Anda di halaman 1dari 55

PERILAKU SEHAT-SAKIT

MASYARAKAT
Perilaku
SEHAT ??? Perilaku SEHAT
RESPON SEHAT-SAKIT
Apa pendapat Anda ?

Bagaimana respon mereka terhadap rasa sakit ?


Bagaimana dengan yang ini ?

Apakah Sama responnya terhadap di Rawat ?


Bagaimana dengan yang ini ?

Bagaimana respon ibu terhadap


kehamilannya ?
Aspek fisik : terkait dg
tingginya angka kelahiran,
angka kematian, penyakit
menular, dsb.
Masalah Kesehatan Masyarakat
Aspek non-fisik :
ignorancy, perilaku hidup
yg tdk sehat, kemiskinan,
budaya malas, dsb.

Status kesehatan individu / masayarakat


Perilaku Pelayanan / fasilitas kesehatan
Lingkungan hidup (man made environment)
PERILAKU KESEHATAN
( Healthy Behavior )

Adalah : Respons seseorang


terhadap stimulus atau objek yg
berkaitan 
Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg
mempengaruhi Kesehatan
Perilaku Kesehatan

Ada Dua Aspek utama;


1. Aspek Fisik

Aspek Fisik misalnya sarana kesehatan dan


pengobat penyakit.
2. Aspek Non Fisik

Aspek non fisik menyangkut perilaku kesehatan.


Faktor Prilaku ini mempunyai pengaruh besar
terhadap status kesehatan individu dan masyarakat.
Perilaku Kesehatan
 Perilaku manusia terwujud dalam bentuk :
Pengetahuan, sikap dan tindakan.
 Dengan kata lain perilaku merupakan

respon/reaksi seorang indivudu terhadap


stimulus yang berasal dalam dirinya.
 Respon ini bersifat pasif (tanpa indakan:

berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif


(melakukan tindakan)
Perilaku Kesehatan
 Perilaku Kesehatan dapat dirumuskan sebagai
bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan
lingkungannya.
 Menyangkut pengetahuan dan sikap tentang

kesehatan serta tindakan yang berhubungan


dengan kesehatan
 Perilaku aktif;tindakan, sedangkan perilaku pasif

tidak tampak misalnya, pengetahuan, persepsi


dan motivasi.
Perilaku Kesehatan
 Ahli-ahli umum mengunakan istilah pengetahuan,
sikap dan tindakan, disingkat KAP (Knowledge,
Attitude, Practice)
 Sikap dirumuskan secara umum (secara positif

atau negatif)
 Sikap mengandung penilaian emosional/afektif

(senang, benci, sedih)


 Komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek

itu)
Perilaku Kesehatan
 Aspek Konatif (Kecendrungan Bertindak)
 Sikap selain bersifat positif dan negatif, sikap

memiliki kedalaman yang berbeda-beda ( sangat


benci, agak benci dsb.) sikap itu tidak sama dengan
perilaku. Perilaku tidak selalu mencerminkan
sikap seseorang.
 Sikap seseorang bisa berubah dengan diperolehnya

tambahan informasi tentang obyek tersebut,


melalui persuasi serta tekanan dr kelompok sosial.
Perilaku Kesehatan

 Perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai


faktor dari dalam maupun dari luar individu.
 Dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah;

Persepsi, Motivasi dan Emosi.


 Persepsi Adalah pengamatan yang merupakan

kombinasi penglihatan, pendengaran, penciuman


serta pengalaman masa lalu.
Perilaku Kesehatan
 Motivasi adalah dorongan bertindak untuk
memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan itu di
wujudkan dengan tindakan.
 Motivasi yang rendah bisanya mengahasilkan

tindakan yang juga kurang kuat.


 Perilaku dipengaruhi oleh emosi atau perasaan

individu.
 Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu
DEFINISI PENYAKIT, SAKIT &
SEHAT

 Penyakit (disease)  gangguan fungsi


fisiologis dari suatu organisme sebagai
akibat dari infeksi atau tekanan dari
lingkungan
KONSEP SAKIT
 Sakit (illness)  penilaian individu terhadap
pengalaman menderita suatu penyakit
 Sebagian orang percaya bahwa segala sesuatu
diciptakan oleh Tuhan dan tidak ada yang terjadi tanpa
kehendak Tuhan.
 Mereka menganggap penyakit itu kalau bukan
peringatan atau cobaan, tentu adalah hukuman dari
Tuhan.
 Pandangan semacam ini membuat penderita kusta di
masa lalu dikucilkan dari masyarakat dan penderita sakit
jiwa dipasung.
PERILAKU SAKIT

 Perilaku sakit  segala bentuk tindakan yang


dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan
 Perilaku sehat  tindakan yang dilakukan

individu untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatannya, mis: pencegahan penyakit,
personal hygiene, penjagaan kebugaran &
mengkonsumsi makanan bergizi
PERILAKU SAKIT
 Penilaian medis bukan merupakan satu-
satunya kriteria yang menentukan tingkat
kesehatan seseorang.
 Penilaian individu terhadap status kesehatan

merupakan salah satu faktor yang menentukan


perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka
merasa sakit & perilaku sehat jika mereka
menganggap sehat
PERILAKU SAKIT

Perbedaan kemampuan fungsional terdiri


dari 3 aspek (Bush)
 Kemampuan menggerakkan tubuh

 Mobilitas

 Kemampuan menjalankan kegiatan-

kegiatan utamanya
Teori Respons Bertahan (Coping
Response Theory)
Mechanic  teori tentang perilaku sakit
 Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia

terkena suatu penyakit. Reaksi sangat ditentukan oleh


sistem sosialnya
 Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri,

penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas


kesehatan, & pengaruh birokrasi
 2 faktor utama yang menentukan perilaku sakit:

 Persepsi
atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit
 Kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit
Tingkah Laku Sakit
 Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa peran
sakit dan peranan pasien
 Cth : Seorang Mahasiswa mengeluh sakit

perut : memilih membeli obat atau periksa ke


dokter  tingkah laku sakit tanpa peran sakit
dan peranan pasien.
 Bila sdh parah, tdk mampu beraktifitas, minta

bantuan orang disekitar  peranan sakit dan


pasien.
Etiologi Perilaku Sakit
 Dikenalinya gejala-gejala/tanda-tanda yang
menyimpang dari keadaan biasa
 Banyak gejala serius dan diperkirakan

menimbulkan bahaya
 Dampak gejala terhadap hubungan dengan

keluarga, hubungan kerja & kegiatan sosial


yang lain
 Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang

tampak dan persistensinya


Etiologi Perilaku Sakit
 Kemungkinan si individu untuk diserang penyakit
tersebut
 Informasi, pengetahuan & asumsi budaya tentang

penyakit
 Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang

dikenalnya
 Adanya kebutuhan untuk bertindak/berperilaku

mengatasi gejala sakit


 Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai

sarana, tersedianya beaya & kemampuan mengatasi


stigma dan jarak sosial (rasa malu, takut, dsb)
Kategorisasi faktor pencetus perilaku
sakit
 Faktor persepsi yang dipengaruhi oleh orientasi
medis & sosio-budaya
 Faktor intensitas gejala (menghilang & terus

menetap)
 Faktor motivasi individu untuk mengatasi gejala

yang ada
 Faktor sosial psikologis yang mempengaruhi

respons sakit
Batasan analisis kondisi tubuh
 Batasan sakit menurut orang lain
Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali
gejala sakit pada diri individu dan mengatakan bahwa dia
sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya terjadi
pada anak-anak & dewasa yang menolak bahwa dirinya
sakit
 Batasan sakit menurut diri sendiri
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan
menentukan apakah dia akan mencari pengobatan atau
tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan dengan
analisa individu.
5 Macam reaksi dalam proses
pengobatan (Schuman)
 Shopping  proses mencari alternatif sumber pengobatan
untuk menemukan seseorang yang dapat memberikan
diagnosa & pengobatan sesuai dengan harapan si sakit
 Fragmentation  proses pengobatan oleh beberapa
fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama
 Proscrastination  proses penundaan pencarian
pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan
 Self medication  pengobatan sendiri dengan
menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang
dinilai tepat
 Discontinuity  penghentian proses pengobatan
Reaksi individu terhadap gejala
sakit (Schuman)
 Tahap pengenalan gejala
 Tahap asumsi peranan sakit

 Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

 Tahap ketergantungan si sakit

 Tahap penyembuhan atau rehabilitasi


SEHAT
Sehat adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya keadaan bebas dari
penyakit dan cacat belaka
WORLD HEALTH
ORGANIZATION World Health Organization (WHO) 1948

Sehat adalah keadaan relatif seimbang antara


tubuh dan fungsinya sebagai hasil dari
penyesuaian yang dinamis terhadap hal-hal yang
dapat menganggunya.
Sehat bukan hanya merupakan keterkaitan pasif
antara tubuh dengan hal-hal yang
mempengaruhinya, namun merupakan respon
aktif tubuh untuk menghadapinya.
28 W.H. Perkins, 1938
DEFINISI SEHAT

