MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI
Mikotoksikosis
• Keracunan manusia dan hewan oleh produk makanan yang terkontaminasi oleh
jamur yang memproduksi racun dari substrat biji-bijian.
Misetismus,
• Menelan toksin (keracunan jamur).
Infeksi,
• Invasi jaringan dengan respon host.
Infeksi jamur atau mycoses diklasifikasikan
berdasarkan derajat keterlibatan jaringan dan cara
masuk ke dalam host, yaitu:
1. Superficial, infeksi kulit, rambut, dan kuku.
2. Subkutan, infeksi terbatas pada dermis, jaringan
bawah kulit atau struktur yang berdekatan.
3. Sistemik, infeksi dalam organ internal.
4. Oportunistik, menyebabkan infeksi hanya di
immunocompromised
Patogenitas
Secara umum, fungi yang penting secara medis tidak memiliki faktor-faktor virulensi
seperti eksotoksin atau endotoksin pada bakteri (pengecualiannya adalah Aflatoksin yang
dihasilkan oleh spesies Aspergillus), sehingga jamur menimbulkan infeksi kronik
progresif yang lambat, tidak seperti bakteri maupun virus yang sering menimbulkan
infeksi akut.
Tetapi, fungi dapat menimbulkan infeksi yang mengancam jiwa pada pasien-pasien
yang daya tahan tubuhnya turun (misalnya : para penderita AIDS).
Fungi patogen rongga mulut yaitu Candida memiliki sejumlah komponen virulen,
meliputi:
a. Kemampuan untuk melekat pada jaringan inang dan protesa (misalnya gigi tiruan)
b. Potensi untuk berubah (misalkan dari koloni yang kasar menjadi koloni yang halus) dan
memodifikasi antigen permukaan
c. Kemampuan untuk membentuk hifa yang membantu daya invasive (daya serang)
pada jaringan
d. Kemampuan untuk membentuk enzim Fosfolipase ekstraseluler dan proteinase yang
dapat merusak benteng pertahanan fisik inangnya.
Mikosis Pada Manusia
Mikosis superfisial
• Mikosis
Mikosis superfisial
superfisial mengenai
mengenai permukaan-permukaan
permukaan-permukaan mukosa
mukosa dan
dan struktur
struktur tubuh
tubuh yang
yang mengandung
mengandung keratin
keratin
(kulit, kuku dan rambut).
(kulit, kuku dan rambut).
• Infeksi ini relative sering terjadi di Negara-negara barat dan menjadi masalah estetik tetapi tidak
mematikan.
•• Mikosis superfisial meliputi : a. Infeksi oleh ragi pada mukosa yang dapat mengarah pada terjadinya
thrush dan manifestasi lainnya yang mirip; b. Infeksi Dermatofita pada kulit, rambut dan sebagainya,
yang dapat menyebabkan kurap atau penyakit yang mirip dengannya.
Mikosis subkutan
• Mikosis
Mikosis subkutan
subkutan mengenai
mengenai jaringan
jaringan subkutan
subkutan dan
dan jarang
jarang menyebar.
menyebar. Infeksi
Infeksi ini
ini terjadi
terjadi karena
karena masuknya
masuknya
fungi
fungi dari lingkungan ke dalam jaringan subkutan dan menimbulkan penyakit yang kronik
dari lingkungan ke dalam jaringan subkutan dan menimbulkan penyakit yang kronik progresif,
progresif,
merusak jaringan dan pembentukan sinus. Misalnya Sporotrichosis dan Mycetoma (kaki Madura) yang
biasa terjadi di Negara-negara tropis tetapi jarang di Negara Barat.
Mikosis sistemik
•• Mikosis ini paling serius, tubuh. Organisme biasanya didapat melalui saluran pernafasan dan menyebar
melalui pembuluh darah. Pada negara maju, kejadian ini sering pada pasiendaya tahan tubuh yang menurun
dimana organisme adalah patogen oportunistik.Pada negara maju, mikosis sistemik (misalnya
histoplasmosis, blastomycosis dan coccidioidomycosis) dapat mengenai individu sehat
Ragi adalah organisme uniseluler, berbentuk oval atau sferikal (bulat),
diameter 2 µm, dengan pengecatan Gram bersifat Gram positif.
Sering terlihat bertunas sehingga disebut sel anak.
Sel anak tumbuh dan ukurannya menjadi besar sampai sel-sel tersebut
memisahkan diri dari sel induknya untuk meneruskan generasinya.
Kebanyakan ragi berkembang menjadi psudohifa (rangkaian sel-sel tunas
yang memanjang yang disekat oleh septa) tetapi hanya sedikit yang
membentuk hifa sesungguhnya (true hypha).
Ragi dari genus Candida, patogen paling penting di rongga mulut, juga
membentuk pseudohyphae. Ragi yang mendiami rongga mulut adalah
setengah dari jumlah populasi mulut dan juga merupakan
mikroorganisme komensal penghuni usus. Infeksi yang ditimbulkannya
adalah kandidiasis superfisial atau sistemik (Candidosis).
Ragi, Pseudohypha, dan true hypha
Candida albicans
Infeksi superfisial dapat mengenai: mukosa (mucosal kandidiasis),
kulit (cutaneous kandidiasis), kulit maupun mukosa (mucocutaneus
kandidiasis).
Infeksi biasanya berasal dari bakteri endogen (komensal di tubuh
manusia).
Beberapa spesies dari genus Candida ditemukan di tubuh manusia,
termasuk : C. albicans, C.glabrata, C.krusei dan C. tropicalis tapi
C.albicans adalah penyebab dari > 90% infeksi.
Candida dubliniensis adalah spesies Candida yang relative baru
ditemukan dan mirip dengan C. albicans. Pertama kali diisolasi dari
mulut seorang penderita HIV.
C.dubliniensis ini menjadi flora rongga mulut yang sering ditemukan
pada orang sehat maupun orang sakit
Candida albicans
Habitat dan Transmisi
Candida albicans adalah flora normal rongga
mulut, saluran pencernaan, saluran genitalia wanita
dan kadang-kadang menghuni kulit, dengan
demikian infeksi seringkali berasal dari endogen
meskipun dapat terjadi infeksi silang, misalnya dari
ibu ke bayi atau antara bayi dengan saudar
sekandungnya.
Candida albicans
Karakteristik
Candida albicans tumbuh sebagai sel-sel
berwarna putih krem, bentuk koloni rata agak bulat dan koloni tercium bau
seperti bir.
Candida albicans dan C. dubliniensis dibedakan dengan Candida lain dari
disebabkan oleh C.
albicans yang berasal dari
saluran pencernaan bawah.
Ditandai dengan adanya
3. Pemeriksaan
histopatologis terhadap
biopsy lesi
menunjukkan adanya
invasi hifa fungi ke
jaringan.
Pencegahan
Kandidiasis hampir selalu bersumber dari fungi endogen
(dari dalam tubuh inang), sehingga pencegahan harus
meliputi factor predisposisinya.
Individu yang mengalami penurunan daya tahan tubuh
mungkin membutuhkan terapi profilaksis anti fungi jangka
lama, baik secara terus-menerus maupun secara intermiten.
Lesi oral yang disebabkan oleh fungi selain Candida jarang
terjadi. Lesi ini seperti yang disebabkan oleh crptococcosis,
histoplasmosis, dan penicilliosis, dapat terlihat pada pasien
HIV dan biasanya menunjukkan respon positif dengan terapi
Amphotericin yang diberikan Intra Vena.