Anda di halaman 1dari 31

JAMUR

MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI

Nurul Hidayah, S.Farm., M.Si., Apt.


Jurusan Farmasi – Poltekkes Kemenkes Medan
Pengantar
 Ilmu yang mempelajari tentang fungi  Mikologi (Yunani:
Mykes)
 Fungi: m.o eukariotik, tidak sepertibakteri yang termasuk
prokariotik.
Jamur
 Jamur adalah tumbuh-tumbuhan berbentuk sel atau benang bercabang,
mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai
protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil
dan berkembang biak secara aseksual, seksual, atau keduanya.
 Terdapat 100.000-200.000 spesies tergantung bagaimana jamur
diklasifikasikan, dan sekitar 300 spesies jamur diketahui patogen terhadap
manusia.
 Jamur menggunakan enzim untuk mengubah dan mencerna zat organik, seperti
hewan dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan zat organik
sebagai sumber energi, sehingga jamur disebut sebagai jasad yang bersifat
heterotrop.
 Hal ini berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang besifat autotrop karena
berklorofil sehingga dapat membentuk karbohidrat dari air dan karbon
dioksida dengan bantuan sinar matahari.
 Jamur menggunakan enzim untuk mengubah zat organik untuk
pertumbuhannya sehingga jamur merupakan saprofit atau parasit.
 Pada umumnya jamur dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang lembab.
Tetapi jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur
dapat ditemukan di semua tempat di seluruh dunia termasuk di gurun pasir yang
panas.
 Jamur yang biasanya menimbulkan penyakit pada manusia, hidup pada zat
organik atau di tanah yang mengandung zat organik yaitu humus, tinja bunatang
atau burung.
 Dalam keadaan demikian, jamur tersebut dapat hidup terus-menerus sebagai
saprofit tanpa melaui daur sebagai parasit pada manusia.
 Manusia selalu terpapar terhadap kemungkinan infeksi oleh jamur yang dapat
tumbuh hampir di semua tempat di daerah tropis.
 Meskipun demikian tidak semua orang terkena penyakit jamur. Ini disebabkan
adanya sistem kekebalan. Sistem kekebalan bawaan melindungi kita dari
masuknya jamur ke dalam tubuh, dan sistem kekebalan akan diaktifkan bila jamur
masuk ke dalam jaringan tubuh
Morfologi
 Fungi mempunyai 2 bentuk dasar, yaitu dapat berada pada bentuk ragi
(yeast) dan bentuk mould (kapang).
 Ragi  Koloni bulat (tidak sama dengan bakteri), cembung, halus, dan licin.
Membentu koloni basah, warna putih kekuningan. Cth: Candida albicans.
 Kapang  Sel memanjang dan vercabang. Koloni kering, padat seperti kapas.
Contoh: Aspergillus niger.
 Jamur mencakup:
a) khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang yang
berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah atau berlendir;
b) kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa.
Anyaman dari hifa, baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium. Bentuk
miselium bercabang dan pola percabangan ini membantu identifikasi morfologi.
Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat.
 Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat membentuk
kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut sebagai jamur yang dimorfik.
 Spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual.
 Spora seksual disebut talospora(thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa
reprodukitf.
 Spora yang termasuk talospora adalah: blatospora, artrospora, klamidospora, aleuriospora,
dan sporangiospora.
 Spora seksual dibentuk oleh dua sel atau hifa. Spora seksual antara lain: zigospora, oospora,
askospora, dan basidiospora.
 Beberapa fungi dapat berada dalam dua kondisi tersebut dalam waktu yang
berbeda (dimorfik), sementara fungi yang lain hanya satu bentuk.
 Perubahan morfologi tersebut bergantung pada kondisi lingkungan dan suplai nutrisinya.
 Secara umum fungi yang dimorfik ada pada bentuk mould (kapang) pada lingkungan
alamiahnya (dan di lingkungan laboratorium) dan berada dalam keadaan ragi (yeast) jika
ada di jaringan.
 Moulds (kapang) bersifat multiseluler dan mempunyai struktur yang bervariasi yang
menunjukkan fungsi spesifiknya.
 Ukuran dan sifat struktur ini bervariasi pada genus yang berbeda-beda.
 Hyphae (bentuk tunggalnya hifa atau hifum) berbentuk seperti tabung yang meliputi
sitoplasma fungi beserta organela lainnya).
 Hifa adalah unit struktural kapang. Hifa terbagi menjadi unit-unit sel dengan dinding
pemisah yang disebut septa. Septa mempunyai pori-pori yang memungkinkan
pergerakan sitoplasma, bahkan organela antar sel. Istilah myselium dimaksudkan
dengan masa sejumlah hifa yang membentuk koloni mould.
Reproduksi
 Fungsi berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Diyakini bahwa bentuk seksual fungi
tidak ditemukan di bahan klinik.
Gambar Yeast, Mould, dan hifa pada beberapa fungi
 Untuk kepentingan medik, fungi diklasifikasikan
menjadi :
a. Ragi
b. Fungi yang berfilamen
c. Fungi dimorfik
 Metode berikut digunakan untuk mengklasifikasikan fungi :
1) Yeast (ragi) diidentifikasi dengan reaksi biokimiawi
berdasarkan pada fermentasi dan asimilasi terhadap
karbohidrat, penggunaan substrat enzim atau aktivitas
metabolik lainnya.
2) Mould diidentifikasi dengan melihat warna, tekstur
dan koloni dan morfologi secara mikroskopik. Struktur
khusus untuk reproduksi aseksual mould digunakan
untuk membedakan macam-macam spesies mould
Kebutuhan Untuk Pertumbuh biakkan