 Sempurna/utuh baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya


bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO)
 Mengandung 3 karakteristik:
 Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
 Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal &
eksternal
 Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif & produktif
 Sehat bukan suatu kondisi, melainkan penyesesuaian,
bukan suatu keadaan melainkan proses. Proses adaptasi
individu tidak hanya terhadap fisik mereka melainkan
juga terhadap lingkungan sosialnya
 Keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. ( UU
No 36 /2009 ttg Kesehatan)
 Sehat mental : suatu kondisi
memungkinkan berkembangnya fisik,
intelektual, emosional, yang optimal dari
seseorang dan perkembangan ini
berjalan selaras dengan keadaan orang
lain.
(UU no 3/1961).
 Sehat sosial : prikehidupan dalam
masyarakat dimana prikehidupan ini
harus sedemikian rupa sehingga setiap
warga negara mempunyai cukup
kemampuan untuk memelihara
memajukan kehidupan sendiri dan
keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkannya bekerja, beristirahat
serta menikmati hiburan pada waktunya.
BEBAS BEBAS KEADAAN YANG
PENYAKIT KECACATAN BAIK
FISIK Tidak ada Tidak ada gejala Tubuh fit
penyakit fisik penyakit Gaya hidup sehat
Tidak berisiko Tidak ada cacat
penyakit fisik
Hidup sampai usia
lanjut
MENTAL Tidak mengalami Tidak mengalami Percaya diri
gangguan/ tekanan mental Kemampuan
Penyakit kejiwaan Tidak mengalami mental /
cacat mental kecerdasan
Memiliki daya
tahan mental
SOSIAL Rumah tangga Tidak mengalami Peran di
yang harmonis friksi dalam kelg masyarakat
Pergaulan sosial Tidak ada masalah Dukungan sosial
yang baik dalam pergaulan Rasa memiliki
sosial
PARADIGMA KEKUATAN YANG
MEMPENGARUHI KESEHATAN (H.L. Blum)

KEADAAN SEHAT SAKIT DIPENGARUHI:


Lingkungan fisik, biologis, dan sosial

Perilaku pribadi maupun kelompok

Biologi tubuh
Pelayanan kesehatan yang diperoleh berupa
promotif (peningkatan taraf kesehatan),
pencegahan, kuratif, rehabiliatif
PARADIGMA KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN (H.L. Blum)

KESEHATAN

UKURAN PANAH MENUNJUKKAN PERBANDINGAN BESARNYA PENGARUH


Persepsi Masyarakat tentang sehat-
sakit
 Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat
atau sakit, tidak selalu bersifat obyektif
 Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit

dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu


& unsur sosial-budaya.
 Petugas kesehatan berusaha menerapkan

kriteria medis yang obyektif berdasarkan


simptom untuk mendiagnosis kondisi fisik
individu
PERAN SEHAT-SAKIT
Peran
 Peran adalah satu pola tingkah laku,
kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh
masyarakat muncul dan menandai sifat dan
tindakan pada individu pemegang status atau
kedudukan sosial.
Peran Sehat - Sakit
 Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar
memperoleh kesembuhan,
 Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan
diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan
bergizi.
 Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter.
Peranan Sakit
 Konsep peranan sakit terbatas pada peranan sakit
 Seorang mahasiswi sakit saat Haid dan

memutuskan ijin tdk masuk dg harapan teman-


temannya menjenguk dengan membawa makanan
 menunjukan peran sakit
 Pergi ke dokter : mengikuti nasehat

dan pengobatan  peranan pasien


Tingkah laku sakit,peranan sakit dan
peran pasien dipengaruhi
 Ancaman kesehatan yg sama (scr klinis) 
menimbulkan reaksi yg berbeda ; tergantung :
 Kelas sosial dan ekonomi
Sosial ekonomi atas lebih sesnsitif terhadap
gejala sakit dr sosial ekonomi rendah.
 Perbedaan suku bangsa dan Budaya
Peranan Sosial Penyakit
Peran Sakit
Peranan Sakit menurut Persons
Kewajiban Pasien dari sakitnya
 Mengakui bahwa peranan sakit itu tdk
menyenangkan dan merasa berkewajiban
untuk menjadi sembuh.
 Mencari bantuan teknis yang kompeten

dan bekerja sama dalam penyembuhan.


Tahapan Sakit
 Tahap pengalaman gejala-gejala ( keputusan
bahwa ada yangtidak beres )
 Asumsi dari keadaan peran sakit ( keputusan

bahwa seseorang sakit dan membutuhkan


perawatanprofesional)
 Tahap kontak perawatan medis ( keputusan untuk

mencari perawatan medis profesional


Lanjutan tahap sakit

 Tahap peranan ketergantungan pasien


(keputusan untuk mengalihkan pengawasan
kepada dokter dan menerima serta
mengikuti pengobatan yang diterapkan)
 Kesembuhan atau keadaan rehabilitasi

(keputusan untuk mengakhiri peranan


sakit )
ANDI
Andi adalah seorang pelaku bisnis yang
sukses. Hari-harinya penuh dengan
kesibukan bisnis. Pada akhir pekan
biasanya ia berolahraga golf. Ia merokok
cukup banyak. Pada pemeriksaan
kesehatan menunjukkan tekanan darahnya
agak tinggi dan kadar kolesterolnya juga
tinggi. Namun Andi merasa dirinya sehat-
sehat saja.
BETTY
Betty tinggal di rumah kontrakan bersama 2 orang
anaknya. Ia telah bercerai dan tidak mendapatkan
tunjangan dari mantan suaminya. Ia bekerja
sebagai pelayan toko dan penghasilannya pas-
pasan, bahkan seringkali kekurangan. Ia selalu
merasa cemas dan seringkali mengeluh kelelahan
serta merasa gelisah. Dokter yang pernah
memeriksanya tidak menemukan penyakit apapun
pada dirinya.
CHARLES
 Charles adalah seorang pria muda yang
badannya fit dan berolahraga secara teratur. Ia
merasa kehidupannya baik, perkawinannya
harmonis, aktif dalam kegiatan di lingkungan RT
dan RW, serta puas dalam pekerjaannya di kantor
dengan penghasilan yang cukup. Namun sejak
kecil pengelihatannya terganggu dan kini kalau
membaca selain menggunakan kaca mata harus
dibantu dengan kaca pembesar.
DINDA
Dinda adalah anak perempuan usia 11 tahun. Ia
menderita sindroma Down hingga mengalami
keterbelakangan mental. Namun ia berbahagia
karena orang tuanya sangat sayang padanya dan
cukup mampu untuk memenuhi kebutuhannya. Ia
sekolah di sekolah khusus namun untuk masa
depannya diperkirakan ia kurang dapat hidup
mandiri.
EMMA
Emma seorang perempuan usia 30 tahun yang
bekerja sebagai konsultan hukum. Beberapa tahun
lalu ketika berolahraga berkuda ia terjatuh dan
tulang punggungnya patah. Ia kini lumpuh dan
menggunakan kursi roda. Dari kantor ia mendapat
fasilitas mobil dengan sopirnya. Rumah maupun
tempat kerjanya sudah disesuaikan dengan
keadaan dirinya. Ia merasa tidak terganggu dengan
keadaannya dan cukup sukses dalam profesinya
maupun dalam pergaulan dengan lingkungannya.
FRIDA

Frida seorang pemuda usia 19 tahun tinggal


bersama orang tuanya di sebuah perumahan
mewah. Ia putus sekolah ketika kelas II SMU.
Sehari-hari waktunya dihabiskan bersama teman-
temannya dan kadangkala ia terlibat dalam
perkelahian dengan kelompok remaja lainnya.
Ketika masih sekolah ia sudah mulai menghisap
ganja dan kini ia kadang-kadang masih
melakukan. Perawakannya gagah dan ganteng,
tubuhnya kuat dan secara fisik amat fit hingga
banyak gadis menyukainya.
GERDA
Gerda pria usia 25 tahun yang masih bujangan
dan kehidupannya cukup sukses. Kini ia bekerja
di perusahaan besar dengan gaji yang cukup
besar, dan mempunyai banyak teman. Namun ia
tidak mengetahui kalau dirinya mengindap HIV
akibat seks bebas yang pernah dilakukan ketika
bersekolah di luar negeri.
HALIMAH
Halimah seorang wanita tua usia 70 tahun yang
masih ceria. Kini kegiatannya terbatas karena
rematik yang menyebabkan kalau berjalan merasa
sakit sekali dan kaku. Ia hidup sendiri dan masih
mampu mengurus dirinya dan rumahnya. Hari-
harinya diisi dengan menonton TV. Setiap kali ada
arisan, tetangganya menjemputnya dan setiap
minggu anak serta menantunya datang
mengunjungi dan kadang-kadang mengajak jalan-
jalan. Ia merasa hidupnya amat beruntung karena
masih cukup baik pada usia lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai