Anda di halaman 1dari 38

Ns. Nuniek N.F, M.Kep.,Sp.

KMB

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 1


Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 2
LOBUS OTAK

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 3


Fungsional otak

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 4


PENGERTIAN
 TRAUMATIC YANG TERJADI PADA OTAK YANG MAMPU
MENGHASILKAN PERUBAHAN PADA PHISIK, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL, SOSIAL, DAN VOCATIONAL.
• Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk
trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam
menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan
pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan
traumatik yang dapat menimbulkan perubahan – perubahan fungsi
otak (Black, 2005)
• Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang
sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma
kranioserebral = traumatic brain injury merupakan trauma mekanik
terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun
permanen.
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 5
ETIOLOGI
 Dikelompokan berdasarkan mekanisme injury:
1. Trauma tumpul.
2. Trauma tajam (penetrasi)
Dan bagaimana jenis/tipe cedera:
1. Focal.
2. Diffuse.
3. Frakture

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 6


TIPE HEAD INJURY
Pattern of Injury Focal Injury Diffuse Injury

Mechanism of Injury Contact Forces Inertial Forces Inertial Forces


(Translational Acceleration) (Rotational Acceleration)

Type of Injury Skull Fracture Counter Coup Contusion Concussion


Epidural Hematoma Intra Cerebral Hematoma Diffuse Axonal Injury
Coup Contusion Subdural Hematoma Intra Ventricular H
Subdural Hematoma Tissue Tear Hemorrhagic
Gliding Contusion
Sub Arachnoids Hemorrhagic

Skema1: Mechanism of particular types of head injury (Marion, 1999:2006)

Skema 2 : Patofisiologi Akibat Cedera kepala


Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 7
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 8
 Kepala dengan bangunan intrakranial dapat
mengalami jejas oleh : tenaga percepatan
(akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi),
rotasi, Penetrasi
 Jejas : karena perbedaan gerakan pada tulang
dan otak.
Dasar lobus frontal ---- permukaan kasar fossa
anterior
Lobus temporal ------ pinggiran tulang sfenoid
Korpus kallosum ---- pinggiran falks serebri
Tentorium serebelli ---- permukaan superior
serebellum batang otak.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 9


 Hantaman.
Deselerasi mendadak
deformitas tengkorak
volume kranial
tekanan cairan serebrospinal
Hantaman awal ----------- contercoup, robekan jaringan
Rotasi. Robekan pada otak, akson difus, pembuluh
darah, selaput otak
 Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial,H. epidural, H. subdural,
perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial,
perdarahan intraserebelar, rinore, otorea.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 10


Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 11
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 12
Pengolongan berdasarkan akibat
Jejas
Jejas kepala.
 Lesi primer.
hantaman langsung pada kepala.
akselerasi, deselerasi, rotasi.
fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh
darah robek.
 Lesi sekunder.
proses patologik dinamis, komplikasi intrakranial
hematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid,
intraserebral, intraserebelar.
pembengkakan otak, edema otak  TIK meningkat, aliran
darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 13
Klasifikasi cedera kepala
 Cedera kepala ringan (GCS : 13 – 15 )
,, ,, sedang (GCS : 9 - 12 )
,, ,, berat (GCS : =< 8 )

 Jejas kepala tertutup . Komosio serebri


kontusio serebri
 Fraktur depresi tulang tengkorak
 Fraktur komplikata tulang tengkorak

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 14


Pemeriksaan
 Keadaan umum.
jejas ringan : keadaan sadar-siaga
 Jalan nafas, respirasi, tekanan darah,
keadaan jantung.
 Kesadaran.
 Fungsi mental
 Saraf otak
 Sistem motorik,
 Sistem sensorik, otonom, refleks-
refleks.
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 15
Glascow Coma Scale

 Used to document assessment in three areas


 Eyes
 Verbal response
 Motor response
 Normal is 15 and less than 8 indicates coma

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 16


From Rehabilitation
Nursing

Cidera Kep_Nunieki 03/06/21 17


Other Assessment

 Assess bodily function including respiratory,


circulatory and elimination
 Pupil checks – are pupils equal and how they
react to light
 Extremity strength
 Corneal reflex test

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 18


Diagnostic Tests
 CT
 MRI
 Cerebral angiography
 EEG
 PET
 No lumbar puncture if there is ICP because
sudden release of pressure can cause brain
to herniate
 ABG’s – keep O2 at 100% (Lewis 1615) and
PCO2 as related to ICP (25-35)
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 19
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
 Penanganan harus ditangani sejak dari tempat kecelakaan,
selama transportasi, diruang gawat darurat, kamar Ro, sampai
ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
 Monitor : derajat kesadaran, vital sign,kemunduran motorik,
reflek batang otak, monitor tekanan intrakranial.
 Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada:
1. Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak
2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)
3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis pada CT
skan otak
4. “Tight brain” setelah evakuasi hematom
5. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan positif
intermitten (IPPV)

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 20


PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
 Indikasi CT san:
1. Skala Koma Glasgow (GCS) ≤ 14
2. GCS 15 dengan:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaran
b. Traumatik Amnesia
c. Defisit neurologi fokal
d. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang kepala.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 21


Tindakan resusitasi ABC (Kegawatan)
a.Jalan nafas (airway)
Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun
kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau perlu
pasang pipa oropharing (OPA )/ endotrakheal,
bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu. Isi
lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk
menghindari aspirasi muntahan dan kalau ada stress
ulcer
b. Pernafasan (breathing)
_ Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas cheyne
stokes, dan central neurogenik hiperventilasi
_Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC,
emboli paru, infeksi.
_Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab,
kalau perlu ventilator
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 22
Kegawatan

3. Sirkulasi (circulation)
_Hipotensi– iskemik—kerusakan sekunder otak.
Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial,
sering ekstrakranial, akibat hipovolemi,
perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma dada
disertai tamponade jantung atau pneumotorak,
shock septik.
_Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki
fungsi jantung ,menggantidarah yang hilang
dengan plasma, darah

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 23


Kegawatan
 Tekanan Intra Kranial meninggi
_Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak, hematom
_Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang
monitor TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg.
Diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan:
1. Hiperventilasi
2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg.
Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba
dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 24-48
jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan
untuk menyingkirkan hematom

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 24


Lanjutan Penatalaksanaan

 Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)


1. Simple head injury
Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran,
amnesia, maupun gejala serebral lain hanya
perawatan luka, Ro hanya atas indikasi,
keluarga diminta observasi kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.
Riwayat penurunan kesadaran sesaat
setelah trauma tetapi saat diperiksa sudah
sadar kembali : Ro kepala, penatalaksanaan
selanjutnya seperti simple head injury

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 25


Lanjutan Penatalaksanaan

 Pasien dalam keadaan menurun


1. Cedera kepala ringan (GCS 15-13)
Kesadaran disorientasi, atau not obey command,
tanpa defisit neurologi fokal: Peratan luka, Ro
kepala
CT scan: bila dicurigai adanya lucid interval
(hematom intrakranial), follow up kesadaran
semakin menurun, timbul lateralisasi
Observasi: keadaran (GCS), tanda vital, pupil,
gejala fokal serebral

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 26


Lanjutan Penatalaksanaan

2. Cedera kepala sedang GCS 9-12


Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner
a. Periksa dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan,
sirkulasi
b. Pemeriksaan keadaran, pupil, tanda fokal
serebral, dan cedera organ lain
c. Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika
ada.
d. Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain
e. CT scan bila dicurigai hematom intrakranial
f. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, defisit
fokal serebral
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 27
Lanjutan Penatalaksanaan

3. Cedera kepala berat GCS 3-8


Biasanya disertai cedera multipel,
disamping kelainan serebral juga ada
kelainan sistemik
a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing,
circulation/ABC). Pasien CK berat sering
dalam keadaan hipotensi, hipoksia,
hiperkapnea akibat ggn pulmoner.
Tindakan resusitasi ABC
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 28
Lanjutan penatalaksanaan
 Keseimbangan elektrolit
_Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah udem otak,
1500-2000 ml/hari parenteraldengan cairan koloid , kristaloid
Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan diberikan yang mengandung
glukosa – hiperglikemi, menambah udem otak
_ Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
 Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur impresi,
hematom intrakranial, PTA yang panjang
 Komplikasi sistemik
_Demam, Kelanan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu
ditanggulangi segera.
 Obat Neuroprotektor
_Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya seperti
lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 29
Diagnosa Keperawatan
1. Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi skret.
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan edema
cerebral
3. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat edema
cerebral
4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan
kesadaran (soporokoma)
5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran
(soporokoma)
6. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka lacerasi
7. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak
8. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) keluarga
mengenai proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya b.d
terbatasnya informasi

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 30


Implementasi
1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d
akumulasi skret.
Intervensi keperawatan
Mandiri:
 Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi adanya
roncki/penumpukan skret
 Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30 derajat dan kepala
miring 1 sisi bergantian
 Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui asupan
parenteral yang diberikan.
 Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret, warna, jumlah,
dan konsistensinya bila terdapat skret yang keluar melalui
hidung/mulut.
Kolaborasi :
 Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap 12 jam) IV)

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 31


2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK b.d perdarahan dan
edema cerebral
Intervensi keperawatan
Mandiri :
 Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam
 Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam
 Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK meningkat.
 Memantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai normal
 Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral
 Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8 jam
 mencatat intake dan output.
 menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan dengan menciptakan
lingkungan tenang dan suhu ruangan dalam kondisi normal (mengatur suhu ruangan menyalakan AC).
Memasang pagar pengaman tempat tidur dan memasang retrain pada daerah ekstermitas
 Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien.
Kolaborasi :
 Memberikan O2 kanul 4 l/mnt
 Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari perawatan
 Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam
 Memberikan obat-obatan injeksi :
 - Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl
 - Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl
 - Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 32


3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran
(soporokoma).
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Monitor tanda-tanda vital, termasuk Mengukur JVP setiap 8 jam
• Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam.
• Memberikan kompres hangat saat temperatur meningkat (Demam),
dan mempertahankan pakaian tetap kering
• Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur suhu
ruangan dengan AC).
• Mengkaji turgor kulit, membran mukosa bibir
• Mengukur intake dan output cairan dan menghitung balance cairan
setiap hari selama 24 jam.
• Memberikan cairan minimal 2.5 lt/hari dengan pemberian sedikit-dikit
dan melibatkan keluarga saat pasien sudah dapat minum per oral.
Kolaborasi :
• Memberikan cairan infus NaCl 0,9% /12 jam
• Memberikan manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan stabil)

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 33


4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Mengkaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang BB/mengukur LL.
• Mengkaji kemampuan menelan ; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan kesulitan-
kesulitan asupan nutrisi dan mendengarkan bising usus, catat adanya
penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif
• Melatih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga
• Memberikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur dalam bentuk
cair
• (Ignatavicius, 1999)
• Menjaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama makan
peroral.
• Mengkaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu mencatat hasil.
Kolaborasi :
• Memberikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi
• Memberikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam
• Memberi pertimbangan dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin, transferin,
asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3 hari perawatan.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 34


Pen-Kes
keluarga diberikan penkes tentang perawatan pasien dengan masalah
cedera kepala, diantara yaitu :
•Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi
cidera kepala termasuk gangguan fungsi luhur dari pasien, oleh karena itu
perlu control dan berobat secara teratur dan lanjut.
•Mengajarkan bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan cairan selama dirawat
dan dirumah nantinya
•Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari pasien
•Mengajarkan melatih mobilisasi fisik secara bertahap dan terencana agar
tidak terjadi cidera pada neuromuskuler
•Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya
pulang, kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama kondisi masih
belum optimal terhadap dampak dari cidera kepala pasien dan sering pasien
akan mengalami gangguan memori maka mengajarkan pada keluarga
bagaimana mengorientasikan kembali pada realita pasien.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 35


REHABILITASI

 Berbaring lama dan inaktiviti bisa menimbulkan


komplikasi gerakan seperti kontraktur, osteoporosis,
dekubitus, edema, infeksi, trombophlebitis, infeksi
saluran kencing.
 Goal jangka pendek
_Meningkatkan spesifik area seperti kekuatan,
koordinasi, ROM, balans, dan posture untuk
mobilitas dan keamanan.
_Pengobatan tergantung kondisi pasien kestabilan
kardiopulmoner, fungsi musculoskletal, defisit
neurologi

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 36


REHABILITASI
 Rehabilitasi dini pada fase akut terutama untuk menghindari
komplikasi seperti kontraktur dengan terapi fisik pengaturan
posis, melakukan gerakan ROM (pergerakan sendi) dan mobilisasi
dini
 Terapi ini kemudian dilanjutkan dengan home program terapi
yang melibatkan lingkungan dirumah
 Pada pasien tidak sadar dilakukan dengan strategi terapi coma
management dan program sensory stimulation
 Penanganan dilakukan oleh tim secara terpadu dan terorganisis :
dokter ,terapis, ahli gizi, perawat, pasien dan keluarga.
 Melakukan mobilisasi dini, rehabilitasi termasuk stimulasi, suport
nutrisi yang adekuat, edukasi keluarga.

Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 37


Cidera Kep_Nuniek 03/06/21 38

Anda mungkin juga menyukai