Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Metode Numerik adalah teknik-teknik tang digunakan untuk memformulasikan
masalah matematis agar dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan.Metode Numerik
dianggap penting karena dengan memakai berbagai cara dan pemodelan.
Dengan menggunakan pendekatansemacam ini,tentu setiap nilai hasil perhitungan
akan mempunyai Galat ( error ) atau nilai kesalahan.Kesalahan itu penting artinya karena
kesalahan dalam pemakaian algoritma pendekatan akan menyebabkan nilai kesalahan yang
besar,tentunya ini tidak diharapkan.Sehingga pendekatan metode numerik selalu
membahas tngkat kesalahan dan tingkat kecepatan proses yang akan terjadi.
Sebagai pelajar kita diwajibkan untuk memahami dan mampu menganalisis berbagai
permasalahan pada metode numerik agar dapat mengaplikasikannya dengan lebih baik.
Dalam tugas Critical Book Review pada mata kuliah sistem linear yang merupakan salah
satu dari keenam tugas KKNI yang mewajibkan sebagai pelajar untuk mereview atau
membandingkan dua buah buku untuk mencari keindentitasan pada masing-masing buku.
Hal tersbut berguna untuk melatih pemahaman serta erajian dalam mebandingkan berbagai
macam buku menurut karaktersitik dari buku yang direview dan untuk memenuhi salah
satu tugas pada mata kuliah ini.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana analisi masalaah atau materi yang dibahas dalam buku
sistem linier yang bertujuan sebagai bentuk pemahaman bagi para pembacanya.

1.3 MANFAAT

Kita dapat mengetahui bagaimana kaidah – kaidah yang terdapat darid ua buku yang
mendapatkan pemahaman serta analistis perbedaan dalam penyusunannya yang berguna
sebagai bentuk perbandingan dalam mencari atau menambah referensi pemahaman.

1
1.4. INDENTITAS BUKU

1. Buku Utama
a. Judul Buku : Metode Numerik
b. Penulis : Bambang Triatmodjo
c. Penerbit : Beta Offset
d. Kota Terbit : Yogyakarta
e. Tahun Terbit : 2002

2. Buku Kedua
a. Judul buku : Pengantar Metode Numerik
b. Penulis : D. Suryadi H.S.
c. Penerbit : Gunadarma
d. Kota terbit :-
e. Tahun Terbit : -

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


I. Pendahuluan
1.1 Umum
Metode numerik adalah tekni untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diinformasikan secara matematis dengan cara operaso
hitungan (aritmethic). Berbagai permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematik. Apabila
persamaan tersebut mempunyai bentuk sederhana, penyelesaiannya dapat
dilakukan secara analiti. Tetapi pada umumnya bentuk persamaan sulit
diselesaikan secara analitis, sehingga penyelesaiannya dilakukan secara numerik.
Hasil dari penyelesaian analitis atau eksak. Karena merupakan nilai pendekatan,
maka terdapat kesalahan terhadap nilai eksak. Nilai kesalahan tersebut harus
cukup kecil terhadap tingkat kesalahan yang diterapkan.
Dalam metode numerk terdapat beberapa bentuk proses hitungan atau
algoritma untuk meyelesaikan suatu tipe persamaan matematis. Hitungan
numerik dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari bentuk proses
hitungan yang paling efesien yang memerlukan waktu hitungan paling cepat.
Operasi hitungan dilakukan dengan iterasi dalam jumlah yang sangat banyak dan
berulang-ulang. Oleh karena itu diperlukan bantuan computer untuk
melaksanakan operasi hitungan tersebut. Tanpa bantuan computer metode
numerik tidak banyak memberikan manfaat.
Metode numerik sudah cukup lama dikembangkan, namun pemakaiannya
dalam permasalahan yang ada di berbagai bidang belum meluas. Hal ini
disebabkan karena pada masa tersebut alat bantu hitungan yang berupa komputer
belum banyak digunakan secara meluas. Beberapa tahun terakhir ini
perkembangan ini perkembangan kemampuan computer sangat pesar dan
harganya pun semakin terjangkau, sehingga terjadi peningkatan pemakaian
metode numerik untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Saat ini metode
numerik telah berkembang dengan pesat dan merupakan alat yang sangat ampuh
untuk meyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang. Metode numerik

3
mampu menyelesaikan suatu system persamaan yang besar, tidak linier dan
sangat kompleks yag tidak mungkin diselesaikan secara analitis.
Meskipun metode numerik banyak dikembangkan oleh para ahli matematika,
tetapi ilmu tersebutbukan hanya milik mereka. Ilmu metode numerik adalah milik
semua ahli dari berbagai bidang, seperti bidang teknik (sipil, mesin, elektro,
kimia, aeronotika, dan sebagainya), kedokteran, ekonomi, social dan bidang ilmu
lainnya. Berbagai masalah yang ada dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan
dapat digambarkan daam bentuk matematik dari berbagai fenomena yang
berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran, sungai dan laut, aliran
udara, perambatan panas, defleksi suatu plat dan balok, dan sebagainya dapat
digambarkan dalam bentuk matemati. Biasanya femomena yang berpengaruh
tersebut cukup banyak dan sangat kompleks, dan untuk menyederhanakannya
dilakukan beberapa aggapan sehingga beberapa fenomena yang kurang
berpengaruh dapat diabaikan. Meskipun telah dilakukan penyederhanaan, namu
sering persamaan tersebut tidak bias diselesaikan secara analitis. Untuk itu maka
diperlukan metode numerik untuk menyelesaikan persamaan tersebut.

1.2 Kesalahan(error)
Penyelesaian secara numeris dari suatu persamaan matematik hanya
memberikan nilai perkiraan nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis.
Berarti dalam penyelesaian numerik tersebut terdapat kesalahan terhadap nilai
eksak. Ada tiga macam kesalahan yaitu kesalahan bawaan, kesalahan pembulatan
dan kesalahan pemotongan.
Kesalahan bawaan adalah kesalahan sari nilai data. Kesalahan tersebut bisa
terjadi karena kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau
kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data
yang diukur.
Kesalahan pembulatan terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa
angka terakhir dari suatu bilangan. Kesalahan ini terjadi apabila bilangan
perkiraan digunakan untuk menggantikan bilangan eksak. Suatu bilangan
dibulatkan pada posisi ke n dengan membuat semua angka di sebelah kanan dari
posisi tersebut nol. Sedangkan angka pada posisi ke n tersebut tidak berubah atau
dinaikkan satu digit yang tergantug apakah nilai tersebut lebih kecil atau lebih
besar dari setengah dari angka posisi ke n.

4
Sebagai contoh, nilai :
8632574 dapat dibulatkan menjadi 863000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
Kesalahan pemotongan terjadi karena tidak dilakukannya hitungan sesuai
dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh suatu proses tak
terhingga diaganti dengan proses berhingga. Di dalam matematika, suatu fungsi
dapat dipresentasikan dalam bentu deret tak terhingga, misalkan

Nilai eksak dari ex diperleh apabila semua suku dari deret tersebut di
perhitungkan. Dalam praktek, sulit memperhitungkan semua suku sampai tak
terhingga. Apabila hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka
hasilnya tidak sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
diperhitungkannnya beberapa suku pertama disebut dengan kesalahan
pemotongan. Kesalahan pemotongan ini akan dijelaskan lebih mendalam dalam
Sub bab 1.4. tentang deret Taylor

1.3 Kesalahan Absolute dan Relatif


Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapt diberikan dalam
bentuk berikut ini.

𝑝 = 𝑝∗ + 𝐸𝑒

Dengan p : nilai eksak


𝑝∗ : nilai perkiraan
Ee :Kesalahan terhadap nilai eksak

Indeks e menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai eksak.


Dari bentuk persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah
perbedaan antara nilai eksak dan nilai perkiraan, yaitu :

Ee = p-p*

5
Bentuk kesalahan seperti diberikan oleh persamaan (1.1) disebut dengan
kesalahan absolute. Kesalahgan absolute tida menunjukkan besanya tingkat
kesalahan. Sebagai contoh, kesalahan satu sentimeter pada pengukuran panjang
akan sangat terasa disbanding dengan kesalahan yang sama pada pengukran
panjang jembatan.
Besarnya tingkat kesalahan dapat dinyatakan dalam bentuk kesalahan
relative, yaitu dengan membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.

