Pendahuluan
Penyak
obesitas dan diabetes menaikkan
faktor resiko penyakit kardiovaskular
sebanyak 2 kali lipat.
it
Selain obesitas dapat meningkatkan
resiko penyakit kardiovaskular,
obesitas dan diabetes juga dapat
meningkatkan faktor resiko penyakit
kanker (Gallagher and Le Roit, 2015).
Riskesdas
(2018),
prevalensi
obesitas di
Indonesia Obesitas
meningkat dari Mening
14, 8 % menjadi
21,8 %. kat
Remaja
PENDAHULUAN
REMAJA?
Perilaku Generasi
Milenial dipengaruhi
banyak faktor
3
•
1
Pengertian ilmu gizi
• Makanan?
makanan adalah “Bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh,
yang berguna bila dimasukkan dalam tubuh”. Dari
pengertian tersebut jelaslah bahwa obat bukan
termasuk makanan, dan semua suplemen yang
mengandung zat gizi bisa kita kategorikan sebagai
• Pengertian Ilmu Gizi makanan
2
Ruang lingkup ilmu gizi
3. Ilmu
terkait
2. Ruang
lingkup
3
Gizi dan pengaruhnya
Masalah
(gangguan) gizi
1. Faktor
primer
2. Faktor
sekunder
FAKTOR PRIMER
faktor primer maksudnya semua masalah gizi yang disebabkan
susunan makanan salah, baik dalam hal kuantitas maupun
kualitasnya. Faktor primer ini dapat meliputi;
kurangnya penyediaan pangan
kurang baiknya distribusi pangan
Kemiskinan
Ketidaktahuan
kebiasaan makan salah
• 1. anatomi
11
faktor sekunder meliputi semua faktor
TIPS PRESENTASI SUKSES LOMBA
yang menyebabkan zat-zat gizi tidak
FAKTOR SEKUNDER sampai di sel-sel tubuh setelah makanan
NASIONAL INTERNASIONAL
dikonsumsi
• 4. ekskresi
5. obat-obatan Faktor
sekunder
misalnya pasien yang
mengonsumsi obat yang
berinteraksi dengan makanan
sehingga zat gizi tertentu tidak
bisa diserap
12
Proses pencernaan makanan
Proses ini meliputi pencernaan secara mekanik yang dilakukan oleh otot
pengunyah, gigi, lidah, gerakan peristaltik saluran cerna yang membantu memecah
makanan yang kita makan menjadi partikel yang lebih kecil selain itu juga dibantu
dengan pencernaan kimiawi yang dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan yang
memecah karbohidrat dalam makanan menjadi bentuk karbohidrat yang paling
sederhana yaitu monosakarida, memecah protein menjadi asam amino dan
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Setelah makanan dicerna menjadi bentuk yang paling sederhana, maka partikel zat
gizi yang terbentuk mengalami penyerapan atau absorbsi. Absorbsi zat gizi dimulai
di lambung sampai usus, absorbsi zat gizi dapat melalui cara; 1) pasif yaitu zat gizi
berpindah dari saluran cerna ke pembuluh darah karena adanya perbedaan tekanan
atau konsentrasi; 2) aktif yaitu zat gizi diserap dengan menggunakan energi; 3)
fasilitatif misalnya menggunakan protein; dan 4) fagositosis/pinositosis yaitu
membran sel epitel menfagosite partikel zat gizi. Kemudian zat gizi ini
didistribusikan ke sel-sel diseluruh tubuh dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Masalah gizi
Nah bagaimanakah bisa timbul
masalah kurang gizi?. Proses
sampai timbulnya gejala klinis
yang dirasakan oleh pasien
merupakan proses yang
panjang, untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar dibawah ini
1) tidak tersedianya sumber Dampak kekurangan gizi
energi untuk produksi tenaga
2) terganggunya atau
terhambatnya pertumbuhan
pada anak dan remaja
OBESITAS
obesitas yang meningkatkan risiko
timbulnya penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus,
hipertensi, penyakit jantung
koroner, penyakit hati dan
kantung empedu.
• Protein
Karbohidrat
Lemak
PUGS adalah 60-75% sumber
energi berasal dari karbohidrat 10-25% sumber energi yang
berasal dari lemak
1. Social Norms (peer/social pressure)
Menurut Mohamed (2005) yang menunjukkan bahwa remaja wanita lebih menyukai
junk food karena faktor emosional “branding”. Faktor brand names dan attractive
advertisement juga mempengaruhi dalam konsumsi junk food di kalangan remaja.
3.
1. So
Influenc
e others Norm
2. Access
in
community
INFLUENCE OTHERS
Pengaruh Iklan
Faktor yang paling
berpengaruh pada remaja
atau generasi milenial
adalah social media, iklan,
Saran
dan peer pressure
2. Access
in
communit
y
Referensi
Al-Faris NA, Al-Tamimi JZ, Al-Jobair MO, et al.: Trends of fast food consumption among
adolescent and young adult Saudi girls living in Riyadh. Food Nutr Res. 2015, 59:26488.
10.3402/fnr.v59.26488
Anderson B, Rafferty AP, Lyon-Callo S, et al.: Fast-food consumption and obesity
among Michigan adults. Prev Chronic Dis. 2011, 8:A71.
Driskell JA, Meckna BR, Scales NE: Differences exist in the eating habits of university
men and women at fast-food restaurants. Nutr Res. 2006, 26:524-530.
10.1016/j.nutres.2006.09.003
Robinson TN, Borzekowski DL, Matheson DM, et al.: Effects of fast food branding on
young children’s taste preferences. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007, 161:792–797.
10.1001/archpedi.161.8.792 27.
Mohammad T, Barker S, Kandampully J: Multicultural student perceptions of fast food
restaurant brands: an Australian study. J Hospit Leisure Market. 2005, 12:93–117.
Thank You