Anda di halaman 1dari 15

OM SWASTYASTU

KELOMPOK 7

1. I Kadek Rana Setyawan (03)


2. I Putu Gede Ananta Wijaya (15)
3. I Putu Agus Apriana Putra (16)
PEMBAHASAN

1. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


2. MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN
INOVASI
3. PENTINGNYA PERUBAHAN
4. PROSES DAN TIPE-TIPE PERUBAHAN
KONFLIK DALAM ORGANISASI
Konflik organisasi adalah konflik yang terjadi karena adanya pebedaan
antara dua atau lebih anggota kelompok dalam organisasi situasi yang
muncul dari:
1.harus membagi sumber daya yang langka, dan
2.pedaanaan status, pandangan dan nilai-nilai.
Konflik intra-individu, interpersonal, dan antarkelompok tidak lepas dari
konflik organisasi. Semua konflik terdap moat di dalam ruang
organisasi. Sumber konflik organisasi adalah: pembagian sumber daya tidak
jelas, perbedaan tujuan, saling ketergantungan aktivitas kerja, perbedaan 
nilai atau pandangan, dan gaya hidup individu 
PANDANGAN TENTANG KONFLIK ORGANISASI
Terdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam kelompok atau
organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau
dihilangkan, sebab jika dibiarkan akan merugikan organisasi. Pendapat lain
mengatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa, maka konflik itu
akan membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi. Inilah yang
disebut sebagai the conflict paradox, di mana di satu sisi konflik dianggap
dapat meningkatkan kinerja kelompok, sementara banyak kelompok atau
organisasi malah berupaya meminimalisir konflik. Beberapa pandangan,
terhadap konflik dalam organisasi :
1. Pandangan Tradisional (the traditional view)
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif,
merugikan dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat
komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang
dan kegagalan pemimpin untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi pada
bawa hannya tersebut.
2. Pandangan aliran hubungan kamanusiaan (the human relations view)
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang
terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu
yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi
perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh Karena itu konflik harus dijadikan
sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi
tersebut.
3. Pandangan Interaksionis (the interctionist view)

Menurut pandangan ini, konflik bisa dimanfaatkan untuk


kemajuan organisasi. Sebab, tanpa konflik, organisasi akan
statis, apatis dan tidak tanggap pada kebutuhan pegawai,
bahkan tidak termotivasi melakukan evaluasi diri dan
inovasi. Karenanya, peran manajer perlu diaktifkan untuk
membuat konflik yang terarah dan harmonis, sehingga
merangsang semangat dan kreativitas kelompok.
Konflik dalam organisasi ditandai dengan ciri-ciri:
1. terdapat perbedaan pendapat / petentangan antara individu atau kelompok,
2. terdapat perselisihan dalam mencapai tujuan disebabkan adanya perbedaan
persepsi dalam menafsirkan program organisasi
3. terdapat pertentangan norma dan nilai-nilai individu atau kelompok,a
4. adanya pertentangan sebagai akibat munculnya gagasan – gagasan baru dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif,
5. adanya sikap dan prilaku saling menghalangi pihak lain untuk memperoleh
kemenangan dalam memperebutkan sumber daya organisasi yang terbatas.
Ada 5 jenis konflik dalam organisasi :
■ Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang  dia harapkan untuk melaksanakannya.
Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
■ Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan (Pengurus dan anggota)
■ Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan
oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
■ Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena
terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar
organisasi.
■ Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk
persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara.
Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk
baru, teknologi dan jasa, harga-harga lebih rendah dan
penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sifat-sifat Konflik Organisasi
Pandangan interaksionis tidak menyatakan bahwa semua konflik adalah baik. Menurut sifatnya
konflik terbagi atas konflik fungsional dan konflik disfungsional.
1. Konflik fungsional
Konflik fungsional dalam pandangan kaum interaksionis dikatakan sebagai konflik yang
mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya. 
Konflik fungsional dengan pertentangan antar kelompok yang bermanfaat bagi peningkatan
peningkatan dan prestasi organisasi. Konflik memperbaiki kualitas keputusan, merangsang 
kreativitas dan inovasi , mendorong perhatian dan keingintahuan di kalangan anggota
kelompok, menyediakan saluran yang menjadi sarana masalah-masalah yang dapat disampaikan
dan diminta dan dapat diredakan, dan memupuk evaluasi lingkungan dan perubahan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa konflik tidak membantu tetapi juga merupakan
suatu kondisi yang diperlukan untuk menumbuhkan adanya kreativitas . Kelompok-kelompok
yang anggotanya dengan kepentingan yang berlainan cenderung menghasilkan dengan kualitas
 yang lebih tinggi dari berbagai masalah kelompok yang homogen (Robbins, 2003). Hal ini
mendorong kita untuk meramalkan bahwa keanekaragaman budaya yang meningkat dari
angkatan kerja harus memberikan manfaat kepada organisasi.
2. Konflik disfungsional
Konflik disfungsional dapat terjadi karena terjadi destruktif dari konflik kinerja kelompok
 atau organisasi. Konflik disfungsional yang berkaitan dengan pertentangan antar kelompok
yang merusak atau merusak tujuan organisasi atau kelompok. Sebagian organisasi dapat
menjamin dan mewujudkan organisasi yang terjadi sehingga memiliki dampak pada
organisasi
Akann tetapi, sebagian besar organisasi mengalami konflik pada tingkat yang lebih besar
dari yang diinginkan (yang fungsional), dan prestasi akan membaik jika konflik yang terjadi
dapat dikurangi. Jika konflik terjadi begitu parah, maka prestasi organisasi mulai merosot.
Ringkasnya mengendalikan yang tidak terkendali membiakkan ketidakpuasan, yang
bertindak menghilangkan ikatan kebersamaaan, dan akhirnya mendorong ke penghancuran
organisasi. Konflik disfungsional yang dapat mengurangi keefektifan dapat terjadi, karena
penghambatan komunikasi , berhimpun kelompok , dan dikalahkannya tujuan kelompok
terhadap keunggulan pertikaian antara anggota-anggota. Ekstremnya, konflik dapat
berfungsinya kelompok dan berpotensi kelangsungan hidup kelompok tersebut.
5 tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani konflik yaitu :
■ Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas
kepentingan yang lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan  jika situasi saat itu
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan
pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang
berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana
atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan
bawahan.
■ Menghindari konflik
Tindakkan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situasi tersebut secara
fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi.
Situasi menang-kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-
masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk
sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik
meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih
memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
■ Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar
pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika
kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
■ Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal
tersebut sama-sama penting dan hubungab baik menjadi yang utama. Masing-
masing pihak akan mengorbankan sebagina kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang.
■ Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.

Anda mungkin juga menyukai