Anda di halaman 1dari 60

MATERI UAS

NAMA : OKTAVIANA LURUK


NIM : 33118156
KELAS : C/V
Prodi : Akuntansi
VI BANK DAN PERKREDITAN
I

A. Pengertian, unsur, Tujuan dan fungsi kredit

1. Pengertian kredit

Kredit merupakan sebuah layanan penyediaan uang


atau tagihan, berdasarkan kesepakatan yang sudah
dibuat antara pihak bank dengan pihak lain dan
diwajibkan untuk pihak peminjam melaksanakan
dengan jumlah bunga sebagai imbalan.
2. Unsur – unsur kredit

a. Kepercayaan Bersama

b. Kesepakatan Perjanjian
c. Jangka Waktu pengembalian

d. Tingkat Resiko
e. Balas Jasa
3. Tujuan dan fungsi Kredit

 Tujuan

 Mendapatkan pendapatan bank pada hasil bunga


kredit yang diterima
 Memproduktifkan dan memanfaatkan dana-dana
yang ada
 Menjalankan pada kegiatan operasional bank
 Menambah modal kerja di perusahaan
 Mempercepat lalu lintas pembayaran
 Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan
dari masyarakat
 Fungsi
 Meningkatkan daya guna uang
 Meningkatkan kegairahan berusaha
 Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
 Merupakan salah satu alat stabiltias
perekonomian
 Meningkatkan hubungan internasional
 Meningkatkan daya guna dan juga peredaran
barang
 Meningkatkan pemerataan pendapatan
 Sebagai motivator dan dinamisator kegiatan
perdagangan dan perekonomian
 Memperbesar modal dari perusahaan
 Dapat meningkatkan IPC (income per capita)
masyarakat
 Mengubah cara berfikir dan tindakan
masyarakat agar bernilai ekonomis
B. Jenis dan prinsip-prinsip pemberian Kredit

 Jenis-jenis kredit
1. Kredit modal kerja
2. Kredit Investasi
3. Kredit konsumtif
4. Kredit jangka pendek
5. Kredit jangka menengah
6. Kredit jangka panjang
 Prinsip-prinsip pemberian Kredit
a. Prinsip 6C
 Character (kepribadian/watak)
 Capacity (kemampuan)
 Capital (modal)
 Collateral (jaminan)
 Condition of Economic (kondisi ekonomi)
 Constrain (batasan atau hambatan)
b. Prinsip 4P
 Personality
 Purpose
 Payment
 prospect
C. Prosedur pemberian Kredita dan Teknik penyelesaian
Kredit macet
 Prosedur pemberian Kredit
 Pengajuan berkas-berkas, yang terdiri dari
• Latar belakang perusahaan/kelompok usaha
• Maksud dan tujuan
• besarnya kredit dan jangka waktu
• cara pengembalian kredit
• jaminan kredit.
 Pemeriksaan Berkas-berkas
• Untuk mengetahui apakah berkas pinjaman
yang diajukan sudah lengkap sesuai
persyaratan dan sudah benar.
 Wawancara 1
• On the Spot Merupakan kegiatan
pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau
berbagai obyek yang akan dijadikan usaha
atau jaminan.
 Wawancara 2
• Merupakan bagian perbaikan berkas, jika
mungkin ada kekurangan pada saat setelah
dilakukan on the spot di lapangan.
 Penilaian dan analisis kebutuhan modal
 Keputusan Kredit
 Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
 Realisasi Kredit
 Penyaluran/Penarikan
 Penilaian Kredit
 Teknik penyelesaian kredit macet
a. Penjadwalan kembali (rescheduling)
 Cara ini dilakukan dengan menyesuaikan
tenor pinjaman Anda agar bisa kembali
mencicil pembayaran kredit.

b. Persyaratan kembali (restructuring)


 Cara kedua adalah dengan restructuring atau
mengubah syarat-syarat peminjaman, yang
mencakup perubahan jadwal pembayaran,
jangka waktu, dan persyaratan lainnya.

c. Penataan kembali (reconditioning)


 Cara ketiga adalah dengan penataan kembali,
yaitu upaya pihak bank mengubah kondisi
kredit untuk meringankan tanggung jawab
debitur yang terlibat kredit macet.
VIII
LEMBAGA PENUNJANG
PERBANKAN

A. Kliring
 Pengertian kliring
Kliring adalah sarana yang digunakan
oleh bank untuk menjalankan
fungsinya, yaitu untuk memudahkan
penyelesaian transaksi antarbank.

 Bank peserta kliring adalah bank-bank umum


dan bank pembangunan yang berada di wilayah
kliring tertentu dikoordinator oleh Bank
Indonesia atau bank lain yang ditunjuk
diwilayah itu.
 Syarat – syarat yang harus di penuhi oleh suatu kantor
Bank Umum atau kantor Bank pembangunan

1. Kantor bank yang bersangkutan mempunyai izin


usaha dari Menteri Keuangan.
2. Keadaan administrasi dan keuangan bank tersebut
memungkinkan bank itu untuk memenuhi
kewajiban dalam kliring.
3. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan
kelonggaran bank kredit yang diberikan oleh
kantor tersebut telah mencapai jumlah sekurang-
kurangnya 20 dari syarat modal setor minimum
bagi pendirian bank baru di wilayah yang
bersangkutan.
4. Bagi bank kliring ini berlaku selama 6 bulan
terhitung sejak tanggal penyetoran.
5. Suatu kantor bank umum atau bank pembangunan
diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia.
 Wakil Peserta Kliring

Wakil peserta Kliring di bagi menjadi 2 golongan


I. Golongan A, berwenang membuat, mengubah,
memberi tanda terima dan menandatangani
daftar Rekapitulasi, Neraca dan Bilyet saldo
Kliring
II. Golongan B, selain sama dengan golongan A,
juga berwenang untuk mengubah, menambah
dan menandatangani SKP (surat keterangan
Penolakan)
 Waktu (Jam) Kliring

• waktu setelmen untuk layanan transfer dana dalam


SKNBI ditetapkan sebanyak lima kali dalam sehari,
yakni pada pukul 09.00, 11.00, 13.00, 15.00, dan
pukul 16.45. Sementara itu, untuk layanan
pembayaran reguler dilakukan sebanyak dua kali
dalam sehari, yakni ada pukul 08.00 dan 14.15.
• Maka, sebagai penyempurnaan SKNBI per 1
September 2019 nanti, waktu setelmen akan
bertambah menjadi sembilan kali dalam sehari
untuk layanan transfer dana dan pembayaran
reguler, yakni pada pukul 08.00, 09.00, 10.00,
11.00, 12.00, 13.00, 14.00, 15.00, dan 16.45.
• Sehingga, nantinya penyelesaian transaksi kliring
dapat dilakukan maksimal satu jam masing-masing
di bank pengirim dan bank penerima, dari waktu
dua jam yang dibutuhkan sebelumnya.
 Warkat Kliring

Warkat kliring atau warkat debet adalah alat


pembayaran nontunai yang diperhitungkan atas
beban nasabah atau bank lewat kliring debet.
Warkat debet ini meliputi:
 Cek
 Bilyet giro
 Wesel
 Nota debet
 Warkat debet lain yang disetujui BI
 Tata Cara Penyelenggaraan Kliring

o Pertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua


tahap yaitu :
 Pertemuan kliring penyerahan
 Kliring retur
o Sebelum pertemuan kliring diadakan harus lebih
dahulu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :
 Cap Kliring
 Kliring penyerahan
 Penolakan Warkat
 Bilyet Saldo

Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan


oleh peserta untuk menyusun Bilyet saldo kliring
berdasarkan neraca Kliring penyerahan dan neraca
kliring pengembalian.
 Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang di
lakukan di kantor peserta dan di lakukan di
tempat penyelenggaraan.
 Kliring pengembalian, yakni warkat Kliring
yang di terima dari peserta lain
 Dihentikan dari Kliring
Peserta akan dihentikan dari Kliring untuk sementara;
srbagai contoh
 Apabila jumlah kewajiban dari suatu peserta melampaui
jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggara, maka
peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
menyelesaikan saldo negatif itu dalam 30 menit setelah
pertemuan kliring retup ditutup.
 Jika sampai batas waktu tersebut yang bersangkutan
tidak dapat menyelesaikan juga, maka penyelenggara
dapat memperpanjang batas waktu tersebut sampai hari
kliring berikutnya sebelum kas dari kantor
penyelenggara dibuka atas persetujuan Bank Indonesia.
 Nah, pada akhirnya jika saldo negatif tidak dapat
diselesaikan juga, maka peserta itu dapat dihentikan
untuk sementara dari keikutsertaannya dalam kliring.
 Pengunduran Diri dari Kliring

Bank peserta kliring diperbolehkan mengundurkan


diri dengan alasan-alasan antara lain:
i. Mengalami kesulitan keuangan yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya syarat-syarat
untuk diikutsertakan lebih lanjut dalam kliring.

ii. Kepentingan bank yang bersangkutan tidak


menunjukkan keadaan semestinya, misalnya
tidak ada pengurus, atau tejadi perselisihan
dalam kepengurusan sehingga bank tidak dapat
melakukan usaha secara normal.
B. Pasar Uang

1) Pengertian Pasar Uang


Pasar uang, atau yang sering juga disebut
dengan money market, adalah suatu aktivitas
di mana terjadi transaksi jual beli dengan
komoditi berupa sekuritas keuangan.
2) Tujuan Pasar Uang

 Dari Pihak yang membutuhkan dana :


i. Untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek
ii. Untuk memenuhi kebutuhan likuidasi
iii. Untuk memenuhi modal kerja
iv. Membantu pihak yang membutuhkan
dana apabila kalah kliring.
 Dari pihak yang menanamkan dana :
 Untuk memperoleh penghasilan dengan
tingkat suku bunga tertentu.
 Membantu pihak – pihak yang mengalami
kesulitan keuangan.
 Spekulasi
3) Instrumen Pasar Uang

 Surat Perbendaharaan Negara (SPN)


 Sertifikat Bank Indonesia
 Sertifikat Deposito
 Surat Berharga Komersial (Commercial
Paper)
 Repo (Repurchase Agreement)
 Call Money
 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
 Bill of Exchange
 Banker’s Acceptance
 Treasury Bills
4) Interbank Call Money
Call Money merupakan salah satu sarana penting
untuk mendorong pengembangan pasar uang.

5) Sertifikasi Bank Indonesia


o merupakan surat berharga atas unjuk dalam
satuan uang Rupiah yang diterbitkan dengan
sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan hutang jangka pendek.
6) Sertifikat Deposito

Merupakan instrument yang diterbitkan oleh


suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam
suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu. Sertifikat deposito diterbitkan oleh
bank-bank umum atas dasar diskonto dengan
nilai nominal sekurang-kurangnya Rp. 1 juta
dan jangka waktu 30 hari samapi dengan 1
tahun.
7) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka
pendek yang dapat diperjual belikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga
diskonto yang ditunjuk oleh BI.

8) Banker’s Acceptance
• merupakan wesel bank yang ditarik oleh
seorang eksportir atau importir atas suatu bank
untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valuta asing yang diberi tanda
“accepted” apabila bank menyetujui wesel
tersebut, dan dapat diperjualbelikan di pasar
uang sebagai salah satu sumber pendanaan
jangka pendek.
9) Commercial Paper
Merupakan promes yang tidak disertai
dengan jaminan, yang diterbitkan oleh
perusahaan / bank untuk mendapatkan
dana jangka pendek.

10) Treasury Bills


• Merupakan instrumen hutang yang
diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral (di Amerika Serikat ) atas tunjuk
dengan jumlah tertentu yang akan
dibayarkan kepada pemegang pada tanggal
yang telah ditetapkan.
11) Repurchase Agreement
Merupakan transaksi jual beli surat berharga
disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan
membeli kembali surat-surat berharga yang
telah dijual tersebut pada tanggal dan dengan
harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.

12) Asuransi
• Asuransi adalah pertanggungan atau
perjanjian antara dua belah pihak, di mana
pihak satu berkewajiban membayar
iuran/kontribusi/premi.
13) Leasing

Leasing adalah suatu bentuk kegiatan


pembiayaan alat atau barang modal berupa hak
opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan
untuk nasabah dalam kurun waktu tertentu, yang
mana pembayarannya dilakukan secara dicicil
atau angsuran.
IX LEMBAGA KEUANGAN INTERNAIONAL

A. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB)


1) Fungsi dan Tujuan Bank Pembangunan Asia
 Fungsi ;
 Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal
(equity investment) untuk mempercepat pembangunan
ekonomi dan sosial negara berkembang
 Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan proyek pembangunan
 Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta
demi tujuan pembangunan
 Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari
negara anggota dalam rangka koordinasi perencanaan dan
penyusunan kebijakan.
 Tujuan ; untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dan kerja sama di kawasan Asia dan Pasifik serta ikut
membantu memperlancar proses pembangunan
ekonomi di negara berkembang yang menjadi
anggotanya.

