Anda di halaman 1dari 73

DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL

oleh :

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

DISAMPAIKAN PADA
PERTEMUAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM PUSKESMAS
DALAM RANGKA TATA KELOLA KASUS HEPATITIS B DAN C
KABUPATEN TASIKMALAYA, 16 – 17 OKTOBER 2018
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Route of Virus masuk tubuh Kontak dg darah, semen Kontak darah
transmissi melalui mulut dan cairan tubuh
on
Masa 15 – 50 hari (28 hari) 45 – 160 hari (120 hari) 14 – 160 hari (45 hari)
inkubasi
Gejala Tidak khas antara lain, sakit kepala, mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
awal nyeri perut, buang air kecil keruh spt warna the, timbul kuning
- <10% pd usia<6 th - <1 % pd bayi bergejala - 20 – 30% infeksi baru
timbul kuning - 5 – 15% balita bergejala
- 40-60% pd anak 6 – bergejala
14 tahun timbul 30 – 50% >5 tahun
kuning bergejala
-70 – 80 % usia >14
tahun timbul kuning

Potensi Tidak ada Akan menjadi kronis: - 75-85% infeksi baru


menjadi 90% pd bayi; 25 – 50% kronis
kronis pd balita, 6-10% >6 - 15 – 25%  akut
tahun
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Kerusakan - Hampir tidak 15 – 25% dari mereka 60-70%  liver kronis
hati pernah terjadi menjadi kronis  liver 15 – 20%  kronis dlm 20-
kronis, sirrosis dan 30 tahun
kanker hati 1-5% meninggal karena
sirrosis dan kanker hati
Deteksi Tidak dianjurkan Bumil, nakes, Nakes, pelajar/mhsw
Dini pelajar/mhsw sekolah sekolah
kesehatan/keperawatan kesehatan/keperawatan/ke
/kebidanan/analis/kedo bidanan/analis/kedokteran,
kteran, WPS, waria, LSL, WPS, waria, LSL, penasun
penasun pasangan pasangan HBsAg
HBsAg pos,penerima pos,penerima darah donor,
darah donor, organ,ODHA, dll
organ,ODHA, pasien
klinik Infeksi Menular
Seksual, dll
Pengobtn Obati gejala Life long, hanya bersifat Dapat disembuhkan
menekan virus yg ada
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Vaksinasi - Bayi <1 tahun - Bayi<24 jam, 1,2,6 - Tidak ada
- Org yg melakukan bln
perjalanan ke -Kelompok populasi
daerah endemis berisiko tinggi
sedang dan tinggi - Pada mereka yg blm
- Org dg penyakit pernah diimunisasi
liver kronis - Org yg akan melakukan
- Mereka yg perjalanan kewilayah dg
potensial ketularan endemisitas sedang &
saat tjd KLB tinggi
Penularan hepatitis B daerah endemis
Terutama: dari ibu hamil ke bayi

kemungkinan
terinfeksi

0 %
– 9
8 5
Waktu Infeksi

5% 95 %
Pencegahan Penularan Hepatitis B dari Ibu ke
Bayi
Pentingnya Deteksi Dini pada
Ibu Hamil
BEBAN JABAR AKIBAT HEPATITIS B /TAHUN

• Setiap tahun di propinsi Jabar terdapat 971.458 dan Kab.


Tasikmalaya 32.844 bumil, HBsAg reaktif pada bumil rata – rata
2,5% maka setiap tahun terdapat sebanyak 24.286 bumil prop
Jabar, atau 821 bumil di Kab. Tasikmalaya yang terinfeksi
Hepatitis B dan bayi berisiko tertular Hep B, 95% potensial
mengalami Hepatitis B kronis.
• Biaya pengobaan sirosis 1 M transplantasi hati 4-5 M.
• 30% bayi yang tertular pada 30 tahun kedepan akan jadi sirosis
 JABAR  dibutuhkan biaya 7.286 x 1 M = 7,29 T, atau → Kab.
Tasikmalaya → dibutuhkan biaya 246 x 1 M = 246 M.
URGENT  PEMUTUSAN PENULARAN DARI IBU KE BAYI

BERAPA BIAYA DETEKSI DINI HEPATITIS B


PADA IBU HAMIL DI JAWA BARAT?
1.971.458 Bumil diperiksa status Hepatitis B
(RDT @ Rp. 10 rb + biaya pemeriksaan @Rp.20
rb)  29,1 M
2.Perlindungan spesifik pada bayi dari ibu
reaktif sekitar 3% = 29.144 x @ Rp. 1,3 jt =
Rp.37,9 M
3.Vaksinasi HB0, HB1, HB2, HB3 sudah
dianggarkan melalui Imunisasi

•Efisiensi jangka panjang


 = Rp. 7,29 T – (Rp.29,1M + Rp.37,9M)
= Rp. 7,22 T / tahun
AYO BERHITUNG
ELIMINASI HEPATITIS B PPIA
• Target bumil  Kab Tasikmalaya (32.844) x Rp.10.000
= 328.440.000/tahun
• Reaktif HBsAg  2,5% x 32.844 = 821
• Biaya HBIg/tahun  821 x 1,3 jt = Rp. 1.067.300.000/tahun

Jika kita mengabaikan


• Biaya utk ttlk Sirosis 246 x 1 M = 246 M penyakit Hep B
berjalan terus  kematian
• Tiap tahun kasus bertambahBiaya bertambah

Keuntungan dg pengendalian Hep B bumil


• 246 M – ( 328.440.000 + 1.067.300.000 )
= Rp. 244,6 M/tahun 11
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

• Deteksi dini merupakan  suatu upaya


pencegahan penularan baru dan upaya untuk
melakukan upaya – upaya lanjut bagi yg
terinfeksi
• Pada tahun 2018 secara nasional target akan
dilaksanakan di 34 propinsi, minimal 60%
Jumlah kab/kota
• Di Provinsi Jawa Barat taget 70% dengan
penambahan 7 kab/kota pada tahun 2018
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

• TUJUAN JANGKA PENDEK:


– Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
Hepatitis B dan atau C
– Untuk mencegah terjadinya penularan
– Terlaksananya layanan lanjutan sedini
mungkin untuk peningkatan kualitas
hidup, rawatan lanjutan
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

• TUJUAN JANGKA PANJANG:


– Menurunnya kasus baru
– Menurunnya besaran masalah Hepatitis
– Menurunnya angka kesakitan dan
kematian; serta meningkatnya kualitas
hidup orang dg Hepatitis
PELAKSANAAN DETEKSI DINI HEPATITIS B & C
A. DDHBC aktif
B. DDHBC pasif
• DDHBC aktif : dilaksanakan di luar gedung di wilayah
kerja puskesmas (petugas aktif menjangkau)
• DDHBC pasip : dilaksanakan di puskes/faskes,
masyarakat datang untuk melakukan DDHBC
• Pelaksana : Puskesmas
• Lokasi : Di wilayah kerja masing-masing puskesmas
• Jumlah target sasaran yang diperiksa : Bumil &
kelompok berisiko
DDHBC DILAKUKAN PADA:
POPULASI BERISIKO

Ibu Hamil Petugas Kes Mahasiswa Kesehatan WPS

Napza Suntik Waria LSL/Gay WBP

Keluarga penderita
Hepatitis Penderita IMS ODHA Hemodialisis

Pasien bedah Bayi dari Ibu


umum/tindakan gigi Hep C
DDHBC AKTIF
• Prosedur: lakukan penjangkauan pada
kelompok risti, melalui kontak person, dan
dapat dilibatkan dalam penggerakan
masyarakat untuk melakukan DDHBC
• Tahapan Kegiatan:
– Persiapan,
– Pelaksanaan
– RR
– Monev
DDHBC PASIP
• Dapat dilakukan pada layanan terpadu KTHIV, KIA, Klinik IMS,
PTRM, dll
• Pelaksana: Puskesmas, RS, Klinik
• Lokasi : di Faskes
• Jumlah : seluruh masyarakat yang datang berkunjung/ada
indikasi dan bersedia melakukan DDHBC
• Prosedur : Ibu hamil, nakes dan pok risti datang ke layanan,
ditawarkan untuk mengikuti DDH, bila bersedia lalu ttd IC,
dilakukan wawancara dan pengambilan darah, diperiksa dg
rapid tes ( RDT)
• Pada bumil, selain dilakukan DDHB, sekaligus dilakukan untuk
HIV, Syph dan Hepatitis B
• Untuk HIV dan Syphilis, ikuti prosedur yang berlaku
program p2 HIV dan sifilis
TAHAPAN PELAKSANAAN

• Advokasi dan Sosialisasi  untuk


peningkatan pengetahuan dan kepedulian bagi
penentu kebijakan, petugas kesehatan dan
masyarakat. Kegiatan berupa pertemuan,
penyuluhan, penyebarluasan informasi melalui
media cetak dan elektronik
TAHAPAN PELAKSANAAN

• Persiapan pelaksanaan:
– Identifikasi pelaksana (Puskesmas/ atau lainnya,
mekanisma koordinasi dan rujukan?)
– Estimasi jumlah
– Sumberdaya dan dana
– Logistik & pengelolaannya (BHP, reagen dan HBIG)
– Bahan-bahan KIE
– Mekanisma rujukan kasus dan follow up
– RR
TAHAPAN PELAKSANAAN

– Pelatihan Petugas: bertujuan untuk


mempersiapkan pelaksanaan:
• Kepala Puskesmas/Dokter
• Petugas KIA
• Petugas pengambil darah
• Petugas / Pengelola Program HPISP
TAHAPAN PELAKSANAAN

Pelaksanaan Deteksi dini:


 Untuk Bumil  dilakukan untuk Hep B, HIV dan Syphilis;
saat bumil datang untuk memeriksakan kandungan;
diberikan konseling lalu lakukan deteksi dini hep B, Sifilis
dan HIV
 Untuk populasi berisiko (B dan atau C) dipilih  yg paling
beresiko
 Apabila bersedia maka  ttd persetujuan, konseling,
diwawancara utk pengisian kuesioner
 Lalu dilakukan pengambilan darah, dan dilakukan
pemeriksaan di puskes/faskes dengan metode Rapid Tes
TATA CARA PELABELAN SPESIMEN
pengkodean terdiri atas 21 digit dan tidak boleh kosong
2 digit tanggal lahir ▪

