PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT
Kita dapat mengetahui bagaimana kaidah – kaidah yang terdapat darid ua buku yang
mendapatkan pemahaman serta analistis perbedaan dalam penyusunannya yang berguna
sebagai bentuk perbandingan dalam mencari atau menambah referensi pemahaman.
1
1.4. INDENTITAS BUKU
1. Buku Utama
a. Judul Buku : Metode Numerik
b. Penulis : Bambang Triatmodjo
c. Penerbit : Beta Offset
d. Kota Terbit : Yogyakarta
e. Tahun Terbit : 2002
2. Buku Kedua
a. Judul buku : Pengantar Metode Numerik
b. Penulis : D. Suryadi H.S.
c. Penerbit : Gunadarma
d. Kota terbit :-
e. Tahun Terbit : -
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
3
mampu menyelesaikan suatu system persamaan yang besar, tidak linier dan
sangat kompleks yag tidak mungkin diselesaikan secara analitis.
Meskipun metode numerik banyak dikembangkan oleh para ahli matematika,
tetapi ilmu tersebutbukan hanya milik mereka. Ilmu metode numerik adalah milik
semua ahli dari berbagai bidang, seperti bidang teknik (sipil, mesin, elektro,
kimia, aeronotika, dan sebagainya), kedokteran, ekonomi, social dan bidang ilmu
lainnya. Berbagai masalah yang ada dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan
dapat digambarkan daam bentuk matematik dari berbagai fenomena yang
berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran, sungai dan laut, aliran
udara, perambatan panas, defleksi suatu plat dan balok, dan sebagainya dapat
digambarkan dalam bentuk matemati. Biasanya femomena yang berpengaruh
tersebut cukup banyak dan sangat kompleks, dan untuk menyederhanakannya
dilakukan beberapa aggapan sehingga beberapa fenomena yang kurang
berpengaruh dapat diabaikan. Meskipun telah dilakukan penyederhanaan, namu
sering persamaan tersebut tidak bias diselesaikan secara analitis. Untuk itu maka
diperlukan metode numerik untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
1.2 Kesalahan(error)
Penyelesaian secara numeris dari suatu persamaan matematik hanya
memberikan nilai perkiraan nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis.
Berarti dalam penyelesaian numerik tersebut terdapat kesalahan terhadap nilai
eksak. Ada tiga macam kesalahan yaitu kesalahan bawaan, kesalahan pembulatan
dan kesalahan pemotongan.
Kesalahan bawaan adalah kesalahan sari nilai data. Kesalahan tersebut bisa
terjadi karena kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau
kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data
yang diukur.
Kesalahan pembulatan terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa
angka terakhir dari suatu bilangan. Kesalahan ini terjadi apabila bilangan
perkiraan digunakan untuk menggantikan bilangan eksak. Suatu bilangan
dibulatkan pada posisi ke n dengan membuat semua angka di sebelah kanan dari
posisi tersebut nol. Sedangkan angka pada posisi ke n tersebut tidak berubah atau
dinaikkan satu digit yang tergantug apakah nilai tersebut lebih kecil atau lebih
besar dari setengah dari angka posisi ke n.
4
Sebagai contoh, nilai :
8632574 dapat dibulatkan menjadi 863000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
Kesalahan pemotongan terjadi karena tidak dilakukannya hitungan sesuai
dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh suatu proses tak
terhingga diaganti dengan proses berhingga. Di dalam matematika, suatu fungsi
dapat dipresentasikan dalam bentu deret tak terhingga, misalkan
Nilai eksak dari ex diperleh apabila semua suku dari deret tersebut di
perhitungkan. Dalam praktek, sulit memperhitungkan semua suku sampai tak
terhingga. Apabila hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka
hasilnya tidak sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
diperhitungkannnya beberapa suku pertama disebut dengan kesalahan
pemotongan. Kesalahan pemotongan ini akan dijelaskan lebih mendalam dalam
Sub bab 1.4. tentang deret Taylor
𝑝 = 𝑝∗ + 𝐸𝑒
Ee = p-p*
5
Bentuk kesalahan seperti diberikan oleh persamaan (1.1) disebut dengan
kesalahan absolute. Kesalahgan absolute tida menunjukkan besanya tingkat
kesalahan. Sebagai contoh, kesalahan satu sentimeter pada pengukuran panjang
akan sangat terasa disbanding dengan kesalahan yang sama pada pengukran
panjang jembatan.
Besarnya tingkat kesalahan dapat dinyatakan dalam bentuk kesalahan
relative, yaitu dengan membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
𝐸𝑒
𝜀𝑒 = (1.2)
𝑝
Dengan :
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
P* : nilai perkiraan terbaik
6
Dengan :
𝑃∗𝑛 : nilai perkiraan pada iterasi ke n
𝑃∗𝑛+1 : nilai perkiraan pada iterasi ke n+1
7
! : operatir factorial, misalkan bentuk 3! = 1× 2 × 3; 4! = 1 ×
2×3×4
Dalam persamaan (1.6) kesalahan pemotongan Ra diberikan oleh bentuk berikut
ini.
Pada Persamaan (1.8) yang disebut sebagai perkiraan order nol, nilai f pada
titik Xi+1 sama dengan nilai pada xi. Perkiraan tersebut adalah benar jika
fungsi yang diperkirakan adalah suatu konstan. Jika fungsi tidak konstan,
maka harus diperhitungkan suku-suku berikutnya dari seret Taylor.
2. Memperhitungkan dua suku pertama (order 1)
Bentuk deret Taylor order satu, yang memperhitungkan dua suku ertama,
dapat ditulis dalam bentuk :
atau
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.2 dan Persamaan (1.13), turuan pertama
dari 𝑓 terhadap x dititik xi didekati oleh kemiringan garis yang melalui titik
B(𝑥𝑖 𝑓(𝑥𝑖 )) dan titik c (𝑥𝑖+1 𝑓 (𝑥𝑖+1 )).
9
Gambar 1.2. Perkiraan garis singgung suati fungsi
Bentuk diferensial dari persamaan (1.13) disebut diferensial maju order
satu. Disebut diferensial maju karena menggunakan data pada titik x i dan xi+1
untuk memeprhitungkan diferensial. Jika data yang digunakan adalah di titik x i
dan xi-1, maka disebut diferensial mundur, dan deret Taylor menjadi :
Atau
atau
atau
10
Lebih kecil dari order 1(∆𝑥). Hal ini menunjukkan bahwa perkiraan
diferensial terpusat lebih teliti disbanding diferensial maju atau mundur.
Keadaan ini juga dapat dilihat pada Gambar 1.2. Kemiringan garis yang melalui
titik A dan C (diferensial terpusat ) hamper sama dengan kemiringan garis
singgung dari fungsi di titik xi; disbanding dengan kemiringan garis singgung
yang melalui titik A dan B (diferensial mundur) atau titik B dan C (diferensial
maju).
atau
atau
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk diferensial (biasa ataupun
parsil) dapat diubah dalam bentuk diferensial numerik (beda hingga )
11
1.5.4 Turunan terhadap variable lain
Telah dipelajari di depan deret Taylor untuk suatu fungsi yang hanya
mengandung satu variabel bebas. Apabila fungsi mengandung lebih dari satu
variable bebas, seperti 𝑓(𝑥, 𝑦), maka bentuk deret Taylor menjadi :
Dengan cara yang sama seperti telah dijelaskan di depan, turunan pertama
terhadap x dan y berturut-turut dapat di tulis dalam bentuk (diferensial maju):
Dengan cara yang sama, turunan kedua terhadap x dan y dapt ditulis menjadi :
12
Gambar 1.3. menunjukkan jaringan titik hitungan untuk fungsi yang berada
dalam system koordinat x dan y ( dua dimensi)
Gambar 1.3. Jaringan titik hitungan dalam istem dua dimensi (x-y)
13
Penyelesaian soal di atas dapat dlkakukan sebagai berikut :
Dari (1.1) diperoleh
X = (c-by)/a (1.3)
Harga x disubtitusikan ke (1.2) diperoleh
P(c – by)/a +qy = r
Atau (q-pb/a)y = r – pc/a (1.4)
Bila harga q diganti dengan harga q – pb/a, dan r dengan r – pc/a, maka diperoleh
Y = r/q
Dengan r dan q adalah harga baru dari r dan q.
Langkah-langkah di atas dapat ditulis sebagai dereta instruksi sebagai berikut :
Instruksi 1| Baca 6 buah bilangan, berturut-turut sebut sebagai
a, b, c, p, q dan r
instruksi 2 | Ganti harga q dengan q – pb/a
instruksi 3 | Ganti r dengan r – pc|a
Instruksi 4 | Bila q = 0, maka tulis “tidak ada jawaban” dan berhenti. Bila q <> 0,
maka lanjutan instruksi berikutnya
Instruksi 5 | Harga y adalah r/q
Instruksi 6 | Harga x adalah (c- by)/a
Instruksi 7| x dan y adalah jawaban
Instruksi 8 | Berhenti
Deretan instruksi lengkap sebagaimana pada contoh di atas yag digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu di sebut Algoritma.
Sebagai contoh, kita gunakan Algoritma diatas untuk menyelesaikan persamaan
linier simultan :
2x + 3y = 4
5x + 6y + 7
14
Perhatikan bahwa pada saat instruksi 2 dilaksanakan, harga q yang
sebelumnya 6 berubah menjadi -1,5. Sama halnya, bila instruksi 3 dilaksanakan,
harga r yang sebelumnya 7 berubah menjadi -3.
Harga awal dan akhir dari variable-variael pada contoh diatas ditunjukkan
oleh table di bawah ini
Program BASIC di atas kita turunkan dari algoritma yan gsudah dibuat
sebelumnya.
Berikut ini suatu Contoh Program penyelesaian masalaha diatas, dalam Bahasa
Pascal.
15
Sebagai alternative lain, sebuah Program dapat pula dibuat berdasarka flowchart
(diagram alur). Gamvar 1.1 merupakan flowchart bagi masalah diatas.
16
1.2 Garis Besar Cata Kerja Program Komputer
Dalam mengerjakan sebuah program, hubungan yang terjadi di dalam computer
sebagai berikut :
17
7. Memori computer data dibayangan sebagi sel-sel yang berlabel. Nama
variable yang digunakan dalam sebuah Algoritma adalah label dari sel dalam
memori, sedangkan harga dari variable tersebut adalah isian dari sel dengan
label yang bersesuaian.
Andaikan kita ingin menuliskan barisan Fibonnaci hingga dengan suku yang
berharga lebih kecil atau sama dengan 100. Algoritmanya adalalah sebagai
berikut :
18
Berikut ini program utuk pembentukan Barisan Fibonacci di atas, dalam Bahasa
BASIC.
19
Bilangan genap dan ganjil
Kita telah tahu bahwa suatu Bilangan bulat positif (disebut juga Bilangan
Asli atau natural number) disebut genap bila berbentuk 2n, serta disebut ganjil
bila berbentuk 2n-1, disini n adalah Bilangan Asli.
Dengan perkataan lain Bilangan genap bselalui habis dibagi 2 sedangkan
Bilangan ganjil tidak. Di dalam Bahasa BASIC kita mengenal fungsi INT (X)
yang menghasilkan bagian bulat dari x. Sebagai contoh :
Jadi untuk menentukan apakah Bilangan Asli adalah genap atau ganjil, kita
buat Program berikut
Berikut ini problem yang menyangkut Bilangan genap dan ganjil yang
disebut barisan Ullam. Ullam seorang matematikawan menduga bahwa apabila
kita mengambil sembarang Bilangan Asli, kemudian bila Bilangan tersebut
genap, ia kita bagi 2, tetapi bila ganjil ia kita kalikan 3 lalu ditambah 1, dan proses
kita ulang terus akhirnay akan tercapai hasil Bilangan 1. Sebagai contoh, jika kita
ambil Bilagan 13 aka barisa Ullam yang bersangktan adalah
13,40,20,10,,16,8,4,2,1.
Berikut ini program membentuk barisan Ullam
20
Kalau kita mengguanakan Bahasa Pascal ataupun versi BASIC yang
dilengkapi dengan MOD, ka dapat memanfaatkan MOD tersebut untuk
menetapkan apakah bilangan genap atau ganjil.
Perhatikan sebagai contoh :
Jadi jelas Bilangan N adalah genao bila N MOD 2=0 dan ganjil bila N MOD 2=1.
Triplet Phytagoras
Kita semuan telah mengenal dalil Phyhtagoras untuk sebuah segitiga siku-
siku, yakni A2+B2=C2. Di sini C adalah panjang sisi miring, A dan panjang sisi
siku-siku. Ketiga Bilangan Asli yang memenuhi dalil phytagoras dikenal sebagai
Triplet Phytagoras.
Sekarang kita akan membuat table triplet phytagoras dari Bilangan Asli
antara 1 sampai 100.
Analisa : Sebelumnya, untuk mencegah jawaban yang sama berulang dalam table
(misalnya (3,4,5) dan (4,3,5)), kita tetapkan A<B. Disini A tidak
mungkin sama dengan B karena C pasti bukan Bilangan Asli (segitiga
siku-siku sama kaki mempunyai perbandingan a:a:aV2). Jadi , A kita
ambil dari I=1 sampai 99, sementara B bergerak dari J=I+1 sampai 100.
Dalan proses kita ini terdapat 2 buah loop bersarang (nested atau
berganda). Apablia setiap kali hitungan terdapat hasil I2+J2=K2, dengan
21
K merupakan Bilangan Asli, maka diperlohe (I,J,K) adalah suatu triplet
phytagoras.
Kembali disinni fungsi INT(X) kita manfaatkan untuk menetapkan apakah K
Bilangan Asli
Flowchart Triplet Phytagoras
Bilangan Amstrong
Bilangan yang sama dengan jumlah pangkat tiga dari digitnya dikenal
sebagai Bilangan Amstrong.
Sebagai contoh, 153 adalah Bilangan Amstrong karena
153 = 13+53+33
22
Berikut ini kita akan membuat program untuk mengasilkan Bilangan Amstring
antara 1 sampai 200.
Analisis: Kita harus memisahkan digit-digit dari Bilangan tersebut, misalnya 458
kita pisah menjadi :
4(ratusan, 5(puluhan), 8(satuan)
Kemdian dihitung apakah 43 +53+ 83 = 458 ?
Untuk memisahkan digit 8 dapat kita lakukan sebagai berikut :
Dan terakhir
23
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KELEBIHAN
Buku Utama
Memiliki banyak contoh kalimat dalam menggungkapkan isi kandungan atau maksud
dari pengertian tersebut.
Buku Pembanding
Memilki analisis metode yang digunakan saat diaplikasikan dalam sebuah program.
Memiliki penjelasan yang lebih rinci dalam pemaknaan dibandingkan dengan buku
utama.
25
3.2 KELEMAHAN
Buku Utama
Dalam pengaplikasian program sulit diakses karena minimnya sumber referensi untuk
mengakses program tersebut.
Dalam penjabaran materi kurangnya penjabaran dengan anlisa yang lebih detail
sehingga sukar dipahami.
Buku pembanding
Tidak adanya diagram grafik hasil dari metode yang dijelaskan pada buku tersebut.
Memilki bahasa yang sedikit baku yang dapat mengakibatkannya sukar untuk
dipahami secara individu.
3.3 PERBEDAAN ANTARA DUA BUKU
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tuntutan akan sumber daya manusia merupakan tutunan yang tiada habisnya di
seluruh belahan dunia. Di era revolusi 4.0 yang membuat kita berfikit untuk lebih kritis
dalam menganggapi berbagai macam hal terkhususnya dalam bidang elektro dalam
metode numerik yang sangat dibutuhkan demi menunjangnya pemahaman serta berfikir
kritis dan analisis dalam memahami beragai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat
atau dilapangan guna mendapatkan solusi yang efesien serta berguna bagi bangsa dan
negara . Adapun materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
27
- Dalam mengerjakan sebuah program, hubungan yang terjadi di dalam computer
sebagai berikut :
- Program dimasukkan melalui input unit, selanjutnya dari input unit di transfer ke
memori computer. Program dilaksanakan oleh komputer setelah seluruh Program di
simpan dalam memori. Constrol Unit bertindak sebagai pengatur selama Program
berjalan
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang komputer dan, penyelesaian
masalah mengguakan Komputer :
1. Kita perlu utuk merumuskan langkah demi langkah guna menyelesaikan sebuah
masalah dengan mengguanakn komputer. Langkah-langkah tersebut berupa
algoritma.
2. Selanjutnya algoritma tersebut dinyatakan sebagai sedereta instrusi dalam sebuah
Bahasa pemograman computer (programming langague).
3. Komputer memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan, yakni input, memori
control, arithamtic dan output unit. Control Unit bertindak sebagai pengatur
selama sebuah program berjalan.
4. Pertama kali program disimpan di dalam memori, semua instruksi akan tetap
tersimpan dalam memori selama program berjalan. Hal tersebut berguna, bila
instruksi tertentu akan dilaksanakan berulang-ulang.
5. Instruksi-instruksi pada sebuah program dilaksanakan sesuai dengan urutan yang
dibuat. Urutan tersebut mungkin beruah bila sampai ke instruksi dengan loncatan
bersyarat (conditional branch).
6. Sekumpulan bilangan diperlukan sebagai data, dan dengan data tersebut
komputasi dilakukan.
28
7. Memori computer data dibayangan sebagi sel-sel yang berlabel. Nama variable
yang digunakan dalam sebuah Algoritma adalah label dari sel dalam memori,
sedangkan harga dari variable tersebut adalah isian dari sel dengan label yang
bersesuaian.
4.2 SARAN
Untuk itu agar sangat diperhatikan mengenai pentingnya menekuni bidang teknik
elektro terkhususnya terhadap metode numerik dalam mengatasi permasalahan dalam
bidang analisa sistem tenaga dan analisa beban yang terdapat pada jalur tranmsisi yang
disalurkan dari pembangkit ke gardu dan kemudian ke distribusi dan konsumen yang pada
bidang tersebut sejalan dengan mata kuliah yang di terapkan.
Sehingga agar terciptanya pemahaman yang lebih menarik dan mudah dimengerti
alangkah seyogiyanya pemahaman materi yang diberikan didampingi serta berdiskusi
dengan praktik untuk pengujian atau percobaan guna meihat dampak atau pengaruh dari
hasil pemahaman belajar secara teori dan pratek dan memudahkan dalam pengaplikasian
ke dunia nyata.
29
DAFTAR PUSTAKA
30