Dosen Pengampu:
Kesim Pemba
pulan hasan
Pendahuluan
Latar Belakang
Migrasi dalam konteks demografi cukup
memberikan sumbangan yang sangat besar pada
kebijakan kependudukan. Dinamika
kependudukan yang terjadi karena adanya
dinamika kelahiran, kematian, dan perpindahan
(migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam
jumlah komposisi dan pertumbuhan penduduk. Di Kabupaten Lampung Timur, migrasi
Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang penduduk terjadi disebabkan adanya faktor
sangat pesat membuat sebuah kawasan menjadipendorong dan faktor penarik masyarakat untuk
terlalu padat dan biasanya melebihi daya dukungbermigrasi ke daerah tujuan migrasi. Salah satu
kawasan tersebut. Oleh sebab itu, dilakukanlah faktor pendorong migrasi Suku Banten ke
migrasi untuk mengurangi kepadatan kawasan Lampung adalah keinginan untuk memperbaiki
Dalam studi kasus kali ini adalah migrasi yang
tersebut. sifatnya
taraf permanen,
hidup, karena
dan faktor masyarakat
penariknya suku
kesempatan
Sunda yang ada dalam penelitian ini berasal dariuntuk
daerah asal, yaitu dari
mendapatkan ProvinsidiBanten
pekerjaan daerahdan sudah
tujuan.
Rumusan Masalah
Tuj
uan
Apa yang menjadi faktor pendorong dan Mengidentifikasi faktor pendorong
faktor penarik transmigrasi? dan faktor penarik transmigrasi
Pengertian Migrasi
Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen (Tjiptoherijanto, 2009). Migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan
tempat tinggal seseorang baik secara permanen maupun semi permanen, dan tidak ada
batasan jarak bagi perubahan tempat tinggal tersebut (Lee, 2011). Beberapa studi
migrasi menyimpulkan bahwa migrasi terjadi disebabkan oleh alasan ekonomi, yaitu
untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi sehinga akan
meningkatkan kualitas hidup. Menurut Mantra (2012) migrasi adalah gerak penduduk
Interasio
Migrasi
yang melintas batas wilayah asal menuju ke wilayah tujuan
nal dengan niatan menetap.
Sebaliknya, migrasi pendudukDalam
non-permanen adalah Internal
gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain Dimensi
dengan tidak ada niatan menetap di Migrasi
daerah dengan
tujuan.
Sifat Vertikal Bentuk
Daerah Sifat Rutin
Migrasi dengan Sifat
Migrasi Horizon Migras
dalam Tidak
MigrasiSementara
dengan
tal i
Teori
Migrasi
Mantra (2008), menjelaskan terdapat beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil keputusan
untuk melakukan migrasi, diantara adalah teori kebutuhan dan stress. Kebutuhan tersebut dapat berupa
kebutuhan ekonomi, sosial, politik dan psikologi dan Tingkat mudahnya stres yaang dialami oleh individu
berbanding terbalik dengan pemenuhan kebutuhan. Apabila stres yang dialami seseorang atau di luar batas
toleransinya, maka orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di tempat kebutuhannya dapat
terpenuhi. (Mantra,2008) Lee (2006), menyatakan terdapat 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam proses migrasi
penduduk antara lain:
1.Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2.Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3.Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Todaro (2008) mengatakan,
4.Faktor-faktor seseorang
daerah akan
asal dan memutuskan
daerah tujuan untuk bermigrasi atau tidak tergantung dari present value
dari pendapatan yang dapat diperoleh dari migrasi itu positif atau negatif. Todaro mengsumsikan bahwa faktor
ekonomi merupakan faktor yang dominan sebagai pendorong orang untuk migrasi.
Mantra (2012) menjelaskan bila dilihat dari ada tidaknya
niatan untuk menetap di daerah tujuan, migrasi penduduk
dapat pula dibagi menjadi dua:
1. Migrasi penduduk permanen
2. Migrasi penduduk non-permanen
Migrasi Masuk Jenis-jenis
Migrasi Keluar
Migrasi Neto
Migrasi Bruto
Migrasi Total
Migrasi
Migrasi Internasional
Migrasi Nasional/Internal
Migrasi Sirkuler
Migrasi Ulang-alik
Dalam studi kasus kali ini adalah migrasi yang sifatnya permanen,
karena masyarakat suku Sunda yang ada dalam penelitian ini berasal
dari daerah asal, yaitu dari Provinsi Banten dan sudah menetap di Desa
Neglasari. Berikut adalah data persebaran penduduk berdasarkan suku
di Desa Neglasari, Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung
Utara:
Salah satu faktor pendorong migrasi suku banten ke lampung adalah keinginan
untuk memperbaiki taraf hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Dampak lain yang mengakibatkan penduduk Suku Sunda memperoleh pendapatan yang
rendah adalah akibat dari pertambahan jumlah penduduk di daerah asal mereka sehingga banyak
penduduk pendatang dan luas tanah yang mereka miliki semakin sempit sehingga menyebabkan
lapangan pekerjaan semakin sulit. maka dapat diketahui bahwa adanya persaingan usaha dalam
mencari pekerjaan dan sudah menyempit luas tanah yang mereka miliki di daerah asal
menyebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari tidak dapat tercukupi. Hal inilah yang mendorong penduduk Suku Sunda
bermigrasi keluar dari daerah asal mereka dan mencari derah lain yang memungkinkan dapat
terpenuhi kebutuhan hidupnya di daerah lain.
Berdasarkan data Tabel 3, dapat diketahui bahwa yang
menyebabkan migran Suku Sunda bermigrasi adalah
kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal, sebagian besar
menyatakan sulit mendapatkan pekerjaan sebanyak 32
(91,43%) kepala keluarga migran Suku Sunda. Hal ini
dikarenakan ketersediaan sumber-sumber usaha di daerah
Berdasarkan
asal data Tabelsehingga
semakin berkurang, 4, dapat mengalami
diketahui bahwa sebagian
kesulitan dalambesar
bermigrasinya
memperolehSuku Sunda ke Desa
pekerjaan.Oleh Neglasari,
karena dikarenakan
itu, kesulitan dalam oleh
adanya kesempatan
memperoleh untuk di
pekerjaan mendapatkan pekerjaan
daerah asal yang di daerah tujuan
menyebabkan
yang mudah. Sebanyak
bermigrasinya 30 (85,71%)
Suku Sunda kepala
ke Desa keluarga migran Suku
Neglasari.
Sunda menjawab kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di
daerah tujuan lebih mudah. Sedangkan bagi migran yang menjawab
sulit sebanyak 5 (14,29%) kepala keluarga yang menyatakan
kesempatan berpeluang usaha semakin sulit. Hal ini juga didukung
dengan teori Munir (1981: 120) bahwa faktor penarik penduduk
bermigrasi antara lainnya kesempatan memasuki lapangan kerja yang
cocok. Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan yang lebih
tinggi dan keadaan hidup yang lebih menyenangkan menjadi daya
tarik penduduk untuk bermigrasi. Kesempatan mendapatkan
pekerjaan disimpulkan mudah, dibuktikan dengan melihat waktu
untuk mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan yang termasuk
anak. Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa pendapatan yang
diperoleh oleh setiap kepala keluarga dari pekerjaannya rata-rata
pendapatan per kepala keluarga adalah Rp. 1.432.800 per bulan.
Pendapatan tertinggi kepala keluarga migran keseluruhan/total
perbulan diperoleh Rp. 2.200.000 dan pendapatan terendah kepala
keluarga migran keseluruhan/total Rp. 1.000.000, dari pendapatan
keseluruhan kepala keluarga migran adalah Rp. 50.150.000per bulan.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pendapatan per kepala keluarga yang diperoleh
dari pekerjaannya adalah Rp1.432.800 per bulan. Namun, lebih banyak kepala keluarga
migran yang memiliki pendapatan rendah/dibawah rata-rata dibandingkan dengan kepala
keluarga migran yang memiliki pendapatan tinggi/diatas rata-rata. Hal ini terjadi karena
kepala keluarga migran Suku Sunda hanya bekerja pada sektor pertanian saja.