2 digit bulan lahir ▪


2 digit tahun lahir ▪
4 digit nama ▪

H 090 00
Lili 82 03 25 19 - 1 - 8
B
2 digit jenis pemeriksaan ▪
2 digit jenis populasi ▪
4 digit no. kab/kota ▪
3 digit no. pkm ▪

Jadi pelabelan atas klien tersebut adalah :


DAFTAR NOMOR URUT KELOMPOK BERISIKO TINGGI
Nomor Urut Kelompok Masyarakat Berisiko Tinggi

01 WPS
04 Pengguna Jarum Suntik (Penasun)
06 Waria
09 Lelaki seks dengan lelaki (LSL)/Gay
16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
19 Ibu Hamil
20 Petugas Kesehatan
21 Mahasiswa Kesehatan
22 Pasangan/Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Hepatitis B
dan C
23 Pasien klinik Infeksi Menular Seksual
24 Orang dengan Infeksi HIV
25 Penerima layanan hemodialisis dan hemofilia
26 Pasien yang mendapatkan transfusi darah lebih dari 1 kali
27 Pasien yang menjalani tindakan bedah umum atau tindakan pada gigi
28 Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C
CONTOH

26
TAHAPAN PELAKSANAAN
– Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:
• Bumil  diinformasikan dg baik ttg hasil pemeriksaan tsb.
• Bila hasil Pos, beri penjelasan TL dan rencana rujuk ke RS untuk
layanan lanjutan kasus hep B ibu nya; Partus sesuai kondisi ada
/tidaknya penyulit
• Bayi yg dilahirkan dari ibu dg HBsAg reaktif diberikan Vit K, HBIG
dan HBO segera setelah bayi lahir < 24 jam, dan vaksinasi
hepatitis B berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
• Lalu saat bayi berumur 9 – 12 bulan perlu dilakukan pemeriksaan
kembali status HBSAg bayi tsb
• Bila hasil HBsAg reaktif rujuk ke RS  mampu melakukan
Tatalaksana Hepatitis Virus
• Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBsAg non-reaktif,
diberikan vitamin K dan HB 0 kurang 24 jam setelah kelahiran dan
vaksinasi hepatitis B berikutnya sesuai program imunisasi
nasional.
CARA PEMBERIAN HBIG
Pencegahan penularan vertikal Hepatitis B pada bayi
yang lahir dari ibu Hepatitis B

<
Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B Imunoglobulin
Vaksin Hepatitis B
(HBIG)

• Imunisasi aktif • Imunisasi pasif


• Perlindungan LANGSUNG,
• Perlindungan membutuhkan durasi proteksi lebih singkat*
waktu, bertahan dalam • Efektif dan cepat melindungi
waktu yang lama* terhadap paparan virus
Hepatitis B secara vertikal
dan horizontal

Pemberian kombinasi HBIG


dengan vaksin dapat
HyperHEP- mencegah infeksi Hepatitis
B
B hingga 95% (6)

HyperHEP-B S/D
*Respon pada setiap individu berbeda
(6) World Health Organization. The immunological basis for immunization series module 22: Hepatitis B. WHO Library Catalouge ISBN 9789241504751. 2011; p9.
TAHAPAN PELAKSANAAN
– Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:
• Bumil, nakes dan Risti HBsAg reaktif rujuk ke RS 
perlu diidentifikasi RS yg mampu melakukan
Tatalaksana Hepatitis Virus
• Negatif Hep B  dianjurkan untuk dilakukan imunisasi
TAHAPAN PELAKSANAAN
– BIMTEK
– Pencatatan dan Pelaporan
• Perlu disiapkan RR dg baik, tepat waktu
dan terus menerus
D D H B C 2018
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
SASARAN SASARAN
PRIORITAS : KELOMPO BERISIKO :
•Ibu Hamil (Semua Umur Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Kehamilan)  > 90% Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
SKEMA LAYANAN

Poli Tes Rujuk


Pendaftaran Reaktif
KIA/Poli Hep B RS
FKTP Hep
lainnya dan/ C

PKM, BPM, • INFORMED “METODE • TANPA KONFIRMASI MAMPU TATA


BP, DPS CONSENT RAPID” • Bayi lahir beri LAKSANA
• WAWANCARA HB0+HBIG < 24 jam HEP
ALUR DETEKSI DINI AKTIF - HEPATITIS B, HIV dan SYPHILIS PADA IBU HAMIL 
KUNJUNGAN LAPANGAN
(Di Ruangan yang Bisa Digunakan Untuk Konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B, HIV dan Syphilis

BERSEDIA TIDAK BERSEDIA


1.Diberikan
1.Diberikan Konseling
Konseling dan
dan Penandatangan
Penandatangan Informed
Informed Concent
Concent (Tawarkan
Tawarkan Kembali
Kembali pada
pada Saat
Saat
2.Pengambilan
2.Pengambilan dan
dan Pemisahan Darah di
Pemisahan Darah di Lokasi
Lokasi Kunjungan
Kunjungan Kunjungan
Kunjungan Ulang)
Ulang)

LABORATORIUM
LABORATORIUM PUSKESMAS
PUSKESMAS TETAP TIDAK BERSEDIA PERKENALKAN KTS
1.Data
1.Data Dicatat
Dicatat dalam
dalam Form
Form 9B 9B dan
dan 9F
9F
2.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis B,
B, HIV
HIV dan
dan Syphilis
Syphilis

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis BB Reaktif,
Reaktif, Tindak
Tindak
lanjuti
lanjuti

TINDAK LANJUT
1.Bila
1.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, pasien
pasien dirujuk
dirujuk keke rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan untuk
untuk penanganan
penanganan lebih lanjut 
lebih lanjut  TTL
TTL kasus
kasus // rencana
rencana terapi
terapi
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit rujukan. rujukan.
3.Pembiayaan
3.Pembiayaan menggunakan
menggunakan BPJS/asuransi
BPJS/asuransi lainnya
lainnya atau
atau mandiri.
mandiri.
4.Hasil
4.Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim
pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli
ahli di
di rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan dikirim
dikirim ke
ke puskesmas
puskesmas yang
yang merujuk
merujuk untuk
untuk umpan
umpan balik
balik (feedback).
(feedback).
5.Bila
5.Bila hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
6.Bila
6.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HBsAgHBsAg dan
dan anti-HBs
anti-HBs non-reakif,
non-reakif, maka
maka dianjurkan
dianjurkan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB sebanyak
sebanyak 33 kali,
kali, dan
dan diberikan
diberikan penyuluhan
penyuluhan (KIE).
(KIE). Mandiri
Mandiri
7.Bayi
7.Bayi yang
yang dilahirkan
dilahirkan dari
dari ibu
ibu yang
yang hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, diberikan
diberikan HBIg,
HBIg, vitamin
vitamin K,
K, dan
dan vaksinasi
vaksinasi HBHB 00 kurang
kurang dari
dari 24
24 jam
jam setelah
setelah kelahiran,
kelahiran, dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
8.Setelah
8.Setelah bayi
bayi berusia
berusia didi atas
atas 99 bulan,
bulan, dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan HBsAgHBsAg dan
dan anti-HBs.
anti-HBs.
9.Bayi
9.Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin
yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin KK dan
dan HBHB 00 kurang
kurang 2424 jam
jam setelah
setelah kelahiran
kelahiran dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB berikutnya
berikutnya sesuai
sesuai
program imunisasi nasional.
program imunisasi nasional.
10.Tindak
10.Tindak lanjut
lanjut hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HIV HIV dan
dan syphilis
syphilis sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan Kementerian
Kementerian Kesehatan
Kesehatan RI RI (Subdit
(Subdit AIDS
AIDS dan
dan PMS,
PMS, Direktorat
Direktorat P2ML,
P2ML, Ditjen
Ditjen PP
PP dan
dan PLP).
PLP).
ALUR DETEKSI DINI AKTIF - HEPATITIS B&C PADA POP RISTI 
KUNJUNGAN LAPANGAN
(tersedia ruangan yang bisa digunakan untuk konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis

BERSEDIA TIDAK BERSEDIA TETAP TIDAK PERKENAL


1.Diberikan
1.Diberikan Konseling
Konseling dan
dan Penandatangan
Penandatangan Informed
Informed Concent
Concent (Tawarkan
Tawarkan Kembali
Kembali pada
pada Saat
Saat BERSEDIA KAN KTS
2.Pengambilan
2.Pengambilan dan
dan Pemisahan Darah di
Pemisahan Darah di Lokasi
Lokasi Kunjungan
Kunjungan Kunjungan
Kunjungan Ulang)
Ulang)

LABORATORIUM
LABORATORIUM PUSKESMAS
PUSKESMAS
1.Data
1.Data Dicatat
Dicatat dalam
dalam Form
Form 10B 10B dan
dan 10F
10F NON REAKTIF KONSELING
2.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis BB dan
dan atau
atau C,
C, HIV
HIV dan
dan Syphilis
Syphilis

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan deteksi
deteksi dini
dini Hepatitis
Hepatitis BB dan
dan
atau
atau CC Reaktif
Reaktif

TINDAK LANJUT
1.Bila hasil pemeriksaan hepatitis B atau C reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan
tatalaksana untuk penanganan lebih lanjut.
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit .
3.Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4.Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas
yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5.RISTI hamil  spt pada DDHB bumil
6.Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit AIDS
dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI PASIF - HEPATITIS B, HIV dan SYPHILIS PADA IBU HAMIL 
PADA SAAT KUNJUNGAN KE PUSKESMAS/ FASYANKES

Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B, HIV dan Syphilis

BERSEDIA TIDAK BERSEDIA


Diberikan
Diberikan Konseling
Konseling dan
dan Penandatangan
Penandatangan Informed
Informed Concent
Concent (Tawarkan
Tawarkan Kembali
Kembali pada
pada Saat
Saat
Kunjungan
Kunjungan Ulang)
Ulang)

LABORATORIUM
LABORATORIUM PUSKESMAS
PUSKESMAS TETAP TIDAK BERSEDIA PERKENALKAN KTS
1.Pengambilan
1.Pengambilan drah
drah ;; Data
Data Dicatat
Dicatat dalam
dalam Form
Form 9B
9B dan
dan 9F
9F
2.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis B,
B, HIV
HIV dan
dan Syphilis
Syphilis

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis BB Reaktif,
Reaktif, RUJUK
RUJUK KE
KE
RS
RS UTK
UTK PEM
PEM LANJUTAN
LANJUTAN DAN
DAN RENCANA
RENCANA TERAPI
TERAPI

TINDAK LANJUT
1.Bila
1.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, pasien
pasien dirujuk
dirujuk keke rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan untuk
untuk penanganan
penanganan lebihlebih lanjut
lanjut =>
=> ALUR
ALUR BPJS.
BPJS.
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit rujukan. rujukan.
3.Pembiayaan
3.Pembiayaan menggunakan
menggunakan BPJS/asuransi
BPJS/asuransi lainnya
lainnya atau
atau mandiri.
mandiri.
4.Hasil
4.Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim
pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli
ahli di
di rumah
rumah sakit
sakit rujukan
rujukan dikirim
dikirim ke
ke puskesmas
puskesmas yangyang merujuk
merujuk untuk
untuk umpan
umpan balik
balik (feedback).
(feedback).
5.Bila
5.Bila hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
6.Bila
6.Bila hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HBsAgHBsAg dan
dan anti-HBs
anti-HBs non-reakif,
non-reakif, maka
maka dianjurkan
dianjurkan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB sebanyak
sebanyak 33 kali,
kali, dan
dan diberikan
diberikan penyuluhan
penyuluhan (KIE).
(KIE). Mandiri
Mandiri
7.Bayi
7.Bayi yang
yang dilahirkan
dilahirkan dari
dari ibu
ibu yang
yang hepatitis
hepatitis BB reaktif,
reaktif, diberikan
diberikan HBIg,
HBIg, vitamin
vitamin K,
K, dan
dan vaksinasi
vaksinasi HB
HB 00 kurang
kurang dari
dari 24
24 jam
jam setelah
setelah kelahiran,
kelahiran, dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
8.Setelah
8.Setelah bayi
bayi berusia
berusia didi atas
atas 99 bulan,
bulan, dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan HBsAgHBsAg Lagi
Lagi utk
utk mengetahui
mengetahui status
status bayi
bayi
9.Bayi
9.Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin K dan HB 00 kurang
yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin K dan HB kurang 2424 jam
jam setelah
setelah kelahiran
kelahiran dan
dan vaksinasi
vaksinasi hepatitis
hepatitis BB berikutnya
berikutnya sesuai
sesuai
program imunisasi nasional.
program imunisasi nasional.
10.Tindak
10.Tindak lanjut
lanjut hasil
hasil pemeriksaan
pemeriksaan HIV HIV dan
dan syphilis
syphilis sesuai
sesuai ketentuan
ketentuan Kementerian
Kementerian Kesehatan
Kesehatan RI RI (Subdit
(Subdit AIDS
AIDS dan
dan PMS,
PMS, Direktorat
Direktorat P2ML,
P2ML, Ditjen
Ditjen PP
PP dan
dan PLP).
PLP).
ALUR DETEKSI DINI FASIF - HEPATITIS B&C PADA POP RISTI 

KUNJUNGAN KE PUSKESMAS / FASYANKES


Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis

BERSEDIA TIDAK BERSEDIA TETAP TIDAK PERKENAL


Diberikan
Diberikan Konseling
Konseling dan
dan Penandatangan
Penandatangan Informed
Informed Consent
Consent (Tawarkan
Tawarkan Kembali
Kembali pada
pada Saat
Saat BERSEDIA KAN KTS
Kunjungan
Kunjungan Ulang)
Ulang)

LABORATORIUM
LABORATORIUM PUSKESMAS
PUSKESMAS NON REAKTIF KONSELING
1.Pengambilan
1.Pengambilan darah,
darah, Data
Data Dicatat
Dicatat dalam
dalam Form
Form 10B
10B dan
dan 10F
10F
2.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan Hepatitis
Hepatitis BB dan
dan atau
atau C,
C, HIV
HIV dan
dan Syphilis
Syphilis

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan deteksi
deteksi dini
dini Hepatitis
Hepatitis BB dan
dan
atau
atau CC Reaktif
Reaktif

TINDAK LANJUT
1.Bila hasil pemeriksaan hepatitis B atau C reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan
pemeriksaan lanjutan dan rencana terapi lebih lanjut.
2.Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit .
3.Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4.Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas
yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5.RISTI hamil  spt pada DDHB bumil
6.Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit AIDS
dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
Apa yang perlu dilakukan?

• Hitung target Bumil di wilayah anda  Lakukan deteksi dini mulai


sekarang
• Ibu hamil di wilayah anda jangan sampai tdk melakukan
pemeriksaan deteksi dini Hep B  jika anda positif/reaktif hub
puskesmas/Dinkes Kab/Kota/Dinkes Propinsi utk mendapatkan
HBIG vaksinasi HB0 dan HBIG <24 jam
• PHBS hindari kontak darah untuk mencegah penularan

43
Strategi Meningkatkan Cakupan Imunisasi
Hepatitis B
1. Meningkatkan jumlah kelahiran di fasilitas yankes
2. Menjamin tersedia vaksin di tempat melahirkan
3. Mengembangkan pemberian vaksin di berbagai
tempat (homebirth)
4. Melatih tenaga medis untuk memberikan vaksin
dalam waktu 24 jam stlh melahirkan
5. Tersedianya “vaksin lahir” single dose
6. Menguatkan sistem monitoring, pencatatan dan
pelaporan

WHO, 2015 44
LATAR BELAKANG

5
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan
HEPATITIS B
Penularan HIV Penularan Sifilis
45% 67%

Risiko Risiko abortus, lahir Risko : 95% Bayi


45% bayi HIV mati atau sifilis Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


47
STRATEGI PENCAPAIAN ELIMINASI PENULARAN HIV,
SIFILIS
DAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK

• Penemuan dan penanganan dini HIV, Sifilis dan Hepatitis B


secara komprehensif berkesinambungan untuk menyelamatkan
masa depan bangsa Indonesia
• Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan profesional & sarana
prasarana fasyankes multi level dan multi stakeholders yang
mumpuni.
• Meningkatkan komitmen pencegahan dan pengendalian secara
efektif dan efisien serta mampu laksana
• Diperlukan suatu peraturan dan pedoman pelaksanaan dalam
sistem kesehatan nasional dan daerah yang terintegrasi
Ibu hamil

Kunjungan Antenatal STANDAR DETEKSI DINI


HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
Pelayanan ANC
•Anamnesa Pada PEREMPUAN/IBU HAMIL
•Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah Lesson learnt
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la) inklusif IMMUNISASI
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet) Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama • HIV
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, dengan pemeriksaan • Sifilis Pertahankan
GDS, Sifilis, HIV, Hepatitis B, laboratorium rutin lainnya • Hepatitis B
Malaria, Proteinuri, sputum
BTA)
• T9. Tata laksana kasus
Positif Ulang tes HIV
HIV Bumil+pasangan
Bumil+pasangan
• T10. Temu wicara dan HIV – Sifilis – Hepatitis B minimal 3 bln
konseling
• Tindak lanjut • Pengobatan
Pengobatan (ART)
(ART) •• Pengobatan (BPG) •• Pengawasan
• Kondom
Kondom •• Kondom •• Kondom
• trace
trace pasamgan
pasamgan •• trace pasamgan •• trace pasamgan
• IO
IO lain
lain •• Comorbid lain •• Comorbid
Comorbid lain
lain

 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan


 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan,
kesehatan, immunisasi,
immunisasi, kepatuhan
kepatuhan ART
ART
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure

3jk 02/03/21
Alur Pelayanan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Puskesmas
Pemeriksaan :
Form yg dipakai: •HIV
-Kohort Ibu, Buku KIA
•Sifilis
-Form HIV, Sifilis dan
•Hepatitis B
Hep B

Menunggu
Pemeriksaan Hasil Tes
Bumil Pendaftaran Admin Puskesmas Poli KIA
R. Lab
3 4 4
1 2

6 5
Pengelola Program
HIV, Sifilis, Hepatitis Pengelola
Dinkes Kab/Kota Program Pkm
Ruang Data Pemberitahuan Hasil :
•Reaktif : Konseling postest dan
tatalaksana HIV/Sifilis. Bagi yang Hep B

Bumil
8. Staf Lab Rujuk ke RS tata laksana Hep,
9
• Non Reaktif : Konseling posttest,
Edukasi PHBS dan saran imunisasi Hep
10 7 B mandiri

Lap yg dikirim perbulan:


-Form TIPK HIV Bumil
-Form Sifilis –IMS
-Form Hep.03.Bumil_Pkm
To : PP Dinkes Kab 50
Pulang
Deteksi
dini
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B

R1 (+), R2 (+), R3 TP Rapid Sifilis Rapid Hep B

Hasil
+
(+)

Segera ARV
+
Segera Benzatin
+
Pengawasan kasus

IBU KDT 1 tab/24jam


seumur hidup
Penisilin G 2,4
juta IU boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB Vit K


AFASS : ASI Eksklusif or IM, sblm pulang.
BBL PASI Eksklusif –
unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,
3jk 02/03/21
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
1. Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil
Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil
ANC 10T lengkap
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil
berkualitas Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil
2. Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati dengan 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis Benzatin Penicilin G 2,4 juta IU pada ibu hamil dalam
Tetap (KDT) (Tenofovir IM sebagai program dosis pengawasan, dirujuk ke
positif
300mg + Lamivudin 300mg + tunggal pada fase dini, diulang rumah sakit yang
Efavirens 600mg) setiap hari 2 kali dgn selang waktu 1 mampu tatalaksana
sekali (tiap 24jam) seumur minggu atau dirujuk hepatitis B
hidup
3. Ibu bersalin di 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes oleh 100% bersalin di
fasyankes oleh nakes nakes fasyankes oleh nakes
4. Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar; profilaksis ARV standar pengobatan Benzatin pelayanan standar
dalam 24 jam, pemeriksaan Penicilin G 50.000 IU/kgBB IM imunisasi HB0 <24 jam
EID (virologis kualitatif dgn dosis tunggal, pemeriksaan titer dan
DBS) saat mulai 6 minggu, RPR usia 3 bulan dibandingkan HBIg <24 jam;
dilanjutkan dengan titer ibunya, atau pemeriksaan pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis lain atau pemantauan klinis HBsAg dan atau virologis
atau pemeriksaan serologis sampai 2 tahun Hepatitis B saat bayi usia
pada usia 18 bulan 9-12 bulan.
5. Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV sama dengan titer ibu anak serologis HBsAg
sehat, tanpa cacat atau Hepatitis B negatif.
3E)
kematian
02/03/21 P2PML
Indikator Umum
No Uraian 10T HIV Siflis Hepatitis B
1 Cakupan ibu hamil
100% 100% 100% 100%
dilakukan ANC terpadu
2 Ibu hamil terinfeksi maks
0,30% 1,70% 7,10%
3 Ibu hamil terinfeksi
mendapatkan pengobatan 100% 100% 100%

4 Bayi dari ibu hamil


terinfeksi mendapatkan 100% 100% 100%
penanganan
5 Bayi terinfeksi per 100.000
kelahiran hidup per tahun <0,05% <0,05% <0,05%

P2PML 02/03/21
ROADMAP
ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA

Eliminasi : <50/100.000 KH
: <5/10.000 KH
: <0,05%

Eliminasi : upaya
pengurangan
penyakit
berkesinambungan di
wilayah kesakitan
serendah mungkin :
tidak menjadi
masalah kesehatan
di wilayah P2PML 02/03/21
 Akses terbuka 2018-2019
• Akses bumil ANC terpadu lengkap (10T) basis NIK / KTP JKN
• Deteksi dini tes laboratorium (T8) : selain HCG dan golongan
darah; Hb, GD, sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria (untuk daerah
endemis), protein urin, dan BTAcuriga TBC.
• Tracing pasangan  keluarga

 Pra eliminasi 2020-2021 (min 1 kab/kota salah satu per prov)


• tahap sebelumnya tetap dilakukan
• mulai penilaian eliminasi ibuanak seluruh provinsi dan
kabupaten/kota.
• dukungan tertulis penyiapan eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
• tiap FKTP & FKRTL berkemampuan optimal tertulis tercatat dan
laporan akurat sebagai bukti kinerja
• surveilans berbasis layanan di FKTP dan FKTL terlaporkan.
 Eliminasi 2022 (min 1 provinsi salah satu, 1 kab/kota ‘triple’)
• tahap sebelumnya tetap dilakukan; ANC lengkap >95%
• 100% P/K/K eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B (tertulis)
• 100% FKTP & FKRTL SOP tertulis
• Eliminasi : surveilans berbasis layanan.
• Pengelola program P/P/K/K kompilasi dan analisa data dan TL epid ,
• Pengambil keputusan : terdapat bukti tertulis pemenuhan hak bayi
untuk sehat sejak masih dalam kandungan secara sistematis;
morbiditas dan mortalitas tertangani 100% dalam sistem, dengan
risiko penularan minimal. sertifikasi eliminasi

 Pemeliharaan 2023-2025
• mempertahankan status Eliminasi (cegah ibu hamil terinfeksi, cegah
penularan vertikal)
• Menyisir kasus impor; Surveilans dan kohort integrasi UKM-UKP
dalam JKN
KAB. TASIKMALAYA
Bumil Bumil Bumil
No.Kec Puskesmas
2018 2019 2020

31 75 02 dd mm yy 00ab
Penghitungan beban : NIK
DKI dd  perempuan + 40 Internal 31 75 02 58 01 93
Jaktim mm  bulan 0001
yy  tahun *) pastikan kode kota = kode
Pulo Gadung penduduk
P2PML 02/03/21
KESIMPULAN
• Pengendalian Penyakit HIV,
Sifilis dan Hepatitis B akan
sangat efektif dan efisien bila
dilakukan pemutusan
penularan dari ibu ke anak.
• Diperlukan Integrasi antara
program KIA, HIV AIDS dan
PIMS serta Hepatitis di
Fasyankes untuk tercapainya
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B dari Ibu ke
Anak 58
PENGOBATAN HEPATITIS C
DENGAN DAA

59
PRIORITAS PROGRAM
• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C
berdasarkan karakteristik penyakitnya Hep B (fokus
pada penularan ibu dan anak dan pengendalian FR),
Hepatits C (fokus pemutusan penularan, tatalaksana &
mencegah relaps terutama pd kelompok risti)
• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi
berisiko :
o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll
Upaya yg telah dilakukan
• Memasukkan DAA Sofosbuvir, Simeprevir, Ribavirin) ke
dalam Formularium Nasional

• Pelayanan dan akses Obat Hepatitis C akan didorong


ke layanan BPJS, termasuk pemeriksaan diagnostik
dan juga evaluasi terapi

• Penyediaan Obat – obat Hepatitis C (2016) :


1. Sofosbuvir : 18.000 botol (504.000 tab)
2. Simeprevir : 1.029 botol (28.812 tab)
3. Ribavirin : 37.800 botol (1.512.000 cap)
Pendistribusian dilakukan pada provinsi dengan jumlah
penasun terbanyak & memiliki KGEH
Estimasi jumlah
Upayapenasun terbesar
yang telah (Data Subdit HIV
dilakukan..(3)
AIDS) :
1. Jawa Timur : 5.067
2. DKI Jakarta : 4.585
3. Jawa Barat : 4.532
4. Sumatera Utara : 1.471
5. Sulawesi Selatan : 1.464
6. Jawa Tengah : 1.453

•Untuk monitoring terapi Kasus Hepatitis C, dilakukan


dengan Alat Test Cepat Molekular 
Pemeriksaan terintegrasi dengan program P2TB dan
HIV.
SISTEM RUJUKAN DALAM

TATALAKSANA KASUS
HEPATITIS C
Sekilas Alur Pengobatan Hep C
Pasien

Pemeriksaan
lain +

65
Hasil Pemeriksaan
Lab VL HCV

66
Indikator Keberhasilan Pengobatan
Hep C dengan DAA
• HCV RNA: Pemeriksaan kembali setelah
12 minggu pasca pengobatan (SVR 12)
• Hasil : bila tidak terdeteksi  sembuh
RUMAHSAKIT PENGOBATAN HEPATITIS C DI
PROVINSI JABAR TAHUN 2017

RS GUNUNGJATI
RS HASAN SADIKIN (KT CIREBON)
RSUD BOGOR
RS R.
SYAMSYUDIN, SH
(SUKABUMI)
LINDUNGI KAMI DARI HEPATITIS B

69
TERIMAKASIH
SELAMAT MERAIH MIMPI
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
BAGI IBU HAMIL
(INFORMED CONSENT)

Manfaat :
Kami meminta anda bersama ibu hamil yang lain untuk ikut serta dalam Deteksi
Apabila anda diketahui telah terinfeksi virus hepatitis B maka anda akan
dini Hepatitis B, yang akan melihat besarnya prevalensi Hepatitis B, HIV dan menularkannya pada bayi anda. Penderita hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke
bayi nantinya berpotensi menjadi sirosis dan kanker hati yang dapat
Syphilis pada ibu hamil.
menyebabkan kematian.
Dari deteksi dini ini, apabila anda diketahui terinfeksi virus hepatitis B maka anda
Pengambilan Darah :
akan mendapat manfaat karena bayi anda akan mendapatkan imunisasi Hepatitis
Kami akan meminta kesediaan anda untuk diambil darahnya. Jumlah darah yang B 0 hari ditambah Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) yang akan diberikan paling

diperlukan sebanyak 7 ml dari lengan anda. Darah tersebut digunakan untuk lambat dalam waktu 24 jam sesudah kelahiran. Pemberian imunisasi ini
diharapkan dapat memutus rantai penularan dari ibu kepada bayi yang
deteksi dini HBsAg dan Anti HCV dengan metode Rapid Test di puskesmas. Bila
dilahirkan. Selain itu, anda akan mendapat manfaat lain yaitu anda akan
HBsAg reaktif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan konfirmasi di Laboratorium mengetahui apakah anda perlu mendapat terapi hepatitis B sehingga anda akan

rujukan konfirmasi dengan metode EIA/CLIA. Pengambilan darah ini dirujuk ataupun belum memerlukan terapi. Keikutsertaan anda dalam
pemeriksaan ini tidak akan menyebabkan beban keuangan bagi anda atau
menyebabkan sedikit rasa sakit. Apabila dideteksi HBsAg reaktif maka
keluarga anda, karena negara telah memberikan biaya yang cukup besar. Untuk
selanjutnya akan dirujuk ke Rumah Sakit dengan menggunakan BPJS/asuransi pemeriksaan laboratorium hepatitis B (pemeriksaan awal sebesar Rp 90.000) dan
pemberian HBIG untuk bayi dari ibu dengan HBsAg (+) sebesar Rp 2.200.000.
lainnya/mandiri.

Kerahasiaan :
Risiko dan Usaha Pengamanan : Catatan mengenai hasil pemeriksaan laboratorium anda akan dirahasiakan,
bahkan bila ada kajian lanjutan dari badan kesehatan pemerintah, anda hanya
Ada risiko sedikit infeksi berkaitan dengan pengambilan darah di lengan anda,
akan dikenal dalam sebuah nomor/kode.
tetapi risiko ini dapat dicegah, karena sebelum pengambilan darah, kulit disekitar
tempat pengambilan darah akan dibersihkan terlebih dahulu dengan Pertanyaan :
Bila ada pertanyaan mengenai deteksi dini ini, anda dapat menghubungi Subdit
menggunakan antiseptik dan menggunakan jarum baru yang steril dan sekali
Hepatitis, Diare & ISP no 021-42870659 atau Subdit AIDS dan IMS 021-
pakai. 42803901
Partisipasi Sukarela :
Anda tidak akan dan tidak dapat dipaksa untuk mengikuti pemeriksaan ini apabila
anda tidak menghendakinya. Keikutsertaan anda dalam pemeriksaan ini berdasar
atas keinginan anda sendiri (bersifat sukarela)

Persetujuan untuk partisipasi :


Saya telah membaca atau dibacakan apa yang tertera di atas dan diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Saya memahami maksud dan
manfaat dari deteksi dini ini. Dengan membubuhkan tanda tangan di bawah ini,
saya menegaskan bahwa keikut sertaan saya dalam pemeriksaan Hepatitis B
bersifat sukarela dan saya telah menerima tembusan dari surat persetujuan
ini.

________________________ _____________
Tanda tangan klien Tanggal

_______________________ _______________
Tanda tangan petugas Tanggal

Anda mungkin juga menyukai