2. I Putu Gede Ananta Wijaya (15) 3. I Putu Agus Apriana Putra (16) PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
2. MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI 3. PENTINGNYA PERUBAHAN 4. PROSES DAN TIPE-TIPE PERUBAHAN KONFLIK DALAM ORGANISASI Konflik organisasi adalah konflik yang terjadi karena adanya pebedaan antara dua atau lebih anggota kelompok dalam organisasi situasi yang muncul dari: 1.harus membagi sumber daya yang langka, dan 2.pedaanaan status, pandangan dan nilai-nilai. Konflik intra-individu, interpersonal, dan antarkelompok tidak lepas dari konflik organisasi. Semua konflik terdap moat di dalam ruang organisasi. Sumber konflik organisasi adalah: pembagian sumber daya tidak jelas, perbedaan tujuan, saling ketergantungan aktivitas kerja, perbedaan nilai atau pandangan, dan gaya hidup individu PANDANGAN TENTANG KONFLIK ORGANISASI Terdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam kelompok atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau dihilangkan, sebab jika dibiarkan akan merugikan organisasi. Pendapat lain mengatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa, maka konflik itu akan membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi. Inilah yang disebut sebagai the conflict paradox, di mana di satu sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, sementara banyak kelompok atau organisasi malah berupaya meminimalisir konflik. Beberapa pandangan, terhadap konflik dalam organisasi : 1. Pandangan Tradisional (the traditional view) Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan pemimpin untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi pada bawa hannya tersebut. 2. Pandangan aliran hubungan kamanusiaan (the human relations view) Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh Karena itu konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut. 3. Pandangan Interaksionis (the interctionist view)
Menurut pandangan ini, konflik bisa dimanfaatkan untuk
kemajuan organisasi. Sebab, tanpa konflik, organisasi akan statis, apatis dan tidak tanggap pada kebutuhan pegawai, bahkan tidak termotivasi melakukan evaluasi diri dan inovasi. Karenanya, peran manajer perlu diaktifkan untuk membuat konflik yang terarah dan harmonis, sehingga merangsang semangat dan kreativitas kelompok. Konflik dalam organisasi ditandai dengan ciri-ciri: 1. terdapat perbedaan pendapat / petentangan antara individu atau kelompok, 2. terdapat perselisihan dalam mencapai tujuan disebabkan adanya perbedaan persepsi dalam menafsirkan program organisasi 3. terdapat pertentangan norma dan nilai-nilai individu atau kelompok,a 4. adanya pertentangan sebagai akibat munculnya gagasan – gagasan baru dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif, 5. adanya sikap dan prilaku saling menghalangi pihak lain untuk memperoleh kemenangan dalam memperebutkan sumber daya organisasi yang terbatas. Ada 5 jenis konflik dalam organisasi : ■ Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. ■ Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan (Pengurus dan anggota) ■ Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok. ■ Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi. ■ Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi dan jasa, harga-harga lebih rendah dan penggunaan sumber daya lebih efisien. Sifat-sifat Konflik Organisasi Pandangan interaksionis tidak menyatakan bahwa semua konflik adalah baik. Menurut sifatnya konflik terbagi atas konflik fungsional dan konflik disfungsional. 1. Konflik fungsional Konflik fungsional dalam pandangan kaum interaksionis dikatakan sebagai konflik yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya. Konflik fungsional dengan pertentangan antar kelompok yang bermanfaat bagi peningkatan peningkatan dan prestasi organisasi. Konflik memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi , mendorong perhatian dan keingintahuan di kalangan anggota kelompok, menyediakan saluran yang menjadi sarana masalah-masalah yang dapat disampaikan dan diminta dan dapat diredakan, dan memupuk evaluasi lingkungan dan perubahan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa konflik tidak membantu tetapi juga merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk menumbuhkan adanya kreativitas . Kelompok-kelompok yang anggotanya dengan kepentingan yang berlainan cenderung menghasilkan dengan kualitas yang lebih tinggi dari berbagai masalah kelompok yang homogen (Robbins, 2003). Hal ini mendorong kita untuk meramalkan bahwa keanekaragaman budaya yang meningkat dari angkatan kerja harus memberikan manfaat kepada organisasi. 2. Konflik disfungsional Konflik disfungsional dapat terjadi karena terjadi destruktif dari konflik kinerja kelompok atau organisasi. Konflik disfungsional yang berkaitan dengan pertentangan antar kelompok yang merusak atau merusak tujuan organisasi atau kelompok. Sebagian organisasi dapat menjamin dan mewujudkan organisasi yang terjadi sehingga memiliki dampak pada organisasi Akann tetapi, sebagian besar organisasi mengalami konflik pada tingkat yang lebih besar dari yang diinginkan (yang fungsional), dan prestasi akan membaik jika konflik yang terjadi dapat dikurangi. Jika konflik terjadi begitu parah, maka prestasi organisasi mulai merosot. Ringkasnya mengendalikan yang tidak terkendali membiakkan ketidakpuasan, yang bertindak menghilangkan ikatan kebersamaaan, dan akhirnya mendorong ke penghancuran organisasi. Konflik disfungsional yang dapat mengurangi keefektifan dapat terjadi, karena penghambatan komunikasi , berhimpun kelompok , dan dikalahkannya tujuan kelompok terhadap keunggulan pertikaian antara anggota-anggota. Ekstremnya, konflik dapat berfungsinya kelompok dan berpotensi kelangsungan hidup kelompok tersebut. 5 tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani konflik yaitu : ■ Berkompetisi Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan yang lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan. ■ Menghindari konflik Tindakkan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang-kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing- masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut. ■ Akomodasi Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. ■ Kompromi Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungab baik menjadi yang utama. Masing- masing pihak akan mengorbankan sebagina kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang. ■ Berkolaborasi Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.