𝐸𝑒
𝜀𝑒 = (1.2)
𝑝

Dengan 𝜀𝑒 adalah kesalahan relative nilai eksak


Kesalahan relative sering diberikan dalam bentuk persen seperti gambar berikut
ini :
𝐸𝑒
𝜀𝑒 = × 100% (1.3)
𝑝

Dalam Persamaan (1.1), (1.2) dan (1.3) kesalahan dibandingkan terhadap


nilai eksak. Nilai eksak tersebut hanya dapat diketahui apablia suatu fungsi bias
diselesaikan secara analitis. Dalam metode numerik, biasanya nilai tersebut tidak
diketahui. Untuk itu kesalahan dinyatakan berdaasrkan nilai perkiraan terbaik dari
nilai eksak, sehinga kesalahan mempunyai bentuk berikut
𝐸𝑎
𝜀𝑎 = × 100% (1.4)
𝑝

Dengan :
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
P* : nilai perkiraan terbaik

Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai


perkiraan (approximate value).
Di dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iterative.
Pada pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan
sebelumnya. Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelum
dan perkiraan sekarang, dan kesalahan relative diberikan oleh bentuk berikut :

6
Dengan :
𝑃∗𝑛 : nilai perkiraan pada iterasi ke n
𝑃∗𝑛+1 : nilai perkiraan pada iterasi ke n+1

1.4 Deret Taylor


1.4.1 Persamaan deret Taylor
Deret taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik, terutama penyelesaian persaman diferensial. Jika suati fungsi f(x)
diketahui di titik xi dan semua turunan dan f terhadap x diketahui pada titik
tersebut, maka dengan deret Taylor (Persamaan 1.6) dapat dinyatakan nilai f
pada titik xi+1 yang terletak pada jarak ∆x dari titik xi. Gambar 1.1 menunjukkan
perkiraan suatu fungsi dengan deret Taylor secara grafis.

Gambar 1.1 Perkiraan suatu fungsi dengan Deret Taylor


Dengan :
𝑓(𝑥𝑖 ) : fungsi di titik 𝑥𝑖
𝑓 (𝑥𝑖+1 ) : fungsi di titik 𝑥𝑖+1
𝑓 ′ , 𝑓 ′′ , … 𝑓 𝑛 : turunan pertama , kedua,…, ke n dari fungsi
∆𝑥 : langkah ruang, aitu jarak antara 𝑥𝑖 dan 𝑥𝑖+1
𝑅𝑛 : kesalahan pemotongan

7
! : operatir factorial, misalkan bentuk 3! = 1× 2 × 3; 4! = 1 ×
2×3×4
Dalam persamaan (1.6) kesalahan pemotongan Ra diberikan oleh bentuk berikut
ini.

Persamaan (1.6) yang mempunyai suku sebanyak tak terhingga akan


memberikan perkiraan nilai suatu fungsi sesuai dengan penyelesaian eksaknya.
Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku tersebut dan biasanya hanya
diperhitungkan beberap suku pertama saja.
1. Memperhitungkn saru suku pertama (order nol)
Apabila hanya diperhitungan satu suku pertama dari ruas kanan, maka
Persamaan (1,6) dapat ditulis dalam bentuk :

Pada Persamaan (1.8) yang disebut sebagai perkiraan order nol, nilai f pada
titik Xi+1 sama dengan nilai pada xi. Perkiraan tersebut adalah benar jika
fungsi yang diperkirakan adalah suatu konstan. Jika fungsi tidak konstan,
maka harus diperhitungkan suku-suku berikutnya dari seret Taylor.
2. Memperhitungkan dua suku pertama (order 1)
Bentuk deret Taylor order satu, yang memperhitungkan dua suku ertama,
dapat ditulis dalam bentuk :

Yang merupakan bentuk persamaan garis lurus (linier).


3. Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)
Deret Taylor yang memperhitunkan tiga suku pertama dari ruas kanan dapat
ditulis menjadi :

Persamaan (1.10) disebut perkiraan order dua.

1.4.2 Kesalahan pemotongan (truncation error)


Deret taylor akan memberikar perkiraan suatu fungsi dengan benar jika
semua dari deret tersebut diperhitungkan. Dalam praktek hanya beberapa suku
8
ertama saja yang diperhitungkan sehingga hasil perkiraan tidak tepat seperti
pada penyelesaian analitik. Ada kesalahan karena tidak diperhitungkannya
suku-susku terakhir dari deret Taylor. Kesalagan tersebut dengan kesalhan
pemotongan (truncation error, Rn), ang ditulis dalam bentuk :

Indeks n menunjukkan bahwa deret yang diperhitungkan adalah sampai


pada suku ke n, sedang subskrip n+1 menunjukkan bahwa kesalahan
pemotongan mempunyai order n+1. Notasi 𝑂(∆𝑥 𝑛+1 ) berarti bahwa kesalahan
pemotongan mempunyai order ∆𝑥 𝑛+1 ; atau kesalahan adalah sebandung
dengan langkah ruang pangkat n+1. Kesalahan pemotongan tersebut adalah
kecil apabila :
1. Interval ∆𝑥 adalah kecil
2. Memperhitungkan lebih banyak suku dari deret Taylor
Pada perkiraan order satu, besarnya kesalahan pemotongan adalah :

1.5 Diferensial Numerik


Diferensial numerik digunakan untuk memperkirakan bentuk diferensial
kontinyu menjadi bentuk diskret. Diferensial numerik ini banyak digunakan
untuk menyelesaikan persamaan diferensial. Bentuk tersebut dapat diturunkan
berdasar deret Taylor.
1.5.1 Diferensial turunan pertama
Deret Taylor (persamaan 1,6) dapat ditulis dalam bentuk :

atau

Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.2 dan Persamaan (1.13), turuan pertama
dari 𝑓 terhadap x dititik xi didekati oleh kemiringan garis yang melalui titik
B(𝑥𝑖 𝑓(𝑥𝑖 )) dan titik c (𝑥𝑖+1 𝑓 (𝑥𝑖+1 )).

9
Gambar 1.2. Perkiraan garis singgung suati fungsi
Bentuk diferensial dari persamaan (1.13) disebut diferensial maju order
satu. Disebut diferensial maju karena menggunakan data pada titik x i dan xi+1
untuk memeprhitungkan diferensial. Jika data yang digunakan adalah di titik x i
dan xi-1, maka disebut diferensial mundur, dan deret Taylor menjadi :

Atau

Apabila data yang digunakan untuk memperkirakan diferensial dari fungsi


adalah di titik i-1 dan xi+1, maka perkirannya disebut diferensial terpusat. Jika
Persamaan (1.6) dikurangi Persamaan (1.14) didapat :

atau

atau

Dari persamaan (1.17) terlihat bahwa kesalahan pemotogan berorder ∆𝑥 2 ;


sedang diferensial mau dan mundur berorder ∆𝑥. Untuk interval ∆𝑥 kecil, nilai
kesalahan pemotongan yang berorder 2(∆𝑥2)

10
Lebih kecil dari order 1(∆𝑥). Hal ini menunjukkan bahwa perkiraan
diferensial terpusat lebih teliti disbanding diferensial maju atau mundur.
Keadaan ini juga dapat dilihat pada Gambar 1.2. Kemiringan garis yang melalui
titik A dan C (diferensial terpusat ) hamper sama dengan kemiringan garis
singgung dari fungsi di titik xi; disbanding dengan kemiringan garis singgung
yang melalui titik A dan B (diferensial mundur) atau titik B dan C (diferensial
maju).

1.5.2 Diferensial turuan kedua


Turunan kedua dari suatu fungsi dapt diperoleh dengan menjumlahkan
Persamaan (1.6) dengan Persamaan (1.14):

atau

atau

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk diferensial (biasa ataupun
parsil) dapat diubah dalam bentuk diferensial numerik (beda hingga )

1.5.3 Diferensial turunan lebih tinggi


Dengan cara serupa seperti yang telah diberikan di depan, dapat diturunkan
diferensial turunan yang lebih tinggi seperi diberikan berikut ini .
1. Diferensial turunan ketiga :

2. Diferensial turunan keempat :

11
1.5.4 Turunan terhadap variable lain
Telah dipelajari di depan deret Taylor untuk suatu fungsi yang hanya
mengandung satu variabel bebas. Apabila fungsi mengandung lebih dari satu
variable bebas, seperti 𝑓(𝑥, 𝑦), maka bentuk deret Taylor menjadi :

Dengan cara yang sama seperti telah dijelaskan di depan, turunan pertama
terhadap x dan y berturut-turut dapat di tulis dalam bentuk (diferensial maju):

Untuk menyederhanakan penuisan, selanjutnya bentuk 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) ditulis


menjadi 𝑓𝑖,𝑗 menunjukkan komponen dalam arah sumbu x dan sumbu y. Apabila
fungsi berada dalam system tiga dimensi (system koordinat x, y, z); maka
𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑧𝑘 ) ditulis menjadi 𝑓𝑖,𝑗,𝑘 . Dengan cara seperti itu maka Persamaan
(1.22) dan (1.24) dapat ditulis menjadi :

Untuk diferensial terpusat bentuk di atas menjadi :

Dengan cara yang sama, turunan kedua terhadap x dan y dapt ditulis menjadi :

12
Gambar 1.3. menunjukkan jaringan titik hitungan untuk fungsi yang berada
dalam system koordinat x dan y ( dua dimensi)

Gambar 1.3. Jaringan titik hitungan dalam istem dua dimensi (x-y)

Seiring dijumpai permasalahan di mana suatu fungsi selain tergantung pada


ruang juga tergantung pada waktu, misalnya pada aliran tidak permanen seperti
banjir atau pasang surut dan perambatan panas. Dalam hal ini turunan fungsi
𝑓(𝑥, 𝑡) terhadap waktu (𝑡) dapat ditulis dalam bentuk

Gambar 1.4. Jaringan titik hitungan system ruang waktu (x-t)

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING


1. Algoritma komputasi dan Flowchart
1.1 Pendahuluan
Misalnya diketahui suatu persamaan linier dengan dua buah bilangannya x
dan y :
ax + by = c (1.1)
px + qy = r (1.2)
dengan a, b, c, p, q dan r tidak sama dengan nol.

13
Penyelesaian soal di atas dapat dlkakukan sebagai berikut :
Dari (1.1) diperoleh
X = (c-by)/a (1.3)
Harga x disubtitusikan ke (1.2) diperoleh
P(c – by)/a +qy = r
Atau (q-pb/a)y = r – pc/a (1.4)
Bila harga q diganti dengan harga q – pb/a, dan r dengan r – pc/a, maka diperoleh
Y = r/q
Dengan r dan q adalah harga baru dari r dan q.
Langkah-langkah di atas dapat ditulis sebagai dereta instruksi sebagai berikut :
Instruksi 1| Baca 6 buah bilangan, berturut-turut sebut sebagai
a, b, c, p, q dan r
instruksi 2 | Ganti harga q dengan q – pb/a
instruksi 3 | Ganti r dengan r – pc|a
Instruksi 4 | Bila q = 0, maka tulis “tidak ada jawaban” dan berhenti. Bila q <> 0,
maka lanjutan instruksi berikutnya
Instruksi 5 | Harga y adalah r/q
Instruksi 6 | Harga x adalah (c- by)/a
Instruksi 7| x dan y adalah jawaban
Instruksi 8 | Berhenti
Deretan instruksi lengkap sebagaimana pada contoh di atas yag digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu di sebut Algoritma.
Sebagai contoh, kita gunakan Algoritma diatas untuk menyelesaikan persamaan
linier simultan :
2x + 3y = 4
5x + 6y + 7

14
Perhatikan bahwa pada saat instruksi 2 dilaksanakan, harga q yang
sebelumnya 6 berubah menjadi -1,5. Sama halnya, bila instruksi 3 dilaksanakan,
harga r yang sebelumnya 7 berubah menjadi -3.
Harga awal dan akhir dari variable-variael pada contoh diatas ditunjukkan
oleh table di bawah ini

Kompoter dapat kita perintah untuk melaksanakan instruksi-instruksi dalam


contoh diatas.Untuk itu kita harus membuat Program dalam salah satu Bahasa
pemograman (Bahasa BASIC, PASCAL atau FORTAN). Membuat suatu
program computer tidak lain adalah mengubah Algoritma ke dalam salah satu
Program Bahasa computer.
Untuk Algoritma pada contoh diatas dapat dibuatkan Program dalam Bahasa
BASIC sebagai berikut :

Program BASIC di atas kita turunkan dari algoritma yan gsudah dibuat
sebelumnya.
Berikut ini suatu Contoh Program penyelesaian masalaha diatas, dalam Bahasa
Pascal.

15
Sebagai alternative lain, sebuah Program dapat pula dibuat berdasarka flowchart
(diagram alur). Gamvar 1.1 merupakan flowchart bagi masalah diatas.

Gambar 1.1 Flowchart

16
1.2 Garis Besar Cata Kerja Program Komputer
Dalam mengerjakan sebuah program, hubungan yang terjadi di dalam computer
sebagai berikut :

Gambar 1.2 Diagram blok dari komputer

Program dimasukkan melalui input unit, selanjutnya dari input unit di


transfer ke memori computer. Program dilaksanakan oleh komputer setelah
seluruh Program di simpan dalam memori. Constrol Unit bertindak sebagai
pengatur selama Program berjalan
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang komputer dan,
penyelesaian masalah mengguakan Komputer :
1. Kita perlu utuk merumuskan langkah demi langkah guna menyelesaikan
sebuah masalah dengan mengguanakn komputer. Langkah-langkah tersebut
berupa algoritma.
2. Selanjutnya algoritma tersebut dinyatakan sebagai sedereta instrusi dalam
sebuah Bahasa pemograman computer (programming langague).
3. Komputer memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan, yakni input,
memori control, arithamtic dan output unit. Control Unit bertindak sebagai
pengatur selama sebuah program berjalan.
4. Pertama kali program disimpan di dalam memori, semua instruksi akan tetap
tersimpan dalam memori selama program berjalan. Hal tersebut berguna, bila
instruksi tertentu akan dilaksanakan berulang-ulang.
5. Instruksi-instruksi pada sebuah program dilaksanakan sesuai dengan urutan
yang dibuat. Urutan tersebut mungkin beruah bila sampai ke instruksi dengan
loncatan bersyarat (conditional branch).
6. Sekumpulan bilangan diperlukan sebagai data, dan dengan data tersebut
komputasi dilakukan.

17
7. Memori computer data dibayangan sebagi sel-sel yang berlabel. Nama
variable yang digunakan dalam sebuah Algoritma adalah label dari sel dalam
memori, sedangkan harga dari variable tersebut adalah isian dari sel dengan
label yang bersesuaian.

1.3 Beberapa Contoh Algortima


Contoh 1.1
Barisan Fibonnaci adlaah barisan bilangan bulat : 0,1,1,2,3,5,8,13,21,34,65,
… perhatikan bahwa suku dalam barisan tersebut diperloeh dengan jalan
menjumlahkan dua buah suku sebelumnya, terlihat terdapat hubungan rekrusif
pada barisa tersebut. Jadi dapat kita buat barisa tersebut dengan langkah-langkah
:
1. Suku terdahulu = 0
2. Suku kini = 1
3. Suku barus = suku kini + suku terdahulu
4. Ganti suku terdahulu dengan suku kini
5. Ganti suku kini dengan suku baru
Jika langkah 3, 4 dn 5 diulang, maka diperlohe barisan Fibonacci tersebut.
Hal ini digambarkan oleh table dibawah ini :

Andaikan kita ingin menuliskan barisan Fibonnaci hingga dengan suku yang
berharga lebih kecil atau sama dengan 100. Algoritmanya adalalah sebagai
berikut :

18
Berikut ini program utuk pembentukan Barisan Fibonacci di atas, dalam Bahasa
BASIC.

1.4 Manipulasi Bilangan Bulat


Sejak dahulu kala orang telah tertarik terhadap berbagai macam sifat dan
tingkah laku bilangan, kususnya Bilangan bulat atau integer positif. Dengan
adanya computer, banyak “keajaiban” mengenai Bilangan dapat diketahui
manusia. Untuk pada sisia bab 1 ini, kita khusu membicarakan mengenai
Bilangan bulat dengan berbagai sifat dan manipulasinya.

19
Bilangan genap dan ganjil
Kita telah tahu bahwa suatu Bilangan bulat positif (disebut juga Bilangan
Asli atau natural number) disebut genap bila berbentuk 2n, serta disebut ganjil
bila berbentuk 2n-1, disini n adalah Bilangan Asli.
Dengan perkataan lain Bilangan genap bselalui habis dibagi 2 sedangkan
Bilangan ganjil tidak. Di dalam Bahasa BASIC kita mengenal fungsi INT (X)
yang menghasilkan bagian bulat dari x. Sebagai contoh :

Jadi untuk menentukan apakah Bilangan Asli adalah genap atau ganjil, kita
buat Program berikut

Berikut ini problem yang menyangkut Bilangan genap dan ganjil yang
disebut barisan Ullam. Ullam seorang matematikawan menduga bahwa apabila
kita mengambil sembarang Bilangan Asli, kemudian bila Bilangan tersebut
genap, ia kita bagi 2, tetapi bila ganjil ia kita kalikan 3 lalu ditambah 1, dan proses
kita ulang terus akhirnay akan tercapai hasil Bilangan 1. Sebagai contoh, jika kita
ambil Bilagan 13 aka barisa Ullam yang bersangktan adalah
13,40,20,10,,16,8,4,2,1.
Berikut ini program membentuk barisan Ullam

20
Kalau kita mengguanakan Bahasa Pascal ataupun versi BASIC yang
dilengkapi dengan MOD, ka dapat memanfaatkan MOD tersebut untuk
menetapkan apakah bilangan genap atau ganjil.
Perhatikan sebagai contoh :

Jadi jelas Bilangan N adalah genao bila N MOD 2=0 dan ganjil bila N MOD 2=1.

Triplet Phytagoras
Kita semuan telah mengenal dalil Phyhtagoras untuk sebuah segitiga siku-
siku, yakni A2+B2=C2. Di sini C adalah panjang sisi miring, A dan panjang sisi
siku-siku. Ketiga Bilangan Asli yang memenuhi dalil phytagoras dikenal sebagai
Triplet Phytagoras.
Sekarang kita akan membuat table triplet phytagoras dari Bilangan Asli
antara 1 sampai 100.
Analisa : Sebelumnya, untuk mencegah jawaban yang sama berulang dalam table
(misalnya (3,4,5) dan (4,3,5)), kita tetapkan A<B. Disini A tidak
mungkin sama dengan B karena C pasti bukan Bilangan Asli (segitiga
siku-siku sama kaki mempunyai perbandingan a:a:aV2). Jadi , A kita
ambil dari I=1 sampai 99, sementara B bergerak dari J=I+1 sampai 100.
Dalan proses kita ini terdapat 2 buah loop bersarang (nested atau
berganda). Apablia setiap kali hitungan terdapat hasil I2+J2=K2, dengan

21
K merupakan Bilangan Asli, maka diperlohe (I,J,K) adalah suatu triplet
phytagoras.
Kembali disinni fungsi INT(X) kita manfaatkan untuk menetapkan apakah K
Bilangan Asli
Flowchart Triplet Phytagoras

Berikut ini prorgamnya

Bilangan Amstrong
Bilangan yang sama dengan jumlah pangkat tiga dari digitnya dikenal
sebagai Bilangan Amstrong.
Sebagai contoh, 153 adalah Bilangan Amstrong karena
153 = 13+53+33

22
Berikut ini kita akan membuat program untuk mengasilkan Bilangan Amstring
antara 1 sampai 200.
Analisis: Kita harus memisahkan digit-digit dari Bilangan tersebut, misalnya 458
kita pisah menjadi :
4(ratusan, 5(puluhan), 8(satuan)
Kemdian dihitung apakah 43 +53+ 83 = 458 ?
Untuk memisahkan digit 8 dapat kita lakukan sebagai berikut :

Selanjutnya untuk memisahkan digit 5 :

Dan terakhir

Nilai INT = 0 ini pertanda proses pemisahan telah selesai, dengan R3 =


Q2 = 4
Flowchart Bilangan Amstrong

23
24
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN

 Buku Utama

Memiliki banyak contoh kalimat dalam menggungkapkan isi kandungan atau maksud
dari pengertian tersebut.

Memiliki tugas latihan yang membantu pemahaman dalam materi tersebut

Merangkum kandungan bacaan dalam satu paragraph yang membuat memudahkan


dalam pemahaman.

Memiliki penjelasan dan pengaplikasian serta penjelasan terkait soal-soal yang


dibahas dalam rangkuman buku tersebut.

Memiliki gambar ilustrasi grafik yang memudahkan untuk oengaplikasian program

Menjelaskan paparan materi dengan ringkasn dan cepat.

 Buku Pembanding

Memiliki pemecahan masalah yang berbeda dengan menggunakan Bahasa BASIC


akan tetapi menghasilkan hasil yang sama.

Memilki analisis metode yang digunakan saat diaplikasikan dalam sebuah program.

Mempunyai kelebihan dimana mempermudah dalam mengakses program tersebut


untuk dialankan secara konvensional.

Memiliki penjelasan yang lebih rinci dalam pemaknaan dibandingkan dengan buku
utama.

Memiliki persamaan-persamaan yang memudahkan kita dalam memahami materi.

Memiliki penjabaran materi terkait bahasa pemograman lebih teliti.

25
3.2 KELEMAHAN

 Buku Utama

Menggunakan bahasa yang telalu baku sehingga menyulitkan pembaca dalam


memahami isi kandungan atau materi yang disajikan.

Dalam pengaplikasian program sulit diakses karena minimnya sumber referensi untuk
mengakses program tersebut.

Dalam penjabaran materi kurangnya penjabaran dengan anlisa yang lebih detail
sehingga sukar dipahami.

 Buku pembanding
Tidak adanya diagram grafik hasil dari metode yang dijelaskan pada buku tersebut.
Memilki bahasa yang sedikit baku yang dapat mengakibatkannya sukar untuk
dipahami secara individu.
3.3 PERBEDAAN ANTARA DUA BUKU

Pada buku pertama nemjelaskan berbagai permecahan metode numerik dengan


menggunakan aplikasi WATFOR77 dengan memakai bahasa pemograman FORTAN
sementara pada buku kedua dlam menjalankan pengaplikasiannya memakai aplikasi
BASIC sehingga dalam pemahaman bahasa pemogramannya terlihat berbeda akan tetapi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama membahsa topik metode numerik dengan paparan
materi yang sedikit berbeda.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Tuntutan akan sumber daya manusia merupakan tutunan yang tiada habisnya di
seluruh belahan dunia. Di era revolusi 4.0 yang membuat kita berfikit untuk lebih kritis
dalam menganggapi berbagai macam hal terkhususnya dalam bidang elektro dalam
metode numerik yang sangat dibutuhkan demi menunjangnya pemahaman serta berfikir
kritis dan analisis dalam memahami beragai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat
atau dilapangan guna mendapatkan solusi yang efesien serta berguna bagi bangsa dan
negara . Adapun materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Metode numerik adalah tekni untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang


diinformasikan secara matematis dengan cara operaso hitungan (aritmethic). Berbagai
permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digambarkan
dalam bentuk persamaan matematika.
- Penyelesaian secara numeris dari suatu persamaan matematik hanya memberikan nilai
perkiraan nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis. Berarti dalam
penyelesaian numerik tersebut terdapat kesalahan terhadap nilai eksak. Ada tiga
macam kesalahan yaitu kesalahan bawaan, kesalahan pembulatan dan kesalahan
pemotongan.
- Kesalahan pembulatan terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan. Kesalahan ini terjadi apabila bilangan perkiraan
digunakan untuk menggantikan bilangan eksak. Suatu bilangan dibulatkan pada posisi
ke n dengan membuat semua angka di sebelah kanan dari posisi tersebut nol.
Sedangkan angka pada posisi ke n tersebut tidak berubah atau dinaikkan satu digit
yang tergantug apakah nilai tersebut lebih kecil atau lebih besar dari setengah dari
angka posisi ke n.

27
- Dalam mengerjakan sebuah program, hubungan yang terjadi di dalam computer
sebagai berikut :

Gambar 1.2 Diagram blok dari komputer

- Program dimasukkan melalui input unit, selanjutnya dari input unit di transfer ke
memori computer. Program dilaksanakan oleh komputer setelah seluruh Program di
simpan dalam memori. Constrol Unit bertindak sebagai pengatur selama Program
berjalan
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang komputer dan, penyelesaian
masalah mengguakan Komputer :
1. Kita perlu utuk merumuskan langkah demi langkah guna menyelesaikan sebuah
masalah dengan mengguanakn komputer. Langkah-langkah tersebut berupa
algoritma.
2. Selanjutnya algoritma tersebut dinyatakan sebagai sedereta instrusi dalam sebuah
Bahasa pemograman computer (programming langague).
3. Komputer memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan, yakni input, memori
control, arithamtic dan output unit. Control Unit bertindak sebagai pengatur
selama sebuah program berjalan.
4. Pertama kali program disimpan di dalam memori, semua instruksi akan tetap
tersimpan dalam memori selama program berjalan. Hal tersebut berguna, bila
instruksi tertentu akan dilaksanakan berulang-ulang.
5. Instruksi-instruksi pada sebuah program dilaksanakan sesuai dengan urutan yang
dibuat. Urutan tersebut mungkin beruah bila sampai ke instruksi dengan loncatan
bersyarat (conditional branch).
6. Sekumpulan bilangan diperlukan sebagai data, dan dengan data tersebut
komputasi dilakukan.

28
7. Memori computer data dibayangan sebagi sel-sel yang berlabel. Nama variable
yang digunakan dalam sebuah Algoritma adalah label dari sel dalam memori,
sedangkan harga dari variable tersebut adalah isian dari sel dengan label yang
bersesuaian.

4.2 SARAN

Untuk itu agar sangat diperhatikan mengenai pentingnya menekuni bidang teknik
elektro terkhususnya terhadap metode numerik dalam mengatasi permasalahan dalam
bidang analisa sistem tenaga dan analisa beban yang terdapat pada jalur tranmsisi yang
disalurkan dari pembangkit ke gardu dan kemudian ke distribusi dan konsumen yang pada
bidang tersebut sejalan dengan mata kuliah yang di terapkan.

Sehingga agar terciptanya pemahaman yang lebih menarik dan mudah dimengerti
alangkah seyogiyanya pemahaman materi yang diberikan didampingi serta berdiskusi
dengan praktik untuk pengujian atau percobaan guna meihat dampak atau pengaruh dari
hasil pemahaman belajar secara teori dan pratek dan memudahkan dalam pengaplikasian
ke dunia nyata.

29
DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang.2002. Metode Numerik. Yogyakarta:Beta Offset.

Suryadi H.S.D. Pengantar Metode Numerik (Seri Diktat Kuliah ). Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai