Anda di halaman 1dari 34

Anemia Pada Ibu Hamil

1. Fani N. (P1337420419001) 21. Titan Arianto (P1337420419021)


2. Citra Zhazha P. (P1337420419002) 22. Roslina Alya (P1337420419022)
3. Septia Charinia (P1337420419003) 23. Eliya Azizah (P1337420419023)
4. Dewa F. A. (P1337420419004) 24. Hilmi Nur A. (P1337420419024)
5. Nila Ari N. (P1337420419005) 25. Anita Agustina (P1337420419025)
6. Dina Agustina (P1337420419006) 26. Via Indah P. (P1337420419026)
7. Risma Eka N. (P1337420419007) 27. Endang .K. (P1337420419027)
8. Siti Dwi M (P1337420419008) 28. Leviana Risna (P1337420419028)
9. Errisha Mifta (P1337420419009) 29. Rachel Philia (P1337420419029)
10. Regita Dwi A (P1337420419010) 30. Pradisti Dewi (P1337420419030)
11. Ari Susiani (P1337420419011) 31. M.Arsyad M. (P1337420419031)
12. Agnadiva P. B. (P1337420419012) 32. Mukhamad Ali (P1337420419032)
13. Kholis Nazali (P1337420419013) 33. Yonanda Dias (P1337420419033)
14. Rahma Ichda (P1337420419014) 34. Susi Ida R. (P1337420419036)
15. Elvi P. (P1337420419015) 35. Febi Sinta A. (P1337420419038)
16. Nanda Puspita (P1337420419016) 36. Dheviona Y. E. (P1337420419039)
17. Khoirun Nisa (P1337420419017) 37. devia wijayanti (P1337420419041)
18. Sri Rahayu (P1337420419018) 38. Lahita Nurul ( P1337420419042 )
19. Anisa Nurul A. (P1337420419019) 39. Febriyani S. U. (P1337420419044)
20. Putri Rahmatiya(P1337420419020)
Anemia pada Kehamilan

A. DEFINISI
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr % (Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan
sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria
atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif
Mansjoer,dkk. 2001)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)
EPIDEMIOLOGI
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama
hamil, kehilangan darah pada saat melahirkan, maka
akan beresiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar
80% kasus anemia pada wanita hamil merupakan
anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup
kasus anemia herediter dan berbagai anemia.
Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
ETIOLOGI
 Penyebab anemia pada kehamilan :
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janin
Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi ibu hamil
Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan
menstruasi
PATOFISIOLOGI
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena dalam kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah dari terjadi pula
perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Dalam
kehamilan terjadi peningkatan jumlah darah dimana jumlah sel-
sel darah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah plasma
(hidremia), yaitu plasma bertambah sebesar 25-30% sedangkan
sel darah bertambah sekitar 20%. Hal itu bisa menyebabkan
terjadinya pengenceran darah (hemodelusi) yang disertai anemia
fisiologi.
Semakin meningkatnya umur kehamilan, kebutuhan akan zat besi
dan asam folat untuk ibu dan janin juga akan meningkat. Terlebih
pada trimester akhir yang jika tidak dipenuhi dari tambahan dari
luar akan meningkatkan resiko tinggi terjadinya anemia pada ibu.
C. KLASIFIKASI
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai
berikut :
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering
dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi.
Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan ,
terutama pada trisemester terakhir. Apabila
masuknya besi tidak bertambah dalam kehamilan,
maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-
lebih pada kehamilan kembar.
Sifat lain yang khas bagi defisiensi besi adalah :
  Daya ikat besi serum tinggi
 Protoporfirin eritrosit tinggi
 Tidak ditemukan homosiderin (stainable iron) dalam
sumsum tulang
Anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan pemberian
sulfas-ferrosus atau glukonas ferrosus 1 tablet sehari
pada setiap ibu hamil dan berikan nasehat pada ibu
hamil untuk makan lebih banyak protein dan sayur-
sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin.
2. Anemia megaloblastik( 29,0%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan
disebabkan karena difisiensi asam. Diagnosis
anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan
megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau
sumsum tulang. Defisiensi asam folik sering
berdampingan dengan defisiensi besi dalam
kehamilan. Dalam pengobatan anemia megaloblastik
dalam kehamilan tablet asam folik diberikan dalam
dosis 15-30 mg sehari atau diberikan dengan
suntikan dengan dosis yang sama.
3. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena
gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat
sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik
dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambaran
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri –
ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12.
Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga
kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat
obatan.
4. Anemia hemolitik 
Anemia hemolitik disebakan karena
pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka
anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya
mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.
 Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2
golongan besar, yakni :
a. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler,
seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik
herediter , thalasemia, anemia sel sabit,
hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural
haemoglobinuria.
b. Golongan yang disebabkan oleh faktor
ekstrakorpuskular ,seperti pada infeksi ( malaria, sepsis,
dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah,
sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin
( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD ,
antagonismus rhesus atau ABO,leukemia, penyakin
Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll.
Gejala-gejala yang sering timbul ialah gejala-gejala proses
hemolitik (anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria,
hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan strekobilin lebih
banyak dalan feses) dan selain itu juga timbul gejala sebagai
tanda regenerasi darah. Pada hemolisis yang berlangsung lama
dijumpai pembesaran limpa dan anemia hemolitik yang
herediter kadang-kadang disertai kelainan roentgenologis
pada tengkorak dan tulang-tulang lain.
Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung
pada jenis dan beratnya. Transfusi darah yang kadang-kadang
diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat untuk
meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahay
hipoksia.
D. GEJALA KLINIS
Gejala anemia pada kehamilan yaitu :
Ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing
Mata berkunang-kunang
Malaise
Lidah luka
 Nafsu makan turun( anoreksia)
Konsentrasi hilang
 Nafas pendek ( pada anemia parah)
Keluhan mual muntah pada hamil muda
Palpitasi.
E. PEMERIKSAAN FISIK 
Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
Palpasi : turgor kulit, CRT, pembesaran kelenjar
limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
Auskultasi : DJJ dan denyut jantung ibu.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/% 2.
Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
2. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia
hemolitik )
3. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada
apusan darah tepi
4. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong
diganti lemak 
G. PENATALAKSANAAN

Terapi oral

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Tablet besi

akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.

Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.

Asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu

hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat

daripada wanita normal.

Pengobatan yang lain, yaitu Asam folik 15 – 30 mg perhari, Vitamin B12 3 X 1

tablet perhari, Sulfas ferosus 3 X 1 tablet perhari

Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat

diberikan transfusi darah.


Terapi Parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi

peroral ada gangguan penyerapan, penyakit saluran


pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua
Terapi parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri.

Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi


(imferon)atau sorbitol besi (Jectofer)
H. PENCEGAHAN

Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara

teratur.
Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk

memperlancar penyerapan zatbesi.


Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk

mencegah penyakit infeksi dan penyakit cacingan.


Hindari minum teh, kopi,susu coklat setelah makan karena

dapat menghambat penyerapan zat besi.


I. KOMPLIKASI

Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat

mengakibatkan : abortus, missed abortus dan


kelainankongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan :

persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan


pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin
sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi,
IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkankematian.
Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his

baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan


anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah.
Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia

uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah


terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
“ Anemia pada Kehamilan “
 
PENGKAJIAN
 Aktivitas
 Keletihan, kelemahan, malaise umum.
 Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja.
 Toleransi terhadap latihan rendah.
 Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak 
 Sirkulasi : Riwayat kehilangan darah kronis, palpitasi, CRT lebih dari dua detik 
 Integritas Ego : Cemas, gelisah, ketakutan
 Eliminasi : Konstipasi, sering kencing.
 Makanan dan cairan : Nafsu makan menurun, mual muntah, defisiensi besi dan asam folat

  Nyeri atau kenyamanan : Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

 Pernapasan : Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

 Seksual : Dapat terjadi pendarahan pervaginam, pendarahan akut sebelumnya.

 Pemerikasaan fisik :
 Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
 Palpasi : turgor kulit, CRT, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
 Auskultasi : DJJ dan denyut jantung ibu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan atau ke sel
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen
Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibu
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai
anemia 

INTERVENSI
Dx 1 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
ke
 jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,perfusi ke
jaringan/ke sel efektif  Kriteria hasil :
 Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
 Tidak terdapat kebiruan pada kulit

 CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
Intervensi :
1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
R: Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan
menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.
2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.
R: Keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat
menandakan anemia.
3. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan
pada aktivitas
 janin (hipoaktif atau hiperaktif).
R: Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon
 pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan.
4. Catat kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.
R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi
mungkin tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu
secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
R: Menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta
atau janin dan pertukaran oksigen.
6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen pada klien
R: Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, sehingga kapasitas
oksigen yang dibawa janin meningkat.
Dx 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
-Berat badan klien dalam batas normal
-Klien tidak mengalami mual-muntah
-Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan
Intervensi
1. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet pranatal dan
suplemen vitamin atau zat besi setiap hari.
R: Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang.
2. Evaluasi motivasi atau sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta
umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.
R: Bila klien telah termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau
intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
3. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang
tabu selama kehamilan.
R: Dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan
kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini
mengeraskan tulang ibu dan membuat sulit melahirkan.
4. Perhatikan adanya pika atau ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi
untuk memakannya.
R: Memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan
psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan
nutrisi.
5. Timbang berat badan klien
R: Ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat badan normal
masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin
dengan berat badan lahir rendah.
6. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual muntah.
R: Mual muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal,
khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
7. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).
R: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.
Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 %
dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.
Kolaborasi sesuai indikasi (misalnya, pada ahli gizi)
R: Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.
Dx 3 : Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat kemungkinan
dibuktikan oleh perubahan pada frekuensi karaktristik dan jumlah feses,
mual/ muntah dan penurunan napsu makan, gangguan bunyi usus.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam konstipasi
menurun dengan kriteria hasil
a. Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan
b. Feses lunak dan berbentuk
c. Mengeluarkan feses tanpa bantuan.
Intervensi:
1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.
R : Membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi
yang tepat.
2. Auskultasi bunyi usus.
R : Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada
konstipasi.
3. Awasi intake dan output (makanan dan cairan).
R : Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam
pengidentifikasi defisiensi diet.
Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
pasien dapat beraktivitas dengan baik. Dengan Kriteria hasil :
1) Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit, TD 90/60-
140/90 mmHg)
2) Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah
Intervensi
1. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen
vitamin atau zat besi setiap hari.
R: Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang.
2. Evaluasi motivasi atau sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan
informasi yang telah diberikan
R: Bila klien telah termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut
atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
3. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama
kehamilan.
R: Dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan
kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini
bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan membuat sulit melahirkan.
NEXT....

4. Berikan periode untuk istirahat atau tidur.


R : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat
meningkatkan relaksasi.

5. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan


radio, dan menonton televisi, atau kunjungan dengan teman yang
dipilih atau keluarga.
R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.
 Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibu
 Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan risiko cedera
pada janin dapat tertanggulangi. Dengan Kriteria hasil :
1. Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)
2. Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas.
3. Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan

 Intervensi
1. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.
2. R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi atau oksigenasi
ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin atau plasenta.
Janin yang tidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan
metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang menimbulkan
kondisi asidosis.
3. Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin
R: Secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan
tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi
cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.
Lanjutann…
4. Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik 
R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan
retardasi mental dapat terjadi.
5. Lakukan pemeriksaan leopod untuk mengetahui keadaan janin terutama
mengukur tinggi fundus.
R: Tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa
pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.
6. Kolaborasi dalam pemeriksaan USG
R: Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGR.
Dx 5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan
mengenai anemia
-Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
pengetahuan
 pasien mengenai anemia menjadi adekuat.
-Kriteria hasil :
-Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia
-Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan
-Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia
Intervensi :
1. Kaji kesiapan klien untuk belajar.
R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan
terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar.
Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
2. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.
R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang
nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar dan mengajar.
3. Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.
R : Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atau tindakan.
4. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan
janin.
R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan
 janin terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada
pasien tentang dampak obat-obatan terutama yang dapat menyebabkan mual dan
muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya
mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu
mempercepat reabsorpsi obat dan menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi
atau teh selama meminum obat karena akan memperlambat reabsorpsi obat.
 
EVALUASI
1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah
2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan
kelembapan)
3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah
4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan
5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti
tindakan dan  prosedur perawatan.

Anda mungkin juga menyukai