2) Struktur Organisasi Bank Pembangunan Asia


 Dewan Komisaris
 Hak Suara
 Dewan Direksi
 Direktur Utama
 Wakil Direktur Utama

3) Keanggotaan ADB
 Anggota-anggota ECAFE (the economic commission
for asia and the far east)
 Negara-negara di wilayah Asia dan NSB di luar wilayah
Asia yang telah menjadi anggota PBB atau anggota dari
badan-badan PBB.
4) Struktur pemodalan dan sumber-sumber finansial
a. Modal dan pinjaman pihak luar ADB
ADB dapat meningkatkan sumber dananya dengan
cara:
 Meningkatkan jumlah modal yang dimilikinya.
 Melaksanakan pinjaman dari pihak luar ADB
dapat memperoleh dana dengan cara antara lain,
menjual surat-surat berharga dengan negara-negara
anggota atau lainnya, dengan persetujuan
pemerintah negara yang bersangkutan.

b. Dana-dana khusus yang diadakan/diterima oleb ADB


Anggaran Dasar ADB menyeburkan adanya sumber
finansial lain, yaitu dana khusus(special fund).
5) Aktivitas – Aktivitas Bank Pembangunan Asia
o Aktivitas penyaluran dana ADB ini terbagi
menjadi dua kategori utama yaitu
 pemberian fasilitas pinjaman yang biasa
dilaksanakan
 memberikan fasilitas pinjaman khusus.
o Aktivitas lainnya adalah adanya macam-
macam pembiayaan yang diberikan.
6) Permohonan Pinjaman
ADB tidak menstandardisir formulir Permohonan
pinjaman ataupun garansi. Dalam memproses
aplikasi pinjaman atau garansi, ADB hanya akan
berhubungan dengan pemohon atau perwakilan
yang berwenang, tidak dengan perantara.

7) Evaluasi Proyek ADB


o Dalam mengevaluasi proyek-proyek yang
diusulkan untuk dibiayai, ADB harus
mengamati kondisi kelayakan ekonomi, teknis,
dan keuangan negara-negara tersebut,
peranannya dalam membantu menyelesaikan
masalah-masalah perekonomian, kapasitu dari
negara peminjam dalam tambahan hutang,
memperkenalkan teknologi-teknologi baru
unruk peningkatan kesempatan kerja.
8) Kondisi – Kondisi Umum lainnya
o Umumnya ADB mensyaratkan agar peminjam
mencari order yang kompetitif dari berbagai
penyalur yang potensial, rencana-rencana dan
spesifikasi teknis hendaknya dibuat oleh penyalur
yang berdiri sendiri bila perlu dengan konsultan
teknis yang disetujui oleh pemohon. Kecuali dalam
kondisi tertentu, ADB mensyaratkan bahwa
penghasilan dari pemberian pinjaman, investasi
ataupun pcmbiayaan oleh ADB lainnya, digunakan
hanya untuk memperlancar arus perdagangan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara
anggota ADB.
9) Tingkat Bunga dan Biaya Lainnya

Dalam memberikan atau menjamin suatu


pinjaman, tingkat bunga dan biaya-biaya lainnya,
disesuaikan dengan kondisi pinjaman tersebur,
tentu saja berdasarkan penilaian ADB. Tingkat
bunga yang dibebankan ADB terhadap pinjaman
tersebut, termasuk komisi uang jasa (service fee)
yang diperhitungkan berdasarkan nilai pinjaman
tertinggi. Bila sumber dana pinjaman yang
diberikan berasal dari modal sendiri atau pinjaman
pihak luar, ADB juga akan mcmbebankan biaya
perjanjian (commitment charge).
10) Bantuan Teknik

Berdasarkan Anggaran Dasar, ADB berwenang


memenuhi permintaan anggota untuk membatu mereka
dalam mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dan
rencana-rencana pembangunan agar dapat memanfaatkan
sumber-sumber daya dengan lebih baik, menyehatkan
perekonomian, meningkatkan ekspansi perdagangan luar
negeri, memberikan bantuan teknis untuk persiapan,
pembiayaan, dan pelaksanaan program-program dan
proyek-proyek pembangunan, termasuk
memformulasikan proposal proyek-proyek tertentu.
B. Bank Dunia (World Bank)

1. Fungsi utama Bank Dunia adalah memberikan


pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi
pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang
berkembang yang menjadi anggotanya.
2. Keanggotaan Bank Dunia
Bank Dunia memiliki dua keanggotaan yaitu:
 IFC (International Finance Corporation) yang
memulai kegiatannya pada tahun 1956.
 IDA (International Development Auaiatian) yang
memulai kegiatannya pada tahun 1960.
3. Yang Menjalankan Operasi Bank Dunia

 Seluruh kekuasaan Bank Dunia berada di bawah


Dewan Komisaris yang terdiri dari para komisaris
yang mewakili negara anggota (masing-masing
negara anggota menunjuk satu orang
komisarisnya).
 Dewan komisaris bertemu setahun sekali dan
dapat mengirimkan suaranya melalui surat atau
kawat.
 Kecuali kekuasaan tertentu yang ditentukan
secara spesifik dalam Anggaran Dasar seperti
keputusan keanggotaan, alokasi pendapatan
bersih dan perubahan-perubahan dalam modal
saham.
4. Hubungan antara Bank Dunia dan PBB serta Badan-
badan PBB
Bank Dunia memelihara hubungan yang sangat baik
dengan PBB. BankDunia memiliki kantor di markas
besar PBB dengan para staf yang bertugassebagai
perantara PBB dalam Bank Dunia misalnya
memerhatikan atau menyusunseluruh pertemuan antara
PBB dan Bank Dunia sehubungan dengan kepentingan
PBB terhadap Bank Dunia.
5. Kriteria Pemberian Pinjaman

 Pinjaman yang diberikan adalah proyek khusus


tertentu dinegara anggota.
 Proyek layak dibiayai secara teknis maupun
ekonomis dan merupakan prioritas utama bagi
pembangunan ekonomi Negara ybs.
 Proyek dikelola secara baik mulai dari sebelum
pelaksanaan sampai setelah selesai
 Bank Dunia yakin bahwa Negara peminjam
prospektif tidak dapat memperoleh pembiayaan
dengan syarat-syarat yang wajar dari sumber lain
6. Negara yang dapat Meminjam

Bank Dunia dapat memberikan pinjaman kepada


pemerintah negara-negara anggota kepada
organisasi-organisasi pemerintah atau swasta yang
dijaminoleh pemerintah negara setempat di mana
proyek itu dibiayai. Persyaratan jaminanini
tercantum dalam Anggaran Dasar Bank Dunia.
Pinjaman yang diberikan olehBank Dunia
umumnya meliputi sebagian atau keseluruhan
jumlah biaya-biayadari proyek yang diusulkan
dalam valuta asing namun dalam hal-hal tertentu
dapatjuga dalam mata uang lokal negara yang
bersangkutan.
7. Kriteria Evaluasi Pendayagunaan Dana sebuah Negara

 Desain Evaluasi
 Metodeologi Evaluasi
 Teknik Evaluasi
 Pengorganisasian Evaluasi
 Kebutuhan SDM Evaluator
 Perencanaan Evaluasi
 Pelaksanaan Evaluasi
 Pengendalian Evaluasi
8. Proses Pengidentifikasian Proyek

1. Mengembangkan garis besar Proyek atau program


dan menilai apakah bias dibenarkan atau tidak
2. Menentukan usaha dan investasi apa yang
dibutuhkan untuk mendefinisikan pekerjaan secara
detail
3. Mendapatkan otorisasi sponsor untuk fase definisi
C. Eurobank dan Eurocurrency

1) Eurobank
 Eurobank adalah perantara finansial yang secara
simultan menerima deposito dan memberikan
pinjaman, baik dalam mata uang tempat lembaga iti
berada, ataupun dalam mata uang lainnya.
2) Bank Kongsi (Consortium Bank)
 Adalah lembaga yang dalam kegiatan eksternalnya
hanya bertindak memberikan pinjaman saja dalam
berbagai valuta, namun tidak menerima sumber
dana di luar mata uang Negara dimana lembaga-
lembaga tersebut berlokasi.
3) Pasar Eurocurrency
 Tidak hanya peraturan cadangan umum ini
menyebabkan Eurobank dapat menawarkan
syarat-syarat yang lebih menarik bagi pemilik
dana maupun peminjam.
4) Hubungan antara Perbankan Indonesia dengan
Eurobank
 Semakin meningkatnya persaingan yang terjadi dalam
usaha pencairan sumber dana dari dalam negeri yang
dipasarkan oleh bank-bank umum di indonesia, telah
memacu para excecutive untuk mencari konsep-
konsep baru dalam usaha pengelolaan hutang yang
lebih efektif.
 Satu teknik yang dapay dilakukan adalah meminjam
dana dalam valuta asing ke pasar uang internasional
dan kemudian menutup resiko selisih kurs dengan
meminta swap cover ke bank indonesia
 Oleh karena tidak adanya pembatasan untuk
memudahkan dana dari dan ke luar negeri, kegiatan
operasional eurobank telah memeberi peluang yang
sangat menarik bagi perbankan Indonesia, untuk
mencari dana yang lebih murah ke pasar Eurocurrency
ataupun menempatkan dana valuta asing yang idle ke
pasar Eurocurrency tersebut.
5) Pemumpukan Dana
Eurobank harus mencanangkan dana-dana yang
dihimpunnya maka eurobank dapat menggunakan
seluruh dana yag dihimpunnya ke dlaam loanable fund,
hal ini meneybabkan Eurobank dapat menawarkan
dana kepada bank-bank yang membutuhkan dengan
tingkat bunga yang lebih menarik bagi peminjam dana.

6) Penempatan Dana
 Demikian pula halnya apabila Bank Devisa di
Indoensia mempunyai kelebihan dana valuta asing
yang tidak dapat ditempatkan pada allokan kredit
maka Eurobank adalah alternative untuk idle fund
dengan tingkat bunga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan noneurobank lainnya.
X KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN
INDONESIA

A. Kebijakan Moneter Perbankan


 PERIODE STABILISASI & REHABILITASI EKONOMI
 Pada awal orde baru, untuk mengatasi kondisi perekonomian
yang sangat memprihatinkan. Angka inflasi diperkirakan 650%
 Kebijakan yang diambil: Mengubah kebijakan anggaran defisit
menjadi anggaran berimbang
 Menjalankan kebijakan kredit yang sangat ketat & kualitatif,
dengan cara:
 Menetapkan tingkat bunga kredit bagi bank-bank
pemerintah
 Penyaluran kredit yang sangat efektif
 Menerbitkan tata cara pemberian kredit perbankan
 PERIODE DEREGULASI PERBANKAN
 Memasuki dekade 1980an ekonomi Indonesia
mengalami resesi sebagai dampak resesi dunia
 PDB turun drastic dari 7,7% menjadi 2,2% & neraca
pembayaran memburuk Kebijakan yang ditempuh:
o Penyesuaian nilai tukar Rp terhadap USD, pada
bulan maret 1983 dari Rp 700,- menjadi Rp 970,-
o Penjadwalan ualang proyek-proyek yang
menggunakan devisa dalam jumlah besar
o Melakukan deregulasi sektor moneter &
perbankan dengan berbagai jenis paket kbijakan
B. Pengaturan Bank dengan Prinsip Kehati-Hatian (Prudent
Banking)

1) Penilaian Aktivita Produktif


o Aktiva produktif adalah penanaman dana bank
baik dalam rupiah maupun valuta asing (valas)
dalam bentuk:
 kredit
 surat berharga
 penentuan dana antar bank, penyertaan,
 termasuk komitmen dan kontinjensi pada
transaksi rekening administratif.
o Berdasarkan Undang-undang RI nomor 10 tahun
1998 tentang perbankan, dimana bank merupakan
sebuah badan usaha yangmempunyai peran yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kegiatan
menghimpun dana dilakukan dengan mencari
alternative sumber dana, dan yang menjadi
salah satu sumber dana utama perbankan
berasal dari masyarakat (dana pihak ketiga).
2) Likuidasi Bank
Likuiditas adalah sesuatu hal bentuk dari
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya membayar utang jangka pendeknya,
yaitu hutang usaha, hutang dividen, hutang pajak,
dan sebagainya.

3) Pernankan Era Krisis Moneter


Krisis moneter membawa dampak yang kurang baik
bagi negara yang tertimpa krisis. Hal ini disebabkan
Karena kurs nilai tukar valas, khususnya dolar AS
yang tinggi. Sehingga nilai mata uang jatuh. Dengan
kejadian itu, banyak perusahaan yang terpaksa
menghentikan karyawannya dengan alasan tidak
dapat membayar upah.
4) Kebijakan Pemulihan Perbankan

BI tetap melanjutkan stimulus moneter, dengan tetap


menempuh kebijakan suku bunga rendah dan
likuiditas longgar hinga ada tanda-tanda kenaikan
inflasi.
XI BANK SYARIAH

A. Sejarah Singkat Bank Syariah

 Perbankan Syariah kerap disebut juga Perbankan Islam, yaitu


perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam atau
syariat. Karena berdasarkan hukum Islam, maka perbankan syariah
tidak mengenal adanya “bunga pinjaman” alias interest rate.
 Bunga pinjaman dianggap riba dan berdosa. Yang dikenal di
perbankan syariah adalah “sistem bagi hasil” atau Nisbah yang
prosesnya sama-sama diketahui dan disetujui oleh bank dan pihak
nasabah. Pelopor berdirinya perbankan syariah di Indonesia adalah
Bank Muamalat pada tahun 1991. Bank ini dilahirkan oleh Majelis
Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI),
pengusaha Muslim dan juga pemerintah.
 Di tahun 1983 pemerintah Indonesia pernah berencana
menerapkan “sistem bagi hasil” dalam berkreditan
yang merupakan konsep dari perbankan syariah. Saat
itu kondisi perbankan Indonesia memang parah-
parahnya karena Bank Indonesia tidak bisa
mengendalikan tingkat suku bunga di bank-bank yang
membumbung tinggi. Sehingga pemerintah
mengeluarkan deregulasi tanggal 1 Juni 1983 yang
menimbulkan kemungkinan bank mengambil untung
dari bagi hasil sistem kredit.
 Namun lima tahun kemudian, pemerintah menganggap
bisnis perbankan harus dibuka seluas-luasnya untuk
menunjang pembangunan. Dan tanggal 27 Oktober
1988, pemerintah pun mengeluarkan Paket
Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO)
untuk meliberalisasi perbankan.
B. Produk Bank Syariah

1) Al-Wadi’ah ( simpanan) ; Merupakan simpanan


murni dari satu pihak ke pihak lain, baik itu
perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja apabila pihak
penyimpan menghendaki.
2) Pembiayaan dengan Bagi Hasil ; Apabila penyaluran
dana dalam bank umum disebut dengan kredit, maka
penyaluran dana dalam bank syariah disebut dengan
pembiayaan. Keuntungan bank syariah dari produk
pembiayaan diperoleh dari sistem bagi hasil.
3) Bai’al-Murabahan ; merupakan kegiatan jual beli
pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.
4) Ba’i-as-Salam ; merupakan pembelian barang yang
diserahkan kemudian hari, sementara pembayarannya
dilakukan di muka.
5) Bai’Al-Istihna adalah kontrak penjualan antara pembeli
dengan pembuat barang. Kedua belah pihak harus saling
sepakat terlebih dahulu tentang harga dan sistem
pembayaran.
6) Al-Ajarah (Leasing) merupakan akad pemindahan hak
guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah
sewa
7) Al-Wakalah (amanat) merupakan penyerahan mandat
dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan yang telah disepakati oleh
pihak pemberi mandat.
8) Al-Kafalah (garansi) adalah jaminan yang diserahkan
penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
9) Al-hawalah adalah pemindahan beban utang dari satu
pihak ke pihak lain. Misalnya adalah kegiatan anjak
piutang factoring.
10) Ar-rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta
milik pihak peminjam sebagai jaminan atas
peminjaman yang diterimanya.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai