terpapar sinar matahari secara kronis


Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan histopatologi.
Komposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid
dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin
dan horn cyst merupakan karakteristiknya. Sarang-
sarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama pada
tipe irritated.
pengobatan
• Krioterapi / bedah beku
• Bedah listrik.
• Bedah laser.
prognosis
Tidak menjadi ancaman bagi kesehatan individu.
Lesi keratosis seboroik umunya tidak mengecil
namun akan bertambah besar dan tebal seiring
dengan waktu.
Tidak pernah berubah menjadi ganas
KISTA EPIDERMAL
Definisi:
Kista berisi keratin dengan dinding epidermis, berasal dari
poliferasi sel2 epidermis

Sinonim:
Kista epidermoid, atheroma, kista keratin, kista epitelial,
kista sebasea, kista infundibular
Atheroma
Epidemiologi:
Lebih sering ditemukan pada usia muda dan pertengahan
atau dekade 3 dan 4, jarang pada anak-anak. Laki-laki
dengan perempuan perbandingan 2:1

Etiopatogenesis:
Timbul akibat peradangan sekitar folikel pilosebasea,
proliferasi sel epidermal dalam dermis dan karena
implantasi bagian epidermis akibat trauma
Gejala klinis
• Terletak dalam dermis dan menonjol membentuk papul
atau nodus bentuk kubah dan bebas dari dasarnya
• Dapat ditemukan punktum yang berisi keratin. Dari
punktum dapat keluar isi kista, seperti keju dan berbau
tidak enak
• Daerah yang sering tumbuh adalah wajah, leher,
punggung atas, dan dada kemudian dapat soliter atau
multipel serta berukuran antara beberapa mm sampai
dengan 5 cm. Infeksi atau supurasi dapat terjadi
Pemeriksaan penunjang
• Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologis
 kista berdinding sesuai dengan susunan
epidermis dengan massa keratin didalamnya
Tatalaksana
Eksisi atau diseksi seluruh dinding kista dengan
insisi, hati2 relaps
Non medikamentosa: kista tidak perlu dipegang-
pegang atau dipencet untuk menghindari infeksi

Medikamentosa: eksisi kista (enukleasi)


• Kista meradang  kortikosteroid intralesi 5
mg/ml
• Bila disertai infeksi  diinsisi serta di drainase
disamping antibiotik oral
Xantoma
• Merupakan pertumbuhan baru pada kulit,
datar, agak berelevasi, atau sebagai nodulus,
berwarna kuning,
• disebabkan oleh kelainan metabolisme lipoid
• Xantoma berwarna kuning atau kuning-jerami
• Xantelasama adalah xantoma pada palpebra
• Xantomatosis
– Disebabkan hiperlipidemia pada sirosis bilier
menahun
– Xantoma datar nampak pada telapak tangan dan
kaki, xantelasma pada palpebra, sedangkan yang
tuberosa berlokasi di atas tendon dan daerah-
daerah dengan banyak tekanan
Siringioma

Adenoma jinak dari saluran ekrin. Berukuran 1 -2


mm, berwarna sesuai kulit atau sedikit
kekuningan, merupakan papula yang sering terjadi
pada kelopak mata wanita mulai saat pubertas
Etiologi

Tumor yang sering terjadi akibat deferensiasi dari


kelenjar keringat eccrine.
Lebih banyak pada penderita perempuan
autosomal dominan
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi

• Eksisi bedah dengan penjahitan primer


• Elektrokauter bedah listrik
• Elektrodesiccation dan kuretase
• Laser karbondioksida dengan menggunakan metode lubang
jarum dari aplikasi atau ablasi laser er : YAG
• Krioterapi
• Dermabrasi
• Asam trikloroasetat
Nevus Pigmentosus
• Tumor jinak yang terdiri dari melanosit, sel-sel
penghasil pigmen yang berkoloni di epidermis
• Tumor jinak yg berpotensi berkembang
menjadi melanoma maligna
• Transformasi maligna ditandai dengan adanya
pembesaran, khususnya bila asimetris,
perubahan warna, perubahan permukaan,
terjadi penebalan, adanya nyeri, tanda-tanda
inflamasi, dan adanya pigmentasi satelit
Manifestasi klinik
• Dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh
• Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa
• Biasanya berukuran 2-4 mm, namun dapat
bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar
telapak tangan
• Pigmentasi bervariasi, dari sama dengan
warna kulit sampai coklat kehitaman
Diagnosis Banding :
• Keratosis seboroik
• Melanoma maligna

Pemeriksaan penunjang : PA
Treatment
• Pembedahan, menggunakan tekhnik biopsi
eksisi, ataupun shave eksisi electro
dessication, atau ekstirpasi elips komplit + PA
• Bedah listrik.
• Bedah laser
Shave biopsy technique
SKIN TAG
Sinonim
• acrochordon, cutaneous papilloma, soft warts, fibroma durum, fibroma
molle, cutis pendula, fibroepitelial polip, fibroma pendularis, soft fibroma.

Definisi
• Skin tag adalah tumor jinak kulit yang berasal dari jaringan ikat.

Faktor Resiko
• Banyak didapatkan pada usia pertengahan dan orang tua, umumnya pada
wanita.

Etiologi
• Faktor penyebab yang pasti dari kelainan ini belum diketahui.

Predileksi
• Daerah intertriginosa (aksila, inframammae, lipat paha) tetapi pada
umumnya di daerah leher.
Gambaran Klinis

• Bentuk lesi bulat/oval


• Bertangkai
• Melekat pada dasar kulit
• Lunak tidak elastis
• Ukuran <0,1 mm sampai
>10mm
• Berwarna kuning kecoklatan
atau merah daging
Terapi
• Dengan scissor snip excision.
• Lesi kecil dapat diterapi
dengan elektrodesikasi atau
cryoterapi.
• Untuk lesi >2 cm, harus
dieksisi.
KELOID

Pembentukan jaringan parut berlebihan


(pertumbuhan proliferatif) diatas permukaan

41
Etiologi
• Keloid dapat disebabkan :

- Insisi bedah

- Luka

- Penyuntikan vaksin (BCG)

- Luka bakar

- Bekas jerawat

- Setelah Cacar

- Gigitan serangga

- Pemakaian Anting (Tindik)


• Faktor lain yang bisa berpengaruh ,yaitu : herediter dan ras, umur dan faktor
endokrin, jenis luka, dan lokasi trauma.

42
43
Diagnosis Klinis
Ciri Khas Keloid : • Terdapat telangiektasis dan
• Nodul fibrosa, berwarna
• Papul atau plak merah muda
• Keras • Merah sampai coklat gelap
• Elastis • Pasien sering mengeluhkan rasa
• Berkilat, gatal dan nyeri

• Tidak teratur, • Keloid cenderung tumbuh lambat


lebih dari beberapa bulan sampai
• Berbatas tegas
tahun
• Keloid tidak mengalami resolusi
spontan, tetapi dengan pengobatan
yang sesuai progresinya dapat
dihambat
44
45
LIPOMA
LIPOMA
Tumor mesenkim
jinak (benign
mesenchymal
tumors) yang
berasal dari
jaringan lemak
(adipocytes).
Etiologi
 Masih belum diketahui
 Tidak selalu jika kita mempunyai orangtua yang
mempnyai lipoma ini, maka kita akan
mempunyai lipoma juga
 Ada suatu sindrom yang disebut hereditary
multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang
mempunyai lebih dari 1 lipoma pada tubuhnya.
 Kegemukan tidak menyebabkan terjadinya
lipoma.
Gejala Klinis
• Bersifat lunak
pada
perabaan,
dapat
digerakkan,
dan tidak
nyeri.
Gejala Klinis..
• Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang
menjadi ganas.
• Kebanyakan berukuran kecil , namun dapat
tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter
6 cm.
• Ukuran terlalu besar  nyeri
Gejala Klinis..
Lipoma berukuran besar

Menekan saraf tepi

Mengiritasi saraf

Nyeri

Gangguan pergerakan tubuh


Penatalaksanaan
Biasanya tidak memerlukan penatalaksanaan
khusus kecuali jika :
– menimbulkan rasa nyeri
– mengganggu pergerakan
– kosmetik
– memberikan rasa tidak nyaman
Penatalaksanaan pada lipoma
– Bedah
– Non-bedah
Penatalaksanaan..
• pembedahan
(eksisi)
– Dilakukan
dengan
pengangkatan
kapsul untuk
mencegah
kekambuhan
Penatalaksanaan..
• Liposuction
– Liposuction
biasanya
diperuntukkan
untuk lipoma
ukuran besar
Tumor Maligna Kulit
•Kanker Kulit :
- Non Melanoma
- Melanoma
INSIDENS
•Kanker Kulit
- Non Melanoma ( > 90% )
Basal Cell Carcinoma ( BCC ) = 70%
Squamous Cell Carcinoma ( SCC ) = 20%
Sebaceous Carcinoma sangat jarang = 0,2 – 4,6%
Carcinoma Apocrine, Carcinoma Eccrine <<<

- Melanoma ( 3% )
INSIDENS

•Kanker yang sering dijumpai di Indonesia


•Peringkat ke 4
•BCC dan SCC paling sering pada orang kulit
putih
•Laki-laki : Wanita = 3 : 1
•Paling tinggi di daerah khatulistiwa
•Tempat predileksi :
- Bagian tubuh yang sering kena sinar matahari
- Punggung tangan, muka terutama hidung
- SCC 80% di Kepala-leher dan tangan 10%
ETIOLOGI
•Sinar matahari
•Faktor Genetik
•Atrophic Skin Lesions
•Bahan Kimia
•Pemaparan radiasi
•Immunosuppresan dan
•Papiloma Virus.
Klasifikasi Tumor Kulit menurut WHO

1. Basal Cell Carcinoma


a. Superficial Multicentric Type
b. Morphea Type
c. Fibroepithelial
2. Squamous Cell Carcinoma
a. Adenoid Squamous Cell Carcinoma
b. Spindle Cell Type
3. Metatypical
4. Sweat gland Tumors and Related Lesions
5. Sebaceous Gland Tumors
6. Tumors of Hair Follicle
7. Paget’s Disease
8. Undifferentiated Carcinoma
9. Cysts
10. Tumor-like lesions
11. Unclassified
Karsinoma Sel Basal
• Merupakan tumor ganas pada stratum basal
epidermis, lapisan pluripoten pada kulit
• Biasa dikenal juga dengan Basal Cell
Epithelioma, ulkus rodens
Etiologi
• Belum pasti diketahui
– Faktor lingkungan
• Radiasi
• Bahan kimia (Arsen)
• Pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari
– Faktor genetik
• Albinism
• Xeroderma pigmentosum
Patofisiologi
• Kolagen pada kulit yang sedikit pigmennya dan
mendapat sinar matahari berlebih sehingga
nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini
merupakan predileksi terjadinya suatu
kelainan kulit
MANIFESTASI KLINIS
1. Tipe nodulo ulseratif
– Lesi tampak sebagai lesi tunggal
– Awalnya tampak papul atau nodul kecil,
transparan seperti mutiara dengan diameter <
2cm, tepi meninggi, permukaan mengkilat, sering
dijumpai telangiektesia dan kadang disertai
skuama yang halus atau krusta tipis
2. Tipe berpigmen
– Gambaran klinis sama dengan tipe nodulo-
ulseratif, bedanya pada jenis ini berwarna coklat
atau hitam, berbintik-bintik atau homogen, yang
secara klinis dapat menyerupai melanoma
3. Tipe morfea/ fibrosing/ sklerosing
– Lesi tampak seperti plak serotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan dengan batas tidak
jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa
– Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan
sklerosis di tengahnya
4. Tipe superfisial
– Lesi biasanya multipel, mengenai badan
– Secara klinis tampak seperti plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk
oval sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas,
sedikit meninggi seperti benang atau kawat
5. Tipe fibroepitelial
– Lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau
bertangkai pendek, permukaan halus atau
nodulen, dengan warna yang bervariasi
Superficial BCC
Terapi
• Bedah:
– Electrodessication and curretage
– Bedah eksisi
– Mohs micrographic surgery
– Cryotherapy (N2 cair)
• Radiasi
– Kontraindikasi pada pediatrik
• Topikal
– Krim 5-fluororasil (efudex 5%) bid, selama 4-6 minggu
– Krim Imiquimod 5% awalnya 3x seminggu, bila ditoleransi dapat
menjadi 1x1 hari atau 2x1 hari selama 6-12 minggu
Prognosis
• Baik, bila ditangani dengan benar
Klasifikasi TNM
• Tis: Carcinoma in situ
• T0: tidak jelas bentuk tumor primer
• T1: <2 cm
• T2: 2-5 cm
• T3: >5cm
• T4: menyebar ke tulang dan otot
• N0: tidak ada penyebaran kelenjar getah bening regional
• N1: penyebaran homolateral dan mudah digerakkan
• N2: kontra atau bilateral dan mudah digerakkan
• N3: melekat di jaringan sekitarnya
• M0: tidak jelas metastasis
• M1: jelas metastasis jauh
Karsinoma Sel Skuamosa
Pendahuluan
• Suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang
merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan
merupakan salah satu kanker kulit yang dijumpai
setelah basalioma
• Dikenal juga dengan karsinoma sel prickle, karsinoma
bowen, cornified epithelioma
• Berasal dari sel epidermis yang dapat berupa
intradermal, invasif, ataupun bermetastasis jauh
• Paling sering pada dekade ke 5 hingga ke 6
• Paling sering ditemukan pada pria
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Faktor predisposisi
– Sinar matahari
– Ras/herediter
– Genetik
– Arsen inorganik
– Radiasi
– Faktor hidrokarbon
Bentuk klinis
• Bentuk intraepidermal (in situ)
– Ditemukan pada keratosis solaris, kornu kutanea,
keratosis arsenikal, penyakit bowen, eritroplasia
– Dapat menetap dalam jangka lama dan
bermetastasis menembus lapisan basal hingga ke
dermis dan selanjutnya melalui saluran getah
bening
• Bentuk invasif
– Awalnya berupa nodus keras dengan batas yang tidak
tegas dengan permukaan yang licin seperti kulit normal
sebelum akhirnya berubah menjadi verukosa. Pada
keadaan ini biasanya terdapat skuama yang menonjol
– Pada perkembangan lebih lanjut, tumor menjadi lebih
keras, membesar ke samping ataupun ke bawah, ke
jaringan yang lebih dalam. Invasi ke arah jaringan lunak
maupun otot serta tulang akan memberikan perabaan
yang sulit digerakkan dari jaringan sekitar
– Ulserasi dapat terjadi, awalnya ditengah dan
diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang
keras serta mudah berdarah
– Tumor yang terletak di daerah bibir, anus, vulva,
dan penis lebih cepat mengadakan invasi dan
bermetastase
Histopatologi
• Secara histopatologi KSS terdiri dari massa yang irreguler
dari sel-sel epidermis yang berploriferasi dan menginvasi
ke dermis
• KSS yang berdiferensiasi baik menunjukkan keratinisasi
yang cepat dari lapisan sel skuamosa. Sel-sel tumor
tersusun secara fokal dan konsentris disertai massa
keratin, sehingga terbentuklah mutiara tanduk yang khas
• KSS yang berdiferensiasi buruk menunjukkan keratinisasi
yang terbatas atau kurang sel-sel atipik dengan
gambaran mitosis yang abnormal
Karsinoma sel skuamosa
Treatment
• Bedah:
– Electrodessication and curretage
– Bedah eksisi
– Mohs micrographic surgery
– Cryotherapy (N2 cair)
• Radiasi
– Kontraindikasi pada pediatrik
• Topikal
– Krim 5-fluororasil (efudex 5%) bid, selama 4-6 minggu
– Krim Imiquimod 5% awalnya 3x seminggu, bila ditoleransi dapat
menjadi 1x1 hari atau 2x1 hari selama 6-12 minggu
Prognosis
• Bergantung pada
– Diagnosa dini
– Cara pengobatan dan keterampilan dokter
– Kerjasama antara pasien dan dokter.
Klasifikasi TNM
• Tis: Carcinoma in situ
• T0: tidak jelas bentuk tumor primer
• T1: <2 cm
• T2: 2-5 cm
• T3: >5cm
• T4: menyebar ke tulang dan otot
• N0: tidak ada penyebaran kelenjar getah bening regional
• N1: penyebaran homolateral dan mudah digerakkan
• N2: kontra atau bilateral dan mudah digerakkan
• N3: melekat di jaringan sekitarnya
• M0: tidak jelas metastasis
• M1: jelas metastasis jauh
Melanoma Maligna
Melanoma Maligna
• Tumor ganas kulit yang berasal dari sel
melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit yang sering terjadi
pada usia 30-60 tahun
Etiologi
• Belum diketahui pasti
• Faktor predisposisi
1. Genetik
2. Melanocytic nevi
3. Biologik
4. Lingkungan
Klasifikasi
• Menurut CLARK dan MIHM atas dasar tingkat
penyebaran secara histologik dibagi sbb.:
I. Intraepidermal (M.M. In situ)
II. Infiltrasi hingga papila dermis, tapi serat
retikulum dermis masih utuh
III. Infiltrasi hingga jaringan ikat kolagen dermis
IV. Infiltrasi hingga sampai ke dalam jaringan ikat
kolagen dermis
V. Infiltrasi hingga jaringan lemak subkutan
• Klasifikasi menurut Breslow
– Golongan I
• Kedalaman tumor kurang dari 0,76mm
– Golongan II
• Kedalaman tumor antara 0,76 mm – 1,5 mm
– Golongan III
• Kedalaman tumor lebih dari 1,5 mm
Klasifikasi T.N.M.
• p Tis: Hiperplasia melanositik yang atipikal
(tingkat I)
• p T1: <0.75 mm (tingkat II)
• p T2: <0.75 – 1.5 mm (tingkat III)
• p T3: 1.5 – 3 mm (tingkat IV)
• p T4: >3.0 mm (tingkat V)
• N1: Regional
• N4: Juxta-regional
Bentuk klinis
• Bentuk superfisial
– Paling sering ditemukan (54% kasus)
– Umunya berupa bercak dengan ukuran mm hingga
beberapa cm dengan warna yang bervariasi (waxy,
kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur,
berbatas tegas dengan sedikit penonjolan
• Bentuk nodular
– Dtemukan dalam 32% kasus
– Predileksi pada daerah kaki
– Nodus yang ditemukan biasanya berwarna biru
kehitaman dengan batas yang tegas dan memiliki
variasi bentuk:
• Terbatas di epidermal dengan permukaan yang licin
• Nodus yang menonjol di permukaan kulit dengan
bentuk yang tidak teratur
• Bentuk eksofitik disertai dengan ulserasi
• Lentigo Maligna Melanoma
– Disebut juga Hutchinson’s Melanotic Freckle atau
prakanker Dubreilh
– 14% kasus dan ditemui pada lansia
– Kadang meliputi bagian yang luas di muka
– Plakat berbatas tegas, warna coklat kehitaman,
non homogen, tak teratur, dan pada bagian
tertentu dapat tumbuh nodus yang sirkumskrip
Melanoma lainnya
• Melanoma subungual
– Umumnya hanya hiperpigmentasi saja yang tampak
• Anal melanoma
– Pigmentasi pada daerah anal
• Melanoma di vulva
– Umumnya berwarna biru kehitaman dengan lokasi hingga
mengenai rahim
• Melanoma di mukosa
– Daerah kepala dan leher:
• Paling dering di palatum, kavum nasalis, dan gingiva.
Stadium klinik
• Stadium I
– Melanoma maligna lokal tanpa metastasis jauh
atau kelenjar limfe regional
– Termasuk stadium I
• Melanoma primer yang belum diobati atau telah
dilakukan biopsi eksisi
• Melanoma rekuren lokal yang berada dalam jarak 4 cm
dari lesi primer
• Melanoma primer multipel
• Stadium II
– Sudah terjadi metastasis pada kelenjar limfe regional
– Termasuk stadium II
• Melanoma primer yang mengadakan metastasis secara
simultan
• Melanoma primer yang terkontrol dan kemudian terjadi
metastasis
• Melanoma rekuren lokal dengan metastasis
• Metastasis in-transit yang berada di luar jarak 4 cm dari
lesi primer
• Stadium III
– Melanoma iseminata dimana sudah terjadi
metastasis jauh
– Termasuk stadium III
• Bila sudah terjadi metastasis ke alat-alat dalam atau
subkutan
Melanoma malignum
Melanoma Maligna
Treatment
• Umumnya tindakan agresif (bedah)
• Sistemik
– DTIC (Dimethyl Triazone Imidazole Carboxamide
Decarbazine)
– Me-CCNU (Methyl Nitrosourea)
– Gabungan keduanya
• Ajuvans
– Immunoterapi dengan BCG
– Kombinasi BCG dengan dekarbazin
Eksisi bedah
• Dilakukan pada melanoma stadium I dan II
• Pengambilan jaringan dilakukan sampai 1,5 cm
di luar tepi lesinya, bila terdapat pada kuku
dianjurkan amputasi seluruh jari yang terkena
Elective lymph node dissection
• Dilakukan pada melanoma stadium III dimana
telah terjadi metastase ke lymph node
Prognosis
• Prognosis buruk, dipengaruhi oleh
– Tumor primer: badan lebih buruk dari anggota
badan
– Stadium
– Organ yang telah diinfiltrasi
– Jenis kelamin
– Jika ada melanogen di urin,prognosanya lebih
buruk
– Kondisi hospes
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai