Anda di halaman 1dari 17

Migrasi dan Kondisi Sosial Ekonomi

Suku Sunda di Desa Neglasari Lampung Utara

Dosen Pengampu:

Dwi Bayu Prasetya,


S.Si., M. Eng.
Yudha Rahman,
S.T., M.T
Baiq Rindang
Aprildahani, S.T.,
Disusun Oleh

Rama Sanjaya 2211716


Kevin R R H Silalahi
1
Laksono NPY 1192201
Alvin Adikhara 55
Arni Sabilla Rahmad
1192200
Safitri Rahmadhanti
91
Deborah Yohanna1192202
N.
Dinda R Putri 11
Chike Dwi Kartika1192200
20
Tinjau
an
Outline Pustak
a
Penda Studi
huluan Kasus

Kesim Pemba
pulan hasan
Pendahuluan
Latar Belakang
Migrasi dalam konteks demografi cukup
memberikan sumbangan yang sangat besar pada
kebijakan kependudukan. Dinamika
kependudukan yang terjadi karena adanya
dinamika kelahiran, kematian, dan perpindahan
(migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam
jumlah komposisi dan pertumbuhan penduduk. Di Kabupaten Lampung Timur, migrasi
Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang penduduk terjadi disebabkan adanya faktor
sangat pesat membuat sebuah kawasan menjadipendorong dan faktor penarik masyarakat untuk
terlalu padat dan biasanya melebihi daya dukungbermigrasi ke daerah tujuan migrasi. Salah satu
kawasan tersebut. Oleh sebab itu, dilakukanlah faktor pendorong migrasi Suku Banten ke
migrasi untuk mengurangi kepadatan kawasan Lampung adalah keinginan untuk memperbaiki
Dalam studi kasus kali ini adalah migrasi yang
tersebut. sifatnya
taraf permanen,
hidup, karena
dan faktor masyarakat
penariknya suku
kesempatan
Sunda yang ada dalam penelitian ini berasal dariuntuk
daerah asal, yaitu dari
mendapatkan ProvinsidiBanten
pekerjaan daerahdan sudah
tujuan.
Rumusan Masalah
Tuj
uan
 Apa yang menjadi faktor pendorong dan  Mengidentifikasi faktor pendorong
faktor penarik transmigrasi? dan faktor penarik transmigrasi

 Bagaimana kondisi demografi wilayah  Mengidentifikasi kondisi demografi


transmigrasi? wilayah transmigrasi

 Apakah kulitas hidup migran menjadi lebih  Mengidentifikasi kulitas hidup


baik atau tidak? migran
Sasaran
 Mengetahui faktor pendorong dan faktor penarik
transmigrasi

 Mengetahui kondisi demografi wilayah transmigrasi

 Mengetahui kualitas hidup migran


Tinjauan Pustaka

Pengertian Migrasi
Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen (Tjiptoherijanto, 2009). Migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan
tempat tinggal seseorang baik secara permanen maupun semi permanen, dan tidak ada
batasan jarak bagi perubahan tempat tinggal tersebut (Lee, 2011). Beberapa studi
migrasi menyimpulkan bahwa migrasi terjadi disebabkan oleh alasan ekonomi, yaitu
untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi sehinga akan
meningkatkan kualitas hidup. Menurut Mantra (2012) migrasi adalah gerak penduduk
Interasio
Migrasi
yang melintas batas wilayah asal menuju ke wilayah tujuan
nal dengan niatan menetap.
Sebaliknya, migrasi pendudukDalam
non-permanen adalah Internal
gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain Dimensi
dengan tidak ada niatan menetap di Migrasi
daerah dengan
tujuan.
Sifat Vertikal Bentuk
Daerah Sifat Rutin
Migrasi dengan Sifat
Migrasi Horizon Migras
dalam Tidak
MigrasiSementara
dengan
tal i
Teori
Migrasi

Mantra (2008), menjelaskan terdapat beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil keputusan
untuk melakukan migrasi, diantara adalah teori kebutuhan dan stress. Kebutuhan tersebut dapat berupa
kebutuhan ekonomi, sosial, politik dan psikologi dan Tingkat mudahnya stres yaang dialami oleh individu
berbanding terbalik dengan pemenuhan kebutuhan. Apabila stres yang dialami seseorang atau di luar batas
toleransinya, maka orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di tempat kebutuhannya dapat
terpenuhi. (Mantra,2008) Lee (2006), menyatakan terdapat 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam proses migrasi
penduduk antara lain:
1.Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2.Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3.Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Todaro (2008) mengatakan,
4.Faktor-faktor seseorang
daerah akan
asal dan memutuskan
daerah tujuan untuk bermigrasi atau tidak tergantung dari present value
dari pendapatan yang dapat diperoleh dari migrasi itu positif atau negatif. Todaro mengsumsikan bahwa faktor
ekonomi merupakan faktor yang dominan sebagai pendorong orang untuk migrasi.
Mantra (2012) menjelaskan bila dilihat dari ada tidaknya
niatan untuk menetap di daerah tujuan, migrasi penduduk
dapat pula dibagi menjadi dua:
1. Migrasi penduduk permanen
2. Migrasi penduduk non-permanen
 Migrasi Masuk Jenis-jenis
 Migrasi Keluar
 Migrasi Neto
 Migrasi Bruto
 Migrasi Total
Migrasi
 Migrasi Internasional
 Migrasi Nasional/Internal
 Migrasi Sirkuler
 Migrasi Ulang-alik

 Migrasi Semasa Hidup


 Migrasi Risen
 Migrasi Parsial
 Arus Migrasi
 Urbanisasi
 transmigrasi
Studi Kasus

MIGRASI SUKU SUNDA DI DESA NEGLASARI LAMPUNG UTARA

Dalam studi kasus kali ini adalah migrasi yang sifatnya permanen,
karena masyarakat suku Sunda yang ada dalam penelitian ini berasal
dari daerah asal, yaitu dari Provinsi Banten dan sudah menetap di Desa
Neglasari. Berikut adalah data persebaran penduduk berdasarkan suku
di Desa Neglasari, Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung
Utara:
Salah satu faktor pendorong migrasi suku banten ke lampung adalah keinginan
untuk memperbaiki taraf hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Faktor pendorong lainnya adalah, sulitnya mendapat


pekerjaan di daerah asal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Faktor penarik suku sunda ke Desa Neglasari adalah Kesempatan
untuk mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan. Berikut adalah
tabel untuk mengetahui kesempatan kepala keluarga migran Suku
Sunda mendapatkan pekerjaan :

Berikut adalah tabel jumlah anak yang dimilki kepala keluarga


pada tahun 2017 :
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pendapatan setiap
kepala keluarga rata-rata adalah Rp. 1.432.800 per bulan per kepala keluarga.
Pendapatan tertinggi kepala keluarga migran keseluruhan/total perbulan
diperoleh Rp. 2.200.000 dan pendapatan terendah kepala keluarga migran
keseluruhan/total Rp. 1.000.000, dari pendapatan keseluruhan kepala keluarga
migran adalah Rp. 50.150.000per bulan.
Jika dibandingkan dengan upah Minimum Regional Propinsi Lampung
Tahun 2017 yang jumlahnya Rp. 1.908.447, maka rata-rata pendapatan kepala
keluarga migran berada di bawah UMR Provinsi Lampung. Hal ini terjadi
karena kepala keluarga migran Suku Sunda hanya bekerja pada sektor
pertanian saja. Berikut adalah tabel pendapatan rata-rata yang diperoleh kepala
keluarga migran Suku Sunda di Desa Neglasari :
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat
Pembahasan bahwa penduduk yang paling banyak di Desa
Neglasari adalah Suku Sunda yaitu sebanyak
1.320 jiwa atau (84,07%). Hal inilah yang
menjadi alasan memilih Desa Neglasari sebagai
studi kasus dikarenakan masyarakat Suku
Sunda lebih mendominasi daripada suku
Berdasarkan tempat tinggal Kepala keluarga Suku Sunda
lainnya bahkan penduduk pribumi yaitu Suku
dari 4 dusun yang ada di Desa Neglasari paling
Lampung banyak berada
tidak ada di Desa Neglasari.
di Dusun tiga, yaitu sebanyak 135 kepala keluarga atau
(29,67%), sebab lokasi Dusun tiga berada di pusat kegiatan
ekonomi penduduk. Sehingga banyak penduduk asal Suku
Banten memilih untuk mendiami wilayah yang
menguntungkan bagi mereka. Persebaran para migran pada
setiap lingkungan jumlahnya bervariasi, Migran Suku Sunda
yang dimaksud dalam studi kasus kali ini adalah mereka
(Suku Sunda) yang ketika pencacahan provinsi tempat tinggal
sekarang berbeda dengan tempat kelahirannya (Lahir di
Berdasarkan data Tabel 2 dapat diketahui bahwa keinginan memperbaiki taraf hidup
merupakan salah satu faktor yang mendorong migran Suku Sunda bermigrasi ke Desa
Neglasari. Hal tersebut dibuktikan dari hasil jawaban kepala keluarga migran Suku Sunda
sebanyak 31 (88,57%) yang mengatakan bahwa keinginan untuk memperbaiki taraf hidup
menjadi faktor pendorong mereka melakukan migrasi dan 4 (11,43%) kepala keluarga
migran mengatakan bahwa keinginan memperbaiki taraf hidup bukan alasan mereka
melakukan migrasi ke Kota Bandar Lampung. pendapatan yang rendah di daerah asal
merupakan faktor pendorong migran Suku Sunda bermigrasi ke daerah yang lebih
menguntungkan bagi perekonomian keluarganya.

Dampak lain yang mengakibatkan penduduk Suku Sunda memperoleh pendapatan yang
rendah adalah akibat dari pertambahan jumlah penduduk di daerah asal mereka sehingga banyak
penduduk pendatang dan luas tanah yang mereka miliki semakin sempit sehingga menyebabkan
lapangan pekerjaan semakin sulit. maka dapat diketahui bahwa adanya persaingan usaha dalam
mencari pekerjaan dan sudah menyempit luas tanah yang mereka miliki di daerah asal
menyebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari tidak dapat tercukupi. Hal inilah yang mendorong penduduk Suku Sunda
bermigrasi keluar dari daerah asal mereka dan mencari derah lain yang memungkinkan dapat
terpenuhi kebutuhan hidupnya di daerah lain.
Berdasarkan data Tabel 3, dapat diketahui bahwa yang
menyebabkan migran Suku Sunda bermigrasi adalah
kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal, sebagian besar
menyatakan sulit mendapatkan pekerjaan sebanyak 32
(91,43%) kepala keluarga migran Suku Sunda. Hal ini
dikarenakan ketersediaan sumber-sumber usaha di daerah
Berdasarkan
asal data Tabelsehingga
semakin berkurang, 4, dapat mengalami
diketahui bahwa sebagian
kesulitan dalambesar
bermigrasinya
memperolehSuku Sunda ke Desa
pekerjaan.Oleh Neglasari,
karena dikarenakan
itu, kesulitan dalam oleh
adanya kesempatan
memperoleh untuk di
pekerjaan mendapatkan pekerjaan
daerah asal yang di daerah tujuan
menyebabkan
yang mudah. Sebanyak
bermigrasinya 30 (85,71%)
Suku Sunda kepala
ke Desa keluarga migran Suku
Neglasari.
Sunda menjawab kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di
daerah tujuan lebih mudah. Sedangkan bagi migran yang menjawab
sulit sebanyak 5 (14,29%) kepala keluarga yang menyatakan
kesempatan berpeluang usaha semakin sulit. Hal ini juga didukung
dengan teori Munir (1981: 120) bahwa faktor penarik penduduk
bermigrasi antara lainnya kesempatan memasuki lapangan kerja yang
cocok. Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan yang lebih
tinggi dan keadaan hidup yang lebih menyenangkan menjadi daya
tarik penduduk untuk bermigrasi. Kesempatan mendapatkan
pekerjaan disimpulkan mudah, dibuktikan dengan melihat waktu
untuk mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan yang termasuk
anak. Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa pendapatan yang
diperoleh oleh setiap kepala keluarga dari pekerjaannya rata-rata
pendapatan per kepala keluarga adalah Rp. 1.432.800 per bulan.
Pendapatan tertinggi kepala keluarga migran keseluruhan/total
perbulan diperoleh Rp. 2.200.000 dan pendapatan terendah kepala
keluarga migran keseluruhan/total Rp. 1.000.000, dari pendapatan
keseluruhan kepala keluarga migran adalah Rp. 50.150.000per bulan.

Berdasarkan data tabel 6 dapat diketahui bahwa lebih banyak


kepala keluarga migran yang memiliki pendapatan
rendah/dibawah rata-rata dibandingkan dengan kepala keluarga
migran yang memiliki pendapatan tinggi/diatas rata-rata. Jika
dibandingkan dengan upah Minimum Regional Propinsi Lampung
Kesimpulan Migrasi penduduk terjadi karena adanya faktor pendorong dan faktor
penarik masyarakat untuk bermigrasi ke daerah tujuan migrasi. Studi kasus yang
digunakan pada laporan ini adalah migrasi Suku Sunda di Desa Neglasari
Lampung Utara. Migrasi tersebut bersifat permanen karena masyarakat Suku
Sunda yang berasal dari Provinsi Banten menetap di Desa Neglasari, Lampung
Utara. Penduduk mayoritas di Desa Neglasari adalah Suku Sunda yaitu sebanyak
1.320 jiwa. Faktor yang mendorong migran Suku Sunda melakukan migrasi ke
Desa Neglasari adalah karena keinginan memperbaiki taraf hidup. Adanya
persaingan usaha dalam mencari pekerjaan dan menyempitnya luas tanah yang
dimiliki di daerah asal menyebabkan kesulitan mendapatkan pekerjaan sehingga
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari tidak dapat tercukupi.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pendapatan per kepala keluarga yang diperoleh
dari pekerjaannya adalah Rp1.432.800 per bulan. Namun, lebih banyak kepala keluarga
migran yang memiliki pendapatan rendah/dibawah rata-rata dibandingkan dengan kepala
keluarga migran yang memiliki pendapatan tinggi/diatas rata-rata. Hal ini terjadi karena
kepala keluarga migran Suku Sunda hanya bekerja pada sektor pertanian saja.

Anda mungkin juga menyukai