 Fungi yang berperan penting dalam medis membutuhkan biakkan yang


khusus untuk pertumbuhannya, dibandingkan dengan bakteri.
 Sebagian besar tumbuh secara aerob.
 Agar Dekstrose Sabouraud (SAB) dan variasinya, misalnya ditambah
dengan bahan anti bakteri, dan Agar Dekstrosa Kentang (PDA) biasa
digunakan untuk kultur di laboratorium untuk fungi patogen.
 Perbedaan biakkan ini dengan biakkan untuk bakteri adalah biakkan
fungi butuh kandungan karbohidrat yang tinggi (SAB biasanya
mengandung 3% dekstrosa atau sukrosa) dan pH yang asam (kira-kira
pH 4).
 Kedua kondisi diatas menghambat tumbuh sebagian besar bakteri.
 Media SAB juga ditambahkan antibiotic untuk menekan pertumbuhan
bakteri.
 Jamur yang penting dalam kesehatan ada empat filum, yaitu:
1. Ascomycota, reproduksi seksual dalam kantong (saccus)
disebut ascus dengan menghasilkan ascopspora.
2. Basidiomycota, reproduksi seksual dalam kantong
disebut basidium dengan menghasilkan basidiospora.
3. Zygomycota, reproduksi seksual dengan gamet dan
reproduksi aseksual dengan pembentukan zygospora.
4. Mitosporic Jamur (Fungi Imperfecti), tidak ada bentuk
yang dikenali reproduksi seksual. Termasuk jamur yang
paling patogen.
Penyakit Akibat Jamur
 Fungi ada yang berguna dan ada yang merugikan. Penyakit yang
disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis.
 Ada empat jenis penyakit mikotik, yaitu:
Hipersensitivitas,
• Reaksi alergi terhadap jamur dan spora.

Mikotoksikosis
• Keracunan manusia dan hewan oleh produk makanan yang terkontaminasi oleh
jamur yang memproduksi racun dari substrat biji-bijian.

Misetismus,
• Menelan toksin (keracunan jamur).

Infeksi,
• Invasi jaringan dengan respon host.
 Infeksi jamur atau mycoses diklasifikasikan
berdasarkan derajat keterlibatan jaringan dan cara
masuk ke dalam host, yaitu:
1. Superficial, infeksi kulit, rambut, dan kuku.
2. Subkutan, infeksi terbatas pada dermis, jaringan
bawah kulit atau struktur yang berdekatan.
3. Sistemik, infeksi dalam organ internal.
4. Oportunistik, menyebabkan infeksi hanya di
immunocompromised
Patogenitas
 Secara umum, fungi yang penting secara medis tidak memiliki faktor-faktor virulensi
seperti eksotoksin atau endotoksin pada bakteri (pengecualiannya adalah Aflatoksin yang
dihasilkan oleh spesies Aspergillus), sehingga jamur menimbulkan infeksi kronik
progresif yang lambat, tidak seperti bakteri maupun virus yang sering menimbulkan
infeksi akut.
 Tetapi, fungi dapat menimbulkan infeksi yang mengancam jiwa pada pasien-pasien
yang daya tahan tubuhnya turun (misalnya : para penderita AIDS).
 Fungi patogen rongga mulut yaitu Candida memiliki sejumlah komponen virulen,
meliputi:
a. Kemampuan untuk melekat pada jaringan inang dan protesa (misalnya gigi tiruan)
b. Potensi untuk berubah (misalkan dari koloni yang kasar menjadi koloni yang halus) dan
memodifikasi antigen permukaan
c. Kemampuan untuk membentuk hifa yang membantu daya invasive (daya serang)
pada jaringan
d. Kemampuan untuk membentuk enzim Fosfolipase ekstraseluler dan proteinase yang
dapat merusak benteng pertahanan fisik inangnya.
Mikosis Pada Manusia

Mikosis superfisial

• Mikosis
Mikosis superfisial
superfisial mengenai
mengenai permukaan-permukaan
permukaan-permukaan mukosa
mukosa dan
dan struktur
struktur tubuh
tubuh yang
yang mengandung
mengandung keratin
keratin
(kulit, kuku dan rambut).
(kulit, kuku dan rambut).
• Infeksi ini relative sering terjadi di Negara-negara barat dan menjadi masalah estetik tetapi tidak
mematikan.
•• Mikosis superfisial meliputi : a. Infeksi oleh ragi pada mukosa yang dapat mengarah pada terjadinya
thrush dan manifestasi lainnya yang mirip; b. Infeksi Dermatofita pada kulit, rambut dan sebagainya,
yang dapat menyebabkan kurap atau penyakit yang mirip dengannya.

Mikosis subkutan

• Mikosis
Mikosis subkutan
subkutan mengenai
mengenai jaringan
jaringan subkutan
subkutan dan
dan jarang
jarang menyebar.
menyebar. Infeksi
Infeksi ini
ini terjadi
terjadi karena
karena masuknya
masuknya
fungi
fungi dari lingkungan ke dalam jaringan subkutan dan menimbulkan penyakit yang kronik
dari lingkungan ke dalam jaringan subkutan dan menimbulkan penyakit yang kronik progresif,
progresif,
merusak jaringan dan pembentukan sinus. Misalnya Sporotrichosis dan Mycetoma (kaki Madura) yang
biasa terjadi di Negara-negara tropis tetapi jarang di Negara Barat.

Mikosis sistemik

•• Mikosis ini paling serius, tubuh. Organisme biasanya didapat melalui saluran pernafasan dan menyebar
melalui pembuluh darah. Pada negara maju, kejadian ini sering pada pasiendaya tahan tubuh yang menurun
dimana organisme adalah patogen oportunistik.Pada negara maju, mikosis sistemik (misalnya
histoplasmosis, blastomycosis dan coccidioidomycosis) dapat mengenai individu sehat
 Ragi adalah organisme uniseluler, berbentuk oval atau sferikal (bulat),
diameter 2 µm, dengan pengecatan Gram bersifat Gram positif.
 Sering terlihat bertunas sehingga disebut sel anak.
 Sel anak tumbuh dan ukurannya menjadi besar sampai sel-sel tersebut
memisahkan diri dari sel induknya untuk meneruskan generasinya.
 Kebanyakan ragi berkembang menjadi psudohifa (rangkaian sel-sel tunas
yang memanjang yang disekat oleh septa) tetapi hanya sedikit yang
membentuk hifa sesungguhnya (true hypha).
 Ragi dari genus Candida, patogen paling penting di rongga mulut, juga
membentuk pseudohyphae. Ragi yang mendiami rongga mulut adalah
setengah dari jumlah populasi mulut dan juga merupakan
mikroorganisme komensal penghuni usus. Infeksi yang ditimbulkannya
adalah kandidiasis superfisial atau sistemik (Candidosis).
Ragi, Pseudohypha, dan true hypha

Candida albicans
 Infeksi superfisial dapat mengenai: mukosa (mucosal kandidiasis),
kulit (cutaneous kandidiasis), kulit maupun mukosa (mucocutaneus
kandidiasis).
 Infeksi biasanya berasal dari bakteri endogen (komensal di tubuh
manusia).
 Beberapa spesies dari genus Candida ditemukan di tubuh manusia,
termasuk : C. albicans, C.glabrata, C.krusei dan C. tropicalis tapi
C.albicans adalah penyebab dari > 90% infeksi.
 Candida dubliniensis adalah spesies Candida yang relative baru
ditemukan dan mirip dengan C. albicans. Pertama kali diisolasi dari
mulut seorang penderita HIV.
 C.dubliniensis ini menjadi flora rongga mulut yang sering ditemukan
pada orang sehat maupun orang sakit
Candida albicans
 Habitat dan Transmisi
 Candida albicans adalah flora normal rongga
mulut, saluran pencernaan, saluran genitalia wanita
dan kadang-kadang menghuni kulit, dengan
demikian infeksi seringkali berasal dari endogen
meskipun dapat terjadi infeksi silang, misalnya dari
ibu ke bayi atau antara bayi dengan saudar
sekandungnya.
Candida albicans
Karakteristik
 Candida albicans tumbuh sebagai sel-sel

ragi yang berbentuk oval atau sferikal,


berukuran 3-5 µm x 5-10 µm. Sel-sel
ini sering disebut blastospora, tapi
jangan disalahartikan dengan spora
bakteri.
 Akan terlihat pseudohifa (pemanjangan sel-

sel ragi berbentuk pita dan ujung-ujungnya


saling berkaitan) terutama jika biakkan
diinkubasikan pada suhu yang lebih rendah
atau pada media yang nutrisinya sedikit.
Biakkan dan Identifikasi
 Biakkan tumbuh pada medium Sabouraud dan terlihat koloni-koloni yang

berwarna putih krem, bentuk koloni rata agak bulat dan koloni tercium bau
seperti bir.
 Candida albicans dan C. dubliniensis dibedakan dengan Candida lain dari

kemampuannya menghasilkan tabung germ dan klamidospora :


a. Jika ragi diinkubasikan selama 3 jam pada suhu 370C  di serum C. albicans dan
C. dubliniensis membentuk tabung germ (hifa insipien) tapi Candida yang lain tidak
b. Candida albicans dan C. dubliniensis membentuk struktur istirahatnya berbentuk
bulat, berdinding tebal yang disebut klamidospora jika diinkubasikan pada suhu
22-250C dengan kadar Oksigen rendah pada medium yang nutrisinya dikurangi
(misalnya agar cornmeal).
c. Tetapi identifikasi spesies yang paling menentukan adalah berdasarkan reaksi
asimilasi karbohidrat (metabolisme aerob) dan fermentasi (metabolisme anaerob)
dan tes-tes biokimiawi lainnya.
Kandidiasis Superfisial
1. Infeksi Mukosa
 Karakteristik lesi mukosa Candida adalah
thrush. Secara klasik terlihat sebagai
pseudomembran yang berwarna putih pada
mukosa bukal dan vagina yang dapat
terangkat dengan mudah ketika dilakukan
apusan.
 Manifestasi oral lainnya meliputi lesi
kemerahan (erythematous) dan variasinya
yang berupa hiperplastik.
 Vulvovaginitis candida biasa ditemukan pada
wanita yang minum obat kontrasepsi oral, dan
biasanya disertai dengan secret yang kental dan
berbau ragi, rasa gatal dan rasa tidak nyaman di
vagina.
2. Infeksi Kulit
 Terutama terlihat di

permukaan kulit yang hangat


dan lembab.
 Candidal interrigo terdiri dari

pustule vesicular yang


membesar, rupture dan
menyebabkan fisur, terutama
terlihat pada orang yang
mengalami obesitas.
3. Nappy rash
 Biasanya pada anak-anak

disebabkan oleh C.
albicans yang berasal dari
saluran pencernaan bawah.
 Ditandai dengan adanya

makula atau lesi lepuh


yang mengeras, disertai rasa
terbakar dan sangat gatal.
4. Candidal paronychia
 Inflamasi terlokalisir

disekitar dan di bawah


kuku, disebabkan oleh
Candida jika tangan
sering terendam air
(misalnya pada pekerja
di laundry atau yang
sering mengerjakan
pencucian piring).
Kandidiasis Mucocutaneus
 Kandidiasis mucocutaneus melibatkan kulit dan
mukosa oral/vaginal.
 Penyakit yang jarang terjadi ini disebabkan oleh
factor keturunan atau defek dapatan akibat
gangguan sistem kekebalan tubuh atau
metabolisme.
 Candidasis mucocutaneus kronis adalah kondisi
yang jarang terjadi yang dihubungkan dengan
defisiensi sel-Limfosit T.
Kandidiasis sistemik
 Infeksi ini melibatkan saluran pernafasan bagian bawah dan
saluran urinaria, yang menyebabkan candidiemia (Candida
berada didalam darah), lokasinya biasanya di endocardium,
selaput otak, tulang, ginjal dan di mata.
 Jika tidak diobati dan menyebar, infeksi ini bisa berakibat
fatal.
 Yang rentan kena adalah individu yang mengalami
transplantasi organ, bedah jantung, implantasi protesa, dan
pengguna steroid jangka lama atau terapi imunosupresi
(yang dapat menekan daya tahan tubuh). Kadangkadang
infeksi superfisial dapat menyebabkan penyakit yang menyebar.
Diagnosis

1. (+) ragi pada apusan


2. Pemeriksaan serologi
yang diwarnai dengan
sangat  membantu
pengecatan Gram 
pada diagnosis
diikuti dengan biakkan
kandidiasis yang
specimen pada agar
menyebar
Sabouraud

3. Pemeriksaan
histopatologis terhadap
biopsy lesi 
menunjukkan adanya
invasi hifa fungi ke
jaringan.
Pencegahan
 Kandidiasis hampir selalu bersumber dari fungi endogen
(dari dalam tubuh inang), sehingga pencegahan harus
meliputi factor predisposisinya.
 Individu yang mengalami penurunan daya tahan tubuh
mungkin membutuhkan terapi profilaksis anti fungi jangka
lama, baik secara terus-menerus maupun secara intermiten.
 Lesi oral yang disebabkan oleh fungi selain Candida jarang
terjadi. Lesi ini seperti yang disebabkan oleh crptococcosis,
histoplasmosis, dan penicilliosis, dapat terlihat pada pasien
HIV dan biasanya menunjukkan respon positif dengan terapi
Amphotericin yang diberikan Intra Vena.

Anda mungkin juga menyukai