Anda di halaman 1dari 27

BAB IX

PENGAMANAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Nama Kelompok :
- Putra Hendrawan Silalahi
- Suhariadi
- Dicky Kurniawan
- Aqil Syujais
9.1 Pendahuluan

Tujuan pengamanan yang terutama adalah melindungi manusia dan peratan yaitu :
-Mendeteksi gangguan sedini mungkin

- Melindungi dan mengamankan manusia (operator) dari bahaya yang timbul karena adanya
arus listrik
- Melindungi semua peralatan sistem serta mengamankan secepat mungkin dari gangguan yang
sedang terjadi
- Dengan koordinasi pemutus daya (circuit breaker) mencegah meluasnya gangguan,
mengisolir, memadamkan dan memperbaiki serta mengatasi pengaruh-pengaruhnya dan
memulihkan kembali sistem setelah gangguan atau berhenti
- Menjaga kontinyuitas dan stabilitas penyaluran daya

Dan pada bab ini akan membahas materi


- Alat-alat pengaman
- Relai-relai pengaman
- Pemutus daya
9.2 Alat-alat pengaman

Pada dasarnya sistem pengaman terdiri dari pemutus daya (PMT) yang bekerja memutus
rangkaian yang mengalami gangguan yang operasinya dikendalikan oleh relai-relai pengaman.
Disebabkan oleh biaya pembangunan jauh lebih murah dan perbaikan dan perawatan yang lebih
mudah, maka sistem saluran transmisi udara lebih banyak digunakan dari pada sistem transmisi
bawah tanah

Adapun dalam sistem pengaman terdiri dari komponen alat-alat utama :


- Pemutus
- Relai pengaman
- Trafo ukur

Contoh hubungan rangkaian alat-alat tersebut ditunjukkan pada Gambar 9.1


9.3 Relai Pengaman dan Daerah Perlindungan
Konsep daerah perlindungan membantu daam mendefenisikan persyaratan keandalan berbagai
sistem perlindungan. Dengan pertolongan Gambar 9.2,seperti diperlihatkan dibawah ini, akan
menjelaskan konsep daerah perlindungan

Pada setiap ujung saluran transmisi, diperlukan dua buah sistem perlindungan yang identik, yang
dikelilingi oleh garis putus-putus. Semua ini membentuk sistem perlindungan untuk saluran
transmisi (daerah 3). Sistem ini dapat dibagi menjadi tiga sub bab sistem yaitu :

- Pemutus rangakian (Circuit Breaker, B)


- Tranduser (T)
- Relai (R)
RELAI

Relai adalah juga alat yang mengindera adanya gangguan, dan memberikan daya pada rangkaian
kemudi (trip circuit) dari pemutus rangkaian, sehingga pemutus-pemutus itu membuka kontak-
kontaknya.Transduser-tranduser memberikan masukan pada relai

Pemutus-pemutus yang terpisah dapat dioperasikan pada masing-masing fasa, atau relai-relai
mungkin mengatur sebuah pemutus tiga fasa yang akan membuka fasa itu semuanya, dengan
bekerjanya salah satu dari relai tersebut.

Naiknya arus dan turunya tegangan yang disebabkan oleh gangguan dapat digunakan sebagai
tanda terjadinya sesuatu gangguan pada saluran tranmisi
9.4 Pemutus daya

Untuk mempermudah dalam membuka dan menutup suatu rangkaian dalam sistem suatu
sistem tenaga listrik baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan, maka
antar keduan rangkaian yang berdekatan dipasang peralatan yang disebut pemutus daya
(PMT).

Ditinjau dari banyaknya kutub pemutus beban dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
pemutus daya kutub dan pemutus beban tiga kutub

Pemutus daya juga dilengkapi dengan relai apabila terjadi gangguan yang ditimbulkan serta
dalam pemutus daya yang mempunya kapasitas arus pemutusan tertentu memerlukan
peralatan bantu untuk memadamkan busur api yang mungkin timbul pada saat pemutusan
1. Sifat –sifat pemutus daya

Fungsi utama pemutus daya adalah harus dapat membuka (memutus arus) dan menutup
rangkaian (mengalirkan arus) pada keadaan normal maupun dalam keadaan tidak normal, maka
sifat-sifat dan persyaratan yang harus dimiliki pemutus daya adalah :

a. Dalam keadaan tertutup harus sanggup dialiri arus beban penuh untuk waktu yang tak
terbatas
b. Bilai dikehendaki harus dapat membuka dalam keadaan berbeban ataupun bila terjadi sedikit
beban lebih
c. Harus dapat memutus secara cepat arus besar yang mungkin mengalir bila terjadi hubung
singkat pada sirkit
d. Pada saat kontak dalam keadaan terbuka, celah harus tahan terhadap tegangan
e. Untuk membebaskan gangguan dari sistem, harus segera dapat ditutup dan dibuka kembali
f. Harus tahan terhadap arus hubung singkat untuk beberapa saat hingga gangguan dibebaskan
oleh sekering atau pelaku lain yang lebih dekat dengan titik gangguan
g. Harus dapat memutuskan arus yang sangat kecil, misalnya arus magnetisasi transformator
atau saluran yang sidatnya induktif atau kapasitif
h. Harus tahan terhadap pengaruh perubahan pada kontak-kontaknya , gaya elektro dinamis dari
panas yang timbul pada waktu terjadi hubung singkat
2. Kemampuan pemutus daya

Pada dasarnya kemampuan pemutus daya ditentukan oleh faktor-faktor :


- Kemampuan mengalirkan arus dari konduktor rel
- Tegangan, arus, fasa dan frekuensi
- Arus pemutusan
- Arus mula sesaat
- Kapasitas pemutusan
- Kecepatan waktu pemutusan
- Tegangan isolasi dasar (Base Insulation Level, BILL)

Sesuai dengan medium yang digunakan untuk memadamkan busur api , pemutus daya dapat
dibedakan atas :
- Pemutus daya tipe minyak
- Pemutus daya tipe udara
- Pemutus daya tipe gas

Saat ini pemutus daya tipe gas yang menggunakan gas SF 6(Sulfa Hexa Flourida) makin
mendesak tipe minyak dan udara, terutama untuk pemutus tegangan tinggi ataupun tegangan
ekstra tinggi, hal ii disebabkan sifat gas SF6 yang menuntungkan yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar
Kapasitas pemutus atau kemampuan dari pemutus daya dinyatakan oleh persamaan :

Dengan
Besarya faktor pengali k tergantung dari pemutusan tau faktor daya saluran yang ditunjukkan
pada Tabel 9.1

Nilai k=1,2 untuk pemutusan sekitar 3 siklis dan 1.7 untuk pemutusan sesaat (0,25 siklis)

Pemutus daya harus mampu menahan tekanan mekanik yang timbul pada saat terjadi gangguan
hubung singkat. Arus hubung singkat puncak maksimum sesaat yang timbul besarnya terjadi
pada seperempat siklis pertama (0,005 detik ) sesudah terjadi ganguan, besarnya adalah :
Faktor-faktor dan hasil perhitungan berdasarkan persamaan diatas merupakan dasar untuk
memilih pemutus daya yang tersedia , standart pemutus antara lain ditunjukkan pada Tabel 9.2
dan 9.3
Contoh soal 9.1
Hitunglah besarnya arus sesaat dan kapasitas daya yang diputus oleh pemutus daya tiga siklis
jika ditempatkan pada rel 1 contoh soal 6.1 .

Penyelesaian
Daya yang diputus oleh pemutus tiga siklis adalah :

Dari hasil perhitungan di atas maka berdasarkan Tabel 9.2 dipilih nilai yang sesuai adala
pemutus daya yang bertegangan 10-12 KV, 2500 A, 500 MVA.
9.5 Relai
Penggunaan peralatan pemutus daya untuk kerja otomatis harus dilengkapi dengan perlatan
tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang terjadi pada rangkaian

Dapat diketahui dalam rangkaian utama sistem perlindungan dengan menggunakan relai secara
garis besar seperti ditunjukkan Gambar 9.3.
1. Macam-macam relai

Pada dasarnya sistem perlindungan arus lebih yang digunkaan pada saluran transmisi tidak
berdiri sendiri-sendiri artinya dalam pengoperasiannya, sibantu oleh relai yang lain, yaitu :

a. Relai arus lebih


Relai arus lebih adalah relai perlindungan yang bekerja apabila arus yang mengalir pada
saluran transmisi yang diamankan melebihi arus penyetelan dari relai arus lebih terse
but
b. Relai arah
Relai arah bekerja bila arus gangguan mempunyai arah tertentu dan arah sebaliknya relai tidak
bekerja

Apabila relai arah ini digabung dengan relai arus lebih, maka relai tersebut sering dikatakan
sebagai relai arus lebih terarah

c. Relai gangguan tanah


Relai gangguan tanah, bekerja bila terjadi gangguan hubung singkat ke tanah atau antara fasa ke
tanah
d. Relai penutupan kembali ototmatis (Auto Reclosing )
Apabila pemutus tenaga yang dibuka pada waktu terjadi gangguan dapat ditutup kembali secara
otomatis sesudah waktu tertentu, maka proses ini dinamakan penutupan kembali

e. Relai jarak atau relai impedansi


Relai jarak bekerja atas dasar perbandingan tegangan (V) dan arus (I) yang terukur pada lokasi
relai dimana relai tersebut ditempatkan pada saat terjadi gangguan.

f. Relai turun tegangan


Apabila terjadi gangguan pada saluran transmisi yang menyebabkan tegangan sistem turun
dibawah harga penyetelan tegangan relai ii, maka relai turun tegangan bekerja

g. Relai waktu
Relai waktu ini akan bekerja sesuai dengan sifat penyetelan dan berfungsi sebagai penghambat
kerja penjatuhan pemutus tenaga yang disesuaikan dengan lokasi gangguan

h. Relai perasa (Stater)


Relai ini bekerja paling awal untuk merasakan gangguan yang selanjutnya menghidupkan relai
yang lain untuk beroperasi (menghidupkan relai pengukur dan relai waktu )
2. Relai statis
Dalam sistem tenaga yang lebih besar dan komplek diperlukan peralatan perlindungan yang
mempunyai keandalan yang tinggi. Relai statis merupakan salah satu jenis relai yang lebih tepat
untuk keadaan tersebut. Relai ini dalam pengukuran dan perbandingannya menggunakan
komponen statis hanya pada kontaknya yang masih menggunakan komponen bergerak

Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 9.4. diagram sederhana rangkaian elektronik relai arus
lebih
Pada Gambar 9.5 apabila rangkaian yang dilindungi terjadi gangguan, maka arus lebih akan
mengair melalaui trafo arus. Oleh karena besaran keluaran masih berupa listrik bolak-balik,
besaran tersebut dilewatkan melalui suatu penyearah dan juga suatu kapasitor agar didapat
besaran listrik arus searah yang murni
3. Persayaratan relai

Relai merupakan kunci kelangsungan kerja dari sistem suatu tenaga, maka untuk menjamin
keandalan dari sistem tenaga yang bersangkutan, relai pengaman harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :

a. Kecepatan bereaksi
Kecepatan bereaksi relai adalah saat relai mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan
pelaksanaan pembukaan pemutusan tenaga.

b. Selektivitas
Yang dimaksud dengan selektivitas dari relai perlindungan ialah dapat mendeteksi gangguan
secara tepat dan cepat pada saat terjadi gangguan, relai harus mampu memisahkan bagian yang
terkena ganguan dari bagian sistem yang lain sehingga pengaruh terhadao sistem secara
keseluruhan dapat dikurangi sampai sekecil mungkin

c. Kepekaan
Yang dimaksud dengan kepekaan dari relai perlindunganialah kecepatan relai untuk memberi
tanggapan bila merasakan adanya gangguan. Walaupun yang dikenakan pada sistem merupakan
nilai besaran yang terkecil
d. Keandalan

Keandalan dari pada relai dapat dihitung dengan jumlah relai yang bekerja berbanding jumlah
gangguan yang terjadi. Keandalan dari relai yang baik adalah 90%-99%. Untuk mencapai
keandalan yang tinggi tentunya tidak daat terlepas dari kualitas peralatan yang digunakan dan
juga pemasangannya

4. Perlindungan dengan menggunakan relai

Setiap sistem tenaga listrik tidak dapat terlepas dari sistem perlindungan agar mendapat
keandalan yang tinggi dan untuk melindungi peralatan dari kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan adanya keadaan tidak normal yang berlangsung sampai jangka waktu tertentu. Untuk
menghindarkan gangguan dari sistem yang besar biasanya digunakan relai sebagai komponen
yang utama dalam perlindungan

a. Daerah-daerah perlindungan
Perlindungan sistem tenaga biasanya dikelompokkan pada setiap bagian sistem yang dinamakan
daerah perlindungan
Seperti yang terlihat pada Gambar 9.7 untuk mendapatkan perlindungan menyeluruh daerah-
daerah perlindungan yang berdekatan dibuat saling melingkupi, sehinga tidak ada daerah yang
tidak terkena perlindungan.
b. Perlindungan cadangan

Yang dimaksud dengan perlindungan cadangan adalah bukan merupakan suatu cadangan yang
akan bekerja apabila perlindungan utama gagal dalam mendeteksi gangguan tetapi meruakan
pendamping bagi perlindungan utama yang akan bekerja apabila perlindungan utama keadaan
beroperasi normal, maupun gangguan

Adapun cara memberikan cadangan pada suatu sistem perlindungan secara garis besar dapat
digolongkan sebagai berikut :

1. Relai cadangan
Dalam perlindungan suatu sistem, sebuah pemutus tegangan dapat dioperasikan secara bebas
oleh sistem perlindungan utama dan perlindungan cadangan
2. Pemutus daya cadangan
Dalam hal ini pemutus tenaga dengan relai utama dan satu pemutus tenaga lagi dengan relai
cadangan dalam suatu pola perlindungan
3. Cadangan jarak jauh
Pemberian cadangan sistem perlindungan mirip dengan pemutus tenaga cadangan. Sistem
perlindungan sering digunakan untuk melindungi saluran transmisi yang cukup panjang
9.6 Transformator Ukur

Transformator pengukuran terdiri atas dua tipe/jenis yaitu :


- Transformator tegangan (VT)
- Transformator arus (CT)

Adapun tingkay-tingkat yang lebih rendah dalam menurunkan arus untuk pengoperasian relai ini
diperlukan karena dua alasan, yaitu :

1. Tingkat masukkan yang lebih rendah ke relai-relai menjadikan bahwa komonen-komponen


yang digunakan untuk konstruksi relai-relai tersebut secara fisik akan menjadi cukup kecil,
karena itu dilihat dari segi ekonomi biayanya lebih murah
2. Petugas-petugas yang bekerja dengan relai-relai tersebut daat bekerja dalam suatu lingkungan
yang aman
Dibawah ini dapat instalasi rangkaian transformator arus dan tegangan dapat dilihat pada gambar
9.1
Transformator (CT) mempunyai standart arus sekunder 5A. Perbandingan arus yang ada
diperlihatkan pada Table 9.3
Macam-macam arus dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

- Transformator arus klas H (reaktansi bocor tinggi)


- Transformator arus klas L (reaktansi bocor rendah )

Keduanya mempunyai standart ketelitian 2,5% dfan 10 %


9.7 Ringkasan

1. Sistem pengamanan harus dapat bekerja karena adanya gangguan sedini mungkin
2. Pengoperasian sistem pengamanan yang baik adalah sesuai dengan kondisi gangguan yang
harus diamankan
3. Pemutus daya ada sistem harus mempunyai kapasitas pemutusan untuk segala jenis
gangguan, lebih besar dari pemutusan daya gangguan satu fasa ke tanah
MOHON MAAF APABILA TERDAPAT KESALAHAN DAN KEKURANGAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai