ANANDA PUTRI MAHARANI C0C019029 SEFNITA C0C019030 CHIKITA ATILLA C0C019032 B A B 1 0 E S T I M A S I A K U N TA N S I TUJUAN AUDITOR-ESTIMASI AKUNTANSI
• a. Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi
dengan nilai wajar, dalam laporan keuangan, baik yang di akui atau yang diungkapkan adalah wajar. • b. Pengungkapan( yang berkaitan dengan estimasi akuntansi ) dalam laporan keuangan sudah cukup, dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku TAHAPAN ESTIMASI AKUNTANSI
• a. Tahapan risk assessment ( penilaian resiko )
• b. Tahapan risk response ( menanggapi resiko ) • c. Tahapan reporting ( pelaporan ) TUJUAN PENGUKURAN DARI SUATU ESTIMASI • a. Membuat prakiraan mengenai autcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat • b. Menentukan nilai dari transaksi berjalan atau item pelaporan keuangan berdasarkan konsisi yang ada pada tanggal pengukuran
• Risiko salah saji yang material karena estimasi sering
kali didasarkan pada tingkat ketidakpastian estimasi (estimation uncertainty) dalam membuat estimasi. TINGKAT KETIDAKPASTIAN ESTIMASI *TINGKAT KETIDAKPASTIAN RENDAH (RMM RENDAH)
• 1. Aktivitas bisnis tidak kompleks
• 2. Berhubungan dengan transaksi rutin • 3. Diambil dari data (yang di dalam fair value accounting di istilahkan sebagai "observable" atau dapat diamati) yang tersedia, seperti data mengenai tingkat bunga yang di publikasi atau harga saham di bursa • 4. Metode pengukuran menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah sederhana dan mudah diterapkan • 5. Estimasi akuntansi nilai wajar yang menggunakan model (untuk mengukur estimasi akuntansi) yang popular atau telah diterima umum, di mana asumsi atau input untuk model itu dapat diamati dipasar (misalnya dibursa saham) • *Tingkat ketidakpastian tinggi (RMM tinggi) : 1. Sangat bergantung pada judgment, misalnya putusan majelis hakim dalam perkara tuntutan atau timing dari arus kas dikemudian hari, menyangkut ketidakpastian mengenai peristiwa di periode yang akan dating. 2. Tidak dihitung dengan teknik pengukuran yang diakui. 3. Telaahan audi tor terhadap estimasi serupa ditahun yang lalu menunjukkan perbedaan yang besar antara estimasi akuntansi dan hasil sebenarnya (actual outcome). PERHATIAN AUDITOR DALAM TAHAP PENILAIAN RESIKO
• Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan entitas
melakukan estimasi. • Proses manajemen membuat estimasi. • Hasil akhir/outcome dari estimasi. • Seberapa luasnya ketidakpastian dalam proses estimasi. • Pentingnya estimasi. ESTIMASI AKUNTANSI DALAM TAHAN MEMANGGAPI RISIKO
• kewajiban auditor pasca tahao penilaian risiko.
• Kewajiban auditor dalam menanggapi risik. • Mempertimbangkan perlunya keteramoilan tersoesialisasi. • Kewajiban auditor jija manajemen belum cukup mengangani risiko signifikan. TANGGAPAN AUDITOR-ENTITAS YANG LEBIH KECIL • apakah estimasi dibuat dengan benar
• Berapa andalnya bukti pendukung
• Kemungkinan adanya manegement bias
PELAPORAN
1. Auditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup
tepat mengenai apakah pengungkapan dalam laporan keuangan mengenai akuntansi sesuai dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yangberlaku. 2. Untuk estimasi akuntansi yang berisiko signifikan, auditor juga wajib mengevaluasi kecukupan dari pengungkapan mengenai ketidakpastian estimasi dalam laporan keuangan, dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. LANGKAH TERAKHIR ADALAH MENENTUKAN APAKAH: • Bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh
*Estimasi akuntansi adalah wajar konteks kerangka
pelaporankeuangan yang berlaku, atau disalahsajikan dan *Disclosures (pengungkapan) dalam laporan keuangan mengenai estimasi akuntansi:
• 1. Sesuai dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, dan • 2. Ketidakpastian estimasi diungkapkan dengan cukup, jika ketidakpastian estimasi itu berisiko signifikan BAB 11- PIHAK PIHAK YANG BERELASI KELOMPOK 2 CAKUPAN DAN ISA ACUAN
• Bab ini membahas prosedur audit atas pihak pihak yang
berelasi (related parties) dan hubungan di antara mereka(related party transactions). ISA yang menjadi acuan ialah ISA 550. • ISA menggunakan beberapa istilah yaitu Arm's length transaction - ini adalah transaksi di antara pihak-pihak (pembeli dan penjual) yang bebas, tidak saling terkait dan bertindak independen satu terhadap yang lain.
Related-party - Dalam mendeflnisikan istilah ini, ISA 550.10 mengembalikannya
kepada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Namun, jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak mengaturnya, maka ISA memaknakan related-party sebagai:
1. Seseorang atau suatu entitas yang mengendalikan atau sangat berpengaruh,
secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, terhadap entitas pelapor; 2. Suatu entitas yang dikendalikan atau dipengaruh, secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, oleh entitas pelapor; atau 3. Entitas lain yang bersama entitas pelapor berada di bawah pengendalian bersama BAGIAN PROSEDUR AUDIT
• Prosedur audit berkenaan dengan pihak-pihak terkait
tersebar di ketiga tahap proses audit. Dalam setiap tahap dari ketiga tahap dalam proses audit, yakni risk assessment (penilaian risiko), risk response (menanggapi risiko), dan reporting (pelaporan) ada sejumlah prosedur dan pertanyaan yang relevan dengan audit pihak-pihak terkait dan transaksi hubungan istimewa. FAKTOR RISIKO DALAM PIHAK – PIHAK TERKAIT
• Pihak terkait tidak independen satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, risiko terjadinya salah saji material melalui transaksi hubungan istimewa umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi di antara pihak- pihak yang bebas (unrelated parties)
• Beberapa faktor risiko berkenaan dengan hubungan
istimewa dan transaksi hubungan istimewa : 1. Transaksi yang sangat rumit 2. Hubungan dan transaksi tidak diungkap. 3. Di luar jalur bisnis normal. KEWAJIBAN AUDITOR DALAM TAHAP PENILAIAN RISIKO
1. Diskusi tim audit meliputi pertimbangan mengenai kerentanan
laporan keuangan terhadap salah saji material karena kecurangan atau kesalahan yang terjadi. 2. Auditor wajib menanyakan kepada manajemen dan pegawai dalam entitas, dan melaksanakan prosedur penilaian risiko lain yang dipandang tepat, untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian yang dibangun manajemen. Mengotorisasi dan menyetujui transaksi signifikan dan pengaturan dengan pihak terkait, dan di luar jalur bisnis yang normal. 3. Jika auditor mengidentifikasi transaksi-transaksi signifikan di luar jalur bisnis yang normal, ketika melaksanakan prosedur audit yang diwajibkan atau melalui prosedur audit lain, auditor wajib menanyakan tentang : sifat transaksi ini; dan apakah pihak terkait terlibat. KEWAJIBAN AUDITOR DALAM TAHAP MENANGGAPI RISIKO
• Jika auditor mengidentifikasi adanya pengaturan atau informasi yang
mengindikasikan adanya hubungan atau transaksi pihak-pihak terkait yang sebelumnya tidak diidentifikasi atau diungkapkan oleh manajemen kepada auditor, auditor wajib:
• Segera mengomunikasikan informasi yang relevan kepada anggota tim
audit yang lain;
• Dalam hal kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan
ketentuan tentang pihak-pihak terkait: minta manajemen mengidentifikasi semua transaksi pihak terkait yang baru diidentifikasi untuk evaluasi selanjutnya oleh auditor; dan tanyakan mengapa pengendalian entitas atas hubungan atau transaksi pihak-pihak terkait gagal dalam membantu (manajemen) mengidentifikasi atau mengungkapkan hubungan dan transaksi pihak-pihak terkait; • Laksanakan prosedur audit substantif yang tepat berkenaan dengan hubungan atau transaksi pihak-pihak terkait yang baru diidentifikasi; • pertimbangkan kembali kemungkinan adanya transaksi pihak-pihak terkait lain atau yang signifikan yang masih belum diidentifikasi atau diungkapkan oleh manajemen kepada auditor, dan laksanakan prosedur audit tambahan yang diperlukan; • jika tidak diungkapkannya (hubungan atau transaksi pihak-pihak terkait) oleh manajemen agaknya merupakan kesengajaan (dan karenanya merupakan indikasi risiko salah saji material karena kecurangan), evaluasi implikasinya terhadap audit.
Jika manajemen membuat asersi dalam laporan keuangan bahwa transaksi
pihak- pihak terkait dibuat dengan syarat-syarat yang setara dengan transaksi bebas, auditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang asersi tersebut. KEWAJIBAN AUDITOR DALAM TAHAP PELAPORAN
• Dalam merumuskan pendapat atas laporan keuangan sesuai ISA 700,
auditor wajib mengevaluasi apakah:
Hubungan dan transaksi pihak terkait yang diidentifikasi sudah dicatat,
dilaporkan, dan diungkapkan dengan tepat sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; Dampak hubungan dan transaksi pihak terkait: Menghalangi laporan keuangan dalam mencapai penyajian yang layak (untuk kerangka penyajian yang layak); atau Menyebabkan laporan keuangan menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan).
• Auditor wajib memasukkan dalam dokumentasi auditnya, nama-nama dari
pihak- pihak terkait yang diidentifikasi dan sifat hubungan pihak-pihak terkait tersebut. TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA